apakah kisah syeikh abdul qadir al jaelani benar-benar terjadi
Halaman 1 dari 1 • Share
apakah kisah syeikh abdul qadir al jaelani benar-benar terjadi
Syekh Abdur Qadir Jilany adalah adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Sholih Abdulloh bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdillah bin Musa al-Hauzy bin Abdulloh al-mahdh bin Al-Hasan al mutsanna bin al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani dinisbahkan ke sebuah tempat di dekat thobristan yaitu Jiil, atau Jilan atau Kilan
Beliau lahir tahun 471 H di Jiilan dan Kemudian di masa mudanya beliau pergi ke Baghdad dan belajar dari al-Qadhy Abi Sa’d al-Mukhorromy, Ibnu ‘Aqil dll. Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu di antaranya; Abu Gholib al-Baqillany dan Abu Muhammad Ja’far as-Sirraj. Syekh ‘Izuddin bin Abdissalam mengatakan: “tidak ada seorangpun yang karomahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali syekh Abdul Qadir Jiilany”. Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry mengarang sebuah buku yang menjelaskan tentang siroh dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh baik itu berita yang benar, palsu maupun hanya cerita rekaan. Di antara cerita yang terdapat dalam buku tersebut adalah sebuah kisah yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir al-Jilany ia berkata: Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu waktu, ketika aku sedang berada dalam perjalan di sebuah gurun. Berhari-hari lamanya aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan. Tiba-tiba ada awan yang melindungiku dan turun darinya setetes air kemudian aku meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku melihat cahaya terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku, "Wahai Abdul Qodir, Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram kepadamu". Maka Abdul Qodir berkata : "Pergilah wahai engkau Syetan terkutuk". Tiba-tiba berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada suara yang mengucapkan : "Wahai Abdul Qodir, engkau telah selamat dariku (syetan) dengan amalmu dan fiqihmu". (Tarikhul Islam Lidz-Dzahaby tahun 561-570 H, Siyar A’lam an-Nubala’ 20/439-451)
Tentunya, sebagai muslim kita harus mempercayai bahwa Alloh memberikan karomah kepada orang-orang yang sholeh yang Dia kehendaki. Tetapi kita juga harus memilih mana dari cerita-cerita karomah Syeikh Abdul Qadir yang memang benar-benar sesuai dengan faktanya, sehingga tidak sampai menimbulkan pengkultusan individu yang berlebihan sampai pada derajat mendudukan beliau setingkat para nabi atau bahkan lebih. Kalau itu sampai terjadi, maka hal tersebut merupakan suatu tindakan yang tercela sebagaimana tercelanya orang Ahli Kitab karena mereka berbuat demikian
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan, dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". (QS. Al-Maidah : 77)
Oleh karena itu, untuk mengetahui mana karomah beliau yang benar-benar sesuai dengan fakta atau mana yang hasil rekaan dan bualan orang-orang yang berta’ashub kepada beliau, bacalah buku-buku siroh yang mu’tamad yang biasanya memuat riwayat orang-orang yang menceritakannya, sehingga kita bisa membedakan keduanya.
Adapun Mujizat menurut istilah adalah “Sesuatu yang di luar kebiasaan yang disertai tantangan kepada yang mengingkarinya dan tidak mungkin dapat dilawan atau dimbangi” (Mu’zam Alfadz Al-‘Aqidah hal. 394). Dan sebagimana kita ketahui mukzijat Nabi kita adalah Al-Qur’an, Ia merupakan kitab yang “luar biasa” baik dari segi susunan kata maupun makna yang terkandung di dalamnya. Karena kemukjizatannya sampai sekarang tidak ada satu hasil karaya manusia manapun yang sanggup untuk menandinginya.
Dan jika kamu dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami , buatlah satu surat yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(QS. Al-Baqoroh : 23)
Atau mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: ", maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus : 38)
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: ", maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. Hud : 13)
Sebagai muslim, tentulah kita harus meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah merupakan rujukan utama dan pegangan hidup kita. Kebahagian hidup akan kita raih kalau kita benar-benar membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Inilah salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari kemukjizatan Al-Qur’an
Beliau lahir tahun 471 H di Jiilan dan Kemudian di masa mudanya beliau pergi ke Baghdad dan belajar dari al-Qadhy Abi Sa’d al-Mukhorromy, Ibnu ‘Aqil dll. Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu di antaranya; Abu Gholib al-Baqillany dan Abu Muhammad Ja’far as-Sirraj. Syekh ‘Izuddin bin Abdissalam mengatakan: “tidak ada seorangpun yang karomahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali syekh Abdul Qadir Jiilany”. Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry mengarang sebuah buku yang menjelaskan tentang siroh dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh baik itu berita yang benar, palsu maupun hanya cerita rekaan. Di antara cerita yang terdapat dalam buku tersebut adalah sebuah kisah yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir al-Jilany ia berkata: Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu waktu, ketika aku sedang berada dalam perjalan di sebuah gurun. Berhari-hari lamanya aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan. Tiba-tiba ada awan yang melindungiku dan turun darinya setetes air kemudian aku meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku melihat cahaya terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku, "Wahai Abdul Qodir, Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram kepadamu". Maka Abdul Qodir berkata : "Pergilah wahai engkau Syetan terkutuk". Tiba-tiba berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada suara yang mengucapkan : "Wahai Abdul Qodir, engkau telah selamat dariku (syetan) dengan amalmu dan fiqihmu". (Tarikhul Islam Lidz-Dzahaby tahun 561-570 H, Siyar A’lam an-Nubala’ 20/439-451)
Tentunya, sebagai muslim kita harus mempercayai bahwa Alloh memberikan karomah kepada orang-orang yang sholeh yang Dia kehendaki. Tetapi kita juga harus memilih mana dari cerita-cerita karomah Syeikh Abdul Qadir yang memang benar-benar sesuai dengan faktanya, sehingga tidak sampai menimbulkan pengkultusan individu yang berlebihan sampai pada derajat mendudukan beliau setingkat para nabi atau bahkan lebih. Kalau itu sampai terjadi, maka hal tersebut merupakan suatu tindakan yang tercela sebagaimana tercelanya orang Ahli Kitab karena mereka berbuat demikian
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan, dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". (QS. Al-Maidah : 77)
Oleh karena itu, untuk mengetahui mana karomah beliau yang benar-benar sesuai dengan fakta atau mana yang hasil rekaan dan bualan orang-orang yang berta’ashub kepada beliau, bacalah buku-buku siroh yang mu’tamad yang biasanya memuat riwayat orang-orang yang menceritakannya, sehingga kita bisa membedakan keduanya.
Adapun Mujizat menurut istilah adalah “Sesuatu yang di luar kebiasaan yang disertai tantangan kepada yang mengingkarinya dan tidak mungkin dapat dilawan atau dimbangi” (Mu’zam Alfadz Al-‘Aqidah hal. 394). Dan sebagimana kita ketahui mukzijat Nabi kita adalah Al-Qur’an, Ia merupakan kitab yang “luar biasa” baik dari segi susunan kata maupun makna yang terkandung di dalamnya. Karena kemukjizatannya sampai sekarang tidak ada satu hasil karaya manusia manapun yang sanggup untuk menandinginya.
Dan jika kamu dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami , buatlah satu surat yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(QS. Al-Baqoroh : 23)
Atau mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: ", maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus : 38)
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: ", maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. Hud : 13)
Sebagai muslim, tentulah kita harus meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah merupakan rujukan utama dan pegangan hidup kita. Kebahagian hidup akan kita raih kalau kita benar-benar membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Inilah salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari kemukjizatan Al-Qur’an
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» tawassul syeikh abdul qadir jaelani
» FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?
» apakah kristen zaman sekarang benar-benar menegakkan hukum taurat dan injil?
» apakah setan benar-benar dibelenggu di bulan ramadhan
» Apakah kamu yakin benar-benar "berpuasa"?
» FFI : Apakah yang menemui Muhammad benar-benar Malaikat Tuhan..?
» apakah kristen zaman sekarang benar-benar menegakkan hukum taurat dan injil?
» apakah setan benar-benar dibelenggu di bulan ramadhan
» Apakah kamu yakin benar-benar "berpuasa"?
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik