Proses mualaf Natali Sarah yang cantik
Halaman 1 dari 1 • Share
Proses mualaf Natali Sarah yang cantik
Natalie Sarah : Penuh Cobaan
Menjadi Mualaf
Simak Proses Keislamannya : Bagaimana Allah
SWT telah memberikan Hidayah memperoleh
‘Keteduhan Islam’
Keinginannya untuk memeluk Islam dating dari
hati yang paling dalam. Cobaan demi cobaan
dating silih berganti, yang terberat dirasakan
ketika harus berhadapan dengan opung (nenek)
dan mengakui Islam pilihannya. Atas
pertolongan Allah semua dapat dilalui dengan
baik, termasuk ketika ia menjalani ibadah
umroh untuk pertama kali.
“Aku menjadi mualaf ketika masih sekolah,
terus terang aku masih ragu, apakah aku siap
dengan segala resikonya. Terutama berbicara
dengan mama mengenai status agamaku. Ada
perasaan takut diusir oleh keluarga, mengingat
mereka adalah Protestan yang taat banget,"
tutur Sarah yang pernah bermain dalam
sinetron Cintaku Di rumah Susun.
Terlahir sebagai anak pertama dari enam
bersaudara, memang dirasakan berat oleh
Sarah. Selain harus menjadi teladan bagi adik-
adiknya, ia pun menjadi tempat curhat dari
setiap persoalan Nurmiaty, sang mama.
Tidak mengherankan jika Sarah lebih dewasa
dibandingkan dengan anak seusianya. Terbukti
Sarah yang menghabiskan masa remajanya di
kota Bandung, yang kita ketahui anak mudanya
senang dengan pesta dan dunia malam, malah
mendapatkan hidayah di kota Kembang
tersebut.
Perkenalan Sarah dengan Islam terjadi karena
teman-teman sering mengajaknya ke Daarul
Tauhid. Menurut Sarah, dalam menyampaikan
syiar A'a Gym tidak pernah menyinggung
agama manapun, dia lebih sering menyoroti
perilaku kehidupan manusia. Itulah yang
membuat Sarah tertarik, dirinya bahkan sempat
menangis mendengar isi ceramah yang
disampaikan. "Lama-lama aku sering ikut ke
Daarul Tauhid dan bertukar pikiran dengan
teman-teman. Bulan Juni 2001 dibimbing oleh
Ust Aldo di Bandung, aku mengucapkan dua
kalimat syahadat. Selama duatahun aku masih
belum berani terang-terangan menjalani
ibadah yang diwajibkan dalam Islam," kenang
Sarah yang masih memiliki garis keturunan
Aceh dan Batak ini.
Setelah lulus dari SMKK tahun 2001, Sarah balik
Ke Jakarta, Ia sempat goyang dengan
keyakinannya yang baru, karena tidak punya
teman untuk berdiskusi. Hari Minggu jika
disuruh ke gereja Sarah selalu kabur, setiap
Natal pun ia tidak pernah ada di rumah.
Keluarga mulai curiga dengan kelakuan Sarah.
Mama adalah orang pertama yang tahu bahwa
Sarah telah memeluk Islam. "Untungnya dia
demokratis, aku harus yakin dengan pilihanku,
jangan pindah-pindah agama," kata Sarah
meniru nasihat mamanya.
Kabar Sarah telah masuk Islam sempat
terdengar oleh Opung dan bibi, namun mereka
tidak yakin apakah itu benar. "Aku dijauhi oleh
keluarga, selama puasa aku jarang ada di
rumah, lebaran pun dirayakan sendiri. Aku
belajar sholat sampai bisa, itupun aku pelajari
dari buku yang dibeli di pasar. Bacaan-bacaan
ketika sholat aku tempel di tembok, kalau ruku'
doanya ada di sajadah. Setelah sholat aku sering
nangis, mungkin Allah melihat kesungguhanku.
Mukena yang aku pakai, dibeli dari hasil kerja
menjadi figuran sinetron. Karena setelah lulus
sekolah aku tidak pernah minta uang I sama
mama," ujar gadis yang suka mendesain baju
ini.
Kemudahan Berbicara
Tahun 2004, Sarah mengaku sudah lancar
sholat bahkan ia mulai melakukan sholat-sholat
sunat, dan dirinya yakin bahwa Islam adalah
agama yang mudah serta fleksibel. Di tahun
yang sama Sarah bernazar, jika tabungan yang
dimiliki terisi karena rejeki yang Allah berikan
maka ia akan berangkat umroh, ternyata Allah
mendengar doanya. Semua keluarga kaget
mendengar keinginan Sarah, opung pun yang
selama ini paling ditakuti langsung turun
tangan. Dalam situasi yang agak tegang, Sarah
memohon kepada Allah kemudahan berbicara.
"Di depan opung dan keluarga, aku ngaku telah
memeluk Islam dan sampai mati tetap Islam.
Seandainya aku mati nanti, aku ingin dikubur
secara Islam. Jika keluarga tidak bisa
menguburkan, kasih saja jasadku kepada
teman-teman, biar mereka yang mengurusnya.
Dengan berangkat umroh semoga keyakinan
aku kepada Islam bertambah kuat. Akhirnya
semua terdiam, karena opung sudah nyerah
dengan keputusanku," tutur Sarah dengan
mata berkaca-kaca. Karena begitu beratnya
cobaan yang diterima Sarah selama ini, ketika di
tanah suci ia tidak mengalami kejadian yang
aneh-aneh, malah dirinya mendapatkan
banyak kemudahan dalam melaksanakan setiap
ibadah di sana. "Setiap hari aku selalu berdoa
untuk mama dan adik-adikku agar diberi
hidayah oleh Allah, aku ingin mereka masuk
Islam tanpa paksaan," kata Sarah yang telah
menjadi jamaah pengajian Syamsul Rizal
bersama Ineke Koesherawati.
Kurang pede
Sarah yang telah bermain disepuluh sinetron
sebenarnya bercita-cita menjadi desainer.
Honor yang diterima selama ini mulai diputar
untuk modal usaha, seperti membeli mesin
jahit dan mesin obras. Ilmu yang didapatkan
selama di bangku sekolah tidak terbuang
percuma. "Mama sangat senang dengan ideku
membuka usaha baju muslim, berarti aku tidak
menghambur-hamburkan uang," katanya yang
baru dua bulan menjalankan usaha ini di
rumah.
Menurut Sarah, pesanan baju buatannya telah
datang dari Ineke dan istri ust. Jefry Buchory,
namun ia masih kurang pede membuatnya,
takut salah selera. Kebanyakan baju yang
diproduksi Sarah modelnya casual, seperti yang
dipakai ketika menjadi bintang tamu di
beberapa stasiun televisi selama bulan
ramadhan kemarin.
Sekitar dua puluh model baju telah dibuat
Sarah, harganya pun tidak terlalu mahal. Mulai
dari motif dan bahan Sarah yang mencari
sendiri. Untuk satu baju ia hanya membutuhkan
waktu satu hari. Bahkan Sarah pernah
membuat baju yang akan dipakai adiknya pada
lomba tujuh belasan hanya dalam waktu satu
malam. Mengenai merek baju, Sarah belum
menemukan nama yang pas. Ia tidak ingin
mencantumkan nama sendiri pada setiap baju
yang dibuatnya. (amanah)
Proses Keislaman Natalie Sarah
AWALNYA sekadar ingin menyenangi hati
teman-temannya yang mengajaknya ikut hadir
dalam pengajian dan mendengar ceramah
Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym di Pesantren
Daarut Tauhid, Bandung, Jawa Barat.
Akhirnya, pertengahan tahun 2001 Natalie
Sarah tertarik untuk memeluk agama Islam.
"Saya masuk Islam karena faktor keluarga,
diajak temen hadir dalam pengajian Daarut
Tauhid, dengar ceramah Aa Gym, sampai
akhirnya mungkin mendapat hidayah untuk
memeluk Islam," jelas Sarah.
Ketika pertama kali memeluk Islam, Sarah
menganggap agama ini sangat berat. Ini
dikarenakan dia merasa kaget saat mengetahui
surat-surat yang ada di Alquran harus
dihafalnya dalam bahasa Arab bukan
Indonesia.
Berkat kemauan dan bantuan dari teman-
temannya, Sarah akhirnya bisa menghafal.
"Kalau hati kita ikhlas, belajarnya gampang,"
ungkapnya.
Namun, menjadi seorang muslimat tak
semudah membalikkan telapak tangan. Sarah
sempat terjerumus dalam kehidupan malam
ketika baru terjun ke dunia hiburan. Tahun
2004, wanita kelahiran 1 Desember 1983 ini
kembali memperdalam agama Islam. "Aku
senang kalau bisa baca Alquran," tutur Sarah
yang telah bisa membaca Alquran mesti belum
lancar.
Saat ini, wanita berhidung bangir ini berharap
bisa membaca Alquran hingga khatam. Tidak
hanya itu, jika memiliki rezeki, Sarah ingin
menunaikan ibadah haji. "Tapi sebelum naik
haji, aku ingin berbuat sesuatu yang
bermanfaat bagi mama dan adik-adikku, tutur
Sarah.
Mualaf Ngumpet-Ngumpet
Tahun ini, Sarah mengaku pengalaman
kerohaniannya makin dalam. "Alhamdulillah,
meski soal ilmu agama aku belum punya
banyak, tetapi dalam hal keimanan, aku
merasakan kemajuan yang sangat besar," ujar
Sarah yang kini rajin mengikuti pengajian.
"Sekarang, aku aktif ikut pengajian setiap Kamis
malam. Selain itu aku juga selalu ikut I Like
Monday di tempat Ustaz Jeffry, tiap Senin
malam," ujar Sarah yang pertama kali
mengenal Islam, saat bersekolah di Bandung.
"Pertama kali, karena diajak teman ikut ke
pengajian Daarut Tauhid. Kata temanku itu,
'Sar, kamu dengarin ceramah ustaz Aa Gym,
deh. Dia itu pasti bisa menenangkan hati kamu
yang kayak sekarang.'"
Saat itu, Sarah memang sedang dalam keadaan
labil dan bingung. "Keluargaku sedang dilanda
banyak sekali masalah. Kacau sekali, buntutnya
bikin kami broken home." Mengikuti saran sang
teman, Sarah yang kala itu masih duduk di
bangku SMKK pun pergi mendengarkan
ceramah Aa Gym. "Saat itu hati ini rasanya
tersentuh banget. Ceramah Aa bagus sekali."
Tiga kali Sarah mengikuti sang teman ke
pengajian. "Yang ke -4, malah aku yang
merengek-rengek mengajak mereka." Yang
unik, "Aku selalu datang setelah salat Isya.
Soalnya aku takut ketahuan belum bisa salat,"
cerita Sarah yang kala itu harus pinjam
kerudung sana-sini setiap mau ke pengajian.
"Sejak itu, aku merasa sreg dengan agama
Islam."
Sempat timbul kekhawatiran di hati Sarah. "Aku
mikir, kalau aku masuk Islam, pasti nanti
keluarga dan teman akan menjauhi." Tapi,
"Makin hari keinginan itu rasanya makin
mantap. Jadi aku berusaha menguatkan diri
dan memilih menjalani apa yang aku rasakan di
hati ini," cerita Sarah yang resmi memeluk
Islam sejak Juli 2001.
Rajin Istikharah
Kini, 5 tahun menjadi mualaf, Sarah berharap
dirinya bisa menjadi muslimah yang baik. "Aku
ingin membenahi hati ini, jadi orang yang lebih
baik," ujar Sarah yang setahun belakangan
serius belajar baca Al-Quran.
Di bulan Ramadan ini, Sarah bertekad
memantapkan pelajaran mengajinya.
"Sebisanya aku ingin setiap hari mengaji.
Lumayan repot juga sih, mengatur waktu.
Soalnya aku juga harus syuting sinetron religi
dan jadi presenter acara Ramadan, Jamaah
Syamsu Rizal yang tayang di TVRI," kisah Sarah
yang 4 hari pertama puasa kali ini, selalu
berbuka puasa di lokasi syuting.
Setiap waktu berbuka, cerita Sarah, "Seluruh
pemain dan kru diharuskan makan makanan
kecil. Setelah itu kami salat berjamaah, baru
kemudian makan bersama. Habis itu, enggak
langsung syuting, lo. Pak sutradara malah
mengajak kami Tarawih bersama. Benar-benar
ini syuting ternikmat yang pernah aku rasakan. "
Untuk sahur? "Aku selalu makan lengkap, nasi
dengan lauk pauk. Setiap hari, Mama selalu
masakin aku menu yang enak-enak dan bergizi.
Maksudnya supaya staminaku tetap oke, dan
pekerjaan lancar meski puasa," cerita Sarah
yang juga bergantung pada sang ibu soal
urusan bangun subuh untuk makan sahur.
"Wah, di rumah, yang bisa bangun subuh kan,
cuma Mama seorang," cerita Sarah yang juga
sering ditemani adik-adiknya kala makan sahur
ini. "Kadang mereka suka ikut-ikutan sahur
juga."
Satu yang mengganggu benak Sarah,
"Membayangkan Lebaran sendirian. Sudah 4
Lebaran ini aku sendirian.
Sedih aja." Untunglah 2 tahun belakangan ini
Sarah sudah punya tambatan hati yang bisa
menghibur kesedihannya, Abdullah Rizal.
Dengan pengusaha muda yang memiliki darah
Arab ini Sarah memang sudah menjalin
hubungan nyaris 2 tahun lamanya. "Kami
pacaran sejak Januari 2004."
Diakui Sarah, hubungannya dengan Rizal
memang serius. Kapan akan dilanjutkan ke
jenjang pernikahan?
"Wah, kalalu aku sih, sudah ingin sekali
menikah, karena nikah itu kan, ibadah. Rizal
juga begitu. Pemikiran ke sana sudah ada.
Keluarganya juga sudah sering bilang sama aku.
Mamaku sendiri juga sudah memberi dukungan
untuk aku menikah."
Lalu, tunggu apa lagi, Sar? "Kami ingin lebih
siap lagi secara materi. Bukannya aku merasa
kurang dengan apa yang sudah kumiliki saat ini.
Bukan. Hanya saja, saat ini aku merasa masih
punya banyak pe-er. Masih ada 3 adikku yang
harus aku biayai sekolahnya," ujar gadis yang
menjadi tulang punggung keluarga sejak sang
ayah pergi meninggalkan keluarga mereka ini.
Jadi? "Doakan saja ya, semoga aku enggak
harus menunggu lama lagi untuk menikah,"
bisik Sarah yang diam-diam kini sering
melakukan salat istikharah ini.
..
.
Menjadi Mualaf
Simak Proses Keislamannya : Bagaimana Allah
SWT telah memberikan Hidayah memperoleh
‘Keteduhan Islam’
Keinginannya untuk memeluk Islam dating dari
hati yang paling dalam. Cobaan demi cobaan
dating silih berganti, yang terberat dirasakan
ketika harus berhadapan dengan opung (nenek)
dan mengakui Islam pilihannya. Atas
pertolongan Allah semua dapat dilalui dengan
baik, termasuk ketika ia menjalani ibadah
umroh untuk pertama kali.
“Aku menjadi mualaf ketika masih sekolah,
terus terang aku masih ragu, apakah aku siap
dengan segala resikonya. Terutama berbicara
dengan mama mengenai status agamaku. Ada
perasaan takut diusir oleh keluarga, mengingat
mereka adalah Protestan yang taat banget,"
tutur Sarah yang pernah bermain dalam
sinetron Cintaku Di rumah Susun.
Terlahir sebagai anak pertama dari enam
bersaudara, memang dirasakan berat oleh
Sarah. Selain harus menjadi teladan bagi adik-
adiknya, ia pun menjadi tempat curhat dari
setiap persoalan Nurmiaty, sang mama.
Tidak mengherankan jika Sarah lebih dewasa
dibandingkan dengan anak seusianya. Terbukti
Sarah yang menghabiskan masa remajanya di
kota Bandung, yang kita ketahui anak mudanya
senang dengan pesta dan dunia malam, malah
mendapatkan hidayah di kota Kembang
tersebut.
Perkenalan Sarah dengan Islam terjadi karena
teman-teman sering mengajaknya ke Daarul
Tauhid. Menurut Sarah, dalam menyampaikan
syiar A'a Gym tidak pernah menyinggung
agama manapun, dia lebih sering menyoroti
perilaku kehidupan manusia. Itulah yang
membuat Sarah tertarik, dirinya bahkan sempat
menangis mendengar isi ceramah yang
disampaikan. "Lama-lama aku sering ikut ke
Daarul Tauhid dan bertukar pikiran dengan
teman-teman. Bulan Juni 2001 dibimbing oleh
Ust Aldo di Bandung, aku mengucapkan dua
kalimat syahadat. Selama duatahun aku masih
belum berani terang-terangan menjalani
ibadah yang diwajibkan dalam Islam," kenang
Sarah yang masih memiliki garis keturunan
Aceh dan Batak ini.
Setelah lulus dari SMKK tahun 2001, Sarah balik
Ke Jakarta, Ia sempat goyang dengan
keyakinannya yang baru, karena tidak punya
teman untuk berdiskusi. Hari Minggu jika
disuruh ke gereja Sarah selalu kabur, setiap
Natal pun ia tidak pernah ada di rumah.
Keluarga mulai curiga dengan kelakuan Sarah.
Mama adalah orang pertama yang tahu bahwa
Sarah telah memeluk Islam. "Untungnya dia
demokratis, aku harus yakin dengan pilihanku,
jangan pindah-pindah agama," kata Sarah
meniru nasihat mamanya.
Kabar Sarah telah masuk Islam sempat
terdengar oleh Opung dan bibi, namun mereka
tidak yakin apakah itu benar. "Aku dijauhi oleh
keluarga, selama puasa aku jarang ada di
rumah, lebaran pun dirayakan sendiri. Aku
belajar sholat sampai bisa, itupun aku pelajari
dari buku yang dibeli di pasar. Bacaan-bacaan
ketika sholat aku tempel di tembok, kalau ruku'
doanya ada di sajadah. Setelah sholat aku sering
nangis, mungkin Allah melihat kesungguhanku.
Mukena yang aku pakai, dibeli dari hasil kerja
menjadi figuran sinetron. Karena setelah lulus
sekolah aku tidak pernah minta uang I sama
mama," ujar gadis yang suka mendesain baju
ini.
Kemudahan Berbicara
Tahun 2004, Sarah mengaku sudah lancar
sholat bahkan ia mulai melakukan sholat-sholat
sunat, dan dirinya yakin bahwa Islam adalah
agama yang mudah serta fleksibel. Di tahun
yang sama Sarah bernazar, jika tabungan yang
dimiliki terisi karena rejeki yang Allah berikan
maka ia akan berangkat umroh, ternyata Allah
mendengar doanya. Semua keluarga kaget
mendengar keinginan Sarah, opung pun yang
selama ini paling ditakuti langsung turun
tangan. Dalam situasi yang agak tegang, Sarah
memohon kepada Allah kemudahan berbicara.
"Di depan opung dan keluarga, aku ngaku telah
memeluk Islam dan sampai mati tetap Islam.
Seandainya aku mati nanti, aku ingin dikubur
secara Islam. Jika keluarga tidak bisa
menguburkan, kasih saja jasadku kepada
teman-teman, biar mereka yang mengurusnya.
Dengan berangkat umroh semoga keyakinan
aku kepada Islam bertambah kuat. Akhirnya
semua terdiam, karena opung sudah nyerah
dengan keputusanku," tutur Sarah dengan
mata berkaca-kaca. Karena begitu beratnya
cobaan yang diterima Sarah selama ini, ketika di
tanah suci ia tidak mengalami kejadian yang
aneh-aneh, malah dirinya mendapatkan
banyak kemudahan dalam melaksanakan setiap
ibadah di sana. "Setiap hari aku selalu berdoa
untuk mama dan adik-adikku agar diberi
hidayah oleh Allah, aku ingin mereka masuk
Islam tanpa paksaan," kata Sarah yang telah
menjadi jamaah pengajian Syamsul Rizal
bersama Ineke Koesherawati.
Kurang pede
Sarah yang telah bermain disepuluh sinetron
sebenarnya bercita-cita menjadi desainer.
Honor yang diterima selama ini mulai diputar
untuk modal usaha, seperti membeli mesin
jahit dan mesin obras. Ilmu yang didapatkan
selama di bangku sekolah tidak terbuang
percuma. "Mama sangat senang dengan ideku
membuka usaha baju muslim, berarti aku tidak
menghambur-hamburkan uang," katanya yang
baru dua bulan menjalankan usaha ini di
rumah.
Menurut Sarah, pesanan baju buatannya telah
datang dari Ineke dan istri ust. Jefry Buchory,
namun ia masih kurang pede membuatnya,
takut salah selera. Kebanyakan baju yang
diproduksi Sarah modelnya casual, seperti yang
dipakai ketika menjadi bintang tamu di
beberapa stasiun televisi selama bulan
ramadhan kemarin.
Sekitar dua puluh model baju telah dibuat
Sarah, harganya pun tidak terlalu mahal. Mulai
dari motif dan bahan Sarah yang mencari
sendiri. Untuk satu baju ia hanya membutuhkan
waktu satu hari. Bahkan Sarah pernah
membuat baju yang akan dipakai adiknya pada
lomba tujuh belasan hanya dalam waktu satu
malam. Mengenai merek baju, Sarah belum
menemukan nama yang pas. Ia tidak ingin
mencantumkan nama sendiri pada setiap baju
yang dibuatnya. (amanah)
Proses Keislaman Natalie Sarah
AWALNYA sekadar ingin menyenangi hati
teman-temannya yang mengajaknya ikut hadir
dalam pengajian dan mendengar ceramah
Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym di Pesantren
Daarut Tauhid, Bandung, Jawa Barat.
Akhirnya, pertengahan tahun 2001 Natalie
Sarah tertarik untuk memeluk agama Islam.
"Saya masuk Islam karena faktor keluarga,
diajak temen hadir dalam pengajian Daarut
Tauhid, dengar ceramah Aa Gym, sampai
akhirnya mungkin mendapat hidayah untuk
memeluk Islam," jelas Sarah.
Ketika pertama kali memeluk Islam, Sarah
menganggap agama ini sangat berat. Ini
dikarenakan dia merasa kaget saat mengetahui
surat-surat yang ada di Alquran harus
dihafalnya dalam bahasa Arab bukan
Indonesia.
Berkat kemauan dan bantuan dari teman-
temannya, Sarah akhirnya bisa menghafal.
"Kalau hati kita ikhlas, belajarnya gampang,"
ungkapnya.
Namun, menjadi seorang muslimat tak
semudah membalikkan telapak tangan. Sarah
sempat terjerumus dalam kehidupan malam
ketika baru terjun ke dunia hiburan. Tahun
2004, wanita kelahiran 1 Desember 1983 ini
kembali memperdalam agama Islam. "Aku
senang kalau bisa baca Alquran," tutur Sarah
yang telah bisa membaca Alquran mesti belum
lancar.
Saat ini, wanita berhidung bangir ini berharap
bisa membaca Alquran hingga khatam. Tidak
hanya itu, jika memiliki rezeki, Sarah ingin
menunaikan ibadah haji. "Tapi sebelum naik
haji, aku ingin berbuat sesuatu yang
bermanfaat bagi mama dan adik-adikku, tutur
Sarah.
Mualaf Ngumpet-Ngumpet
Tahun ini, Sarah mengaku pengalaman
kerohaniannya makin dalam. "Alhamdulillah,
meski soal ilmu agama aku belum punya
banyak, tetapi dalam hal keimanan, aku
merasakan kemajuan yang sangat besar," ujar
Sarah yang kini rajin mengikuti pengajian.
"Sekarang, aku aktif ikut pengajian setiap Kamis
malam. Selain itu aku juga selalu ikut I Like
Monday di tempat Ustaz Jeffry, tiap Senin
malam," ujar Sarah yang pertama kali
mengenal Islam, saat bersekolah di Bandung.
"Pertama kali, karena diajak teman ikut ke
pengajian Daarut Tauhid. Kata temanku itu,
'Sar, kamu dengarin ceramah ustaz Aa Gym,
deh. Dia itu pasti bisa menenangkan hati kamu
yang kayak sekarang.'"
Saat itu, Sarah memang sedang dalam keadaan
labil dan bingung. "Keluargaku sedang dilanda
banyak sekali masalah. Kacau sekali, buntutnya
bikin kami broken home." Mengikuti saran sang
teman, Sarah yang kala itu masih duduk di
bangku SMKK pun pergi mendengarkan
ceramah Aa Gym. "Saat itu hati ini rasanya
tersentuh banget. Ceramah Aa bagus sekali."
Tiga kali Sarah mengikuti sang teman ke
pengajian. "Yang ke -4, malah aku yang
merengek-rengek mengajak mereka." Yang
unik, "Aku selalu datang setelah salat Isya.
Soalnya aku takut ketahuan belum bisa salat,"
cerita Sarah yang kala itu harus pinjam
kerudung sana-sini setiap mau ke pengajian.
"Sejak itu, aku merasa sreg dengan agama
Islam."
Sempat timbul kekhawatiran di hati Sarah. "Aku
mikir, kalau aku masuk Islam, pasti nanti
keluarga dan teman akan menjauhi." Tapi,
"Makin hari keinginan itu rasanya makin
mantap. Jadi aku berusaha menguatkan diri
dan memilih menjalani apa yang aku rasakan di
hati ini," cerita Sarah yang resmi memeluk
Islam sejak Juli 2001.
Rajin Istikharah
Kini, 5 tahun menjadi mualaf, Sarah berharap
dirinya bisa menjadi muslimah yang baik. "Aku
ingin membenahi hati ini, jadi orang yang lebih
baik," ujar Sarah yang setahun belakangan
serius belajar baca Al-Quran.
Di bulan Ramadan ini, Sarah bertekad
memantapkan pelajaran mengajinya.
"Sebisanya aku ingin setiap hari mengaji.
Lumayan repot juga sih, mengatur waktu.
Soalnya aku juga harus syuting sinetron religi
dan jadi presenter acara Ramadan, Jamaah
Syamsu Rizal yang tayang di TVRI," kisah Sarah
yang 4 hari pertama puasa kali ini, selalu
berbuka puasa di lokasi syuting.
Setiap waktu berbuka, cerita Sarah, "Seluruh
pemain dan kru diharuskan makan makanan
kecil. Setelah itu kami salat berjamaah, baru
kemudian makan bersama. Habis itu, enggak
langsung syuting, lo. Pak sutradara malah
mengajak kami Tarawih bersama. Benar-benar
ini syuting ternikmat yang pernah aku rasakan. "
Untuk sahur? "Aku selalu makan lengkap, nasi
dengan lauk pauk. Setiap hari, Mama selalu
masakin aku menu yang enak-enak dan bergizi.
Maksudnya supaya staminaku tetap oke, dan
pekerjaan lancar meski puasa," cerita Sarah
yang juga bergantung pada sang ibu soal
urusan bangun subuh untuk makan sahur.
"Wah, di rumah, yang bisa bangun subuh kan,
cuma Mama seorang," cerita Sarah yang juga
sering ditemani adik-adiknya kala makan sahur
ini. "Kadang mereka suka ikut-ikutan sahur
juga."
Satu yang mengganggu benak Sarah,
"Membayangkan Lebaran sendirian. Sudah 4
Lebaran ini aku sendirian.
Sedih aja." Untunglah 2 tahun belakangan ini
Sarah sudah punya tambatan hati yang bisa
menghibur kesedihannya, Abdullah Rizal.
Dengan pengusaha muda yang memiliki darah
Arab ini Sarah memang sudah menjalin
hubungan nyaris 2 tahun lamanya. "Kami
pacaran sejak Januari 2004."
Diakui Sarah, hubungannya dengan Rizal
memang serius. Kapan akan dilanjutkan ke
jenjang pernikahan?
"Wah, kalalu aku sih, sudah ingin sekali
menikah, karena nikah itu kan, ibadah. Rizal
juga begitu. Pemikiran ke sana sudah ada.
Keluarganya juga sudah sering bilang sama aku.
Mamaku sendiri juga sudah memberi dukungan
untuk aku menikah."
Lalu, tunggu apa lagi, Sar? "Kami ingin lebih
siap lagi secara materi. Bukannya aku merasa
kurang dengan apa yang sudah kumiliki saat ini.
Bukan. Hanya saja, saat ini aku merasa masih
punya banyak pe-er. Masih ada 3 adikku yang
harus aku biayai sekolahnya," ujar gadis yang
menjadi tulang punggung keluarga sejak sang
ayah pergi meninggalkan keluarga mereka ini.
Jadi? "Doakan saja ya, semoga aku enggak
harus menunggu lama lagi untuk menikah,"
bisik Sarah yang diam-diam kini sering
melakukan salat istikharah ini.
..
.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Proses mualaf Natali Sarah yang cantik
Natalie Sarah: Hidayat Al Fatihah
Tahun 2001 saya pernah bermimpi membaca
surat Al Fatihah dan bertemu dengan seorang
kakek memakai jubah putih. Orang yang saya
jumpai dalam mimpi itu berpesan bahwa
seandainya ketakutan, sakit atau apapun saya
disuruh membaca surat Al Fatihah.
Saya sama sekali tidak tahu apa makna Al
Fatihah walapun ketika SD saya sering
mendengar teman-teman baca surat itu. Saya
tanya kepada teman maksud mimpi saya
disuruh membaca Al Fatihah. Akhirnya saya
diberi Alquran terjemahan dan saya baca artinya
ternyata maknanya sangat mendalam. Saya tahu
bahwa Al Fatihah hanya milik umat Islam.
Mimpi itu barangkali tidak begitu mengusik
bintang sinetron Natalie Sarah, bila datang saat
ini. Hanya saja, mimpi itu mengampiri saat ia
berusia 18 tahun dan belum menjadi seorang
Muslimah. Tak lama setelah mimpi itu, ia
menjadi mualaf. Ketakutan bakal diusir dari
keluarga, dijauhi teman-teman, dan saudara
menghantuinya begitu ia mengikrarkan
memeluk Islam Juli 2001.
Gadis berdarah Aceh-Sunda kelahiran 1
Desember 1983 ini sadar, keluarganya begitu
fanatik memegang agamanya. Begitu juga
keluarga besarnya. Sangat sulit bagi mereka
untuk menerima jika salah satu anggota
keluarganya menjalani keyakinan lain.
Tapi tekadnya sudah bulat. Ia pun
memantapkan keyakinannya dalam pelukan
Islam. ''Jauh sebelum saya mengucapkan dua
kalimah syahadat untuk masuk Islam, sudah
kepikiran nantinya bakal jadi urusan keluarga.
Ternyata memang benar.
Semua mualaf mengalamai hal seperti itu,''
ujarnya, di sela-sela shooting untuk acara Jelang
Senja Ramadhan (JSR) yang dilakukan Jamaah
Syamsu Rizal (JSR) di kediaman Fahmi
Darmawansyah, Senin (3/10/2005).
Sarah menemukan Islam di usia belia. Saat itu,
rumah tangga orang tuanya di ambang
perceraian. Tak ingin kehilangan sandaran, ia
mencari pegangan hidup sendiri. Beruntung, ia
bertemu sahabat yang benar. Ia kerap mengikuti
sahabatnya mengaji di Pesantren Daarut Tauhid
yang diasuh KH Abdullah Gymnastiar. Lama-
lama, ia menemukan damai dalam Islam.
Islam yang dipelajarinya, adalah Islam yang
sejuk. Islam yang mengajarkan bagaimana
menata hati. Hal itu bertolak
belakang dengan pemahamannya sebelumnya
tentang Islam. ''Karena selama ini saya
mendengar bagaimana banyak ustadz
ceramahnya hanya mendiskreditkan agama
tertentu,'' akunya. Bahkan di hari pertama
mengaji, ia sudah menitikkan air mata. ''Ketika
itu ada segmen kembali kepada diri kita sendiri
atau merenung, saya menangis di situ. Waktu
pengajiannya malam setelah shalat Isya.''
Sarah pun ketagihan mengaji pada Aa Gym,
walaupun saat itu ia belum menjadi Muslimah.
Bahkan, saat temannya yang pertama kali
mengajak mengaji mulai jarang datang, ia tetap
bersemangat. Ia sengaja mengikuti pengajian di
malam hari. ''Takut teman-teman lain yang tahu
saya non-Muslim teriak, Sarah, elu ngapain
bukan Muslim ada di sini?''
ujarnya. Setelah sangat yakin dengan Islam, ia
pun memutuskan masuk Islam. Ia mengucapkan
dua kalimat syahadat di Bandung saat masih
duduk di bangku kelas tiga SMK, beberapa saat
menjelang kelulusan. Karena alasan takut itu, ia
pun bersyahadat secara sembunyi-sembunyi.
Hari-hari setelah menjadi Muslimah dilaluinya
dengan banyak cobaan. ''Komunitas bermain
saya sedikit-demi sedikit
berubah,'' ujarnya. Di sisi lain, ada ketakutan
yang sangat akan sikap keluarganya. Lulus SMA,
ia pindah ke Jakarta menemani ibunya,
Nurmiaty, yang sudah bercerai dengan ayahnya.
''Akhirnya, di sana saya benar-benar seperti
ayam
kehilangan induk, karena nggak ada teman.
Sementara sejumlah keluarga mama sering
datang ke rumah dan mengajak pergi
beribadat,'' ujarnya.
Sarah berusaha berkelit untuk tidak pergi
dengan berbagai alasan; malas, ketiduran, dan
sebagainya. ''Tapi, lama-
lama keluarga saya bisa curiga, kenapa ini anak?
Nanti bisa ketahuan.'' Lalu diatur lagi siasat
setiap malam Minggu
ia menginap di rumah teman. Sesekali, ia turut
ke tempat ibadat agama keluarganya. Namun ia
mengunci mulutnya sambil mengucapkan
doanya sendiri pada Allah SWT. ''Teman ada
yang menegur, 'Sar, kamu kok nggak nyanyi?'
Saya bilang, 'Itu lagu baru, saya nggak hafal.'
Dalam hati saya sibuk berzikir pada Allah.''
Ia pun selama beberapa tahun sembunyi-
sembunyi melakukan ibadah. Pernah suatu hari
tas miliknya diperiksa dan
ternyata ada buku panduan shalat di dalamnya.
Mengetahui hal ini, ia berujar, ''Buku itu milik
teman yang
ketinggalan dan saya bawa.'' Di kalangan
teman-temannya, ia tetap mengaku sebagai
pemeluk agama lamanya. Begitu pula ketika ia
memasuki dunia sinetron. ''Semua kru
menganggap saya Kristen. Tapi, ada beberapa
teman yang membocorkan bahwa saya ini sudah
masuk Islam tapi tidak mau mengaku.''
Ketika masuk waktu shalat, ia melaksanakan
shalat sendirian secara sembunyi-sembunyi
setelah pemain dan kru lain
selesai shalat. Sejak 2001 sampai memasuki
awal tahun 2003, ia beribadah secara sembunyi-
sembunyi.
Tabir mulai terbuka pertengahan tahun 2003.
Pamannya yang Muslim meninggal dunia. Sama
seperti dia, sang paman juga menyembunyikan
identitas kemuslimannya. Saat itu keluarga
besarnya hampir menguburnya sebagai seorang
Kristen, sampai ditemukan identitas yang
menunjukkan kemuslimannya. Dari kejadian
pamannya itu, Sarah seperti mendapat sindiran
dari lingkungan keluarga. ''Makanya kalau
agama itu harus jelas. Islam ya ngaku Islam,
kalau Kristen ya Kristen. Kalau seperti kejadian
ini serba tanggung jadi dikuburnya bingung,''
tandas salah seorang keluarga seakan menohok
dirinya.
Namun lagi-lagi, ia tak punya nyali untuk
mengaku telah menjadi Muslimah pada
keluarganya. Ia hanya berpesan pada
sahabatnya, ''Seandainya saya meninggal, tolong
dikuburkan secara Islam. Itu wasiat lisan kepada
teman karena soal
umur siapa yang tahu.'' Kini pertimbangannya
bukan lagi takut diusir keluarganya. Secara
ekonomi, ia sudah mapan. Ia
hanya kasihan pada mamanya, yang pasti akan
dihujat keluarga besarnya.
Ia menuturkan, tahun 2003 sebenarnya kabar
keislamannya sudah tercium media
infotainment. ''Mereka memberitakan Natalia
Sarah telah menjadi seorang mualaf,'' ujar
pemilik nama Natalia Sarah, namanya sebelum
menjadi Muslim.
Untungnya jam tayangnya pagi hari, sehingga
tak banyak orang-orang dekatnya yang tahu.
Memasuki 2004 berita itu
semakin santer. Keluarganya banyak yang tahu.
Tapi mereka diam karena beranggapan nanti
bakal balik lagi seperti
artis yang lainnya.
Namun, ''Juni 2005 saya punya keinginan kuat
berumrah. Mendengar kabar saya mau umrah,
keluarga geger. Mereka pun datang ke rumah
untuk menyidang saya,'' ujarnya. Keinginan itu
berawal dari sibuknya dia hingga jatuh sakit dan
tak berpuasa. Ia sempat pingsan sejenak dan
tiba-tiba dia merasa tengah berada di tengah
lautan manusia yang sedang berthawaf. Bahkan
sampai tersadar, bibirnya masih melafalkan
labaika Allahumma labaika. ''Sejak hari itu saya
menabung dan meniatkan berumrah.'' Ketika
hendak berangkat, Sarah menemui keluarganya
dan sempat menangis. Ia berujar lirih, ''Ya Allah,
masak saya tidak boleh untuk menginjakkan kaki
ini ke Tanah Suci-Mu.'' Kini, keluarga besarnya
sudah memahami pilihannya memeluk Islam.
Mereka menghormati. Begitu juga mama dan
adik-adiknya. Ia sungguh bersyukur. Dan pada
6 April 2007 lalu, Sarah dinikahi oleh Abdullah
Rizal. Baik Sarah dan Ijal, kini bertambah
kebahagiaan karena hadirnya si jabang bayi.
(sumber: Dokumentasi Republika)
.
http://m.republika.co.id/berita/shortlink/6946
.
Tahun 2001 saya pernah bermimpi membaca
surat Al Fatihah dan bertemu dengan seorang
kakek memakai jubah putih. Orang yang saya
jumpai dalam mimpi itu berpesan bahwa
seandainya ketakutan, sakit atau apapun saya
disuruh membaca surat Al Fatihah.
Saya sama sekali tidak tahu apa makna Al
Fatihah walapun ketika SD saya sering
mendengar teman-teman baca surat itu. Saya
tanya kepada teman maksud mimpi saya
disuruh membaca Al Fatihah. Akhirnya saya
diberi Alquran terjemahan dan saya baca artinya
ternyata maknanya sangat mendalam. Saya tahu
bahwa Al Fatihah hanya milik umat Islam.
Mimpi itu barangkali tidak begitu mengusik
bintang sinetron Natalie Sarah, bila datang saat
ini. Hanya saja, mimpi itu mengampiri saat ia
berusia 18 tahun dan belum menjadi seorang
Muslimah. Tak lama setelah mimpi itu, ia
menjadi mualaf. Ketakutan bakal diusir dari
keluarga, dijauhi teman-teman, dan saudara
menghantuinya begitu ia mengikrarkan
memeluk Islam Juli 2001.
Gadis berdarah Aceh-Sunda kelahiran 1
Desember 1983 ini sadar, keluarganya begitu
fanatik memegang agamanya. Begitu juga
keluarga besarnya. Sangat sulit bagi mereka
untuk menerima jika salah satu anggota
keluarganya menjalani keyakinan lain.
Tapi tekadnya sudah bulat. Ia pun
memantapkan keyakinannya dalam pelukan
Islam. ''Jauh sebelum saya mengucapkan dua
kalimah syahadat untuk masuk Islam, sudah
kepikiran nantinya bakal jadi urusan keluarga.
Ternyata memang benar.
Semua mualaf mengalamai hal seperti itu,''
ujarnya, di sela-sela shooting untuk acara Jelang
Senja Ramadhan (JSR) yang dilakukan Jamaah
Syamsu Rizal (JSR) di kediaman Fahmi
Darmawansyah, Senin (3/10/2005).
Sarah menemukan Islam di usia belia. Saat itu,
rumah tangga orang tuanya di ambang
perceraian. Tak ingin kehilangan sandaran, ia
mencari pegangan hidup sendiri. Beruntung, ia
bertemu sahabat yang benar. Ia kerap mengikuti
sahabatnya mengaji di Pesantren Daarut Tauhid
yang diasuh KH Abdullah Gymnastiar. Lama-
lama, ia menemukan damai dalam Islam.
Islam yang dipelajarinya, adalah Islam yang
sejuk. Islam yang mengajarkan bagaimana
menata hati. Hal itu bertolak
belakang dengan pemahamannya sebelumnya
tentang Islam. ''Karena selama ini saya
mendengar bagaimana banyak ustadz
ceramahnya hanya mendiskreditkan agama
tertentu,'' akunya. Bahkan di hari pertama
mengaji, ia sudah menitikkan air mata. ''Ketika
itu ada segmen kembali kepada diri kita sendiri
atau merenung, saya menangis di situ. Waktu
pengajiannya malam setelah shalat Isya.''
Sarah pun ketagihan mengaji pada Aa Gym,
walaupun saat itu ia belum menjadi Muslimah.
Bahkan, saat temannya yang pertama kali
mengajak mengaji mulai jarang datang, ia tetap
bersemangat. Ia sengaja mengikuti pengajian di
malam hari. ''Takut teman-teman lain yang tahu
saya non-Muslim teriak, Sarah, elu ngapain
bukan Muslim ada di sini?''
ujarnya. Setelah sangat yakin dengan Islam, ia
pun memutuskan masuk Islam. Ia mengucapkan
dua kalimat syahadat di Bandung saat masih
duduk di bangku kelas tiga SMK, beberapa saat
menjelang kelulusan. Karena alasan takut itu, ia
pun bersyahadat secara sembunyi-sembunyi.
Hari-hari setelah menjadi Muslimah dilaluinya
dengan banyak cobaan. ''Komunitas bermain
saya sedikit-demi sedikit
berubah,'' ujarnya. Di sisi lain, ada ketakutan
yang sangat akan sikap keluarganya. Lulus SMA,
ia pindah ke Jakarta menemani ibunya,
Nurmiaty, yang sudah bercerai dengan ayahnya.
''Akhirnya, di sana saya benar-benar seperti
ayam
kehilangan induk, karena nggak ada teman.
Sementara sejumlah keluarga mama sering
datang ke rumah dan mengajak pergi
beribadat,'' ujarnya.
Sarah berusaha berkelit untuk tidak pergi
dengan berbagai alasan; malas, ketiduran, dan
sebagainya. ''Tapi, lama-
lama keluarga saya bisa curiga, kenapa ini anak?
Nanti bisa ketahuan.'' Lalu diatur lagi siasat
setiap malam Minggu
ia menginap di rumah teman. Sesekali, ia turut
ke tempat ibadat agama keluarganya. Namun ia
mengunci mulutnya sambil mengucapkan
doanya sendiri pada Allah SWT. ''Teman ada
yang menegur, 'Sar, kamu kok nggak nyanyi?'
Saya bilang, 'Itu lagu baru, saya nggak hafal.'
Dalam hati saya sibuk berzikir pada Allah.''
Ia pun selama beberapa tahun sembunyi-
sembunyi melakukan ibadah. Pernah suatu hari
tas miliknya diperiksa dan
ternyata ada buku panduan shalat di dalamnya.
Mengetahui hal ini, ia berujar, ''Buku itu milik
teman yang
ketinggalan dan saya bawa.'' Di kalangan
teman-temannya, ia tetap mengaku sebagai
pemeluk agama lamanya. Begitu pula ketika ia
memasuki dunia sinetron. ''Semua kru
menganggap saya Kristen. Tapi, ada beberapa
teman yang membocorkan bahwa saya ini sudah
masuk Islam tapi tidak mau mengaku.''
Ketika masuk waktu shalat, ia melaksanakan
shalat sendirian secara sembunyi-sembunyi
setelah pemain dan kru lain
selesai shalat. Sejak 2001 sampai memasuki
awal tahun 2003, ia beribadah secara sembunyi-
sembunyi.
Tabir mulai terbuka pertengahan tahun 2003.
Pamannya yang Muslim meninggal dunia. Sama
seperti dia, sang paman juga menyembunyikan
identitas kemuslimannya. Saat itu keluarga
besarnya hampir menguburnya sebagai seorang
Kristen, sampai ditemukan identitas yang
menunjukkan kemuslimannya. Dari kejadian
pamannya itu, Sarah seperti mendapat sindiran
dari lingkungan keluarga. ''Makanya kalau
agama itu harus jelas. Islam ya ngaku Islam,
kalau Kristen ya Kristen. Kalau seperti kejadian
ini serba tanggung jadi dikuburnya bingung,''
tandas salah seorang keluarga seakan menohok
dirinya.
Namun lagi-lagi, ia tak punya nyali untuk
mengaku telah menjadi Muslimah pada
keluarganya. Ia hanya berpesan pada
sahabatnya, ''Seandainya saya meninggal, tolong
dikuburkan secara Islam. Itu wasiat lisan kepada
teman karena soal
umur siapa yang tahu.'' Kini pertimbangannya
bukan lagi takut diusir keluarganya. Secara
ekonomi, ia sudah mapan. Ia
hanya kasihan pada mamanya, yang pasti akan
dihujat keluarga besarnya.
Ia menuturkan, tahun 2003 sebenarnya kabar
keislamannya sudah tercium media
infotainment. ''Mereka memberitakan Natalia
Sarah telah menjadi seorang mualaf,'' ujar
pemilik nama Natalia Sarah, namanya sebelum
menjadi Muslim.
Untungnya jam tayangnya pagi hari, sehingga
tak banyak orang-orang dekatnya yang tahu.
Memasuki 2004 berita itu
semakin santer. Keluarganya banyak yang tahu.
Tapi mereka diam karena beranggapan nanti
bakal balik lagi seperti
artis yang lainnya.
Namun, ''Juni 2005 saya punya keinginan kuat
berumrah. Mendengar kabar saya mau umrah,
keluarga geger. Mereka pun datang ke rumah
untuk menyidang saya,'' ujarnya. Keinginan itu
berawal dari sibuknya dia hingga jatuh sakit dan
tak berpuasa. Ia sempat pingsan sejenak dan
tiba-tiba dia merasa tengah berada di tengah
lautan manusia yang sedang berthawaf. Bahkan
sampai tersadar, bibirnya masih melafalkan
labaika Allahumma labaika. ''Sejak hari itu saya
menabung dan meniatkan berumrah.'' Ketika
hendak berangkat, Sarah menemui keluarganya
dan sempat menangis. Ia berujar lirih, ''Ya Allah,
masak saya tidak boleh untuk menginjakkan kaki
ini ke Tanah Suci-Mu.'' Kini, keluarga besarnya
sudah memahami pilihannya memeluk Islam.
Mereka menghormati. Begitu juga mama dan
adik-adiknya. Ia sungguh bersyukur. Dan pada
6 April 2007 lalu, Sarah dinikahi oleh Abdullah
Rizal. Baik Sarah dan Ijal, kini bertambah
kebahagiaan karena hadirnya si jabang bayi.
(sumber: Dokumentasi Republika)
.
http://m.republika.co.id/berita/shortlink/6946
.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Proses mualaf Natali Sarah yang cantik
patut dicontoh
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Proses mualaf Natali Sarah yang cantik
sudah cantik, smart pula
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Proses mualaf Natali Sarah yang cantik
mau ganti nama gak yah
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Similar topics
» [yang bisa terkait!!!ibadah yang dengan bahasa jawa!!!dan bahasa jawanya bagus!!!cantik lagi yang khotbah] GKJ Wonosari Gunungkidul
» bagi yang memiliki pasangan suami/istri mualaf
» Anak Pendeta yang Mualaf dan menjadi Penghafal Quran
» banyak kristen yang jadi mualaf setelah lihat video ini
» (lagu rohani)[JANGAN-SERAP-dengan-cara-pandang-yang-egosentris-!!!!!!!] Sarah Juers - Anchor
» bagi yang memiliki pasangan suami/istri mualaf
» Anak Pendeta yang Mualaf dan menjadi Penghafal Quran
» banyak kristen yang jadi mualaf setelah lihat video ini
» (lagu rohani)[JANGAN-SERAP-dengan-cara-pandang-yang-egosentris-!!!!!!!] Sarah Juers - Anchor
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik