giliran terpidana mati narkoba, PGI bilang Hukuman mati itu tidak manusiawi.....

First topic message reminder :

Pernyataan Sikap PGI Mengenai Hukuman Mati


ILUSTRASI : Satuan regu tembak yang siap melaksanakan eksekusi hukuman mati 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) memberikan pandangan mengenai hukuman mati terhadap sejumlah orang yang telah diberlakukan di Indonesia.
Pandangan dan sikap PGI tersebut sudah disampaikan kepada Presiden RI dalam bentuk surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat Lebang, dan Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th. Berikut pandangan PGI.
PGI juga mengirimkan rilis melalui Jeirry Sumampow, S.Th, Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI kepada Tribunnews.com dengan lima pernyataan sikap. Lima pernyataan sikap tersebut adalah:
1. Hukuman mati menodai rasa kemanusiaan dan keadilan dan karena itu bertentangan dengan hakekat kehidupan yang diberikan Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara Kehidupan. Hukuman mati tak lagi memberikan ruang bagi orang untuk melakukan perbaikan diri atau pertobatan. Karena itu, maka kami menolak adanya pemberlakukan hukuman mati sebagai bentuk hukuman terhadap kejahatan.
2. Agar Bapak Presiden RI lebih bijaksana dalam mempertimbangkan kembali rencana eksekusi hukuman mati yang rencananya akan dilaksanakan beberapa hari ke depan. Kami berdoa agar Bapak Presiden tetap konsisten menerapkan konstitusi NKRI dalam terang Sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Agar Bapak Presiden RI sebagai Kepala Negara mendorong penataan regulasi yang terkait dengan masih dicantumkannya hukuman mati dalam berbagai regulasi negara ini. Kami berharap agar sangsi hukuman mati dihapus dalam semua regulasi tersebut sesuai dengan substansi yang terkandung dalam konstitusi kita, pasal 28 I ayat (1) UUD 1945.
4. Kami menyerukan agar semua umat kristiani mendoakan Presiden RI, Bapak Ir. Joko Widodo, agar diberikan hikmat dan kebijaksanaan dalam menyikapi pelaksanaan hukuman mati.
5.Kami mendoakan agar para korban yang menghadapi eksekusi hukuman mati diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi proses-proses yang akan berlangsung selanjutnya.

opm isu keadilan dan kesejahteraan
bukan ideologi kek seukuwahmu itu

SEGOROWEDI wrote:opm isu keadilan dan kesejahteraan
bukan ideologi kek seukuwahmu itu

lah makanya ... sesuai diskusi sebelumnya

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:Jadi ... jenis2 kejahatan luar biasa sudah 4 ya sekarang : Narkoba, Korupsi, Terorisme, dan Pelecehan Seksual (khususnya pada anak) alias kekerasan pada anak

yang underline : YES .... persis seperti yang saya harapkan ... pak jokowi tau aja apa yang saya mau



sekarang tinggal membereskan aparat penegak hukum-nya (kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman) ... supaya ga ada lagi tebang pilih mana2 aja yang wajib di eksekusi mati

mari kita tunggu trick dan manuver politik selanjutnya

berarti penjinjing pedofil harus mengoreksi diri..

udahlah ... manusia numpang hidup di NKRI ga usah ikut2 ngurusin beginian .... sudah bagus penghianat 4 pilar seperti kalian ga masuk jadi bagian dari kejahatan luar biasa

btw ... kalau saya berharap kejahatan luar biasa ditambah 1 lagi ... yaitu bagi para pendukung makar dan penjajahan ... kira2 harapan saya nyangkut juga ga ya di kepala jokowi ??

sebagai pendukung OPM .... kalian urus saja OPM kalian itu ... kalian kipas2 kalau perlu biar tambah keliatan makarnya

sementara untuk NKRI sendiri .... biar diurus sama WNI-nya ajah >>> artinya ... para pendukung makar (penghianat) ga usah ikut campur

gitu loh >>> dua kalimat merah ini kan sudah clear toh maksudnya

papua itu nkri
tanggung-jawab kita bersama mewujudkan keadilan, keamanan dan kesejahteraan di sana

kl penegak sariat sih jelas2 makar

SEGOROWEDI wrote:papua itu nkri
tanggung-jawab kita bersama mewujudkan keadilan, keamanan dan kesejahteraan di sana

kl penegak sariat sih jelas2 makar

merah : kita ?? ... kita siapa ??? >>> wong kalian pendukung OPM gitu kok .... OPM kan bukan bagian dari NKRI

mbok kalian ga usah nempel2 terus kalau isi kepala-nya sudah anti 4 pilar
>>> cukup numpang makan saja ... tapi ga usah ngompor2in orang untuk makar

kan justru kalian (termasuk genk OPM) yang pengen banget memisahkan papua dari NKRI

gak akan misah, gak ada opm2an kl keadilan, keamsnan, dan kesejahteraan tereujud.. beda dengan yg motifnya mengganti 4 pilar dengan sariat dr arab abad 7, itu mskar yg nyata..

SEGOROWEDI wrote:gak akan misah, gak ada opm2an kl keadilan, keamsnan, dan kesejahteraan tereujud.. beda dengan yg motifnya mengganti 4 pilar dengan sariat dr arab abad 7, itu mskar yg nyata..

faktanya OPM ada ... dan KALIAN MENDUKUNG OPM KELUAR DARI NKRI

mau sejuta dalil kalian umbar2 sebagai alasan melakukan makar ... judulnya tetap yang merah ... artinya kalian is anti NKRI

lagipula OPM sudah ada dari jaman-nya Sukarno sih .... sok gaya bawa2 keadilan bla bla bla ....

pada jaman Sukarno juga belum ada keadilan dsb di negara ini ... toh nyatanya di wilayah lain tidak ada yang segitu anti-4 pilarnya seperti kalian .... sementara manusia2 makar model OPM tetap ada di papua ....

tetep inti perjuangannya adalah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan, bukan mengganti 4 pilar dengan sariat dari arab seperti kamu n seukuwahmu

SEGOROWEDI wrote:tetep inti perjuangannya adalah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan, bukan mengganti 4 pilar dengan sariat dari arab seperti kamu n seukuwahmu

perjuangan atas nama keadilan, keamanan, dan kesejahteraan ... dengan cara keluar dari NKRI toh
lah ya udah ... itu namanya makar >>> dari awal juga ini kok yang dibahas

saya setuju hukuman mati untuk narkoba kelas berat. namun mungkin akan lebih baik jika hukuman mati dilakukan pada saat narapidana sedang tertidur atau tidak sadar diri.

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:tetep inti perjuangannya adalah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan, bukan mengganti 4 pilar dengan sariat dari arab seperti kamu n seukuwahmu

perjuangan atas nama keadilan, keamanan, dan kesejahteraan ... dengan cara keluar dari NKRI toh
lah ya udah ... itu namanya makar >>> dari awal juga ini kok yang dibahas

itu kl gak gak direspon, nduk
dan merespon merupakan tugas dan kewajiban pemerintah

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:tetep inti perjuangannya adalah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan, bukan mengganti 4 pilar dengan sariat dari arab seperti kamu n seukuwahmu

perjuangan atas nama keadilan, keamanan, dan kesejahteraan ... dengan cara keluar dari NKRI toh
lah ya udah ... itu namanya makar >>> dari awal juga ini kok yang dibahas

itu kl gak gak direspon, nduk
dan merespon merupakan tugas dan kewajiban pemerintah

apanya yang ga direspon ?? wong sudah direspon tetep mau keluar gitu loh

kan sudah saya sebut sebelumnya ...
dari jaman Sukarno pun .... OPM dan kalian memang sudah mau keluar dari NKRI
dalil keadilan bla bla bla ... semua itu alasan supaya papua bisa kalian bawa keluar dari NKRI

juga sudah saya sebut sebelumnya .... Papua mau dirubah jadi surga sekalipun
>>> point-nya tetap OPM INGIN KELUAR DARI NKRI

faktanya ... sudah direspon SBY dan Jokowi pun ...
OPM tetap nyerang NKRI ... OPM tetap mau keluar dari NKRI

10 tahun SBY memimpin >>> sudah ada perdasus yang memberi hak papua untuk ngurus otonomi-nya sendiri .... anggaran APBD untuk Papua juga SUDAH YANG PALING TINGGI diberikan oleh pusat dibanding daerah2 lain >>>> justru OPM nya yang planga plongo ga bisa ngurus apa2 selain teriak2 makar

organisasi model OPM dan pendeta2 model socrates itu bisa apa coba selain teriak2 "Haleluya mari kita keluar dari NKRI" .... "Demi nama gereja mari kita memberontak atas permintaan majikan"

dan kalian pendukung OPM plus socrates

kalau kalian mau keluar dari NKRI >>> KELUAR AJAH SANA ....

tapi ga usah bawa2 papua ... karena wilayah papua beserta penduduknya adalah bagian dari NKRI ... SAH sesuai referendum thn 60

njlajahweb wrote:saya setuju hukuman mati untuk narkoba kelas berat. namun mungkin akan lebih baik jika hukuman mati dilakukan pada saat narapidana sedang tertidur atau tidak sadar diri.

tentang prosedur eksekusi tembak >>> jujur saya juga ga setuju

kalau pakai hukum mati suntik/bius ... sebetulnya ga memberi pengaruh apapun bagi si terdakwa ...
walaupun mungkin cara ini lebih baik daripada tembak

--------------------------------------

btw ... tentang UU Kekerasan Seksual (khususnya pada anak) .... RUU sedang di bahas di DPR (yang tentang hukum kebiri dst itu loh)

kalau ga salah ... yang sedang dibahas :

1. Hukum mati
2. Kebiri
3. Hukum penjara 40 thn

semua masih pro kontra

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:tetep inti perjuangannya adalah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan, bukan mengganti 4 pilar dengan sariat dari arab seperti kamu n seukuwahmu

perjuangan atas nama keadilan, keamanan, dan kesejahteraan ... dengan cara keluar dari NKRI toh
lah ya udah ... itu namanya makar >>> dari awal juga ini kok yang dibahas

itu kl gak gak direspon, nduk
dan merespon merupakan tugas dan kewajiban pemerintah

apanya yang ga direspon ?? wong sudah direspon tetep mau keluar gitu loh

kan sudah saya sebut sebelumnya ...
dari jaman Sukarno pun .... OPM dan kalian memang sudah mau keluar dari NKRI
dalil keadilan bla bla bla ... semua itu alasan supaya papua bisa kalian bawa keluar dari NKRI

juga sudah saya sebut sebelumnya .... Papua mau dirubah jadi surga sekalipun
>>> point-nya tetap OPM INGIN KELUAR DARI NKRI

faktanya ... sudah direspon SBY dan Jokowi pun ...
OPM tetap nyerang NKRI ... OPM tetap mau keluar dari NKRI

10 tahun SBY memimpin >>> sudah ada perdasus yang memberi hak papua untuk ngurus otonomi-nya sendiri .... anggaran APBD untuk Papua juga SUDAH YANG PALING TINGGI diberikan oleh pusat dibanding daerah2 lain >>>> justru OPM nya yang planga plongo ga bisa ngurus apa2 selain teriak2 makar

organisasi model OPM dan pendeta2 model socrates itu bisa apa coba selain teriak2 "Haleluya mari kita keluar dari NKRI" .... "Demi nama gereja mari kita memberontak atas permintaan majikan"

dan kalian pendukung OPM plus socrates

kalau kalian mau keluar dari NKRI >>> KELUAR AJAH SANA ....

tapi ga usah bawa2 papua ... karena wilayah papua beserta penduduknya adalah bagian dari NKRI ... SAH sesuai referendum thn 60

responnya dirasa kurang cepat, maka harus digenjot
beda dengan yg alasannya mengganti 4 pilar, itu 1000% makar

hidup papua, hidup nkri, hidup 4 pilar
go to hell sariat arab!!

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:tetep inti perjuangannya adalah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan, bukan mengganti 4 pilar dengan sariat dari arab seperti kamu n seukuwahmu

perjuangan atas nama keadilan, keamanan, dan kesejahteraan ... dengan cara keluar dari NKRI toh
lah ya udah ... itu namanya makar >>> dari awal juga ini kok yang dibahas

itu kl gak gak direspon, nduk
dan merespon merupakan tugas dan kewajiban pemerintah

apanya yang ga direspon ?? wong sudah direspon tetep mau keluar gitu loh

kan sudah saya sebut sebelumnya ...
dari jaman Sukarno pun .... OPM dan kalian memang sudah mau keluar dari NKRI
dalil keadilan bla bla bla ... semua itu alasan supaya papua bisa kalian bawa keluar dari NKRI

juga sudah saya sebut sebelumnya .... Papua mau dirubah jadi surga sekalipun
>>> point-nya tetap OPM INGIN KELUAR DARI NKRI

faktanya ... sudah direspon SBY dan Jokowi pun ...
OPM tetap nyerang NKRI ... OPM tetap mau keluar dari NKRI

10 tahun SBY memimpin >>> sudah ada perdasus yang memberi hak papua untuk ngurus otonomi-nya sendiri .... anggaran APBD untuk Papua juga SUDAH YANG PALING TINGGI diberikan oleh pusat dibanding daerah2 lain >>>> justru OPM nya yang planga plongo ga bisa ngurus apa2 selain teriak2 makar

organisasi model OPM dan pendeta2 model socrates itu bisa apa coba selain teriak2 "Haleluya mari kita keluar dari NKRI" .... "Demi nama gereja mari kita memberontak atas permintaan majikan"

dan kalian pendukung OPM plus socrates

kalau kalian mau keluar dari NKRI >>> KELUAR AJAH SANA ....

tapi ga usah bawa2 papua ... karena wilayah papua beserta penduduknya adalah bagian dari NKRI ... SAH sesuai referendum thn 60

responnya dirasa kurang cepat, maka harus digenjot
beda dengan yg alasannya mengganti 4 pilar, itu 1000% makar

hidup papua, hidup nkri, hidup 4 pilar
go to hell sariat arab!!

pindah ke sini biar ga OOT

http://www.laskarislam.com/t9991-pelanggaran-ham-papua-dibawa-ke-pbb-catatan-keras-untuk-ri

quote
tentang prosedur eksekusi tembak >>> jujur saya juga ga setuju

kalau pakai hukum mati suntik/bius ... sebetulnya ga memberi pengaruh apapun bagi si terdakwa ...
walaupun mungkin cara ini lebih baik daripada tembak

--------------------------------------

btw ... tentang UU Kekerasan Seksual (khususnya pada anak) .... RUU sedang di bahas di DPR (yang tentang hukum kebiri dst itu loh)

kalau ga salah ... yang sedang dibahas :

1. Hukum mati
2. Kebiri
3. Hukum penjara 40 thn

semua masih pro kontra

tanggapan
betul, hukuman mati suntik lebih baik, karena waktu saya mengusulkan hukum tembak itu, jika seandainya mereka nggak mau melakukan eksekusi dengan alat lain.
maksudnya nggak memberi pengaruh apa ya babe?

---
tentang anak
kalau soal kekerasan saja ya kalau menurut saya penjara 40 tahun.

tapi kalau kekerasan dan pelecehan seksuil ya penjara 40 tahun plus kebiri total.

njlajahweb wrote:quote
tentang prosedur eksekusi tembak >>> jujur saya juga ga setuju

kalau pakai hukum mati suntik/bius ... sebetulnya ga memberi pengaruh apapun bagi si terdakwa ...
walaupun mungkin cara ini lebih baik daripada tembak

--------------------------------------

btw ... tentang UU Kekerasan Seksual (khususnya pada anak) .... RUU sedang di bahas di DPR (yang tentang hukum kebiri dst itu loh)

kalau ga salah ... yang sedang dibahas :

1. Hukum mati
2. Kebiri
3. Hukum penjara 40 thn

semua masih pro kontra

tanggapan
betul, hukuman mati suntik lebih baik, karena waktu saya mengusulkan hukum tembak itu, jika seandainya mereka nggak mau melakukan eksekusi dengan alat lain.
maksudnya nggak memberi pengaruh apa ya babe?

hukum suntik (mungkin lebih baik) dari hukum tembak .... tapi kalau buat saya sih yang paling baik tetap hukum pancung

wakakakakakakaka

njlajahweb wrote:tentang anak
kalau soal kekerasan saja ya kalau menurut saya penjara 40 tahun.

tapi kalau kekerasan dan pelecehan seksuil ya penjara 40 tahun plus kebiri total.

soal kebiri total masih pro dan kontra .... karena nyatanya ga ada dokter yang mau disuruh meng-kibiri secara paksa (bagi mereka tetap harus persetujuan pasien)

kalau cuma penjara 40 tahun mah ga masuk kejahatan luar biasa dong jadinya

*quote
hukum suntik (mungkin lebih baik) dari hukum tembak .... tapi kalau buat saya sih yang paling baik tetap hukum pancung

wakakakakakakaka

#tanggapan
lalu apa pengaruhnya?
kalau menurut saya, dengan hukuman tembak seperti cara yang saya usulkan(maksud saya dengan sekali tembak dikepala dan korban dalam keadaan tidak sadar), maka korban tidak merasa tersiksa dulu sebelum mati dan tidak akan merasa ketakutan. saya kira ini lebih manusiawi dari pada dibrondong peluru hidup-hidup.
dan kalau hukuman pancung itukan korban tersiksa dulu baru mati(nggak langsung mati) tapi ya aku hargai pendapat dirimu.

---

*quote
soal kebiri total masih pro dan kontra .... karena nyatanya ga ada dokter yang mau disuruh meng-kibiri secara paksa (bagi mereka tetap harus persetujuan pasien)

#tanggapan
gimana kalau dikebiri setengahnya aja(setengah batang), hihihihi

tapi kalau menurut saya, mungkin masyarakat seharusnya ikut mengusahakan agar/akan adanya uu/peraturan baru agar pihak dokter mau melakukan kebiri total, jika tidak,maka bisa dikenakan sangsi dan dalam peraturan baru itu dokter tidak harus dengan persetujuan pasien,

karena jika pasien tidak dikebiri total maka pasien bisa melakukan lagi pada anaknya ataupun anak orang lain dan hal ini merusak masa depan anaknya juga anak orang lain yang bisa saja menjadi korban.

---

*quote
kalau cuma penjara 40 tahun mah ga masuk kejahatan luar biasa dong jadinya

#tanggapan
oh gitu ya, gimana kalau hukuman seumur hidup

40 tahun itukan bisa minimalnya atau maksimalnya atau minimalnya 40 tahun maksimal seumur hidup, tergantung seberapa/tingkat parahnya

njlajahweb wrote:*quote
hukum suntik (mungkin lebih baik) dari hukum tembak .... tapi kalau buat saya sih yang paling baik tetap hukum pancung

wakakakakakakaka

#tanggapan
lalu apa pengaruhnya?
kalau menurut saya, dengan hukuman tembak seperti cara yang saya usulkan(maksud saya dengan sekali tembak dikepala dan korban dalam keadaan tidak sadar), maka korban tidak merasa tersiksa dulu sebelum mati dan tidak akan merasa ketakutan. saya kira ini lebih manusiawi dari pada dibrondong peluru hidup-hidup.
dan kalau hukuman pancung itukan korban tersiksa dulu baru mati(nggak langsung mati) tapi ya aku hargai pendapat dirimu.

kalau ga salah ... saya pernah nulis alasan tentang hukum pancung .... tapi lupa di thread mana
kapan2 ya saya cari

 

---------------------------------------------

njlajahweb wrote:*quote
soal kebiri total masih pro dan kontra .... karena nyatanya ga ada dokter yang mau disuruh meng-kibiri secara paksa (bagi mereka tetap harus persetujuan pasien)

#tanggapan
gimana kalau dikebiri setengahnya aja(setengah batang), hihihihi

tapi kalau menurut saya, mungkin masyarakat seharusnya ikut mengusahakan agar/akan adanya uu/peraturan baru agar pihak dokter mau melakukan kebiri total, jika tidak,maka bisa dikenakan sangsi dan dalam peraturan baru itu dokter tidak harus dengan persetujuan pasien,

karena jika pasien tidak dikebiri total maka pasien bisa melakukan lagi pada anaknya ataupun anak orang lain dan hal ini merusak masa depan anaknya juga anak orang lain yang bisa saja menjadi korban.

biru : ya intinya sih tetap ga ada dokter yang mau ... karena bagi mereka itu melanggar kode etik kedokteran .... kan sebagai dokter mereka disumpah untuk tidak melanggar kode etik

intinya ... segala tindakan yang dilakukan dokter terhadap pasien harus tanya dulu pada pasien >>> jadi kalau dipaksakan yang underline diatas ... ini akan lebih repot lagi urusannya ... karena itu artinya pemerintah yang justru minta dokter untuk melanggar sumpah-nya sendiri ... dan ini bisa merusak citra dokter Indonesia dimata Internasional

harus dipastikan bahwa pasien setuju dengan tindakan tersebut ... supaya ujungnya dokter juga tidak akan disalahkan bila terjadi apa2 dengan si pasien ... atau pasien tidak bisa menyalah2kan dokter (inti kode etiknya seperti itu)

kebiri pada dasarnya juga diterapkan di Jerman bagi terpidana pelecehan seksual ... tapi hukuman kebiri diberikan atas permintaan terpidana sendiri (kasarnya ... si terpidana yang minta dihukum dengan kebiri)

merah : ya makanya .... pilihan dalam RUU itu ada 3 ... antara penjara 40 tahun atau hukum mati atau kebiri

40 tahun dirasa kurang maksimal ... hukum mati dianggap melanggar HAM .... kebiri pun melanggar HAM kalau ga ada persetujuan dari pasien

gitu2 lah .... heehehehehehe

------------------------------------------------------------------------------------

njlajahweb wrote:*quote
kalau cuma penjara 40 tahun mah ga masuk kejahatan luar biasa dong jadinya

#tanggapan
oh gitu ya, gimana kalau hukuman seumur hidup

40 tahun itukan bisa minimalnya atau maksimalnya atau minimalnya 40 tahun maksimal seumur hidup, tergantung seberapa/tingkat parahnya

seumur hidup bukan jadinya cuma menuh2in penjara aja .... hehehehehehe ...
sukur2 ga kabur ... seperti kasus kemarin kan ada pemerkosa anak 2 thn yang kabur .... karena LP di Indonesia memang kurang memadai (baik dari jumlah, pengawasan, fasilitas, dan sdm yg korup)

sisanya : sebetulnya segala hukuman maksimal atau minimal kan memang bisa dilihat dalam persidangan ... ya tergantung hakim juga gimana memutuskan ....

saya pribadi juga ga setuju dengan hakim yang asal vonis mati tanpa lihat latar belakang terdakwa ... karena betapapun diatas hukum ada moral hukum >>> buat saya ini jauh lebih penting dibanding sekian banyak model2 hukuman

misalnya ... perlu dilihat dari latar belakang pendidikan, sosial, dan ekonomi si pelaku ... kasus-nya seperti apa ... dsb

salah tetap salah ... tapi bila perkosaan terjadi karena si pelaku berulang kali dihina dan dilecehkan oleh korban ... apalagi dia miskin dan bodoh (misalnya) ... dan ternyata pelaku terlihat benar2 menyesali perbuatannya (khilaf misalnya) .... lalu dia ikhlas dengan segala hukuman yang ditetapkan (ga pake ngelobi2 ... bayar sana sini supaya bebas dari hukuman) ... dst

semua itu harusnya bisa jadi pertimbangan hakim untuk ga main gampang-nya saja ketok palu "hukum mati" >>> dalam hal ini seorang hakim bahkan disumpah didepan kitab suci .. untuk bisa berlaku seadil2nya menjunjung moral dsb ....

hakim yang tidak menggunakan akhlak dan moral dalam menetapkan keadilan (hanya sekedar ketok palu dan bilang "pokoknya saya ga melanggar UU kok") ... ya wassalam aja punya hakim seperti ini

begitu juga permerintah dan masyarakat .... sebetulnya secara ga langsung punya andil kenapa kasus2 pelecehan seksual (khususnya pada anak) bisa sampai terjadi

gitu2 lah  .... hehehehe

#quote 1
kalau ga salah ... saya pernah nulis alasan tentang hukum pancung .... tapi lupa di thread mana
kapan2 ya saya cari
#tanggapan 1
nggak dicari nggak papa kok say ..., santai aja ya ...

---
#quote 2
biru : ya intinya sih tetap ga ada dokter yang mau ... karena bagi mereka itu melanggar kode etik
   kedokteran .... kan sebagai dokter mereka disumpah untuk tidak melanggar kode etik
intinya ... segala tindakan yang dilakukan dokter terhadap pasien harus tanya dulu pada pasien >>> jadi kalau dipaksakan yang underline diatas ... ini akan lebih repot lagi urusannya ... karena itu artinya pemerintah yang justru minta dokter untuk melanggar sumpah-nya sendiri ... dan ini bisa merusak citra dokter Indonesia dimata Internasional
   harus dipastikan bahwa pasien setuju dengan tindakan tersebut ... supaya ujungnya dokter juga tidak akan disalahkan bila terjadi apa2 dengan si pasien ... atau pasien tidak bisa menyalah2kan dokter (inti kode etiknya seperti itu)
   kebiri pada dasarnya juga diterapkan di Jerman bagi terpidana pelecehan seksual ... tapi hukuman kebiri diberikan atas permintaan terpidana sendiri (kasarnya ... si terpidana yang minta dihukum dengan kebiri)
#tanggapan 2
oh gitu ya ...
kalau nggak mau dikebiri mungkin seharusnya tetap mendapat hukuman fisik yang paling tidak tergolong berat seperti hukum cambuk misalnya (kalau hukuman cambuk masih bisa dimaklumi oleh banyak masyarakat kepada narapidana jenis ini yaitu kepada jenis narapidana yang termasuk raja tega, seperti narapidana yang tega mencabuli dan melakukan kekerasan pada anak juga terhadap narapidana seperti begal motor).untuk memberi pelajaran yang tidak akan pernah bisa dilupakan. dengan demikian ini juga bisa menjadi peringatan yang sangat keras bagi orang-orang yang berniat melakukannya sehingga mereka tidak jadi melakukanya, saya kira hal ini adalah salah-satu yang paling tidak, bisa meminimalisir kejahatan.

---
#quote 3
merah : ya makanya .... pilihan dalam RUU itu ada 3 ... antara penjara 40 tahun atau hukum mati atau kebiri
   40 tahun dirasa kurang maksimal ... hukum mati dianggap melanggar HAM .... kebiri pun melanggar HAM kalau ga ada persetujuan dari pasien
   gitu2 lah .... heehehehehehe
#tanggapan 3
-kalau begitu mungkin lebih baik 40 tahun dijadikan minimalnya
-hukuman mati melanggar HAM, kalau begitu gimana kalau hukuman matinya diganti dengan dipenjara berdua bersama ular berbisa atau dimasukan dikandang singa hehehehe
-kebiri melanggar HAM, tapi kan bukan berarti bagian kemaluan pria tidak dihukum, paling tidak, sebelum dipenjara, dikasih remason dulu kek atau gimana (bila perlu dengan remason yang paling panas cetar membahana hehehe) atau dengan cara lain apalah untuk memberi pelajaran.

---
#quote 4
seumur hidup bukan jadinya cuma menuh2in penjara aja .... hehehehehehe ...
sukur2 ga kabur ... seperti kasus kemarin kan ada pemerkosa anak 2 thn yang kabur .... karena LP di Indonesia memang kurang memadai (baik dari jumlah, pengawasan, fasilitas, dan sdm yg korup)
#tanggapan 4
seumur hidup bukan jadinya cuma menuh2in penjara aja? kalau seandainya tidak dihukum seumur hidup, gimana kalau dibuang dihutan liar yang banyak binatang buasnya.mungkin dihutan liar disuatu pulau terpencil dengan dipagari kawat listrik tegangan tinggi, atau mungkin perlu dikirim ke suku pedalaman yang semua penduduknya pada kanibal hehehehe
tapi seandainya mereka tetap dihukum seumur hidup, maka kalau menurut saya, mungkin akan lebih baik, jika mereka diwajibkan berpuasa seperti orang menjalankan puasa Ramadhan tapi seumur hidup, paling tidak seperti inilah minimalnya untuk hukuman seumur hidup( kalau menurut saya sih).
   kalau penjara penuh, gampang, tinggal dibuang aja narapidananya ke pulau komodo, hehehe tapi itu untuk narapidana kelas berat yang sebenarnya pantas dihukum mati, jadi biarkanlah hewan melakukan bagiannya (joke)
   tapi kalau menurut saya kalau penjara penuh kan bisa narapidananya dikirim ke salah satu pulau kecil yang dikelilingi laut, indonesia kan banyak pulau kecilnya, dan bisa dibuat penjara lagi disana, seperti nusa kambangan yang pernah saya lihat ditv, atau pulau kecil lainya juga.
   kalau ada narapidana bisa lolos dari penjara, bisa jadi ada kerjasama dari orang dalam, tapi bisa jadi juga bukan karena itu. Tapi jika ada kejadian narapidana lolos lebih baik penjaga penjara, saat ditanya dengan pertanyaan yang terkait lolosnya narapidana, maka pihak penginterogasi seharusnya tetap selalu mengawasi sorot mata penjaga penjara itu saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, karena biasanya orang yang berbohong itu, juga bisa lebih terlihat dari gerak-gerik matanya mencurigakan atau tidak.

---
#quote 5
sisanya : sebetulnya segala hukuman maksimal atau minimal kan memang bisa dilihat dalam persidangan ... ya tergantung hakim juga gimana memutuskan ....
   saya pribadi juga ga setuju dengan hakim yang asal vonis mati tanpa lihat latar belakang terdakwa ... karena betapapun diatas hukum ada moral hukum >>> buat saya ini jauh lebih penting dibanding sekian banyak model2 hukuman
   misalnya ... perlu dilihat dari latar belakang pendidikan, sosial, dan ekonomi si pelaku ... kasus-nya seperti apa ... dsb
   salah tetap salah ... tapi bila perkosaan terjadi karena si pelaku berulang kali dihina dan dilecehkan oleh korban ... apalagi dia miskin dan bodoh (misalnya) ... dan ternyata pelaku terlihat benar2 menyesali perbuatannya (khilaf misalnya) .... lalu dia ikhlas dengan segala hukuman yang ditetapkan (ga pake ngelobi2 ... bayar sana sini supaya bebas dari hukuman) ... dst
   semua itu harusnya bisa jadi pertimbangan hakim untuk ga main gampang-nya saja ketok palu "hukum mati" >>> dalam hal ini seorang hakim bahkan disumpah didepan kitab suci .. untuk bisa berlaku seadil2nya menjunjung moral dsb ....
   hakim yang tidak menggunakan akhlak dan moral dalam menetapkan keadilan (hanya sekedar ketok palu dan bilang "pokoknya saya ga melanggar UU kok") ... ya wassalam aja punya hakim seperti ini
   begitu juga permerintah dan masyarakat .... sebetulnya secara ga langsung punya andil kenapa kasus2 pelecehan seksual (khususnya pada anak) bisa sampai terjadi
   gitu2 lah  .... hehehehe
#tanggapan 5
iya betul juga, tapi mungkin juga perlu diadakan sidak pada para hakim/para pejabat hukum/negara (siapa tahu diantara mereka diam-diam malah jadi bekingnya kejahatan juga siapa tahu ada diantara mereka yang dapat permen/dapat pelicin/masuk angin/dapat suap) tapi saya percaya nggak semua mereka seperti itu. tapi bisa jadi diantara mereka seperti itu.

---
oya
tentang narkoba
mungkin juga seharusnya diadakan pemeriksaan air kencing juga pada pejabat negara, terutama mereka jendral bintang empat, juga panglima besarnya bila perlu si presiden hehehe maaf anggap saja saya bercanda.
   oya princess...
saya mau ngomong sebentar tentang yang lain...mumpung saya ingat.
kalau nggak salah negara juga mendapat kerugian besar karena minimnya sistem security di pelabuhan eksport import sehingga ada pihak yang bisa menyelundupkan barang gelap yang juga bisa mengakibatkan negara mendapat kerugian yang juga tergolong besar, mungkin perlu juga ada hidden cctv nya(maaf nggak nyambungnya kayaknya terlalu jauh deh sama topiknya hehehe...)

   oya Minal Aidin Walfaizin
Selamat Idul Fitri (maaf telat)
maaf juga kalau ada komentarku yang oot...
   itu aja deh
salam kangen (lama nggak ngobrol soalnya)

tentang orang yang tega memperkosa anak 2th itu, kalau menurut saya, orang itu termasuk pantas mendapat perlakuan yang seperti ini, yaitu kemaluan orang itu dimasukan disarang semut api atau ditempelin sarang semut kranggang atau lebih mantap lagi kalau kemaluan orang itu ditempelin sarang lebah lalu setelah itu dikebiri total oleh massa.