FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

tanda-tanda kedatangan Yesus al Masih di akhir zaman menurut Al Kitab Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

tanda-tanda kedatangan Yesus al Masih di akhir zaman menurut Al Kitab Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

tanda-tanda kedatangan Yesus al Masih di akhir zaman menurut Al Kitab

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

tanda-tanda kedatangan Yesus al Masih di akhir zaman menurut Al Kitab Empty tanda-tanda kedatangan Yesus al Masih di akhir zaman menurut Al Kitab

Post by keroncong Fri Nov 21, 2014 3:11 am

Tanda-tanda umum: kejadian-kejadian aktual di langit menjelang akhir zaman

Kita sudah tiba pada studi kita di Lukas 21:25, bagian yang kita lewatkan di khotbah yang lalu. Dalam seri khotbah ini, kita telah membahas Firman Allah secara sistematis. Kita sedang membahas secara berurutan segenap pengajaran Yesus, tidak ada yang dilewatkan. Untuk pesan hari ini, kita akan membaca dua perikop, satu di Matius 24 dan satunya lagi di Lukas 21:25-27.

"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaannya."

Kita telah mempelajari tanda-tanda menjelang kedatangan Yesus. Dengan cara ini, Yesus mempersiapkan umat dan para muridnya. Saat tanda-tanda itu muncul, mereka harus siap untuk menghadapi penganiayaan, penderitaan dan pencobaan. Lalu Yesus juga memberitahukan kita tentang hal-hal yang akan terjadi pas sebelum kedatangannya. Ada tanda-tanda yang bersifat umum dan tanda-tanda yang bersifat khusus. Dan di ayat-ayat ini juga kita menemukan tanda-tanda yang umum, namun tanda-tanda tersebut berada sangat dekat dengan akhir zaman ini. "Akan ada tanda-tanda," demikianlah bunyi firman, "pada matahari dan bulan dan bintang." Kita tidak perlu menarik semacam makna rohani dari kata matahari, bulan dan bintang di dalam ayat-ayat ini. Yesus sedang menunjuk kepada peristiwa-peristiwa yang memang akan terjadi di langit.

Allah akan membuat tanda-tanda di langit untuk menyampaikan pesan kepada umat manusia di akhir zaman

Kata 'tanda-tanda' menurut Kitab Suci bukan sekadar mengacu pada kejadian-kejadian yang alami, walaupun kata itu juga bisa mengacu pada hal-hal yang alami. Di Kitab Suci, kata ini lebih mengarah pada aktivitas ilahi, hal-hal yang diperbuat oleh Allah. Tanda sebagai peristiwa alami dipakai di dalam pengertian perbuatan Allah ini. Di Kejadian 1:14 tertulis bahwa Allah menciptakan bintang-bintang, matahari dan bulan sebagai tanda bagi bumi. Pada dasarnya benda-benda itu disediakan sebagai tanda. Akan tetapi, dalam hal ini, tanda-tanda tersebut lebih bersifat alami. Sebagai contoh, musim-musim bisa digunakan sebagai semacam tanda; tanda untuk menandai musim yang berbeda. Masyarakat Tionghoa purba - bahkan sampai dengan sekarang ini - memanfaatkan bulan untuk menetapkan tanggal dan bulan; kalendar orang Tionghoa memakai peredaran bulan sebagai dasar penetapan waktunya, dan disebut sebagai kalendar lunar (lunar = bulan). Jadi, benda-benda di langit itu sangat penting bagi kita di dalam hal memberikan dasar perhitungan waktu, menjadi suatu tanda penentuan waktu.

Namun kata 'tanda-tanda' lebih dipakai di dalam Kitab Suci untuk kejadian-kejadian yang supernatural. Kata ini juga dipakai untuk peristiwa-peristiwa yang alami, namun secara khusus, ia merujuk kepada kejadian-kejadian yang supernatural. Dalam rujukan inilah kata 'tanda-tanda' itu diartikan sebagai aktivitas Allah di dunia, di mana Dia menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia. Jadi menurut Kitab Suci, sebuah tanda adalah suatu pesan yang disampaikan lewat sebuah tindakan yang bisa dilihat. (Berbeda dengan pesan yang Anda terima melalui ucapan yang bisa Anda dengarkan, saat Anda mendengarkan pesan yang dikhotbahkan, berarti Firman Allah telah disampaikan kepada Anda melalui suara yang bisa Anda dengarkan, dan Anda menerima pesan dari Allah melalui panca indera telinga Anda.) Namun tanda adalah pesan yang diterima melalui mata, sesuatu yang bisa Anda amati, yang bisa Anda lihat. Dan Yesus di sini sedang menyampaikan bahwa pada akhir zaman nanti, akan ada tanda-tanda yang akan bisa Anda lihat di langit. Akan terjadi peristiwa-peristiwa yang dikerjakan oleh Allah sendiri di langit yang bisa dilihat oleh mata manusia.

Allah memberikan tanda pada saat kematian Yesus: matahari digelapkan pada hari siang

Sebagai contoh, ketika Yesus disalibkan, Allah memberikan tanda di langit. Di Lukas 23:45, matahari digelapkan di siang hari. Allah melakukan sesuatu, yakni matahari tidak memancarkan sinarnya di siang hari. Tepat di siang bolong, di mana pada saat itu sama sekali tidak ada gumpalan awan yang besar di langit. Pola cuaca di Israel sangat mudah diramalkan, mirip dengan pola cuaca yang berdasarkan kalendar lunar seperti dipakai oleh masyarakat Tionghoa - yang memakai peredaran bulan sebagai dasar perhitungannya. Kalendar lunar, seringkali bisa meramalkan dengan ketepatan yang mengagumkan hal-hal yang berkaitan dengan cuaca.

Bagi orang-orang yang telah lama tinggal di Inggris, mereka akan segera mendapati bahwa di Inggris cuaca sangat tidak bisa ditebak. Cuaca hanya bisa ditebak sebatas apakah akan berkabut atau hujan, hanya sebatas itulah batas ramalannya. Oleh karenanya, orang Inggris terbiasa berjalan kemana-mana dengan membawa payung, karena mereka memang tidak bisa menduga kapan akan turun hujan. Hujan bisa saja turun setiap saat, jadi sebaiknya Anda bermain aman dengan selalu membawa payung.

Namun di Timur Tengah, terutama di Israel, cuaca sangat mudah diramal. Bisa dikatakan bahwa pada hari-hari perayaan Paskah, ketika Yesus disalibkan, adalah hari-hari di mana cuaca sedang cerah. Akan tetapi Allah memberikan tanda pada saat Yesus meninggal. Kita diberitahu bahwa pada waktu itu matahari menjadi gelap selama beberapa jam; kegelapan datang di siang bolong. Allah sedang mengisyaratkan kepada mereka yang telah menyalibkan Yesus tentang ketidaksenangannya atas tindakan mereka; lewat tanda yang diberikan Allah sedang memperingatkan mereka bahwa mereka telah melakukan hal yang melawan Allah, bukannya manusia.

Menjelang kedatangan Yesus, Allah akan menunjukkan lagi tanda-tanda di langit

Inilah persisnya poin yang ingin ditunjukkan sekali lagi oleh Allah dengan memberikan tanda-tanda semacam ini di akhir zaman, pemberian tanda untuk memberitahu bahwa penghakiman akan segera berlangsung. Di pembahasan-pembahasan yang lalu, kita telah melihat bahwa Allah akan membiarkan kejahatan berlangsung sampai pada batas tertentu namun tidak sampai melewati batas tersebut. Dan di Perjanjian Lama, kita mendapati bahwa ketika kejahatan telah mencapai suatu batas tertentu, Allah benar-benar memberikan tanda di langit untuk menunjukkan bahwa penghakimanNya akan segera berlangsung. Kita bisa membaca hal itu terutamanya di kitab Yoel. Di kitab Yoel, terdapat beberapa rujukan terhadap tanda-tanda di matahari dan bintang. Saya akan memberikan beberapa dari rujukan tersebut. Sebagai contoh di Yoel 2:10-11.

Di depannya bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya (di sini kembali terlihat bahwa matahari, bulan dan bintang digelapkan; tidak memancarkan cahayanya). Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat banyak dan pelaksana firman-Nya kuat. Betapa hebat dan sangat dahsyat hari TUHAN! Siapakah yang dapat menahannya? (Hari TUHAN adalah hari penghakiman Allah)

Hal yang sama dapat dilihat di Yoel 2:10 ini, dikatakan menjelang hari penghakiman Allah, matahari dan bulan dan bintang-bintang akan menjadi gelap. Di ayat-ayat itu Anda bisa melihat tanda-tanda peringatan. Allah begitu mengasihi manusia dan Dia mengadakan tanda-tanda tersebut bukan untuk menakut-nakuti Anda, melainkan untuk membuka pemahaman umat manusia, seandainya mereka masih mempunyai mata untuk melihat, bahwa waktu mereka sudah hampir habis. Kalau mereka tidak mau mendengarkan, lalu sekarang apakah mereka mau melihat dengan mata kepala mereka? Akankah mereka mencermati hal-hal yang akan berlangsung nanti? Sayangnya, begitulah, manusia selalu menolak, baik menolak untuk mendengarkan maupun untuk melihat hal-hal yang disampaikan oleh Allah.

Di Yohanes 12, sekalipun orang banyak bisa melihat tanda-tanda yang telah diperbuat oleh Yesus - tanda-tanda di sini merujuk kepada mukjizat-mukjizat - yang merupakan pesan yang bisa langsung mereka lihat, namun mereka tetap tidak mau bertobat.

Jika Anda menelusuri lebih jauh di Yoel 2:30, Anda akan menemukan lagi hal yang sama. Yoel 2:30-31:

"Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas."

Pada pembahasan sebelumnya saya sudah menjelaskan makna dari ungkapan 'bulan menjadi darah'. Artinya adalah, ketika matahari menjadi gelap, bulan akan bercahaya merah gelap. Tampilan warnanya akan seperti darah. Saya tidak tahu apakah ada yang pernah menyaksikan hal ini. Saya pernah melihat bulan berwana darah; memancarkan warna merah gelap yang aneh. Seolah-olah sinar matahari pada saat itu sedang melewati semacam filter yang menggelapkan cahayanya dan akibatnya bulan memancarkan cahaya kemerahan yang aneh ini. Demikianlah dampak dari menjadi gelapnya sinar matahari. Dan hal yang semacam inilah yang dituliskan di dalam kitab Yoel ini: Matahari menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah. Tentu saja kata 'darah' di sini tidak diartikan secara harfiah. Sebagaimana yang telah saya sampaikan, kebanyakan dari kita yang mendapat pendidikan Barat berpola pikir terlalu harfiah. Penggambaran warna bulan ini memakai bahasa puitis zaman itu.

Hal yang sama kembali disebutkan di Yoel 3:14-15. Dan seperti inilah bunyi ayat-ayat yang berbicara tentang Hari Tuhan tersebut:

Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.

Dalam semua rujukan tersebut kita melihat hubungannya dengan Hari Tuhan, Hari Penghakiman. Hari Penghakiman itu adalah hari penentuan. Kita harus membuat keputusan. Sangatlah merbahaya jika Anda gagal membuat keputusan atau gagal untuk berkomitmen. Inilah hal yang mendasar, yakni kita harus menentukan di mana posisi kita dalam hubungan dengan Allah pada zaman ini. Menurut pengajaran Tuhan, waktu yang kita miliki tidaklah banyak. Kalau kita terus saja menunda, maka pada suatu hari nanti, Hari Tuhan akan menimpa kita dan saat itu sudah sangat terlambat. Hal ini bisa dilihat di Matius pasal 25. Pintu akan tertutup dan Anda akan terbentur pintu. Hari-hari kesempatan disediakan sudah berlalu; Hari Penghakiman sudah tiba. Tidak akan ada kesempatan lagi.

Sambil kita kembali ke Lukas 21:25, sangatlah penting bagi kita untuk memahami bahwa tanda-tanda di langit tidak sebatas pada tanda-tanda yang alamiah saja, melainkan tanda-tanda yang berupa aktivitas ilahi, tanda-tanda yang akan diciptakan oleh Allah secara ilahi yang tidak bisa dijelaskan sebagai peristiwa alam, sama seperti gelapnya matahari pada waktu penyaliban Tuhan. Tak ada penjelasan yang manusiawi atau yang berlandaskan ilmu pengetahuan tentang mengapa matahari menjadi gelap di siang bolong. Hal-hal semacam itulah yang akan dijalankan oleh Allah menjelang kedatangan Yesus yang kedua nanti.

Di Wahyu 8:12, 9:2, kita menemukan tanda-tanda yang sama yang terjadi di langit.

Bumi bergoncang dan laut menggelora!

Hal berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah bahwa kejadian-kejadian itu akan sangat berdampak pada umat manusia. Mari kita kembali ke Lukas 21:25, dan kita akan melihat apa yang terjadi di dunia pada waktu yang bersamaan. Di ayat ini tertulis bahwa di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Apakah maksud dari kalimat ini? Apakah arti dari deru dan gelora laut? Kebingungan apa yang melanda bangsa-bangsa itu?

(1) Aktivitas-aktivitas di lingkungan tata surya akan menimbulkan badai dan gelombang besar

Apa yang terjadi di tata surya, di langit, berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa di bumi. Sebagai contoh, peristiwa berjajarnya planet-planet di salah satu sisi matahari memiliki dampak yang nyata bagi bumi. Peristiwa ini menimbulkan berbagai macam dampak pada bumi. Gempa bumi bukanlah peristiwa yang terjadi tanpa sebab. Gempa bumi terjadi karena adanya peristiwa-peristiwa di lingkungan tata surya dan juga tekanan-tekanan yang telah ada di dalam bumi. Namun banyak hal, seperti gelombang pasang, sebagaimana yang Anda ketahui, diakibatkan oleh pergerakan bulan; gerak peredaran bulan menimbulkan aktivitas gelombang pasang di muka bumi. Demikian pula, satu peristiwa di bumi bisa berpengaruh pada hal yang lainnya di tata surya. Oleh karenanya, deru dan gelora laut bisa dikaitkan dengan hal-hal yang terjadi pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Hal-hal tersebut bisa saja saling berkaitan. Badai dan gelombang besar bisa saja terjadi dalam kekuatan yang besar.

(2) Adanya keresahan yang meluas, kekacauan di dunia; manusia merasa sedang berada di jalan buntu

Namun jika kita menelusuri pengajaran di Kitab Suci, tampaknya yang dimaksudkan bukan makna harfiahnya. Ungkapan tersebut bisa jadi merupakan gambaran untuk menjelaskan tentang keresahan di antara bangsa-bangsa, yakni kekacauan besar yang melanda dunia. Dasar bagi pemaknaannya sebagai bahasa gambar bisa ditelusuri ke kitab Mazmur. Mari kita baca Mazmur 65:8, dengan melibatkan ayat 7 dan 9: Engkau, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu (maksudnya adalah bahwa Allah telah menciptakan gunung-gunung), sedang pinggang-Mu berikatkan keperkasaan; Engkau, yang meredakan deru lautan, deru gelombang-gelombangnya dan kegemparan bangsa-bangsa! (Perhatikan bahwa ungkapan deru gelombang-gelombang itu dimaksudkan untuk menggambarkan tentang kegemparan bangsa-bangsa.) Jadi, di sini, ungkapan gelombang laut tidak dimaksudkan untuk diartikan secara harfiah melainkan untuk menggambarkan kegemparan bangsa-bangsa, ini adalah hal yang lazim ditemui di dalam Perjanjian Lama. Hasil dari pemakaian ungkapan secara paralel berarti ungkapan yang satu menjelaskan ungkapan yang lainnya, jadi istilah kegemparan bangsa-bangsa merupakan penjelasan dari istilah deru gelombang-gelombang yang diredakan oleh Allah. Sekarang Anda bisa lihat bahwa ungkapan-ungkapan tersebut bisa diartikan secara harfiah dan secara figuratif. Tuhan memang pernah meredakan badai secara harfiah, akan tetapi dia juga akan meredakan kegemparan bangsa-bangsa dan tindakan itu diuraikan dengan bahasa perlambangan.

Bahasa semacam ini juga terdapat di Yesaya 17:12-13 - Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! (Perhatikan bahwa ombak laut dan bangsa-bangsa diperbandingkan satu sama lain. Dan perbandingan antara laut dan bangsa-bangsa ini sangatlah penting untuk bisa memahami kitab Wahyu. Saat Anda baca tentang binatang yang keluar dari dalam laut, makna dari kata laut di sana adalah bangsa-bangsa, bukan arti laut secara harafiah.) Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat! Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak ditiup puting beliung.

Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa deru laut itu menggambarkan kegemparan bangsa-bangsa. Dan oleh karenanya, pemaknaan dari ungkapan ini adalah bahwa memang benar akan terjadi peristiwa-peristiwa yang alami di muka bumi ini, namun yang lebih penting lagi adalah akan terjadinya kegemparan besar di kalangan bangsa-bangsa di akhir zaman ini, yang terjadi menjelang kedatangan Tuhan.

Dan akan sangat dahsyat kekacauan yang diakibatkan oleh gejala alam berikut gejala di tengah masyarakat sendiri, sehingga orang-orang akan tercekam di dalam 'kebingungan'. Kata yang diterjemahkan sebagai 'kebingungan' ini memiliki makna yang sangat kuat. Jika Anda ingin mendapatkan gambaran dari kata asli dalam bahasa Yunaninya, secara harfiah kata tersebut berarti bahwa Anda sudah kehabisan akal. Kata 'kebingungan' ini menerjemahkan kata Yunani aporia. Kata aporia ini terdiri dari dua bagian: kata 'a' yang menandakan lawan kata, yakni memberi arti bahwa kata tersebut memiliki makna yang berlawanan dengan kata dasarnya; dan kata poria berasal dari kata poros, yang berarti penyeberangan, tempat di mana Anda bisa menyeberangi sungai, suatu daerah sempit di mana Anda bisa menyeberangi sungai. Kata aporos tentunya bermakna tidak bisa menyeberang, tidak ada jalan tembus, tidak ada perlintasan. Oleh karenanya, secara harfiah, makna kata aporia ini adalah tidak ada jalan, Anda berada di jalan buntu; Anda kehabisan akal. Itulah makna dari kata 'kebingungan' itu; secara sederhana, maknanya adalah bahwa Anda berada di jalan buntu. Umat manusia sudah kehabisan akal. Anda bisa lihat betapa kuatnya makna ungkapan yang dipakai di sini. Umat manusia, pada akhir zaman, akan tiba pada titik di mana mereka akan berada dalam keputus-asaan total karena tidak adanya jalan keluar sama sekali.

Umat manusia ketakutan akan tanda-tanda yang ada

Di Lukas 21:26 disebutkan: "Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang." Kata yang diterjemahkan dengan istilah 'mati' juga merupakan kata yang memiliki makna yang kuat. Kata ini bermakna berhenti bernafas, kehabisan nafas, namun keadaan kehabisan nafasnya ini sedemikian rupa karena tidak ada lagi udara, jadi kata tersebut secara harfiah berarti kehilangan kesadaran.

Itulah sebabnya kata ini diterjemahkan 'mati'. Jika Anda tidak mendapat cukup udara, jika seseorang - oleh karena suatu sebab tersebut - kehabisan udara, maka dia akan pingsan; dia kekurangan oksigen. Namun jika dia mengalami hal tersebut dalam waktu yang cukup lama, maka dia akan mati. Sebenarnya, kata tersebut bermakna pingsan dan akan mati. Manusia mati ketakutan. Terjemahan tersebut merupakan terjemahan yang harfiah.

Takut akan apa? Di sini disebutkan, yakni takut akan hal-hal yang akan terjadi. Ada semacam kesan yang kuat bahwa sesuatu yang sangat mengerikan akan terjadi. Sedemikian besarnya ketakutan akan hal-hal yang akan berlangsung itu sehingga orang-orang mati ketakutan. Kejadian semacam ini memang bisa terjadi. Orang bisa mati karena serangan jantung, serangan jantung akibat rasa takut, karena tekanan firasat. Mereka menyadari, saat mereka mengamati hal-hal yang sedang berlangsung di langit, juga saat mereka mengamati hal-hal yang berlangsung di dunia pada masa itu, mereka sadar bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi.

Anda tahu, manusia punya firasat. Firasat adalah hal yang sangat aneh. Saya tidak tahu apakah Anda pernah mengalaminya. Saya pernah mengalami hal ini. Sebelum saya menjadi Kristen, saya pernah mengalami hal yang aneh, merasakan suatu firsaat bahwa sesuatu hal yang mengerikan akan terjadi, bahwa ada sesuatu yang salah. Saya tidak tahu apakah Anda pernah mengalami hal ini. Banyak orang yang pernah mengalami firasat semacam ini. Saya ingat betapa jelasnya firasat yang saya rasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Akan tetapi saya tidak tahu hal apa yang akan terjadi. Rasa gugup muncul, semacam ketegangan karena saya yakin bahwa sesuatu akan terjadi, namun saya tidak tahu kejadian apa yang akan berlangsung nantinya. Sebagian orang menyebut hal itu sebagai ESP (Extra Sensory Perception, Kemampuan untuk merasakan hal-hal di luar panca indera), kemampuan yang membuat Anda bisa merasakan bahwa sesuatu hal akan terjadi. Dan hal ini memang terjadi pada banyak orang. Malahan, saat saya mempelajari buku-buku sejarah, dan juga novel-novel sejarah seperti Tiga Kerajaan (San Guo Yan Yi) Anda bisa melihat tentang tokoh yang sering mendapatkan firasat, bahwa akan terjadi sesuatu hal yang buruk, dan hal yang buruk itu memang akan terjadi.

Saya ingat betapa jelasnya firasat yang pernah saya alami. Di sepanjang malam, saya tahu bahwa besoknya saya akan mengalami masalah besar. Dan memang itulah yang terjadi, besoknya saya tertangkap dan ditahan, dan saya harus menghadapi masalah besar dengan pemerintah karena hasrat dan niat saya untuk meninggalkan negeri asal saya pada waktu itu. Saya ditangkap dan digiring. Tentu saja, saat itu juga menjadi saat di mana saya mengalami titik balik yang luar biasa di dalam hidup saya di mana saya mengalami Allah melalui suatu pengalaman yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Akan tetapi, perkara ditangkap selalu merupakan pengalaman yang sangat menakutkan. Saat Anda berbaris dibawah todongan senapan. Kami semua, pada saat itu, berpikir bahwa kami akan ditembak mati. Demikianlah, firasat saya pada malam sebelumnya benar-benar terbukti. Saya sudah merasakan sebelumnya bahwa akan terjadi sesuatu hal yang sangat buruk, dan sesuai dengan apa yang telah saya rasakan itu, kejadian esoknya memang sangat buruk.

Dan poin inilah yang sedang diuraikan oleh ayat tersebut. Pada masa akhir zaman itu, umat manusia akan merasakan suatu firasat secara luas, firasat bahwa sesuatu yang sangat buruk akan terjadi, dan tentu saja firasat mereka itu akan terbukti benar. Penghakiman Allah akan turun ke atas dunia. Ayat itu lalu melanjutkan, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang, akan terjadi hal-hal yang luar biasa di tata surya dan segenap tanda-tanda akan dinyatakan kepada umat manusia. Masalahnya adalah, pada saat tanda-tanda itu sudah muncul, berarti keadaan sudah agak terlambat. Sangat sedikit orang yang bertobat. Jika mereka telah sekian lama menolak Injil, lalu mereka berharap bahwa mereka bisa berubah pikir pada saat-saat terakhir, biasanya mereka tidak akan berubah. Jika Anda tidak segera berubah sekarang juga, sangat kecil kemungkinan Anda akan berubah nantinya, sekalipun ada tanda-tanda yang diberikan. Dan tanda-tanda tersebut lebih menimbulkan ketakutan ketimbang memunculkan harapan di dalam hati umat manusia.

"Ternyata benar! Yesus datang di tengah awan-awan!"

Kemudian ayat 17 menyebutkan, "Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." Hal yang sangat mereka takutkan akhirnya terjadi. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di langit, tiba-tiba saja akan mereka lihat. Apa yang akan mereka lihat? Orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Pribadi yang selama ini yang tidak mau mereka lihat, nanti akan harus mereka temui. Yesus telah disalibkan dan telah lama pergi! Selama ini perkara kebangkitannya dipandang sebagai omong kosong belaka, dan tiba-tiba saja, mereka bisa melihat dia! "Oooo! Dulu pernah ada pendeta yang menyerukan hal ini, bahwa Yesus akan datang pada suatu hari nanti, dan akan adanya tanda-tanda. Kita tidak pernah mau percaya kepadanya." Namun lihatlah! Dia datang! Yesus, datang di tengah awan-awan! Bisakah Anda membayangkannya? Apakah semua ini terdengar seperti khayalan saja? Seperti dongeng? Hanya sekadar mitologi saja? Khayalan memang punya cara yang aneh untuk menjadi kenyataan. Sebagaimana para nabi dahulu kala menyebutkan bahwa Yesus akan datang untuk yang pertama kalinnya, maka dia juga akan datang untuk yang kedua kalinya, dengan cara yang sama nyatanya dengan kedatangannya yang pertama.

Matius 24:29-31

Tanda Anak Manusia: Pengangkatan (Rapture)

Mari kita beralih ke Matius 24 dalam rangka mempelajari bagian kedua dari pengajaran Tuhan pada hari ini. Di pasal ini kita akan mencermati Matius 24:30. Ini adalah perikop yang sejajar, dan ini juga salah satu alasan mengapa kita memiliki empat Injil, supaya kita bisa membandingkan satu Injil dengan yang lainnya. Pesan hari ini bisa dirangkum secara sederhana sebagai "Tanda-tanda di langit." Dan di perikop ini, kita akan mencermati satu tanda yang lain. Mari kita baca Matius 24:29:31 supaya kita bisa mendapatkan keseluruhan gambarannya.

"Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain."

Ayat 29 sudah kita bahas sebelumnya, jadi sekarang kita masuk ke ayat 30: Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia. Perhatikan bahwa tanda Anak Manusia menimbulkan ratapan di permukaan bumi dan hal ini akan mengawali kedatangannya. Jadi ada tanda lain yang muncul sebelum kedatangannya. Namun, sebagaimana yang bisa kita lihat di sini, sangatlah penting untuk memahami bahwa tanda kedatangan Anak Manusia bukanlah peristiwa yang terpisah dari peristiwa kedatangan Yesus, tanda tersebut merupakan bagian yang menyatu dengan peristiwa kedatangan itu sendiri. Tanda itu adalah bagian dari peristiwa kedatangan Anak Manusia.

Lalu apa tanda Anak Manusia pada saat kedatangan Yesus itu? Jika Anda amati uraian para penafsir, akan tampak bahwa mereka itu tidak yakin dan agak kebingungan juga. Mereka tidak tahu akan seperti apa tanda ini nantinya. Sebagian memandang bahwa tanda itu mungkin berupa awan-awan, mungkin hal pertama yang akan Anda lihat adalah awan yang sangat besar, atau mungkin juga awan yang memancarkan sinar atau awan apapun itu. Itu akan menjadi tanda kedatangannya.

Tanda Anak Manusia adalah tanda nabi Yunus, tanda kebangkitan

Namun jika kita mempelajari Kitab Suci, maka tanda kedatangannya sama sekali tidaklah sekabur itu. Yesus tidak membiarkan kita berada di dalam ketidakpastian mengenai apa tanda Anak Manusia itu. Kita diberitahu bahwa hanya ada satu tanda. Tanda Anak Manusia bersifat khusus. Mari kita baca penguraian Yesus di Matius 12:38-39:

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda (perhatikan kata 'tanda' ini) dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Pokok yang sama ini disebutkan lagi dalam beberapa pasal sesudah itu. Matius 16 menyebutkan hal ini sekali lagi. Tanda Anak Manusia itu hanya ada satu. Tak ada tanda lain yang diberikan sebagai tanda Anak Manusia:

"Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi."

Jadi, tanda nabi Yunus itulah satu-satunya tanda Anak Manusia. Ini adalah hal yang sangat penting. Tanda Anak Manusia menurut Kitab Suci, adalah tanda kebangkitan.

Yesus memberitahu kita di Matius 24 tentang hal-hal yang akan terjadi. Akan terjadi kegoncangan pada kuasa-kuasa langit, dan di langit itu akan muncul tanda Anak Manusia. Namun kali ini peristiwanya terjadi di langit, bukan di bumi. Perbedaannya sangatlah menyolok. Pada kedatangan yang pertama, Anak Manusia tampil di bumi. Kali ini, tanda Anak Manusia muncul di langit. Apa maksud semuanya ini? Jika tanda kebangkitan terlihat pada semua di langit, maka hanya ada satu peristiwa yang menggambarkan hal itu - yakni peristiwa pengangkatan.

Pengangkatan: yang mati dibangkitkan dan yang hidup dikumpulkan di langit

Apakah makna dari pengangkatan? Pengangkatan berarti diangkatnya umat Tuhan ke atas, diangkat untuk bertemu dengannya di udara. Ini adalah pengajaran yang sangat luar biasa yang juga diuraikan oleh Paulus di 1 Tesalonika pasal 4. Dan jika kita ingin tahu dari mana Paulus mendapatkan ajaran tentang pengangkatan ini, pokok itu ada di dalam ajaran Yesus. Bukan saja ayat-ayat ini adalah foundasi pengajaran Yesus, pokok ini juga merupakan dasar bagi pengajaran Paulus tentang pengangkatan, dengan urutan penguraian yang sama persis. Dan pokok inilah yang akan kita cermati sebelum kita tutup pembahasan beberapa saat lagi.

Hal-hal yang terjadi di langit

Perhatikan baik-baik, tanda yang telah saya sebutkan tadi adalah perkara-perkara yang bisa dilihat, dan dalam hal ini, kejadiannya ada di langit. Hal penting yang perlu diperhatikan dari perikop di Matius 24:29-31 adalah kata 'heaven' (di dalam naskah asli dan juga terjemahan bahasa Inggris). Kata 'heaven' ini muncul di setiap ayat di dalam perikop ini. Tanda tersebut merupakan karya Allah di 'heaven (surga, langit)'. Yang dimaksudkan dengan 'heaven' di sini bukanlah surga. Kata 'heaven' di sini berarti langit. Sangatlah penting untuk mencermati hal ini. Kata 'langit' di dalam bahasa Yunani bisa berarti surga juga. Demikianlah, kata 'heaven' di sini, sebagaimana yang sering dituliskan di dalam Perjanjian Lama, mengacu pada langit. Di dalam perikop ini, setiap rujukan itu mengacu pada peristiwa-peristiwa yang bisa terlihat dari bumi di langit. Anda melihat ke arah langit, dan di sana, Anda akan menyaksikan peristiwa-peristiwa ini berlangsung. Di langit sana, Anda akan melihat tanda Anak Manusia.

Mungkin Anda akan menjadi bagian dari tanda itu. Semoga saja demikian. Jika tidak, malang sekali nasib Anda. Anda hanya akan menjadi penonton, dan itu berarti Anda akan tertinggal. Anda berada dalam masalah. Mari kita melanjutkan pembahasan kita akan pengajaran yang indah dari Yesus.

Apakah pengangkatan itu?

(1) Mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan untuk bertemu dengan dia di udara dan setiap orang di bumi akan menyaksikan hal ini.

Jadi apakah pengangkatan ini? Pengangkatan, terutama, adalah peristiwa kebangkitan. Pada saat pengangkatan, mereka yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan dahulu. Mereka yang telah mati akan dibangkitkan. Dan mereka akan diangkat untuk bertemu dengan Yesus di udara, di langit. Itulah maksud dari pengangkatan. Semua orang Kristen selama 2000 tahun, orang Kristen yang sejati, bukan sekadar orang yang pergi ke gereja. Ada begitu banyak orang yang menyebut dirinya Kristen. Yang sedang kita bahas ini adalah orang-orang Kristen sejati. Orang-orang Kristen yang sejati selama 2000 tahun ini, apa yang akan terjadi pada mereka? Mereka akan dibangkitkan dari kubur mereka! Tidak heran jika dunia terguncang!

Bayangkanlah percakapan yang mungkin akan berlangsung!: "Hei! Tahukah kamu apa yang terjadi? Aku sedang berjalan melewati kuburan pagi tadi dan kubur-kubur itu terbuka! Wow! Ada orang yang keluar dari sana! Dan di bagian lainnya, ada lagi orang yang keluar dari kuburnya! Apakah kamu semua tahu bahwa kubur-kubur di sana sekarang sudah kosong? Ada apa ini? Ada hal aneh yang sedang berlangsung!" Ini akan menjadi bahan pembicaraan hebat. Tak heran jika orang-orang akan kebingungan. Apa yang sedang terjadi? Ada apa dengan orang-orang yang sudah mati itu? Mereka selama ini tidak pernah percaya akan Injil, namun sekarang mereka mulai melihat hal-hal aneh yang sedang berlangsung. Tanda Anak Manusia adalah tanda kebangkitan!

Dan lebih dari itu. Mereka yang telah dibangkitkan itu tidak sekadar menghilang, lenyap begitu saja. Namun lihatlah! Orang-orang kudus yang telah dibangkitkan itu, akan berada di mana mereka? Tepat di depan mata penduduk bumi. Ada di sana! Mereka akan tampak di sana karena Anda akan melihat mereka bertemu dengan Yesus di udara!

(2) Yesus mengumpulkan orang-orang pilihan dari segenap penjuru

Namun perhatikan kembali dengan cermat apa yang ada di dalam pengajaran Yesus, yakni betapa indahnya hal-hal tersebut disampaikan. Pertama, akan ada tanda Anak Manusia di langit, kemudian kedatangan Yesus disebutkan di sana, di ayat 30 dan 31. Dan di ayat 31 disebutkan tentang hal yang berikutnya: Dia akan mengumpulkan orang-orang pilihan. Bagaimana peristiwa tanda Anak Manusia ini bisa berkaitan dengan peristiwa dikumpulkannya orang-orang pilihan? Hal itulah tepatnya yang dijelaskan oleh Paulus kepada kita di 1 Tesalonika 4. Pertama-tama, tanda Anak Manusia itu berkenaan dengan kebangkitan. Yang kedua adalah pengumpulan mereka yang masih hidup di muka bumi. Demikianlah, kita, yang masih hidup ini, akan dikumpulkan bersama-sama untuk bertemu dengan Yesus di udara. Jadi yang telah mati dibangkitkan dan dikumpulkan lebih dahulu, dan kita yang masih hidup ini akan dikumpulkan juga bersama-sama.

'The four winds (keempat penjuru bumi)' berarti dari segala arah

Dan perhatikan. Sungguh hal yang luar biasa! Ayat 31: "Dan ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-nya". Dia masih belum turun kembali ke bumi. Dia masih berada di awan-awan, masih di angkasa: "dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-nya dari keempat penjuru bumi." Makna dari keempat penjuru bumi adalah di semua tempat, kita juga bisa temukan rujukan lain seperti ini dalam Kitab Suci, dan istilah ini menggambarkan semua jurusan atau arah yang ada. Di Perjanjian Lama, terutama di kitab Zakharia 2:6 juga didapati rujukan mengenai 'empat mata angin'. Di Zakharia 2:6 ini kita dapati bahwa makna dari empat mata angin itu adalah segala arah. Dengan demikian, isi Matius 24:31 "dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-nya dari keempat penjuru bumi," bermakna bahwa umat Allah akan dikumpulkan dari segala arah, ke arah manapun angin bertiup di muka bumi ini, dari sana pula Allah akan mengumpulkan umat-nya menjadi satu.

'Dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain' berarti tidak peduli seberapa jauhnya

Lalu bagian kalimat yang selanjutnya menyebutkan, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain - kita mungkin akan terkejut dengan istilah ujung langit. Tentunya istilah yang kita perkirakan adalah ujung bumi. Namun bukan istilah seperti itu, yang tertulis adalah 'dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain'. Istilah ini, sekali lagi, menggunakan gambaran yang berasal dari Perjanjian Lama, dan istilah 'ujung langit' itu berarti bahwa tidak peduli seberapa jauhnya umat Tuhan pada saat itu, mungkin benar-benar sedang berada di ujung langit. Mungkin Anda sedang berada di dalam pesawat terbang pada saat itu, dan itu berarti bahwa Anda memang sedang berada di angkasa. Mungkin Anda sedang berada di pesawat angkasa luar pada saat itu. Namun Allah tetap akan mengumpulkan umat-Nya.

Anda bisa lihat istilah ini di kitab Ulangan 30:4. Anda akan menemukan hal yang sama, di mana Allah berkata bahwa Dia akan mengumpulkan umat-Nya dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lainnya. Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau. Dan Yesus sedang memakai bahasa yang sama di sini.

Eksposisi Paulus tentang Matius 24:30-31 ada di 1 Tesalonika 4:16-17

Mari kita beralih ke 1 Tesalonika 4:16-17 untuk melihat eksposisi Paulus mengenai perikop ini. Dan Anda akan mendapatkan ayat-ayat di Tesalonika secara langsung sejajar dengan perikop ini dan merupakan eksposisi terhadap pengajaran Yesus di sini. Paulus adalah penafsir ajaran Yesus yang paling sempurna. 1 Tesalonika 4:16-17:

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu (perhatikan kata "lebih dahulu") bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal (di bumi), akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.

Lima pokok sejajar antara ajaran Yesus dan ajaran Paulus

Di sini ada kesejajaran dari pokok ke pokok lainnya terhadap hal-hal yang sudah diajarkan oleh Tuhan. Perhatikan lima pokok sejajar yang bisa kita bandingkan dengan isi di Matius 24:30-31.

1) Yang pertama adalah, di Tesalonika disebutkan bahwa Yesus sendiri akan turun dari surga, yakni bahwa dia akan datang. Namun perhatikan baik-baik, dia tidak segera turun ke bumi. Dia turun dari surga namun dia berhenti di atas sana, di mana dia akan bertemu dengan orang-orang kudusnya. Dia masih belum turun ke bumi. Anda akan menyaksikan kedatangannya, hal yang disebutkan juga di dalam Matius, "di atas awan-awan", di udara, di langit. Inilah pokok yang pertama.

2) Pokok yang kedua, Anda temukan rujukan yang sama tentang tiupan sangkakala sebagaimana yang juga disebutkan di Matius 24:31, ungkapan, "sangkakala Allah berbunyi."

3) Pokok yang ketiga adalah seruan yang menunjukkan kekuasaan

Kita pernah membahas tentang otoritas rohani. Di tengah angkatan ini, otoritas rohani tidak memakai bentuk kewenangan yang tak terbantahkan. Anda bisa saja menerima atau menolaknya. Kewenangan Allah bergantung pada penerimaan atau penolakan Anda. Ini adalah salah satu hal yang luar biasa tentang zaman ini. Akan tetapi keadaannya tidak akan seperti itu pada saat kedatangan Yesus nanti. Yang akan ditunjukkan nanti adalah 'cry of command' atau seruan perintah (penegakkan kekuasaan atau kewenangan). Yang akan diperlihatkan nanti bukanlah seruan undangan. Seruan itu berupa perintah. Untuk sekarang ini, Injil adalah undangan. Anda bisa menerima atau menolaknya. Mereka dulu bisa menangkap Yesus, Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja (the lord of lords and the king of kings), dan bahkan menyalibkan dia. Mereka bisa menunjukkan penolakan yang sampai sejauh itu terhadap dia. Dan kita juga bisa melakukan hal yang demikian, namun tidak demikian halnya pada saat dia datang lagi nanti. Karena ketika Yesus datang kembali, yang akan diserukan bukanlah undangan melainkan perintah, sebagaimana tertulis di Matius 24:30, dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-nya! Kekuasaan dicerminkan dalam wujud perintah pada saat itu.

4) Pokok keempat adalah rujukan tentang awan-awan. Di kedua perikop, terdapat rujukan mengenai awan-awan.

5) Dan pokok yang kelima adalah pengumpulan. Pengumpulan orang-orang pilihan tercantum di kedua perikop tersebut.

Di sini Anda bisa lihat betapa Paulus mengikuti pengajaran Yesus, pokok demi pokok, menguraikan dan menegaskannya sehingga jemaat di Tesalonika bisa memahaminya. Dia sedang memberitahu kita dengan sangat jelas bagaimana tanda Anak Manusia di langit itu adalah tanda pengangkatan, dibangkitkannya orang-orang kudusnya. Tentu saja tidak semua orang akan dibangkitkan. Hanya murid-murid sejati saja yang akan dibangkitkan pada masa itu. Suatu sukacita yang luar biasa! Suatu kegembiraan yang sangat besar!

Terlebih lagi, di 1 Yohanes 3:2, kita diberitahu bahwa kita akan menjadi sama seperti dia, sebab kita akan melihat dia dalam keadaan-nya yang sebenarnya. Kapankah kita akan melihat dia sebagaimana adanya? Saat kita bertemu dengan dia di udara! Di sanalah kita akan melihat dia. Di sanalah kita akan diubahkan. Kebangkitan pada dasarnya adalah peristiwa transformasi. Kita akan mengenakan tubuh yang baru, yang tidak akan binasa, hal yang seringkali disebutkan oleh Paulus di dalam surat-suratnya. Betapa kita merindukan penebusan tersebut, yang masih belum tiba, di mana kita akan mengenakan [tubuh] yang tidak akan binasa, di mana kebinasaan akan ditelan oleh kekekalan. Itulah pengangkatan ketika orang-orang kudus diangkat.

Pengangkatan adalah peristiwa yang tak terpisahkan dari kedatangannya yang kedua

Sangatlah penting untuk memahami juga bahwa di dalam ajaran Yesus: pengangkatan ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari kedatangannya yang kedua kali. Ini bukanlah peristiwa yang terjadi dua atau tiga tahun sebelum kedatangannya. Jika Anda mempelajari ajaran Yesus, akan tampak bahwa pengangkatan ini mendahului peristiwa kedatangannya. Pengangkatan ini terjadi persis sebelum kedatangannya karena kita akan bertemu dengan dia di udara. Yesus akan turun dari surga dan kita akan naik ke sana. Di akan turun, kita akan naik, dan kita akan bertemu dengannya di udara. Mudah-mudahan Anda dan saya akan berada di sana. Sungguh hari yang penuh dengan kemuliaan! Hari penuh kemenangan!

Tanda orang Kristen sejati: sukacita di tengah dunia yang kacau

Dari sini terlihat satu pokok: sukacita orang Kristen merupakan kegelisahan bagi dunia. Dunia berada dalam kehancuran, namun di saat itu orang-orang Kristen sedang bersukacita dan memuji Tuhan! Suatu kontras yang luar biasa akan terlihat di sini! Kontras antara orang Kristen dan non-Kristen akan menjadi semakin jelas seraya mendekatnya hari akhir itu. Dan saya harap hal tersebut akan tampak di dalam hidup Anda bahwa ketika dunia menjadi semakin tegang, orang Kristen menjadi semakin penuh sukacita. Ketika mereka gelisah dan galau, orang Kristen justru masuk ke dalam saat yang penuh sukacita dan pujian. Itulah tanda orang Kristen sejati.

Inilah sebabnya mengapa Yesus mengajarkan kita semua hal ini, di saat Anda melihat semua tanda itu, di Lukas 21:28, Yesus berfirman, "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." Anda lihat, semua tanda mengerikan yang terjadi di dunia ini adalah tanda bagi penyelamatan kita, akan tetapi juga merupakan tanda bagi penghakiman dunia. Tanda penghakiman bagi dunia sudah sangat dekat akan tetapi tanda itu juga merupakan isyarat bagi penyelamatan umat Allah. Saya tidak tahu akan ada berapa banyak yang akan menjadi bagian dari tanda itu? Akan ada berapa banyak orang Kristen yang sejati di sana?

Walau ada banyak penderitaan dan kematian, dia akan segera datang

Demikianlah, kita bisa mulai memahami hal-hal apa yang akan berlangsung. Yesus membangkitkan semangat kita dengan memberitahu kita bahwa dia akan segera datang dan hal-hal apa yang akan terjadi pada saat kedatangannya. Penyelamatan kita akan menjadi utuh pada saat itu dan hal itu akan kita bahas di pesan yang akan datang, yakni tentang penyempurnaan keselamatan kita. Dan nanti kita akan melihat, bahwa Yesus memberi kita pengajaran ini demi membangun semangat umatnya, untuk melalui segala penderitaan yang telah dia sebutkan itu, yakni bahwa kita akan dianiaya, kita akan dibunuh, tapi dia akan segera datang.

Para penganiaya kita nantinya adalah orang-orang Kristen palsu

Para penganiaya kita tidak harus merupakan orang non-Kristen, justru mereka adalah orang-orang Kristen yang palsu dan sesat. Sebagaimana yang telah sering disebutkan di dalam Kitab Suci, penganiaya yang terburuk - baik di dalam sejarah gereja maupun di dalam catatan Kitab Suci - selalu orang-orang Kristen, yakni orang-orang yang menyebut dirinya Kristen namun belum pernah menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah, orang-orang Kristen yang lebih berminat pada dogma ketimbang pada hidup kudus dan komitmen, orang-orang Kristen yang gemar memotong leher sesamanya hanya karena perbedaan doktrin: "Harus begini dan begitu." Mereka bukannya belajar untuk hidup sebagaimana seharusnya seorang Kristen; namun malah menolak kekudusan dan memandangnya sebagai hal yang tidak penting; bagi mereka selama Anda mempercayai suatu ajaran maka Anda akan selamat. Yang dipentingkan oleh orang-orang Kristen ini adalah doktrin dan bukannya kualitas hidup.

Sayangnya, orang Kristen yang palsu dan sejati itu memang ada, hal ini akan kita lihat dalam pasal yang berikutnya. Akan ada domba dan kambing. Mereka berasal dari keluarga yang sama, domba dan kambing, akan tetapi mereka memiliki watak yang berbeda. Atau, seperti yang telah kita pelajari di pesan yang lalu, seperti burung elang dan burung nazar, mereka termasuk keluarga yang sama, akan tetapi memiliki watak yang berbeda. Hanya burung-burung elang yang akan berkerumun di sekitar tubuh Kristus.

Siapkah Anda untuk kedatangan Yesus?

Mari kita tanyakan diri kita sendiri suatu pertanyaan berikut, di manakah kita sehubungan dengan kedatangan Yesus? Apakah menurut Anda ini semua hanya omong kosong belaka? Semacam dongeng saja? Suatu mitologi saja? Anda bisa saja berpikir seperti itu jika Anda tidak memahami apa yang disampaikan oleh Yesus di Matius 24:33. Apakah hal yang disampaikan oleh Yesus di sana? Dia menyatakan hal ini: "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-ku tidak akan berlalu." Yesus sedang berkata, "Mungkin kamu mengira bahwa ucapanku itu hanya sekadar dongeng. Mungkin kamu berpikir bahwa semua hal itu tidak akan terjadi, namun langit dan bumi akan segera berlalu, akan tetapi Firmanku kekal." Dan kita yang telah mengikut Yesus selama bertahun-tahu akan tahu dari pengalaman kita sendiri bahwa, tak pernah sekalipun ada firmannya yang gagal, tak peduli hal apapun yang dia firmankan. Saya telah mengikut Yesus selama puluhan tahun dan saya bisa bersaksi bahwa tak pernah sekalipun saya menemukan bukti bahwa ada firmannya - yang telah saya uji dalam kehidupan saya sehari-hari - gagal. Tak sekalipun. Dan Yesus sedang memberitahukan hal ini, "Firmanku pasti akan terjadi karena aku menyampaikan apa yang telah ku dengar dari Bapaku”. Bagi sebagian orang, hal ini akan merupakan sebuah kejutan. Bagi yang lainnya, hal ini akan menjadi penggenapan tentang hal yang telah lama mereka rindukan.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik