kumpulan berita : baca qoran dengan langgam Jawa
Halaman 1 dari 1 • Share
kumpulan berita : baca qoran dengan langgam Jawa
http://politik.rmol.co/read/2015/05/18/203043/Dosen-Ilmu-Tafsir-UIN-Jakarta:-Tak-Masalah-Baca-Al-Quran-Pakai-Langgam-Jawa-
RMOL. Polemik membaca al-Quran dengan langgam Jawa muncul setelah bacaan tersebut dikumandangkan di Istana Negara saat peringatan Isra' Mi'raj Jumat (15/5) pekan lalu.
Dosen Ilmu Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jauhar Azizy berpendapat tidak ada persoalan membaca al-Quran dengan langgam Jawa atau sejenisnya.
"Itu sah selama memperhatikan hukum bacaan semestinya, makhraj (artikulasi huruf) dan tajwidnya (panjang-pendeknya)," papar Jauhar di Jakarta, Senin (18/5).
Lebih lanjut menurut alumnus Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember, Jawa Timur ini, cara membaca al-Qur'an yang selama ini populer dilantunkan merupakan hasil dari seni budaya masyarakat tertentu yakni di Parsi, Iran.
"Kemudian berkembang dan terangkum dalam tujuh seni membaca al-Qur'an,yakni Bayati, Nahawand, Shaba,Rast, Sika,Hijaz, dan Jiharka," urai Jauhar.
Kandidat Doktor Ilmu Tafisr UIN Syarif Hidayatullah Jakata ini menambahkan, dalam ketujuh jenis itu terdapat tingkatan dan variasi nada yang berbeda-beda.[wid]
Merdeka.com - Setiap tahun peringatan Isra Miraj diperingati oleh presiden dan jajarannya di Istana Negara. Lantunan ayat suci pun selalu membuka gelaran acara memperingati naiknya Rasulullah ke langit ketujuh.
Namun di tahun ini ada yang berbeda, surah An Najm ayat 1-15 yang dilantunkan oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Yasser Arafat menjadi buah bibir di media sosial. Ya, Yasser tidak membaca surah tersebut seperti pada umumnya qari-qari (pembaca Alquran) membaca ayat suci, dengan suara merdu Yasser memasukkan Israma atau langgam (Israma) Jawa di dalam pembacaanya.
Beberapa tetap berpendapat hal tersebut diperbolehkan, namun banyak juga yang mengatakan hal itu menyalahi ilmu tajwid. Bagi yang menolak, mereka merujuk pada hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh imam Al Baihaqi dan imam At Tabharani RA.
"Bacalah Alquran sesuai dengan cara dan suara orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelahku melagukan Alquran seperti nyanyian dan rahbaniah (membaca tanpa tadabbur) dan nyanyian. Suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka (tidak dapat meresap ke dalam hati). Hati mereka dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar dari jalan yang lurus),".
Terus dipertanyakan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin angkat suara. "Tujuan pembacaan Alquran dengan langgam Jawa adalah menjaga dan memelihara tradisi Nusantara dalam menyebarluaskan ajaran Islam di tanah air," kata Lukman melalui akun Twitter resminya, Minggu (17/5).
Bahkan dia mengakui bahwa tilawah langgam Jawa tersebut adalah idenya. Dia mengklarifikasi ini, karena banyak yang menyalahkan Jokowi atas adanya tilawah versi Jawa.
"Pembacaan Alquran dengan langgam Jawa pada Peringatan Isra MIsraj di Istana Negara sepenuhnya ide saya, sama sekali bukan kehendak Presiden RI," cuitnya lagi.
Dia pun berargumen pemakaian langgam Jawa pada acara Isra MIsraj ada alasannya. "Kenapa langgam Jawa yang ditampilkan? Karena saya belum menemukan langgam daerah lain yang tajwidnya baik," tuturnya melalui akun Twitter.
Oleh karena itu, dia meminta publik untuk merekomendasikan langgam lain yang mempunyai unsur tajwid bagus, "Bila ada, tolong kirim rekamannya," pintanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin mengaku belum mendengar langsung tilawah yang dibacakan qari Yasser Arafat Surah An Najm ayat 1-15. Namun, dia menilai biasanya tidak ada yang salah dengan penggunaan langgam Jawa saat membaca Alquran.
"Enggak masalah asal tajwid tetap harus dijaga kalau lagu enggak masalah," ucap dia singkat.
Debat ulama boleh tidaknya Alquran dibaca dengan langgam Jawa
Merdeka.com -
Sementara mantan Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar menilai, inti permasalahan ini terletak pada belum terbiasanya masyarakat mendengar langgam Jawa yang digunakan untuk membaca Alquran.
"Menurut saya larangannya tidak ada, tapi hanya masyarakat saja yang belum terbiasa. Namun karena ini disiarkan secara nasional, makanya jadi kontroversi. Saya takutnya mengganggu telinga masyarakat. Karena masyarakat Indonesia itu kalau soal agama itu sensitif," terang Nasaruddin ketika dihubungi, Senin (18/5).
Nasaruddin sendiri mengaku belum melihat video tersebut. Namun sejak munculnya pemberitaan pembacaan Alquran di Istana, kemarin, banyak yang mengiriminya pesan yang memberitahu bahwa hal itu menimbulkan kontroversi.
Lebih lanjut Nasaruddin menjelaskan langgam Jawa atau langgam yang lain adalah cara pelantunan dari budaya masyarakat setempat. Selama tidak merusak tajwid, intonasi, maupun makna dari Alquran itu sendiri, maka penggunaan langgam Jawa tersebut tidak dilarang.
"Saya sebenarnya belum mendengar secara langsung soal langgam Jawa itu. Sebetulnya sepanjang tidak ada yang dirusak tidak ada kontroversinya. Tapi kalau sampai mengganggu tajwid, penekanan, atau intonasi dari lantunan arabnya sendiri itu bisa bermasalah," imbuhnya.
Dia menambahkan, Kementerian Agama sebelumnya harus mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai penggunaan langgam Jawa ini. Sebab menurutnya, langgam ini memberikan nilai tersendiri dalam Alquran
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/mui-baca-al-quran-langgam-jawa-di-istana-negara-itu-konyol-dan-memalukan.htm
MUI: Baca Al-Quran Langgam Jawa di Istana Negara Itu Konyol dan Memalukan
Eramuslim.com – Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.
Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Menurutnya, dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.
Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. “Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan,” papar Tengku seperti dilansir ROL (17/5).
Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia.
“Lagunya yang sudah disepakati para Qurra’ tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami,” tuturnya.
Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. “Hal itu tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang,” ucap Tengku.(rz)
RMOL. Polemik membaca al-Quran dengan langgam Jawa muncul setelah bacaan tersebut dikumandangkan di Istana Negara saat peringatan Isra' Mi'raj Jumat (15/5) pekan lalu.
Dosen Ilmu Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jauhar Azizy berpendapat tidak ada persoalan membaca al-Quran dengan langgam Jawa atau sejenisnya.
"Itu sah selama memperhatikan hukum bacaan semestinya, makhraj (artikulasi huruf) dan tajwidnya (panjang-pendeknya)," papar Jauhar di Jakarta, Senin (18/5).
Lebih lanjut menurut alumnus Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember, Jawa Timur ini, cara membaca al-Qur'an yang selama ini populer dilantunkan merupakan hasil dari seni budaya masyarakat tertentu yakni di Parsi, Iran.
"Kemudian berkembang dan terangkum dalam tujuh seni membaca al-Qur'an,yakni Bayati, Nahawand, Shaba,Rast, Sika,Hijaz, dan Jiharka," urai Jauhar.
Kandidat Doktor Ilmu Tafisr UIN Syarif Hidayatullah Jakata ini menambahkan, dalam ketujuh jenis itu terdapat tingkatan dan variasi nada yang berbeda-beda.[wid]
Merdeka.com - Setiap tahun peringatan Isra Miraj diperingati oleh presiden dan jajarannya di Istana Negara. Lantunan ayat suci pun selalu membuka gelaran acara memperingati naiknya Rasulullah ke langit ketujuh.
Namun di tahun ini ada yang berbeda, surah An Najm ayat 1-15 yang dilantunkan oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Yasser Arafat menjadi buah bibir di media sosial. Ya, Yasser tidak membaca surah tersebut seperti pada umumnya qari-qari (pembaca Alquran) membaca ayat suci, dengan suara merdu Yasser memasukkan Israma atau langgam (Israma) Jawa di dalam pembacaanya.
Beberapa tetap berpendapat hal tersebut diperbolehkan, namun banyak juga yang mengatakan hal itu menyalahi ilmu tajwid. Bagi yang menolak, mereka merujuk pada hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh imam Al Baihaqi dan imam At Tabharani RA.
"Bacalah Alquran sesuai dengan cara dan suara orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelahku melagukan Alquran seperti nyanyian dan rahbaniah (membaca tanpa tadabbur) dan nyanyian. Suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka (tidak dapat meresap ke dalam hati). Hati mereka dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar dari jalan yang lurus),".
Terus dipertanyakan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin angkat suara. "Tujuan pembacaan Alquran dengan langgam Jawa adalah menjaga dan memelihara tradisi Nusantara dalam menyebarluaskan ajaran Islam di tanah air," kata Lukman melalui akun Twitter resminya, Minggu (17/5).
Bahkan dia mengakui bahwa tilawah langgam Jawa tersebut adalah idenya. Dia mengklarifikasi ini, karena banyak yang menyalahkan Jokowi atas adanya tilawah versi Jawa.
"Pembacaan Alquran dengan langgam Jawa pada Peringatan Isra MIsraj di Istana Negara sepenuhnya ide saya, sama sekali bukan kehendak Presiden RI," cuitnya lagi.
Dia pun berargumen pemakaian langgam Jawa pada acara Isra MIsraj ada alasannya. "Kenapa langgam Jawa yang ditampilkan? Karena saya belum menemukan langgam daerah lain yang tajwidnya baik," tuturnya melalui akun Twitter.
Oleh karena itu, dia meminta publik untuk merekomendasikan langgam lain yang mempunyai unsur tajwid bagus, "Bila ada, tolong kirim rekamannya," pintanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin mengaku belum mendengar langsung tilawah yang dibacakan qari Yasser Arafat Surah An Najm ayat 1-15. Namun, dia menilai biasanya tidak ada yang salah dengan penggunaan langgam Jawa saat membaca Alquran.
"Enggak masalah asal tajwid tetap harus dijaga kalau lagu enggak masalah," ucap dia singkat.
Debat ulama boleh tidaknya Alquran dibaca dengan langgam Jawa
Merdeka.com -
Sementara mantan Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar menilai, inti permasalahan ini terletak pada belum terbiasanya masyarakat mendengar langgam Jawa yang digunakan untuk membaca Alquran.
"Menurut saya larangannya tidak ada, tapi hanya masyarakat saja yang belum terbiasa. Namun karena ini disiarkan secara nasional, makanya jadi kontroversi. Saya takutnya mengganggu telinga masyarakat. Karena masyarakat Indonesia itu kalau soal agama itu sensitif," terang Nasaruddin ketika dihubungi, Senin (18/5).
Nasaruddin sendiri mengaku belum melihat video tersebut. Namun sejak munculnya pemberitaan pembacaan Alquran di Istana, kemarin, banyak yang mengiriminya pesan yang memberitahu bahwa hal itu menimbulkan kontroversi.
Lebih lanjut Nasaruddin menjelaskan langgam Jawa atau langgam yang lain adalah cara pelantunan dari budaya masyarakat setempat. Selama tidak merusak tajwid, intonasi, maupun makna dari Alquran itu sendiri, maka penggunaan langgam Jawa tersebut tidak dilarang.
"Saya sebenarnya belum mendengar secara langsung soal langgam Jawa itu. Sebetulnya sepanjang tidak ada yang dirusak tidak ada kontroversinya. Tapi kalau sampai mengganggu tajwid, penekanan, atau intonasi dari lantunan arabnya sendiri itu bisa bermasalah," imbuhnya.
Dia menambahkan, Kementerian Agama sebelumnya harus mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai penggunaan langgam Jawa ini. Sebab menurutnya, langgam ini memberikan nilai tersendiri dalam Alquran
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/mui-baca-al-quran-langgam-jawa-di-istana-negara-itu-konyol-dan-memalukan.htm
MUI: Baca Al-Quran Langgam Jawa di Istana Negara Itu Konyol dan Memalukan
Eramuslim.com – Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.
Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Menurutnya, dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.
Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. “Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan,” papar Tengku seperti dilansir ROL (17/5).
Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia.
“Lagunya yang sudah disepakati para Qurra’ tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami,” tuturnya.
Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. “Hal itu tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang,” ucap Tengku.(rz)
Cain3rd- SERSAN MAYOR
-
Age : 25
Posts : 397
Kepercayaan : Lain-lain
Location : The DEVIL'S den
Join date : 08.04.15
Reputation : 0
Similar topics
» Wow! Merdunya Adzan dengan Langgam Jawa
» Adzan dengan langgam Jawa, Masyaallah merdunya !!
» [VIDEO] Pendapat Qori Internasional KH Muammar ZA mengenai Bacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa dan Sunda
» Adzan Langgam Jawa
» Adzan Langgam Jawa
» Adzan dengan langgam Jawa, Masyaallah merdunya !!
» [VIDEO] Pendapat Qori Internasional KH Muammar ZA mengenai Bacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa dan Sunda
» Adzan Langgam Jawa
» Adzan Langgam Jawa
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik