Beriman itu tidak harus percaya agama kita buatan Tuhan.

Beriman itu tidak harus percaya bhw agama kita buatan Tuhan.

kitab suci itu = massanger (pembawa pesan) dari TUHAN / RAJA..
RAJA = TUHAN.
jgn menyamakan kepercayaan penuh pada RAJA dgn percaya penuh pada massanger.
jgn samakan percaya penuh pada kekasih dg percaya penuh pada pegawai POS.

percaya pada kekasih ,adalah satu hal.
percaya pada tukang POS,adalah soal lain.

iman pada TUHAN,adalah satu hal.
percaya pada seluruh kitab suci adalah hal lain.

peraturan dan UU saja bisa mengalami penyempurnaan.
apalagi kitab suci yg tidak pernah ada DEWAN PARA SUCI yg ditunjuk utk
menentukan apakah naskah2 yg akan dimasukkan tsb suci atau tidak.

ada kepercayaan bodoh pada umat,bhw ..utk beriman pada Tuhan,
kita hrs percaya penuh pada seluruh isi kitab suci kita.

ini sangat konyol !!!
itu sama bodohnya seperti percaya penuh pd perusahaan titipan kilat (TIKI),
yg membawa ribuan pesanan, pasti sampai tujuan tanpa pernah ada cacat.

sebab TUHAN telah berfirman melalui para suci yg kemudian mengajar pada umatnya
turun temurun..secara LISAN.
Dan jauh setelah kepergian para sucilah,kemudian baru dimulai pengumpulan
naskah2 suci tsb..oleh tangan MANUSIA !!

ada juga kepercayaan bodoh,bhw meragukan adanya kesalahan dlm kitab suci
sama dgn meragukan TUHAN !
IMAN pada Tuhan tidak boleh luntur hanya krn kesalahan beberapa org dlm memasukkan
ajaran pada naskah kitab suci.

karena ga ada hujatan dan fitnah pada agama tertentu di thread ini ... jadi saya diskusi baik2

gayatri wrote:Beriman itu tidak harus percaya bhw agama kita buatan Tuhan.

kitab suci itu = massanger (pembawa pesan) dari TUHAN / RAJA..
RAJA = TUHAN.
jgn menyamakan kepercayaan penuh pada RAJA dgn percaya penuh pada massanger.
jgn samakan percaya penuh pada kekasih dg percaya penuh pada pegawai POS.

percaya pada kekasih ,adalah satu hal.
percaya pada tukang POS,adalah soal lain.

merah : isi pesannya apa ??
biru : trus gimana caranya kita bisa tau apa yang diinginkan si Raja kalau kita tidak percaya pada messenger-nya

-------------------------------------------------------------

gayatri wrote:iman pada TUHAN,adalah satu hal.
percaya pada seluruh kitab suci adalah hal lain.

peraturan dan UU saja bisa mengalami penyempurnaan.
apalagi kitab suci yg tidak pernah ada DEWAN PARA SUCI yg ditunjuk utk
menentukan apakah naskah2 yg akan dimasukkan tsb suci atau tidak.

ada kepercayaan bodoh pada umat,bhw ..utk beriman pada Tuhan,
kita hrs percaya penuh pada seluruh isi kitab suci kita.

bold : bagaimana kita bisa tau tentang Tuhan kalau kita tidak baca kitab suci (messenger) ??
ungu : sekarang para suci-nya masih ada ga ?? (itu satu)

dua ... tentang kata "dewan" atau kelompok (kumpulan) >>> "dewan" para suci ini maksudnya apa sih ??

Apakah perlu ada sebuah dewan ketika Tuhan menjadikan Adam sebagai manusia (nabi) pertama ??
Apakah perlu ada sebuah dewan ketika Tuhan memerintahkan Nuh membuat kapal ??
Apakah perlu ada sebuah dewan ketika Tuhan memberikan 10 Perintah Allah pada Musa ??

gayatri wrote:ini sangat konyol !!!
itu sama bodohnya seperti percaya penuh pd perusahaan titipan kilat (TIKI),
yg membawa ribuan pesanan, pasti sampai tujuan tanpa pernah ada cacat.

sebab TUHAN telah berfirman melalui para suci yg kemudian mengajar pada umatnya
turun temurun..secara LISAN.
Dan jauh setelah kepergian para sucilah,kemudian baru dimulai pengumpulan
naskah2 suci tsb..oleh tangan MANUSIA !!

Tuhan berfirman pada para suci >>>> trus para suci ini ngapain ?? >>> bicara pada manusia kan ??

merah : justru itu yang tidak terjadi pada era Muhammad >>> karena pengumpulan naskah2 ini dilakukan oleh manusia2 yang mendengar langsung perkataan para suci (hijau)

jadi balik ke merah >>> ya ga jauh2 banget lah setelah kepergian Muhammad (para suci) .... wong manusia2 yang menyusun kitab suci masih sama kok dengan jaman Muhammad

gayatri wrote:ada juga kepercayaan bodoh,bhw meragukan adanya kesalahan dlm kitab suci
sama dgn meragukan TUHAN !
IMAN pada Tuhan tidak boleh luntur hanya krn kesalahan beberapa org dlm memasukkan
ajaran pada naskah kitab suci.

lah ... katanya Tuahn memberi pesan dalam messenger ....
trus apa masalahnya bila memang dalam kitab suci itu tertulis semua pesan Tuhan ?

gayatri wrote:Beriman itu tidak harus percaya bhw agama kita buatan Tuhan.

kalimat pertama saja sudah salah,
iman = percaya, kalau tidak percaya= tidak iman
Yang bener kamu klau nulis, kalau g ngerti arti sebuah kata jangan dipake!

kitab suci itu = massanger (pembawa pesan) dari TUHAN / RAJA..

ini lagi g karuan... kitab itu buku kok bisa sama dengan pegawai pos

RAJA = TUHAN.

kebodohan macam apa lagi ini!
raja kok tuhan, yang benar Tuhan adalah raja segalanya.... bukannya raja yang jadi tuhan.

peraturan dan UU saja bisa mengalami penyempurnaan.
apalagi kitab suci yg tidak pernah ada DEWAN PARA SUCI yg ditunjuk utk
menentukan apakah naskah2 yg akan dimasukkan tsb suci atau tidak.

Kemaren kamu makan dodol berapa banyak?
dimana sucinya kalau tiap hari kitabnya diganti?
dewan para suci? coba dong sebutkan 1 saja usulan kamu siapa orangnya