Aneh' Tidak ada darah saat Penembakan di Kantor Majalah “Charlie Hebdo” di Paris
Halaman 1 dari 1 • Share
Aneh' Tidak ada darah saat Penembakan di Kantor Majalah “Charlie Hebdo” di Paris
Berawal dari sini
Kupas gedng WTC september
Kedua
Banyak artis di bayar buat BOM Boston
Tampak pada video dimana seorang polisi muslim Perancis yang sedang terbaring di trotoar, ditembaki. Lalu salah satu teroris menghampirinya dan ditembak sekali lagi kepalanya dari jarak dekat. Padahal nyaris semua orang tahu bahwa terlihat bahwa penembakan itu adalah sebuah kebohongan.
Tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun dari korban setelah penembakan. Akibat aksi teror ini 12 orang tewas karena diberondong peluru dari senjata otomatis kedua pelaku.
Penembakan brutal terjadi pada Rabu (7/1/2014) waktu setempat di kantor majalah mingguan “Charlie Hebdo” di Paris, Perancis, yang menewaskan 12 orang. Terdiri atas para wartawan dan karyawan majalah Charlie Hebdo serta dua polisi setempat. Pemimpin redaksi majalah satir (majalah sindiran) tersebut bersama empat kartunis ternama Prancis ditembak mati pelaku di dalam kantor majalah tersebut.
Belum diketahui motif penyerangan ini. Namun, Majalah “Charlie Hebdo” memang sering menuai kritik dan kecaman karena konten satire (sindiran) yang terkadang menyudutkan suatu agama. Bukan kali ini saja kantor yang terletak di pinggiran Paris itu diserang, pada November 2011 kantor “Charlie Hebdo” sempat dilempari bom molotov sehari setelah mempublikasi karikatur Nabi Muhammad.
“Penembakan disebuah kantor “majalah penyindir” (satire magazine) yang bernama “Charlie Hebdo” adalah sebuah kebohongan besar!,” kata para pengamat dunia konspirasi dan pakar audio viisual. Begitulah apa yang telah dibicarakan banyak orang, bahkan melalui banyak forum di internet sedunia.
Mereka para pemerhati konspirasi, para video editor dan semua warga dunia yang waspada (aware) tak percaya terhadap video yang telah beredar sebagai tipu daya golongan berideologi pemecah belah bangsa di dunia.
Pada video-video yang beredar, jelas semuanya telah dirancang atau di setting up terlebih dahulu sebelum disebarkan. Tempatnya pun seperti telah disiapkan, bahkan bagaikan sebuah film yang telah dirancang.
Ada beberapa video yang telah diunggah dan beredar di Youtube, namun kebanyakan daripadanya telah dihapus sepihak oleh Youtube termasuk milik admin dengan alasan kekerasan atau violence, yang nyatanya adalah TIDAK.
Pada video yang akhirnya telah diedit oleh para youtuber seperti membuat “slow motion” dan cara melihat lebih mudah lainnya, dilakukan agar dapat menguak sebuah kebenarannya yang sejati. Tapi telah tampak bahwa video aslinya ternyata tak asli alias di edit sedemikan rupa, sebelum diunggah atau di-upload. Yup mereka adalah salah satu “krew” atau “aktor” dari dalang peristiewa ini.
Namun mereka tak pernah tahu, bahwa di internet banyak pakar dan ahli dalam bidang apapun yang dapat menonton lalu mengunduhya dan kemudian menelitinya!
Berikut beberapa kejanggalan-kejanggalan pada video tersebut yang ramai diperbincangkan di banyak forum di internet oleh berbagai kalangan:
Klip #1 – Polisi yang duduk diaspal, tiarap, dan asyik texting dengan smartphone miliknya beberapa saat sebelum tragedi penembakan terjadi
Polisi Perancis yang sedang asyik texting dengan kelakuan yang aneh dan tak wajar, seakan-akan sedang bermain dikala situasi akan genting sebelum penembakan kantor majalah Charlie Hebdo. (Lihat videonya di sini)
Ini adalah penampakan video sebelum tragedi itu bermula. Beberapa polisi berdiri sedang berbincang-bincang membentuk lingkaran, sementara itu tampak ada polisi yang seorang diri dan justru berbaring persis disebelah sebuah mobil yang sedang parkir dipinggir trotoar.
Bukannya siaga terhadap segala sesuatu kemungkinan yang buruk bisa terjadi, namun ia justru sambil berbaring, hingga setengah tiarap, kemudian ia asyik ber-texting-ria dengan smartphone miliknya yang terlihat pada video yang diunggah di Youtube dengan judul “Paris Shooting Hoax – Is This Normal For Cops To Act Like This?” dan membuat orang geleng-geleng kepala terhadap kelakuan polisi ini, begitu santai dan terlihat tak profesional, seakan-akan semuanya seperti sudah direncanakan.
Apakah dengan situasi yang seharusnya polisi harus siaga namun ia asyik texting? Apakah ini logis?
Klip #2 – Sudut kamera dari atas gedung yang telah diedit
Pada video yang diambil oleh amatir ini memiliki sudut kamera (camera angle) dari atas gedung. Kamera merekam dan memperlihatkan beberpa orang yang berlari dan menembak dilorong sebuah blok. Tiga dantaranya adalah polisi.
Sedangkan diatap tampak beberapa orang juga berlari menghindar dan melompati tembok atap. Namun mungkin tak hanya itu, tapi terlihat editan berupa pemutusan video dan disambung dengan video lainnya pada sudut yang hampir sama.
Kesimpulan itu terlihat dari pipa-pipa yang ada di balkon tempat pengambilan video yang diunggah ke Youtube dengan judul “France False Flag Shooting — Attackers SPLICED IN COPS cut out Man in bullet proof vest watches” itu terjadi. Bahkan membuat sang pengunggah tertawa-tawa akibat hasil editan kelas cupu itu.Lihat Videonya
Klip #3 – Polisi berbaring di trotoar, ditembak kepalanya dari jarak dekat
Ini adalah video bagian yang paling klimaks, kontroversial, heboh bahkan mengerikan dari seluruh rangkaian video di tragedi ini, dan sangat banyak ditonton orang. Namun semua yang telah mengunggah video ini di Youtube, nyaris seluruhnya dihapus secara sepihak oleh Youtube dengan alasan kekerasan. Padahal video ini telah didominasi oleh penonton yang justru membuat kening berkerut karena “aneh”.
paris shooting close
Penembak melepaskan peluru, kearah kepala polisi Paris, namun tak kena,, tak ada selongsong yang terpental, tak ada darah dan tak ada gerakan apapun.
Pada kali ini terlihat seorang polisi yang sedang terbaring diaspal ditembaki dari jarak sekitar 7-8 meter oleh senapan AK-47.
Anehnya, tak ada selongsong peluru yang terlempar dari senapan itu! Keanehan lainnya tak ada darah di kaki dan di badan polisi tersebut.
Setelah itu, salah satu dari penembak mendekati polisi yang terlihat masih berbaring “seperti terluka”.
Sambil setengah berlari, penembak mengarahkan mulut senapan AK-47 miliknya ke kepala polisi tanpa berhanti berlari. Ia mendekatinya lalu “dor..!!!”.
Satu peluru lagi dilepaskan dengan jarak hanya satu meter dari kepala korban! Sekali lagi tak terlihat adanya selongsong peluru yang keluar, tak ada darah, dan tak ada gerakan pada badan setelah ditembak.
Kupas gedng WTC september
Kedua
Banyak artis di bayar buat BOM Boston
Tampak pada video dimana seorang polisi muslim Perancis yang sedang terbaring di trotoar, ditembaki. Lalu salah satu teroris menghampirinya dan ditembak sekali lagi kepalanya dari jarak dekat. Padahal nyaris semua orang tahu bahwa terlihat bahwa penembakan itu adalah sebuah kebohongan.
Tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun dari korban setelah penembakan. Akibat aksi teror ini 12 orang tewas karena diberondong peluru dari senjata otomatis kedua pelaku.
Penembakan brutal terjadi pada Rabu (7/1/2014) waktu setempat di kantor majalah mingguan “Charlie Hebdo” di Paris, Perancis, yang menewaskan 12 orang. Terdiri atas para wartawan dan karyawan majalah Charlie Hebdo serta dua polisi setempat. Pemimpin redaksi majalah satir (majalah sindiran) tersebut bersama empat kartunis ternama Prancis ditembak mati pelaku di dalam kantor majalah tersebut.
Belum diketahui motif penyerangan ini. Namun, Majalah “Charlie Hebdo” memang sering menuai kritik dan kecaman karena konten satire (sindiran) yang terkadang menyudutkan suatu agama. Bukan kali ini saja kantor yang terletak di pinggiran Paris itu diserang, pada November 2011 kantor “Charlie Hebdo” sempat dilempari bom molotov sehari setelah mempublikasi karikatur Nabi Muhammad.
“Penembakan disebuah kantor “majalah penyindir” (satire magazine) yang bernama “Charlie Hebdo” adalah sebuah kebohongan besar!,” kata para pengamat dunia konspirasi dan pakar audio viisual. Begitulah apa yang telah dibicarakan banyak orang, bahkan melalui banyak forum di internet sedunia.
Mereka para pemerhati konspirasi, para video editor dan semua warga dunia yang waspada (aware) tak percaya terhadap video yang telah beredar sebagai tipu daya golongan berideologi pemecah belah bangsa di dunia.
Pada video-video yang beredar, jelas semuanya telah dirancang atau di setting up terlebih dahulu sebelum disebarkan. Tempatnya pun seperti telah disiapkan, bahkan bagaikan sebuah film yang telah dirancang.
Ada beberapa video yang telah diunggah dan beredar di Youtube, namun kebanyakan daripadanya telah dihapus sepihak oleh Youtube termasuk milik admin dengan alasan kekerasan atau violence, yang nyatanya adalah TIDAK.
Pada video yang akhirnya telah diedit oleh para youtuber seperti membuat “slow motion” dan cara melihat lebih mudah lainnya, dilakukan agar dapat menguak sebuah kebenarannya yang sejati. Tapi telah tampak bahwa video aslinya ternyata tak asli alias di edit sedemikan rupa, sebelum diunggah atau di-upload. Yup mereka adalah salah satu “krew” atau “aktor” dari dalang peristiewa ini.
Namun mereka tak pernah tahu, bahwa di internet banyak pakar dan ahli dalam bidang apapun yang dapat menonton lalu mengunduhya dan kemudian menelitinya!
Berikut beberapa kejanggalan-kejanggalan pada video tersebut yang ramai diperbincangkan di banyak forum di internet oleh berbagai kalangan:
Klip #1 – Polisi yang duduk diaspal, tiarap, dan asyik texting dengan smartphone miliknya beberapa saat sebelum tragedi penembakan terjadi
Polisi Perancis yang sedang asyik texting dengan kelakuan yang aneh dan tak wajar, seakan-akan sedang bermain dikala situasi akan genting sebelum penembakan kantor majalah Charlie Hebdo. (Lihat videonya di sini)
Ini adalah penampakan video sebelum tragedi itu bermula. Beberapa polisi berdiri sedang berbincang-bincang membentuk lingkaran, sementara itu tampak ada polisi yang seorang diri dan justru berbaring persis disebelah sebuah mobil yang sedang parkir dipinggir trotoar.
Bukannya siaga terhadap segala sesuatu kemungkinan yang buruk bisa terjadi, namun ia justru sambil berbaring, hingga setengah tiarap, kemudian ia asyik ber-texting-ria dengan smartphone miliknya yang terlihat pada video yang diunggah di Youtube dengan judul “Paris Shooting Hoax – Is This Normal For Cops To Act Like This?” dan membuat orang geleng-geleng kepala terhadap kelakuan polisi ini, begitu santai dan terlihat tak profesional, seakan-akan semuanya seperti sudah direncanakan.
Apakah dengan situasi yang seharusnya polisi harus siaga namun ia asyik texting? Apakah ini logis?
Klip #2 – Sudut kamera dari atas gedung yang telah diedit
Pada video yang diambil oleh amatir ini memiliki sudut kamera (camera angle) dari atas gedung. Kamera merekam dan memperlihatkan beberpa orang yang berlari dan menembak dilorong sebuah blok. Tiga dantaranya adalah polisi.
Sedangkan diatap tampak beberapa orang juga berlari menghindar dan melompati tembok atap. Namun mungkin tak hanya itu, tapi terlihat editan berupa pemutusan video dan disambung dengan video lainnya pada sudut yang hampir sama.
Kesimpulan itu terlihat dari pipa-pipa yang ada di balkon tempat pengambilan video yang diunggah ke Youtube dengan judul “France False Flag Shooting — Attackers SPLICED IN COPS cut out Man in bullet proof vest watches” itu terjadi. Bahkan membuat sang pengunggah tertawa-tawa akibat hasil editan kelas cupu itu.Lihat Videonya
Klip #3 – Polisi berbaring di trotoar, ditembak kepalanya dari jarak dekat
Ini adalah video bagian yang paling klimaks, kontroversial, heboh bahkan mengerikan dari seluruh rangkaian video di tragedi ini, dan sangat banyak ditonton orang. Namun semua yang telah mengunggah video ini di Youtube, nyaris seluruhnya dihapus secara sepihak oleh Youtube dengan alasan kekerasan. Padahal video ini telah didominasi oleh penonton yang justru membuat kening berkerut karena “aneh”.
paris shooting close
Penembak melepaskan peluru, kearah kepala polisi Paris, namun tak kena,, tak ada selongsong yang terpental, tak ada darah dan tak ada gerakan apapun.
Pada kali ini terlihat seorang polisi yang sedang terbaring diaspal ditembaki dari jarak sekitar 7-8 meter oleh senapan AK-47.
Anehnya, tak ada selongsong peluru yang terlempar dari senapan itu! Keanehan lainnya tak ada darah di kaki dan di badan polisi tersebut.
Setelah itu, salah satu dari penembak mendekati polisi yang terlihat masih berbaring “seperti terluka”.
Sambil setengah berlari, penembak mengarahkan mulut senapan AK-47 miliknya ke kepala polisi tanpa berhanti berlari. Ia mendekatinya lalu “dor..!!!”.
Satu peluru lagi dilepaskan dengan jarak hanya satu meter dari kepala korban! Sekali lagi tak terlihat adanya selongsong peluru yang keluar, tak ada darah, dan tak ada gerakan pada badan setelah ditembak.
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: Aneh' Tidak ada darah saat Penembakan di Kantor Majalah “Charlie Hebdo” di Paris
Seorang yang ditembak pastinya tetap ada gerakan di badannya biarpun langsung mati walau hanya sedikit.
Yang paling aneh lainnya adalah, jika kepala yang ditembak, maka darah langsung keluar memenuhi trotoar.
Kepala tak berongga karena diisi otak, oleh karenanya jika ditembak, maka detik itu juga darah akan keluar. Dan akan keluar banyak, namun ini tak terjadi.
Darah “baru ada” diatas trotoar itu setelah polisi merilis sebuah foto. Anehnya lagi darah itu hanya sedikit, seperti terciprat mirip kencing.
Paling aneh kedua adalah, jika sebuah kepala ditembak oleh senapan AK-47 dari jarak dekat, maka peluru tak hanya membuat lubang, tapi pastinya akan memecahkan kepala.
Sekali lagi, tak tampak ada peluru yang keluar, tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun pada polisi itu dalam tragedi penembakan CharlieHebdo.
Suara tembakan-tembakan yang terdengar pada semua video juga bukan suara khas dari senapan AK-47 yang memiliki ciri khas.
Suara AK-47
Oleh sebab itulah bagian dari video yang ini, justru sangat membuat para penonton bingung karena sangat aneh dan tak alamiah! Video yang diunggah oleh akun Dzenis Jusmani itu berjudul “FAKE PARIS SHOOTING MISS SLOW MOTION 7 1 15 FRENCH SATIRE”Lihat Videonya di sini
Klip #4 – Video yang memperlihatkan trotoar telah diedit dengan menambahkan bercak darah
pada video ini menunjukkan adanya bercak darah di atas trotoar. Namun sayangnya video ini sangat terlihat sekali hasil olahannya. Salah satunya, tampak warna trotoar yang memakai efek “green screen” yang sudah dioleh (edited) karena memiliki warna berbeda atau lebih terang dari trotoar asli.
Kedua warna trotoar yang berbeda itu hanya dipisahkan oleh sebatang pohon dipinggir jalan dekat trotoar. Jadi batang pohon itu sebagai pembatas hasil olahan (edited). Tampak warna trotoar sebelah kiri batang pohon dimana adanya bercak darah adalah palsu akibat tambahan oleh efek green screen.
Sedangkan warna trotoar yang sebelah kanan batang pohon adalah warna asli dari trotoar yang sebenarnya. Hal itu sangat terlihat sekali pada detik 02 atau detik kedua diawal video dengan sudut paling dekat ini, yang berjudul “Video of Paris attack shows gunmen shooting wounded officer dead”, sangat terlihat beda penampakannya dari trotoar asli. Lihat videonya di sini
Pelaku “Paris Shooting” Menyerahkan Diri
Kini tragedi yang hampir mirip untuk kesekian kalinya, terjadi lagi dan sekarang di kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo Perancis. Salah satu pelaku penembakan brutal yang merupakan tersangka paling muda berusia 18 tahun dilaporkan menyerahkan diri ke polisi pada Rabu (7/1) sekitar pukul 23.00 waktu setempat setelah melihat namanya beredar luas di media sosial, demikian dilaporkan AFP, Kamis (8/1/2015).
“Hamyd Mourad menyerahkan dirinya sendiri ke polisi … pada Rabu (7/1) sekitar pukul 23.00 waktu setempat setelah melihat namanya beredar luas di media sosial,” tutur seorang sumber yang memahami kasus ini kepada AFP, Kamis (8/1/2015). “Dia telah ditangkap dan dibawa ke tahanan,” sebut seorang sumber lainnya memastikan.
Tersangka selalu adik-kakak, mirip tragedi Bomb Boston Marathon
Kepolisian Prancis telah mengidentifikasi tiga pelaku penembakan tersebut, sebagai Said Kouachi yang lahir tahun 1980, kemudian Cherif Kouachi yang lahir tahun 1982 dan Hamyd Mourad yang lahir tahun 1996. Said dan Cherif diketahui merupakan kakak-beradik yang tinggal di Paris, sedangkan Mourad diketahui berasal dari kota Reims.
Sekali lagi mirip tragedi Bomb Boston Marathon, perburuan besar-besaran terhadap dua pelaku lainnya dilakukan kepolisian Prancis. Polisi juga telah merilis foto dua pelaku kakak-beradik ke publik, demi mendapat informasi dan petunjuk dari masyarakat.
Kepolisian Paris menyatakan, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk Said Kouachi (34) dan Chérif Kouachi (32) yang disebut sebagai berbahaya dan bersenjata.
Pada tragedi Bomb Boston Marathon, kakak pelaku ditembak mati padahal sudah menyerah dan tak bersenjata, sedangkan adiknya ditembak tenggorokannya padahal sudah menyerah juga keluar dari persembunyian di sebuah perahu dan juga tak memiliki senjata. Kini adiknya dipenjara dan tak bisa lagi berbicara akibat tenggorokannya rusak agar tak dapat menyampaikan kesaksiannya.
Yang paling aneh lainnya adalah, jika kepala yang ditembak, maka darah langsung keluar memenuhi trotoar.
Kepala tak berongga karena diisi otak, oleh karenanya jika ditembak, maka detik itu juga darah akan keluar. Dan akan keluar banyak, namun ini tak terjadi.
Darah “baru ada” diatas trotoar itu setelah polisi merilis sebuah foto. Anehnya lagi darah itu hanya sedikit, seperti terciprat mirip kencing.
Paling aneh kedua adalah, jika sebuah kepala ditembak oleh senapan AK-47 dari jarak dekat, maka peluru tak hanya membuat lubang, tapi pastinya akan memecahkan kepala.
Sekali lagi, tak tampak ada peluru yang keluar, tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun pada polisi itu dalam tragedi penembakan CharlieHebdo.
Suara tembakan-tembakan yang terdengar pada semua video juga bukan suara khas dari senapan AK-47 yang memiliki ciri khas.
Suara AK-47
Oleh sebab itulah bagian dari video yang ini, justru sangat membuat para penonton bingung karena sangat aneh dan tak alamiah! Video yang diunggah oleh akun Dzenis Jusmani itu berjudul “FAKE PARIS SHOOTING MISS SLOW MOTION 7 1 15 FRENCH SATIRE”Lihat Videonya di sini
Klip #4 – Video yang memperlihatkan trotoar telah diedit dengan menambahkan bercak darah
pada video ini menunjukkan adanya bercak darah di atas trotoar. Namun sayangnya video ini sangat terlihat sekali hasil olahannya. Salah satunya, tampak warna trotoar yang memakai efek “green screen” yang sudah dioleh (edited) karena memiliki warna berbeda atau lebih terang dari trotoar asli.
Kedua warna trotoar yang berbeda itu hanya dipisahkan oleh sebatang pohon dipinggir jalan dekat trotoar. Jadi batang pohon itu sebagai pembatas hasil olahan (edited). Tampak warna trotoar sebelah kiri batang pohon dimana adanya bercak darah adalah palsu akibat tambahan oleh efek green screen.
Sedangkan warna trotoar yang sebelah kanan batang pohon adalah warna asli dari trotoar yang sebenarnya. Hal itu sangat terlihat sekali pada detik 02 atau detik kedua diawal video dengan sudut paling dekat ini, yang berjudul “Video of Paris attack shows gunmen shooting wounded officer dead”, sangat terlihat beda penampakannya dari trotoar asli. Lihat videonya di sini
Pelaku “Paris Shooting” Menyerahkan Diri
Kini tragedi yang hampir mirip untuk kesekian kalinya, terjadi lagi dan sekarang di kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo Perancis. Salah satu pelaku penembakan brutal yang merupakan tersangka paling muda berusia 18 tahun dilaporkan menyerahkan diri ke polisi pada Rabu (7/1) sekitar pukul 23.00 waktu setempat setelah melihat namanya beredar luas di media sosial, demikian dilaporkan AFP, Kamis (8/1/2015).
“Hamyd Mourad menyerahkan dirinya sendiri ke polisi … pada Rabu (7/1) sekitar pukul 23.00 waktu setempat setelah melihat namanya beredar luas di media sosial,” tutur seorang sumber yang memahami kasus ini kepada AFP, Kamis (8/1/2015). “Dia telah ditangkap dan dibawa ke tahanan,” sebut seorang sumber lainnya memastikan.
Tersangka selalu adik-kakak, mirip tragedi Bomb Boston Marathon
Kepolisian Prancis telah mengidentifikasi tiga pelaku penembakan tersebut, sebagai Said Kouachi yang lahir tahun 1980, kemudian Cherif Kouachi yang lahir tahun 1982 dan Hamyd Mourad yang lahir tahun 1996. Said dan Cherif diketahui merupakan kakak-beradik yang tinggal di Paris, sedangkan Mourad diketahui berasal dari kota Reims.
Sekali lagi mirip tragedi Bomb Boston Marathon, perburuan besar-besaran terhadap dua pelaku lainnya dilakukan kepolisian Prancis. Polisi juga telah merilis foto dua pelaku kakak-beradik ke publik, demi mendapat informasi dan petunjuk dari masyarakat.
Kepolisian Paris menyatakan, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk Said Kouachi (34) dan Chérif Kouachi (32) yang disebut sebagai berbahaya dan bersenjata.
Pada tragedi Bomb Boston Marathon, kakak pelaku ditembak mati padahal sudah menyerah dan tak bersenjata, sedangkan adiknya ditembak tenggorokannya padahal sudah menyerah juga keluar dari persembunyian di sebuah perahu dan juga tak memiliki senjata. Kini adiknya dipenjara dan tak bisa lagi berbicara akibat tenggorokannya rusak agar tak dapat menyampaikan kesaksiannya.
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: Aneh' Tidak ada darah saat Penembakan di Kantor Majalah “Charlie Hebdo” di Paris
Charlie Hebdo pernah memecat kartunis karena anti-Semitisme (anti Zion Yahudi) pada tahun 2009
Kalian boleh anti-Islam, anti-Kristen, atau anti agama lain, tapi jangan anti Semit. Itulah pesan yang diterima Maurice Sinet, kartunis yang kini berusia 86 tahun dan punya nama pena “Sine”, saat dipecat manajemen majalah satire Charlie Hebdo tahun 2009 lalu.
Info yang dimuat pada worldbulletin.net mengemukakan peristiwa yang dialami oleh Maurice Sinet karena dianggap mengejek Sarkozy (presiden Perancis kala itu) agar masuk agama Yahudi untuk uang, lalu Sine dituduh sebagai Anti-Semit dan menghadapi banyak tekanan dari pemimpinnya untuk memecat dari majalah mingguan tukang sindir itu.
Maurice Sinet, lahir pada 13 Desember 1928 (86 tahun), itu akhirnya menghadapi tuduhan “menghasut kebencian rasial” untuk kolom yang ia tulis pada tahun 2009 di Charlie Hebdo. Kartunis itu memicu kontroversi antara intelektual Paris dan berakhir pada pemecatannya dari majalah itu.
Maurice-SinetKartunis yang pernah mengisi kolom pada majalah “L’Affaire Sine” ini, mengikuti keterlibatan Sarkozy terhadap calon istrinya kala itu Jessica Sebaoun-Darty (22), seorang puteri pewaris tahta dari pengusaha Yahudi yang menguasai jaringan perdagangan barang elektronik.
Ia mengomentari rumor bahwa putra presiden berencana untuk mengkonversinya menjadi Yudaisme, Sine menyindir: “Dia akan pergi jauh dalam kehidupan, dan memiliki sedikit anak.”
Seorang komentator dengan profil tinggi dibidang politik marah terhadap kolom itu karena menghubungkan prasangka tentang orang-orang Yahudi dan keberhasilan sosial.
Editor Charlie Hebdo, Philippe Val, mendesak dan meminta Sinet untuk meminta maaf. Sinet sebenarnya bersedia, tapi jika permintaan maaf harus dengan cara yang sangat sopan, dia menolak.
Keputusan Mr. Val untuk memecat Sine didukung oleh sekelompok intelektual terkemuka, termasuk filsuf Bernard-Henry Levy. Tetapi bagian dari libertarian sayap kiri membelanya habis-habisan, mengutip hak untuk kebebasan berbicara oleh Charlie Hebdo ternyata justru melanggar kebebasan berbicara yang selama ini di-tuhan-kan.
Pada tahun 1962 Siné pernah merilis bukunya yang berjudul Siné Massacre, yang di dalamnya mengandung anti-colonialism, anti-capitalism, anti-clericalism, and anarchism.
Tabloid kartun tukang sindir Charlie Hebdo juga pernah menerbitkan kartun bahkan menghina Islam dan Nabi Muhammad, sebagai “kebebasan berbicara”. Charlie Hebdo juga pernah menerbitkan kartun tentang Nabi Isa dan Chiristianity, juga menyebabkan majalah itu dituntut sebanyak 12 kali oleh Gereja Katolik.
Pemimpin Chechnya ledak Eropa atas standar ganda terorisme
Tanggapan publik belum pernah terjadi sebelumnya terhadap penembakan Charlie Hebdo di Prancis yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin membangkitkan sentimen anti-Islam dan mengalihkan perhatian orang dari masalah lain, klaim pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov melalui laporan di Russia Today (RT).
kadyrov-chechnya-charlie-hebdoKepala Republik Chechnya itu menjelaskan posisinya melalui media lamanya pilihan, layanan berbagi foto Instagram.
Dalam sebuah posting yang viral dan menyertai foto dirinya, Kadyrov mengatakan bahwa ia menyambut baik “single-hearted“ kecaman terorisme oleh para pemimpin dunia serta jutaan orang mengambil bagian dalam demonstrasi di Paris. Dia juga mengutuk pembunuhan orang tak bersenjata oleh teroris dan dianggap sebagai perang melawan terorisme, tugas yang paling penting dalam hidupnya.
Pada saat yang sama Kadyrov mengajukan pertanyaan.
“Was the denouncing aimed at terrorism only in France or were the public figures and people targeting the evil all over the World?”
(Apakah yang mencela bertujuan terorisme hanya di Prancis atau yang para tokoh masyarakat dan orang-orang jahat yang menargetkan seluruh Dunia?)
“Why the presidents, kings and prime ministers have never led marches of protest against the deaths of hundreds of thousands of Afghans, Syrians, Egyptians, Libyans, Yemenis, and Iraqis? Why did they remain silent when terrorists exploded a bomb in the Chechen government HQ or when they blew up the Grozny stadium killing Chechen President Akhmad-Haji Kadyrov [Ramzan Kadyrov’s father] and his aides? Why did they not react to the raid on the school in Beslan and the hostage taking at Moscow’s Dubrovka Theater? Why keep silent when in December last year terrorists captured the House of Press and a school in Grozny, killing and injuring over 50 people?” tulisan akhir Kadyrov dalam akunnya.
(“Mengapa presiden, raja dan perdana menteri tidak pernah memimpin pawai protes terhadap kematian terhadap ratusan ribu warga Afghanistan, Suriah, Mesir, Libya, Yaman dan Irak? Mengapa mereka tetap diam ketika teroris meledakkan bom di markas pemerintah Chechnya atau ketika mereka meledakkan stadion Grozny dan membunuh Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov-Haji [ayah Ramzan Kadyrov] dan para pembantunya? Mengapa mereka tidak bereaksi terhadap serangan disekolah di Beslan dan penyanderaan di Theater Dubrovka di Moskow? Mengapa diam ketika pada bulan Desember tahun lalu teroris ditangkap di Gedung Pers dan sebuah sekolah di Grozny, menewaskan dan melukai lebih dari 50 orang?” tulisan akhir Kadyrov dalam akunnya.)
“It is impossible to secure Paris, London, Madrid and other European capitals if the whole society fails to condemn those who raise and sponsor terrorists all over the world masking it as support for opposition movements,” Kadyrov stated.
“Tidak mungkin untuk mengamankan Paris, London, Madrid dan ibukota Eropa lainnya jika seluruh masyarakat gagal untuk mengutuk orang-orang yang mengangkat dan mensponsori teroris di seluruh dunia yang berkedok sebagai dukungannya untuk gerakan oposisi,” kata Kadyrov.
Tokoh Chech itu dengan yakin menulis bahwa dia mencurigai beberapa kekuatan yang sangat kuat telah mempersiapkan seluruh skenario itu untuk menghasut suasana hati anti-Islam di Eropa atau untuk mengalihkan perhatian publik dari beberapa masalah global yang masih terjadi.
Seorang mukmin yang sungguh-sungguh dalam Islam, Kadyrov juga menulis bahwa ia dan sekutu-sekutunya tidak akan membiarkan siapa pun menghina Nabi, bahkan jika hal ini akan mempertaruhkan hidup mereka.
“Jika kita masih diam ini tidak berarti bahwa kita tidak bisa mendapatkan jutaan orang turun ke jalan di seluruh dunia untuk memprotes orang-orang yang berkomplot pada penghinaan terhadap perasaan keagamaan umat Islam. Apakah ini yang Anda inginkan? “terangnya, yang ditujukan oleh para pemimpin politik dunia Barat.
Kepala republik Chechnya itu juga menyarankan media massa telah “membiarkan diri untuk terlibat dalam skandal,” dan harus meminta maaf kepada umat Islam untuk mengakhiri kontroversi.
“Perdamaian dan stabilitas lebih penting bagi semua orang daripada hak segelintir wartawan untuk tidak menghormati Nabi,” tulisnya.
Kalian boleh anti-Islam, anti-Kristen, atau anti agama lain, tapi jangan anti Semit. Itulah pesan yang diterima Maurice Sinet, kartunis yang kini berusia 86 tahun dan punya nama pena “Sine”, saat dipecat manajemen majalah satire Charlie Hebdo tahun 2009 lalu.
Info yang dimuat pada worldbulletin.net mengemukakan peristiwa yang dialami oleh Maurice Sinet karena dianggap mengejek Sarkozy (presiden Perancis kala itu) agar masuk agama Yahudi untuk uang, lalu Sine dituduh sebagai Anti-Semit dan menghadapi banyak tekanan dari pemimpinnya untuk memecat dari majalah mingguan tukang sindir itu.
Maurice Sinet, lahir pada 13 Desember 1928 (86 tahun), itu akhirnya menghadapi tuduhan “menghasut kebencian rasial” untuk kolom yang ia tulis pada tahun 2009 di Charlie Hebdo. Kartunis itu memicu kontroversi antara intelektual Paris dan berakhir pada pemecatannya dari majalah itu.
Maurice-SinetKartunis yang pernah mengisi kolom pada majalah “L’Affaire Sine” ini, mengikuti keterlibatan Sarkozy terhadap calon istrinya kala itu Jessica Sebaoun-Darty (22), seorang puteri pewaris tahta dari pengusaha Yahudi yang menguasai jaringan perdagangan barang elektronik.
Ia mengomentari rumor bahwa putra presiden berencana untuk mengkonversinya menjadi Yudaisme, Sine menyindir: “Dia akan pergi jauh dalam kehidupan, dan memiliki sedikit anak.”
Seorang komentator dengan profil tinggi dibidang politik marah terhadap kolom itu karena menghubungkan prasangka tentang orang-orang Yahudi dan keberhasilan sosial.
Editor Charlie Hebdo, Philippe Val, mendesak dan meminta Sinet untuk meminta maaf. Sinet sebenarnya bersedia, tapi jika permintaan maaf harus dengan cara yang sangat sopan, dia menolak.
Keputusan Mr. Val untuk memecat Sine didukung oleh sekelompok intelektual terkemuka, termasuk filsuf Bernard-Henry Levy. Tetapi bagian dari libertarian sayap kiri membelanya habis-habisan, mengutip hak untuk kebebasan berbicara oleh Charlie Hebdo ternyata justru melanggar kebebasan berbicara yang selama ini di-tuhan-kan.
Pada tahun 1962 Siné pernah merilis bukunya yang berjudul Siné Massacre, yang di dalamnya mengandung anti-colonialism, anti-capitalism, anti-clericalism, and anarchism.
Tabloid kartun tukang sindir Charlie Hebdo juga pernah menerbitkan kartun bahkan menghina Islam dan Nabi Muhammad, sebagai “kebebasan berbicara”. Charlie Hebdo juga pernah menerbitkan kartun tentang Nabi Isa dan Chiristianity, juga menyebabkan majalah itu dituntut sebanyak 12 kali oleh Gereja Katolik.
Pemimpin Chechnya ledak Eropa atas standar ganda terorisme
Tanggapan publik belum pernah terjadi sebelumnya terhadap penembakan Charlie Hebdo di Prancis yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin membangkitkan sentimen anti-Islam dan mengalihkan perhatian orang dari masalah lain, klaim pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov melalui laporan di Russia Today (RT).
kadyrov-chechnya-charlie-hebdoKepala Republik Chechnya itu menjelaskan posisinya melalui media lamanya pilihan, layanan berbagi foto Instagram.
Dalam sebuah posting yang viral dan menyertai foto dirinya, Kadyrov mengatakan bahwa ia menyambut baik “single-hearted“ kecaman terorisme oleh para pemimpin dunia serta jutaan orang mengambil bagian dalam demonstrasi di Paris. Dia juga mengutuk pembunuhan orang tak bersenjata oleh teroris dan dianggap sebagai perang melawan terorisme, tugas yang paling penting dalam hidupnya.
Pada saat yang sama Kadyrov mengajukan pertanyaan.
“Was the denouncing aimed at terrorism only in France or were the public figures and people targeting the evil all over the World?”
(Apakah yang mencela bertujuan terorisme hanya di Prancis atau yang para tokoh masyarakat dan orang-orang jahat yang menargetkan seluruh Dunia?)
“Why the presidents, kings and prime ministers have never led marches of protest against the deaths of hundreds of thousands of Afghans, Syrians, Egyptians, Libyans, Yemenis, and Iraqis? Why did they remain silent when terrorists exploded a bomb in the Chechen government HQ or when they blew up the Grozny stadium killing Chechen President Akhmad-Haji Kadyrov [Ramzan Kadyrov’s father] and his aides? Why did they not react to the raid on the school in Beslan and the hostage taking at Moscow’s Dubrovka Theater? Why keep silent when in December last year terrorists captured the House of Press and a school in Grozny, killing and injuring over 50 people?” tulisan akhir Kadyrov dalam akunnya.
(“Mengapa presiden, raja dan perdana menteri tidak pernah memimpin pawai protes terhadap kematian terhadap ratusan ribu warga Afghanistan, Suriah, Mesir, Libya, Yaman dan Irak? Mengapa mereka tetap diam ketika teroris meledakkan bom di markas pemerintah Chechnya atau ketika mereka meledakkan stadion Grozny dan membunuh Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov-Haji [ayah Ramzan Kadyrov] dan para pembantunya? Mengapa mereka tidak bereaksi terhadap serangan disekolah di Beslan dan penyanderaan di Theater Dubrovka di Moskow? Mengapa diam ketika pada bulan Desember tahun lalu teroris ditangkap di Gedung Pers dan sebuah sekolah di Grozny, menewaskan dan melukai lebih dari 50 orang?” tulisan akhir Kadyrov dalam akunnya.)
“It is impossible to secure Paris, London, Madrid and other European capitals if the whole society fails to condemn those who raise and sponsor terrorists all over the world masking it as support for opposition movements,” Kadyrov stated.
“Tidak mungkin untuk mengamankan Paris, London, Madrid dan ibukota Eropa lainnya jika seluruh masyarakat gagal untuk mengutuk orang-orang yang mengangkat dan mensponsori teroris di seluruh dunia yang berkedok sebagai dukungannya untuk gerakan oposisi,” kata Kadyrov.
Tokoh Chech itu dengan yakin menulis bahwa dia mencurigai beberapa kekuatan yang sangat kuat telah mempersiapkan seluruh skenario itu untuk menghasut suasana hati anti-Islam di Eropa atau untuk mengalihkan perhatian publik dari beberapa masalah global yang masih terjadi.
Seorang mukmin yang sungguh-sungguh dalam Islam, Kadyrov juga menulis bahwa ia dan sekutu-sekutunya tidak akan membiarkan siapa pun menghina Nabi, bahkan jika hal ini akan mempertaruhkan hidup mereka.
“Jika kita masih diam ini tidak berarti bahwa kita tidak bisa mendapatkan jutaan orang turun ke jalan di seluruh dunia untuk memprotes orang-orang yang berkomplot pada penghinaan terhadap perasaan keagamaan umat Islam. Apakah ini yang Anda inginkan? “terangnya, yang ditujukan oleh para pemimpin politik dunia Barat.
Kepala republik Chechnya itu juga menyarankan media massa telah “membiarkan diri untuk terlibat dalam skandal,” dan harus meminta maaf kepada umat Islam untuk mengakhiri kontroversi.
“Perdamaian dan stabilitas lebih penting bagi semua orang daripada hak segelintir wartawan untuk tidak menghormati Nabi,” tulisnya.
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: Aneh' Tidak ada darah saat Penembakan di Kantor Majalah “Charlie Hebdo” di Paris
Operation False Flag
Tampak pada video dimana seorang polisi muslim Perancis yang sedang terbaring di trotoar, ditembaki. Lalu salah satu teroris menghampirinya dan ditembak sekali lagi kepalanya dari jarak dekat. Tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun dari korban setelah penembakan. Semua penembak yang disebut teroris itu memakai kain penutup muka seperti para anggota ISIS.
Menurut Kepolisian Perancis, mereka tak teridentifikasi. Namun kenapa pihak kepolisian menuduh bahwa mereka yang bersenjata itu seorang Muslim?
Operation False Flag
Operation False Flag
Kepolisian Perancis menuduh bahwa pria-pria bertopeng itu Muslim karena berteriak “Allahu Akbar” dan berteriak dalam bahasa Perancis, “Kami adalah Al-Qaida dari Yaman dan kami membela Nabi Muhammad!”.
Teriakan kata-kata dalam bahasa Perancis? Seperti yang telah dilontarkan bahwa kepolisian Perancis telah menyatakan, “mereka tak teridentifikasi”. Bukankah itu sesuatu yang spesifik? Dan mengapa pengambil video itu telah tahu bahwa akan terjadi aksi terorisme disana? Dengan kamera yang sepertinya telah disiapkan?
Inilah pengalihan terhadap opini publik, bahwa masyarakat digiring kepada apa yang disebut sebagai “False Flag’, agar masyarakat dunia langsung percaya bahwa para penembak itu adalah Al-Qaeda, organisasi cikal bakal yang dibuat AS untuk memerangi Uni Soviet pada masa tahun 1080-an dimaasa “Perang Dingin”.
Jadi opini ditekankan bahwa kelompok muslim telah memerangi dan membunuh kelompok muslim lainnya. Itu terlihat karena polisi yang ditembak pada video adalah juga seorang muslim. Dan pakaian penembak lebih mirip kelompok ISIS dibanding Al-Qaeda.
Petugas kepolisian tengah menggelar pencarian besar-besaran untuk menangkap pelaku penembakan. Media sedunia pun heboh, karena terbukti pula bahwa nyaris semua media sejagat memang telah ‘dikendalikan” mereka. Semua itu agar dapat mengelabui masyarakat dunia dalam operasi andalannya yang selalu jitu karena disokong oleh media dunia, yaitu Operation False Flag.
Tampak pada video dimana seorang polisi muslim Perancis yang sedang terbaring di trotoar, ditembaki. Lalu salah satu teroris menghampirinya dan ditembak sekali lagi kepalanya dari jarak dekat. Tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun dari korban setelah penembakan. Semua penembak yang disebut teroris itu memakai kain penutup muka seperti para anggota ISIS.
Menurut Kepolisian Perancis, mereka tak teridentifikasi. Namun kenapa pihak kepolisian menuduh bahwa mereka yang bersenjata itu seorang Muslim?
Operation False Flag
Operation False Flag
Kepolisian Perancis menuduh bahwa pria-pria bertopeng itu Muslim karena berteriak “Allahu Akbar” dan berteriak dalam bahasa Perancis, “Kami adalah Al-Qaida dari Yaman dan kami membela Nabi Muhammad!”.
Teriakan kata-kata dalam bahasa Perancis? Seperti yang telah dilontarkan bahwa kepolisian Perancis telah menyatakan, “mereka tak teridentifikasi”. Bukankah itu sesuatu yang spesifik? Dan mengapa pengambil video itu telah tahu bahwa akan terjadi aksi terorisme disana? Dengan kamera yang sepertinya telah disiapkan?
Inilah pengalihan terhadap opini publik, bahwa masyarakat digiring kepada apa yang disebut sebagai “False Flag’, agar masyarakat dunia langsung percaya bahwa para penembak itu adalah Al-Qaeda, organisasi cikal bakal yang dibuat AS untuk memerangi Uni Soviet pada masa tahun 1080-an dimaasa “Perang Dingin”.
Jadi opini ditekankan bahwa kelompok muslim telah memerangi dan membunuh kelompok muslim lainnya. Itu terlihat karena polisi yang ditembak pada video adalah juga seorang muslim. Dan pakaian penembak lebih mirip kelompok ISIS dibanding Al-Qaeda.
Petugas kepolisian tengah menggelar pencarian besar-besaran untuk menangkap pelaku penembakan. Media sedunia pun heboh, karena terbukti pula bahwa nyaris semua media sejagat memang telah ‘dikendalikan” mereka. Semua itu agar dapat mengelabui masyarakat dunia dalam operasi andalannya yang selalu jitu karena disokong oleh media dunia, yaitu Operation False Flag.
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Similar topics
» Tragedi Charlie Hebdo, pembunuhan terhadap sastrawan anti-islam ternyata memang sudah pernah disunnahkan oleh muhammad
» Tentang Bid’ah.... Sungguh tidak aneh, tidak lucu, tapi nyata!
» [ajal tidak pandang tempat juga tidak pandang waktu] Detik-detik Sebelum Pendeta GBI Meninggal Saat Kotbah.
» Gaya Hidup Bos Hotel Yang Aneh-Aneh
» Habib Rizieq : Kalau Ahok Tidak Diadili, Kantor Ahok Kita Bakar Rame-Rame
» Tentang Bid’ah.... Sungguh tidak aneh, tidak lucu, tapi nyata!
» [ajal tidak pandang tempat juga tidak pandang waktu] Detik-detik Sebelum Pendeta GBI Meninggal Saat Kotbah.
» Gaya Hidup Bos Hotel Yang Aneh-Aneh
» Habib Rizieq : Kalau Ahok Tidak Diadili, Kantor Ahok Kita Bakar Rame-Rame
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik