Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
Halaman 1 dari 1 • Share
Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
“Sejujurnya, hal yang paling kami butuhkan saat ini adalah pasokan senjata. Sebagaimana Amerika senantiasa memasok berbagai senjata canggih mereka untuk Israel maka seharusnyalah Negara-negara Arab dan Negara Muslim seperti Indonesia contohnya, memasok untuk kami alat alat persenjataan,” demikian ujar Mustafa bin Ahmad al-Qanu’.
Menurut Mustafa, ini bukan berarti bantuan uang dan makanan tidak penting, namun bantuan tentara (pasukan) dan alat-alat persenjetaan juga tidak kalah pentingnya, karena pihak Amerika Serikat (AS) tak henti-hentinya memasok senjatanya canggihnya kepada Zionis-Israel dalam menjajah rakyat Palestina.
“Tidak melulu bantuan berupa dana dan kebutuhan pokok seperti makanan dan lain lain. Kalau Negara- negara Muslim yang mendukung Gaza tidak sanggup mengirimkan tentaranya, maka cukup untuk kami persenjataannya saja. Karena setahu saya, alat-alat militer lama tidak dimanfaatkan akan berkarat dan rusak.
Kekuatan Akidah
Betatapun Zionis-Israel banyak mendapat dukungan penuh dari Amerika dan Negara-negara Barat, sementara warga Gaza memiliki perangkat seadanya, namun yang pasti, menurut Mustafa, warga Gaza masih memiki senjata utama, yakni akidah dan semangat berjihad yang masih kuat.
“Sebagaimana perintah Allah dalam al-Qur'an Surat al Anfal ayat 60…maka kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh dengan persiapan seadanya. Kita tidak punya senjata mutakhir seperti yang dimiliki oleh musuh, namun kita memiliki keinginan untuk terus berjuang melawan mereka. Dan itu yang terus kami asah. Kami punya akidah dan nilai nilai jihad yang akan terus kami sosialisasikan kepada para pemuda kami agar terus menjaga semangat berjuang mereka,” lanjutnya.
http://www.hidayatullah.com/read/26517/27/12/2012/hamas:-seharusnya-negara-muslim-seperti-indonesia-memasok-kami-senjata-.html
Menurut Mustafa, ini bukan berarti bantuan uang dan makanan tidak penting, namun bantuan tentara (pasukan) dan alat-alat persenjetaan juga tidak kalah pentingnya, karena pihak Amerika Serikat (AS) tak henti-hentinya memasok senjatanya canggihnya kepada Zionis-Israel dalam menjajah rakyat Palestina.
“Tidak melulu bantuan berupa dana dan kebutuhan pokok seperti makanan dan lain lain. Kalau Negara- negara Muslim yang mendukung Gaza tidak sanggup mengirimkan tentaranya, maka cukup untuk kami persenjataannya saja. Karena setahu saya, alat-alat militer lama tidak dimanfaatkan akan berkarat dan rusak.
Kekuatan Akidah
Betatapun Zionis-Israel banyak mendapat dukungan penuh dari Amerika dan Negara-negara Barat, sementara warga Gaza memiliki perangkat seadanya, namun yang pasti, menurut Mustafa, warga Gaza masih memiki senjata utama, yakni akidah dan semangat berjihad yang masih kuat.
“Sebagaimana perintah Allah dalam al-Qur'an Surat al Anfal ayat 60…maka kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh dengan persiapan seadanya. Kita tidak punya senjata mutakhir seperti yang dimiliki oleh musuh, namun kita memiliki keinginan untuk terus berjuang melawan mereka. Dan itu yang terus kami asah. Kami punya akidah dan nilai nilai jihad yang akan terus kami sosialisasikan kepada para pemuda kami agar terus menjaga semangat berjuang mereka,” lanjutnya.
http://www.hidayatullah.com/read/26517/27/12/2012/hamas:-seharusnya-negara-muslim-seperti-indonesia-memasok-kami-senjata-.html
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
Masalah utama penolakan ini adalah perbedaan standar nilai bagaimana memandang perempuan, demikian ujar Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., MA.
“Penolakan ini bukan soal bikini saja, tapi melombakan perempuan tidak pantas,” kata Yunahar seperti dikutip Republika, Jumat (12/4/2013).
Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951. Pertama kali diadakan sebagai konteks bikini di Inggris. Yaitu berkenaan dengan Festival kontes bikini, untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu. Media kemudian menyebutnya sebagai Miss World. Morley sebagai pendiri dan sekaligus sebagai ketua. Setelah kematiannya pada tahun 2000, istrinya Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua.
Pemenang ratu kecantikan ini, menghabiskan waktu setahun berkeliling dunia sebagai wakil dari Miss World Organization untuk berbagai acara. Pemegang titel Miss World tahun 2012 ini adalah Wen Xia Yu dari Republik Rakyat China.
Tahun 80-acara Miss World di televisi diklaim meraih penonton 27,5 juta di Inggris sebanding dengan rating acara pernikahan kerajaan.
Pemenang pertama Miss World adalah gadis dari Swedia Kiki Haakonson dengan pakaiannya baju renang ‘dua potong’. Pada tahun 1966, India menikmati kesuksesannya dengan Reita Feria menjadi pemenang populer.
Pada tahun 1980, perubahan besar dalam proses penjurian Miss World diterapkan. Untuk pertama kalinya kepribadian dan kecerdasan ikut dalam penilaian selain hal-hal fisik yang dianggap penting. (lihat missworld.com atau wikipedia).
Tahun-tahun 1992-1995 kontes Miss World final pindah ke Sun City, Afrika Selatan. Para kontestan disambut oleh Presiden Nelson Mandela dan lebih dari satu juta orang melihat mereka di Johannesburg.
Miss World mencapai setengah abad-nya pada tahun 2000 dan kontes diadakan kembali di London, di Millennium Dome, untuk acara ulang tahun ke-50.
Di Indonesia, seperti halnya dunia, juga memiliki 4 kontes kecantikan utama yakni Puteri Indonesia, Miss Indonesia, Putri Pariwisata Indonesia dan Miss Indonesia Earth.
Puteri Indonesia merupakan kontes kecantikan yang terbesar dan sudah memasuki tahun yang ke 15. Pertama kali dihelat pada tahun 1992 oleh Yayasan Puteri Indonesia dibantu produk kecantikan Mustika Ratu dengan pemenang pertamanya Indira Sudiro. Pemegang titel saat ini adalah Maria Selena dari Jawa Tengah.
Miss Indonesia merupakan kontes kecantikan yang dihelat oleh stasiun TV RCTI bersama produk kecantikan SariAyu Martha Tilaar. Pertama kali dirayakan pada 2005 dengan pemenang pertama Imelda Fransisca. Pemegang titel saat ini adalah Ines Putri Tjiptadi Chandra dari Bali. Ia telah mewakili Indonesia di Miss World 2012 di Ordos, RRC.
Putri Pariwisata Indonesia adalah kontes kecantikan di Indonesia yang diselenggarakan sejak tahun 2008. Pemenang Putri Pariwisata Indonesia akan menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Tourism International. Pada tahun 2010, runner-up I juga menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Tourism Queen of The Year International. Sejak tahun 2011, runner-up I hingga IV masing-masing direncanakan akan menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Tourism Queen International, Miss Tourism International, Miss Tourism Queen of the Year, dan Miss Global Beauty Queen.
Miss Indonesia Earth atau Putri Bumi Indonesia adalah kontes kecantikan di Indonesia yang berfokus pada kepedulian terhadap masalah kecantikan dan kelestarian lingkungan hidup. Kontes ini diselenggarakan oleh Yayasan Putri Bumi Indonesia. Pertama kali dirayakan pada 2007 dengan pemenang utama Artri Aldoranti Sulistyowati.
Miss World 2013
Chairwoman of Miss Indonesia Organization, Liliana Tanoesoedibjo mengatakan butuh waktu lama meyakinkan induk organisasi Miss World itu menjatuhkan pilihan di Indonesia. "Kita berusaha dari tiga tahun lalu," katanya pada 12 September 2012 lalu. (lihat tempo.co.id).
Selama tiga tahun itu, berturut-turut Liliana mengundang Miss World Organization datang ke Indonesia.
Acara yang rencananya akan dilaksanakan di Sentul-Bogor dan Bali September 2013 ini, nanti akan diikuti 120 kandidat dari berbagai negara dan mereka akan menetap di Indonesia selama tiga minggu. Pelaksanaan acara Miss World di Bali dan Bogor ini sudah disosialisasikan oleh Miss Indonesia Organization dengan website resminya www.missworld.com.
Disebutkan di laman itu bahwa puncak acara final Miss World tahun 2013 ini akan diadakan di Sentul Internasional Convention Center, pinggiran kota Jakarta (Bogor). Acara ini akan disiarkan 140 negara dan untuk siaran di Indonesia dipegang MNC Media (RCTI).
Miss Indonesia 2012 Ines Putri Tjiptadi Chandra dianggap mengukir prestasi. Untuk pertama kalinya, wakil dari Indonesia menempati posisi 13 di babak 15 besar Miss World 2012 yang digelar di China 18 Agustus 2012 lalu.
Sedangkan Miss Indonesia 2013. Finalis asal Kalimantan Barat, Vania Larissa berhasil menggantikan Ines Putri, Miss Indonesia 2012. Gelar Miss Indonesia 2013 dinobatkan pada Vania Larissa, kontestan asal Kalimantan Barat. Gelar Runner Up II Miss Indonesia 2013 diraih Shinta Nur Safira dari Jawa Barat. Sedangkan Runner Up I Miss Indonesia 2013 dimenangkan oleh Jovita Dwijayanti dari Jawa Tengah. (lihat www.missindonesia.co.id).
Beberapa Skandal Miss World
Website Vivanews, mencatat beberapa skandal Miss World. Terutama keterlibatan pemenang-pemenangnya dalam model telanjang, foto atau film porno. Yang tidak tercatat tentu lebih banyak lag. Karena ajang ratu kecantikan ini identik dengan hal-hal ‘kebebasan menampilkan fisik’. Pertama adalah Marjorie Wallace. Ia warga Amerika Serikat yang menang di ajang Miss World 1973. Tapi, tiga bulan setelah dinobatkan jadi Ratu Dunia, gelarnya dicabut lantaran berkencan dengan terlalu banyak pria. Dia bahkan sempat membuat pernyataan, "Sebagai Miss World saya bisa bercinta dengan pria yang saya pilih."
Kedua, Gabriela Brum. Miss Jerman ini menyandang gelar terpendek dalam sejarah Miss World. Dia mengundurkan diri hanya dalam waktu 18 jam setelah dinobatkan menjadi Miss World pada 1980. Pemegang mahkota kecantikan ini terjegal skandal kasus foto telanjang. Setelah kasus ini menjadi perhatian dunia, dia pindah ke Amerika Serikat. Di sana, dia nekat menjadi model telanjang lagi. Kali ini untuk majalah Playboy.
Ketiga, Lesley Langley. Miss Inggris ini memenangkan gelar Miss World pada tahun 1965. Tapi kemudian publik di Inggris tersinggung setelah foto bugil Lesley tersebar di media. Dia mengakui foto-foto bugil itu diambil sebelum dia mengikuti kontes kecantikan.
Kontes pamer tubuh ini sebenarnya baru dihelat di Indonesia tahun 2000-an. Tahun 80-an atau sebelumnya kontes-kontesan ini dilarang oleh pemerintah Soeharto.
Melalui Keputusan Pemerintah yang dikeluarkan Mendikbud nomor 237/U/84 pasal 4 dan 6, perempuan Indonesia dilarang mengikuti kontes-kontes kecantikan.
Tapi kini Indonesia bukan hanya mengirim ratu-ratu kecantikan, tapi mau menjadi penyelenggaranya. Panitia mengaku telah berusaha selama lebih dari 3 tahun lamanya, seolah-olah kita bermental 'pengemis moral' terhadap budaya Barat yang tak ada manfaatnya.
Bila pelaksanaan Miss Wolrd 2013 ini jadi di negeri Muslim ini, maka presiden SBY meninggalkan warisan sejarah paling buruk soal wanita dalam pemerintahannya. Wallahu a’lam.*
Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Kota Depok
http://www.hidayatullah.com/read/28246/22/04/2013/skandal-miss-world-dan-
“Penolakan ini bukan soal bikini saja, tapi melombakan perempuan tidak pantas,” kata Yunahar seperti dikutip Republika, Jumat (12/4/2013).
Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951. Pertama kali diadakan sebagai konteks bikini di Inggris. Yaitu berkenaan dengan Festival kontes bikini, untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu. Media kemudian menyebutnya sebagai Miss World. Morley sebagai pendiri dan sekaligus sebagai ketua. Setelah kematiannya pada tahun 2000, istrinya Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua.
Pemenang ratu kecantikan ini, menghabiskan waktu setahun berkeliling dunia sebagai wakil dari Miss World Organization untuk berbagai acara. Pemegang titel Miss World tahun 2012 ini adalah Wen Xia Yu dari Republik Rakyat China.
Tahun 80-acara Miss World di televisi diklaim meraih penonton 27,5 juta di Inggris sebanding dengan rating acara pernikahan kerajaan.
Pemenang pertama Miss World adalah gadis dari Swedia Kiki Haakonson dengan pakaiannya baju renang ‘dua potong’. Pada tahun 1966, India menikmati kesuksesannya dengan Reita Feria menjadi pemenang populer.
Pada tahun 1980, perubahan besar dalam proses penjurian Miss World diterapkan. Untuk pertama kalinya kepribadian dan kecerdasan ikut dalam penilaian selain hal-hal fisik yang dianggap penting. (lihat missworld.com atau wikipedia).
Tahun-tahun 1992-1995 kontes Miss World final pindah ke Sun City, Afrika Selatan. Para kontestan disambut oleh Presiden Nelson Mandela dan lebih dari satu juta orang melihat mereka di Johannesburg.
Miss World mencapai setengah abad-nya pada tahun 2000 dan kontes diadakan kembali di London, di Millennium Dome, untuk acara ulang tahun ke-50.
Di Indonesia, seperti halnya dunia, juga memiliki 4 kontes kecantikan utama yakni Puteri Indonesia, Miss Indonesia, Putri Pariwisata Indonesia dan Miss Indonesia Earth.
Puteri Indonesia merupakan kontes kecantikan yang terbesar dan sudah memasuki tahun yang ke 15. Pertama kali dihelat pada tahun 1992 oleh Yayasan Puteri Indonesia dibantu produk kecantikan Mustika Ratu dengan pemenang pertamanya Indira Sudiro. Pemegang titel saat ini adalah Maria Selena dari Jawa Tengah.
Miss Indonesia merupakan kontes kecantikan yang dihelat oleh stasiun TV RCTI bersama produk kecantikan SariAyu Martha Tilaar. Pertama kali dirayakan pada 2005 dengan pemenang pertama Imelda Fransisca. Pemegang titel saat ini adalah Ines Putri Tjiptadi Chandra dari Bali. Ia telah mewakili Indonesia di Miss World 2012 di Ordos, RRC.
Putri Pariwisata Indonesia adalah kontes kecantikan di Indonesia yang diselenggarakan sejak tahun 2008. Pemenang Putri Pariwisata Indonesia akan menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Tourism International. Pada tahun 2010, runner-up I juga menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Tourism Queen of The Year International. Sejak tahun 2011, runner-up I hingga IV masing-masing direncanakan akan menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Tourism Queen International, Miss Tourism International, Miss Tourism Queen of the Year, dan Miss Global Beauty Queen.
Miss Indonesia Earth atau Putri Bumi Indonesia adalah kontes kecantikan di Indonesia yang berfokus pada kepedulian terhadap masalah kecantikan dan kelestarian lingkungan hidup. Kontes ini diselenggarakan oleh Yayasan Putri Bumi Indonesia. Pertama kali dirayakan pada 2007 dengan pemenang utama Artri Aldoranti Sulistyowati.
Miss World 2013
Chairwoman of Miss Indonesia Organization, Liliana Tanoesoedibjo mengatakan butuh waktu lama meyakinkan induk organisasi Miss World itu menjatuhkan pilihan di Indonesia. "Kita berusaha dari tiga tahun lalu," katanya pada 12 September 2012 lalu. (lihat tempo.co.id).
Selama tiga tahun itu, berturut-turut Liliana mengundang Miss World Organization datang ke Indonesia.
Acara yang rencananya akan dilaksanakan di Sentul-Bogor dan Bali September 2013 ini, nanti akan diikuti 120 kandidat dari berbagai negara dan mereka akan menetap di Indonesia selama tiga minggu. Pelaksanaan acara Miss World di Bali dan Bogor ini sudah disosialisasikan oleh Miss Indonesia Organization dengan website resminya www.missworld.com.
Disebutkan di laman itu bahwa puncak acara final Miss World tahun 2013 ini akan diadakan di Sentul Internasional Convention Center, pinggiran kota Jakarta (Bogor). Acara ini akan disiarkan 140 negara dan untuk siaran di Indonesia dipegang MNC Media (RCTI).
Miss Indonesia 2012 Ines Putri Tjiptadi Chandra dianggap mengukir prestasi. Untuk pertama kalinya, wakil dari Indonesia menempati posisi 13 di babak 15 besar Miss World 2012 yang digelar di China 18 Agustus 2012 lalu.
Sedangkan Miss Indonesia 2013. Finalis asal Kalimantan Barat, Vania Larissa berhasil menggantikan Ines Putri, Miss Indonesia 2012. Gelar Miss Indonesia 2013 dinobatkan pada Vania Larissa, kontestan asal Kalimantan Barat. Gelar Runner Up II Miss Indonesia 2013 diraih Shinta Nur Safira dari Jawa Barat. Sedangkan Runner Up I Miss Indonesia 2013 dimenangkan oleh Jovita Dwijayanti dari Jawa Tengah. (lihat www.missindonesia.co.id).
Beberapa Skandal Miss World
Website Vivanews, mencatat beberapa skandal Miss World. Terutama keterlibatan pemenang-pemenangnya dalam model telanjang, foto atau film porno. Yang tidak tercatat tentu lebih banyak lag. Karena ajang ratu kecantikan ini identik dengan hal-hal ‘kebebasan menampilkan fisik’. Pertama adalah Marjorie Wallace. Ia warga Amerika Serikat yang menang di ajang Miss World 1973. Tapi, tiga bulan setelah dinobatkan jadi Ratu Dunia, gelarnya dicabut lantaran berkencan dengan terlalu banyak pria. Dia bahkan sempat membuat pernyataan, "Sebagai Miss World saya bisa bercinta dengan pria yang saya pilih."
Kedua, Gabriela Brum. Miss Jerman ini menyandang gelar terpendek dalam sejarah Miss World. Dia mengundurkan diri hanya dalam waktu 18 jam setelah dinobatkan menjadi Miss World pada 1980. Pemegang mahkota kecantikan ini terjegal skandal kasus foto telanjang. Setelah kasus ini menjadi perhatian dunia, dia pindah ke Amerika Serikat. Di sana, dia nekat menjadi model telanjang lagi. Kali ini untuk majalah Playboy.
Ketiga, Lesley Langley. Miss Inggris ini memenangkan gelar Miss World pada tahun 1965. Tapi kemudian publik di Inggris tersinggung setelah foto bugil Lesley tersebar di media. Dia mengakui foto-foto bugil itu diambil sebelum dia mengikuti kontes kecantikan.
Kontes pamer tubuh ini sebenarnya baru dihelat di Indonesia tahun 2000-an. Tahun 80-an atau sebelumnya kontes-kontesan ini dilarang oleh pemerintah Soeharto.
Melalui Keputusan Pemerintah yang dikeluarkan Mendikbud nomor 237/U/84 pasal 4 dan 6, perempuan Indonesia dilarang mengikuti kontes-kontes kecantikan.
Tapi kini Indonesia bukan hanya mengirim ratu-ratu kecantikan, tapi mau menjadi penyelenggaranya. Panitia mengaku telah berusaha selama lebih dari 3 tahun lamanya, seolah-olah kita bermental 'pengemis moral' terhadap budaya Barat yang tak ada manfaatnya.
Bila pelaksanaan Miss Wolrd 2013 ini jadi di negeri Muslim ini, maka presiden SBY meninggalkan warisan sejarah paling buruk soal wanita dalam pemerintahannya. Wallahu a’lam.*
Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Kota Depok
http://www.hidayatullah.com/read/28246/22/04/2013/skandal-miss-world-dan-
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Republik Tawuran
Agaknya Indonesia sekarang tergolong failed state, negara gagal. Apa pula itu? Think-tank (tangki pemikir) dari Amerika Serikat, Fund for Peace, setiap tahun sejak 2005 menyusun dan mempublikasikan daftar negara gagal (Failed States Index).
Failed States, menurut lembaga itu, memiliki 12 kriteria menyangkut masalah politik, ekonomi, dan sosial. Tapi yang terpenting: pemerintah pusat begitu lemah sehingga tak memiliki kontrol yang efektif atas teritorialnya, pelayanan publik terbengkalai, tindak kriminal dan korupsi menyebar luas, terjadi pengungsian atau perpindahan penduduk tanpa dikehendaki, dan perekonomian merosot tajam.
Dengan kriteria seperti itu, Fund for Peace memasukkan Indonesia dalam skala warning (peringatan) atau persisnya di peringkat 61. Artinya, masih ada 60 negara lebih jelek dari Indonesia, walau yang lebih bagus jauh lebih banyak.
Tampaknya posisi Indonesia tertolong karena perekonomiannya sekarang tak sedang merosot tajam, seperti dimaksudkan dalam kriteria. Peringkat pertama sebagai negara gagal adalah Somalia, disusul Chad, Sudan, Zimbabwe, Congo, Afghanistan, dan Iraq.
Penulis terkenal, profesor bahasa dan filsafat dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Noam Chomsky, pada 2006 menulis buku berjudul Failed States, mengungkap kesewenang-wenangan negara super-power Amerika Serikat, terutama ketika menyerbu Afghanistan dan Iraq.
Berbagai alasan dipakai negara adi-daya itu untuk campur tangan ke negara lain. Belakangan, setelah serangan teroris 11 September 2001, yang dianggap mengancam keamanan Amerika Serikat adalah negara gagal (failed states). Dalam konsep ini termasuk negara seperti Iraq yang diduga mengancam Amerika Serikat dengan senjata pemusnah massal (kelak terbukti tak pernah ada) dan terorisme internasional (yang sesungguhnya tumbuh sebagai akibat pendudukan pasukan Amerika atas negeri itu).
Dalam interpretasi yang lebih ketat, failed states diidentifikasikan dengan kegagalan memberikan keamanan bagi penduduknya, kegagalan menjamin hak-hak di dalam dan luar negeri atau memelihara berfungsinya institusi demokrasi (Noam Chomsky dalam Failed States, The Abuse Of Power And The Assault On Democracy. Hamish Hamilton, Great Britain, 2006).
Tampaknya semua yang dimaksudkan sudah terjadi di negeri ini. Presiden SBY hanya bisa berpidato atau berwacana bahwa negara tak boleh kalah oleh kekerasan. Tapi perkelahian dua kelompok pemuda di Jalan Ampera Jakarta Selatan, 29 September lalu, menunjukkan pemerintah gagal memberikan keamanan kepada penduduk. Bahwa terbukti dengan konkret preman amat berkuasa di negara ini. Ada yang mengatakan Indonesia sekarang dalam kondisi darurat preman.
Soalnya, hari itu dua kelompok pemuda terlibat tembak-menembak di jalan raya dengan menggunakan sejumlah pistol, tawuran dengan pedang, tombak, parang, kapak dan pentungan, tak ketinggalan hujan batu. Peristiwa itu terjadi di siang bolong, disaksikan polisi dan wartawan dengan kameranya, dan disiarkan televisi ke seluruh negeri. Tubuh-tubuh yang tergeletak di tengah jalan terluka parah dengan darah berceceran jadi sasaran empuk kamera.
Polisi? Ratusan polisi ada di tempat itu. Tapi mereka tak mampu mencegah orang berkejaran dengan pedang dan golok terhunus, bahkan menembak-nembakkan pistol. Adegan-adegan yang terjadi di siang bolong itu sungguh belum pernah terjadi di dunia mana pun. Agaknya itu hanya bisa ditemukan dalam imajinasi para penulis skenario Hollywood untuk film wildwest yang dibintangi John Wayne atau semacamnya.
Perang geng dan kartel narkoba di Meksiko atau Colombia memang mengerikan dengan korban amat besar. Tapi perang dan tembak-menembak itu tak terjadi di siang bolong secara terbuka disaksikan kamera wartawan televisi dan polisi, sebagaimana terjadi di Jalan Ampera.
Kabarnya polisi tak mampu mencegah perkelahian karena jumlah personal dan persenjataannya tak memadai. Dari sini muncul tuduhan bahwa intelijen polisi kebobolan dalam meramalkan apa yang akan terjadi di Jalan Ampera, di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Maka sementara menunggu bantuan polisi, korban pun berjatuhan, bergelimpangan dan berdarah-darah, bergeletakan di jalan raya. Tercatat pada hari itu tiga orang meninggal dunia, 12 orang terluka, 3 di antaranya polisi.
“Pertempuran’’ di Jalan Ampera itu merupakan ekor perseteruan dua kelompok pemuda di klub malam Blowfish, Plaza City Senayan, Jakarta, 3 April lalu, yang konon disebabkan perebutan lahan pengamanan. Akibatnya, seorang pemuda meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka. Peristiwa ini menyebabkan 4 pemuda diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tawuran besar tadi meletus pada sidang pengadilan kedua, ketika dua kelompok yang bertikai saling mengerahkan anggotanya ke pengadilan. Mestinya apa yang terjadi sudah bisa diantisipasi polisi.
Sistem yang Koruptif
Tapi sesungguhnya ‘’pertempuran’’ Jalan Ampera hanya salah satu yang paling seru. Di mana-mana selama ini peristiwa sejenis banyak terjadi. Hampir bersamaan, misalnya, di Tarakan, Kalimantan Timur, ada ‘’perang’’ antar-kelompok masyarakat yang berbeda.
Tawuran dimulai 27 September lalu oleh peristiwa sepele dan baru berakhir dua hari kemudian melalui perdamaian dua kelompok, dihadiri Gubernur Kaltim dan para pejabat daerah lainnya. Peristiwa ini menyebabkan 5 nyawa melayang, sejumlah lainnya luka-luka, beberapa rumah dibakar, dan sekitar 30.000 warga mengungsi.
Pada 4 Oktober lalu, gerombolan massa menyerbu dan melemparkan batu ke kantor polisi sektor (Polsek) Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Polisi mencoba menghalau demonstran dengan melepas tembakan. Itu mengakibatkan salah seorang penyerbu tewas dan lima temannya ditangkap polisi.
Sebelumnya, 31 Agustus lalu, di Buol, Sulawesi Tengah, 4 penduduk meninggal dunia, puluhan luka-luka setelah terjadi bentrokan dengan polisi setempat. Massa menyerbu kantor polisi karena marah atas tewasnya seorang tukang ojek di rumah tahanan.
Di Tanjung Priok, April lalu, meletus kerusuhan Koja ketika Satpol PP akan menggusur makam Mbah Priok di areal seluas 5,4 hektar milik PT Pelindo. Penduduk setempat mempertahankan makam itu yang mereka anggap keramat. Maka terjadilah tawuran antara ratusan Satpol PP dengan rakyat. Akibatnya 3 anggota Satpol PP terbunuh, ratusan luka-luka, termasuk 20-an anggota Polri. Puluhan mobil dibakar dan beberapa kantor dijarah.
Banyak lagi peristiwa mirip terjadi di pelbagai pelosok Tanah Air, terutama kerusuhan sebagai akibat ketidak-puasan atas hasil pemilihan umum kepala daerah (Pilkada). Bahkan perkelahian massal sering terjadi dalam konser musik atau pertandingan sepak bola.
Mengapa semua ini terjadi? Ada banyak jawaban. Salah satu di antaranya karena hukum tak berjalan. Memang di mana-mana ada kantor polisi, kejaksaan, dan pengadilan. Tapi orang tahu bahwa kebanyakan polisi, jaksa, dan hakim, bisa dibayar. Artinya, keadilan sulit ditegakkan. Akhirnya, orang cendrung main hakim sendiri, sementara aparat hukum dan pemerintahan kehilangan wibawa. Pada saat itulah kantor polisi pun sering menjadi sasaran pelampiasan kemarahan masyarakat.
Gagalnya penegakan hukum mengancam sistem demokrasi liberal yang diterapkan di negeri ini sejak Reformasi 1998. Karena memang di mana pun sistem demokrasi hanya bisa berjalan bila hukum ditegakkan.
Jangan heran kalau Pilkada yang berlangsung di daerah selalu diikuti aksi pembagian uang kepada para pemilih. Penelitian yang dilakukan Political Research Institute for Democracy (Pride) Jakarta di Mojokerto Mei lalu, menunjukkan politik uang memang terjadi dalam Pilkada. Malah dalam penelitian lebih 60% responden menyatakan memilih calon atau kandidat yang memberikan uang kontan kepada pemilih. Program muluk-muluk tak diperlukan.
Bila penelitian itu sahih, maka sistem demokrasi yang dibangga-banggakan Presiden SBY selama ini tak ada artinya. Dan lebih parah lagi, sistem pemilihan yang mahal dan korup ini menyebabkan korupsi bertambah subur di Indonesia.
Betapa tidak? Untuk maju dalam pencalonan Bupati sekarang dibutuhkan dana untuk partai politik dan kampanye mencapai Rp 10 milyar. Untuk gubernur jumlah tadi jadi berlipat-lipat, bisa mencapai ratusan milyar rupiah. Semua itu tentu jumlah yang terlalu besar yang tak mungkin bisa dibayar dari gaji yang diterima para calon bila kelak terpilih.
Pertanyaannya sekarang: bila terpilih bagaimana caranya bupati, gubernur, bahkan seorang presiden, mengembalikan dana kampanye yang telah dikeluarkan? Apalagi semua ini terjadi ketika hukum tak tegak dengan benar. Inilah persoalan terbesar bangsa pada saat ini: sistem politik yang kita gunakan sesungguhnya koruptif. Itu sebabnya perilaku korupsi tambah meluas saja.
Profesor Samuel P. Huntington, ahli ilmu politik dari Harvard University yang amat terkenal dengan teori benturan antar-peradaban (clash of civilization) itu, sejak tahun 1989 telah mengeluarkan pendapat bahwa demokratisasi berhubungan dengan kemakmuran. Di negeri dengan pendapatan rakyatnya rendah, sistem demokrasi selalu terancam untuk kembali menjadi otoritarian. Kelemahan sistem itu terutama karena sulitnya pengambilan keputusan dilakukan (Samuel P.Huntington, The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century, University of Oklahoma Press, 1991).
Mengikuti thesis ini, berarti sistem demokrasi di Indonesia sebagai negara berpenghasilan rendah dengan begitu banyak penduduknya hidup dalam kemiskinan, selalu terancam untuk kembali ke sistem otoritarian. Berbagai kerusuhan yang terus terjadi di sekeliling kita sekarang mengakibatkan semakin banyak rakyat yang kehilangan kepercayaan bahwa sistem demokrasi bisa menjadikan kita lebih makmur. Kenyataannya Indonesia malah menjadi failed state.
http://www.hidayatullah.com/read/13614/11/10/2010/republik--tawuran-bernama-indonesia.html
Failed States, menurut lembaga itu, memiliki 12 kriteria menyangkut masalah politik, ekonomi, dan sosial. Tapi yang terpenting: pemerintah pusat begitu lemah sehingga tak memiliki kontrol yang efektif atas teritorialnya, pelayanan publik terbengkalai, tindak kriminal dan korupsi menyebar luas, terjadi pengungsian atau perpindahan penduduk tanpa dikehendaki, dan perekonomian merosot tajam.
Dengan kriteria seperti itu, Fund for Peace memasukkan Indonesia dalam skala warning (peringatan) atau persisnya di peringkat 61. Artinya, masih ada 60 negara lebih jelek dari Indonesia, walau yang lebih bagus jauh lebih banyak.
Tampaknya posisi Indonesia tertolong karena perekonomiannya sekarang tak sedang merosot tajam, seperti dimaksudkan dalam kriteria. Peringkat pertama sebagai negara gagal adalah Somalia, disusul Chad, Sudan, Zimbabwe, Congo, Afghanistan, dan Iraq.
Penulis terkenal, profesor bahasa dan filsafat dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Noam Chomsky, pada 2006 menulis buku berjudul Failed States, mengungkap kesewenang-wenangan negara super-power Amerika Serikat, terutama ketika menyerbu Afghanistan dan Iraq.
Berbagai alasan dipakai negara adi-daya itu untuk campur tangan ke negara lain. Belakangan, setelah serangan teroris 11 September 2001, yang dianggap mengancam keamanan Amerika Serikat adalah negara gagal (failed states). Dalam konsep ini termasuk negara seperti Iraq yang diduga mengancam Amerika Serikat dengan senjata pemusnah massal (kelak terbukti tak pernah ada) dan terorisme internasional (yang sesungguhnya tumbuh sebagai akibat pendudukan pasukan Amerika atas negeri itu).
Dalam interpretasi yang lebih ketat, failed states diidentifikasikan dengan kegagalan memberikan keamanan bagi penduduknya, kegagalan menjamin hak-hak di dalam dan luar negeri atau memelihara berfungsinya institusi demokrasi (Noam Chomsky dalam Failed States, The Abuse Of Power And The Assault On Democracy. Hamish Hamilton, Great Britain, 2006).
Tampaknya semua yang dimaksudkan sudah terjadi di negeri ini. Presiden SBY hanya bisa berpidato atau berwacana bahwa negara tak boleh kalah oleh kekerasan. Tapi perkelahian dua kelompok pemuda di Jalan Ampera Jakarta Selatan, 29 September lalu, menunjukkan pemerintah gagal memberikan keamanan kepada penduduk. Bahwa terbukti dengan konkret preman amat berkuasa di negara ini. Ada yang mengatakan Indonesia sekarang dalam kondisi darurat preman.
Soalnya, hari itu dua kelompok pemuda terlibat tembak-menembak di jalan raya dengan menggunakan sejumlah pistol, tawuran dengan pedang, tombak, parang, kapak dan pentungan, tak ketinggalan hujan batu. Peristiwa itu terjadi di siang bolong, disaksikan polisi dan wartawan dengan kameranya, dan disiarkan televisi ke seluruh negeri. Tubuh-tubuh yang tergeletak di tengah jalan terluka parah dengan darah berceceran jadi sasaran empuk kamera.
Polisi? Ratusan polisi ada di tempat itu. Tapi mereka tak mampu mencegah orang berkejaran dengan pedang dan golok terhunus, bahkan menembak-nembakkan pistol. Adegan-adegan yang terjadi di siang bolong itu sungguh belum pernah terjadi di dunia mana pun. Agaknya itu hanya bisa ditemukan dalam imajinasi para penulis skenario Hollywood untuk film wildwest yang dibintangi John Wayne atau semacamnya.
Perang geng dan kartel narkoba di Meksiko atau Colombia memang mengerikan dengan korban amat besar. Tapi perang dan tembak-menembak itu tak terjadi di siang bolong secara terbuka disaksikan kamera wartawan televisi dan polisi, sebagaimana terjadi di Jalan Ampera.
Kabarnya polisi tak mampu mencegah perkelahian karena jumlah personal dan persenjataannya tak memadai. Dari sini muncul tuduhan bahwa intelijen polisi kebobolan dalam meramalkan apa yang akan terjadi di Jalan Ampera, di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Maka sementara menunggu bantuan polisi, korban pun berjatuhan, bergelimpangan dan berdarah-darah, bergeletakan di jalan raya. Tercatat pada hari itu tiga orang meninggal dunia, 12 orang terluka, 3 di antaranya polisi.
“Pertempuran’’ di Jalan Ampera itu merupakan ekor perseteruan dua kelompok pemuda di klub malam Blowfish, Plaza City Senayan, Jakarta, 3 April lalu, yang konon disebabkan perebutan lahan pengamanan. Akibatnya, seorang pemuda meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka. Peristiwa ini menyebabkan 4 pemuda diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tawuran besar tadi meletus pada sidang pengadilan kedua, ketika dua kelompok yang bertikai saling mengerahkan anggotanya ke pengadilan. Mestinya apa yang terjadi sudah bisa diantisipasi polisi.
Sistem yang Koruptif
Tapi sesungguhnya ‘’pertempuran’’ Jalan Ampera hanya salah satu yang paling seru. Di mana-mana selama ini peristiwa sejenis banyak terjadi. Hampir bersamaan, misalnya, di Tarakan, Kalimantan Timur, ada ‘’perang’’ antar-kelompok masyarakat yang berbeda.
Tawuran dimulai 27 September lalu oleh peristiwa sepele dan baru berakhir dua hari kemudian melalui perdamaian dua kelompok, dihadiri Gubernur Kaltim dan para pejabat daerah lainnya. Peristiwa ini menyebabkan 5 nyawa melayang, sejumlah lainnya luka-luka, beberapa rumah dibakar, dan sekitar 30.000 warga mengungsi.
Pada 4 Oktober lalu, gerombolan massa menyerbu dan melemparkan batu ke kantor polisi sektor (Polsek) Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Polisi mencoba menghalau demonstran dengan melepas tembakan. Itu mengakibatkan salah seorang penyerbu tewas dan lima temannya ditangkap polisi.
Sebelumnya, 31 Agustus lalu, di Buol, Sulawesi Tengah, 4 penduduk meninggal dunia, puluhan luka-luka setelah terjadi bentrokan dengan polisi setempat. Massa menyerbu kantor polisi karena marah atas tewasnya seorang tukang ojek di rumah tahanan.
Di Tanjung Priok, April lalu, meletus kerusuhan Koja ketika Satpol PP akan menggusur makam Mbah Priok di areal seluas 5,4 hektar milik PT Pelindo. Penduduk setempat mempertahankan makam itu yang mereka anggap keramat. Maka terjadilah tawuran antara ratusan Satpol PP dengan rakyat. Akibatnya 3 anggota Satpol PP terbunuh, ratusan luka-luka, termasuk 20-an anggota Polri. Puluhan mobil dibakar dan beberapa kantor dijarah.
Banyak lagi peristiwa mirip terjadi di pelbagai pelosok Tanah Air, terutama kerusuhan sebagai akibat ketidak-puasan atas hasil pemilihan umum kepala daerah (Pilkada). Bahkan perkelahian massal sering terjadi dalam konser musik atau pertandingan sepak bola.
Mengapa semua ini terjadi? Ada banyak jawaban. Salah satu di antaranya karena hukum tak berjalan. Memang di mana-mana ada kantor polisi, kejaksaan, dan pengadilan. Tapi orang tahu bahwa kebanyakan polisi, jaksa, dan hakim, bisa dibayar. Artinya, keadilan sulit ditegakkan. Akhirnya, orang cendrung main hakim sendiri, sementara aparat hukum dan pemerintahan kehilangan wibawa. Pada saat itulah kantor polisi pun sering menjadi sasaran pelampiasan kemarahan masyarakat.
Gagalnya penegakan hukum mengancam sistem demokrasi liberal yang diterapkan di negeri ini sejak Reformasi 1998. Karena memang di mana pun sistem demokrasi hanya bisa berjalan bila hukum ditegakkan.
Jangan heran kalau Pilkada yang berlangsung di daerah selalu diikuti aksi pembagian uang kepada para pemilih. Penelitian yang dilakukan Political Research Institute for Democracy (Pride) Jakarta di Mojokerto Mei lalu, menunjukkan politik uang memang terjadi dalam Pilkada. Malah dalam penelitian lebih 60% responden menyatakan memilih calon atau kandidat yang memberikan uang kontan kepada pemilih. Program muluk-muluk tak diperlukan.
Bila penelitian itu sahih, maka sistem demokrasi yang dibangga-banggakan Presiden SBY selama ini tak ada artinya. Dan lebih parah lagi, sistem pemilihan yang mahal dan korup ini menyebabkan korupsi bertambah subur di Indonesia.
Betapa tidak? Untuk maju dalam pencalonan Bupati sekarang dibutuhkan dana untuk partai politik dan kampanye mencapai Rp 10 milyar. Untuk gubernur jumlah tadi jadi berlipat-lipat, bisa mencapai ratusan milyar rupiah. Semua itu tentu jumlah yang terlalu besar yang tak mungkin bisa dibayar dari gaji yang diterima para calon bila kelak terpilih.
Pertanyaannya sekarang: bila terpilih bagaimana caranya bupati, gubernur, bahkan seorang presiden, mengembalikan dana kampanye yang telah dikeluarkan? Apalagi semua ini terjadi ketika hukum tak tegak dengan benar. Inilah persoalan terbesar bangsa pada saat ini: sistem politik yang kita gunakan sesungguhnya koruptif. Itu sebabnya perilaku korupsi tambah meluas saja.
Profesor Samuel P. Huntington, ahli ilmu politik dari Harvard University yang amat terkenal dengan teori benturan antar-peradaban (clash of civilization) itu, sejak tahun 1989 telah mengeluarkan pendapat bahwa demokratisasi berhubungan dengan kemakmuran. Di negeri dengan pendapatan rakyatnya rendah, sistem demokrasi selalu terancam untuk kembali menjadi otoritarian. Kelemahan sistem itu terutama karena sulitnya pengambilan keputusan dilakukan (Samuel P.Huntington, The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century, University of Oklahoma Press, 1991).
Mengikuti thesis ini, berarti sistem demokrasi di Indonesia sebagai negara berpenghasilan rendah dengan begitu banyak penduduknya hidup dalam kemiskinan, selalu terancam untuk kembali ke sistem otoritarian. Berbagai kerusuhan yang terus terjadi di sekeliling kita sekarang mengakibatkan semakin banyak rakyat yang kehilangan kepercayaan bahwa sistem demokrasi bisa menjadikan kita lebih makmur. Kenyataannya Indonesia malah menjadi failed state.
http://www.hidayatullah.com/read/13614/11/10/2010/republik--tawuran-bernama-indonesia.html
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pada bulan Mei-Juni ini Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berencana menggelar event akbar berupa Muktamar Khilafah (MK) 2013 di berbagai daerah di Indonesia. Acara ini diselenggarakan secara marathon di 31 Kota. Start pada 5 Mei bertempat di Kendari, Semarang, dan DIY. Kemudian ditutup di Jakarta pada 2 Juni.
HTI begitu konsisten dalam perjuangannya menegakkan syariah dan khilafah. Alasan pertamanya ialah karena ini adalah konsekwensi iman. Dan alasan kedua karena HTI telah menyadari betul bahwa krisis multidimensi yang terjadi di negri ini hanya bisa diatasi dengan sistem yang datang dari Rabb penggenggam alam semesta. Itulah sistem Islam dalam bingkai Khilafah. Penjelasan sederhananya, Allah Swt sang pencipta manusia, kehidupan, dan alam semesta, tentunya lebih tau apa yang dibutuhkan ciptaan-Nya.
Dalam perjuangannya, HTI menempuh jalan perjuangan tanpa kekerasan (non violence). Kepedulian HTI atas negara ini tak perlu diragukan lagi. Bahkan pada saat TimTim hendak lepas dari Indonesia, HTI dalam majalah dan seleberan-selebarannya telah memperingatkan Pemerintah tentang skenario asing melalui UNAMET yang menghendaki Timtim lepas. Sampai akhirnya TimTim lepas pun, HTI melaui Jubirnya, Ismail Yusanto, sempat menyampaikan kepada media massa bahwa “HTI akan mengambil kembali TimTim dan menggabungkannya dengan Indonesia walaupun butuh waktu 25 tahun”.
Tujuan utama dihelatnya ajang spektakuler ini adalah dalam rangka melakukan edukasi terhadap umat akan pentingnya syariah dan khilafah. Umat mesti paham bahwa sistem sekulerisme inilah yang telah mengakibatkan Indonesia terpuruk. Sedangkan sistem Islam merupakan satu-satunya solusi terbaik.
Secara garis besar, HTI telah mengeluarkan master plan formula seperti apa yang bakal digunakan untuk membangun Indonesia. Hal itu telah dituangkan dalam “Manifesto HTI untuk Indonesia” yang telah dibukukan. Dalam buku itu telah dijelaskan bagaimana strategi Islam mengatasi segala problematika negri ini. Baik itu solusi masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dsb.
Jadi aneh bin ajaib jika justru ada segelintir pihak yang menyatakan bahwa HTI dengan perjuangan sistem Islam merupakan ancaman bagi bangsa. Justru sebaliknya, sistem sekulerisme-kapitalisme yang sekarang diterapkan inilah yang menjadi ancaman sebenarnya. Terbukti misalnya dengan lepasnya TimTim. Pun akibat sistem ini, kekayaan alam Indonesia banyak dikuasai asing. Penegakkan hukum carut marut, kurupsi menggurita, dekadensi moral juga kian merajalela.
Sikap masyarakat terhadap sistem Islam dan Pentingnya MK
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al-maidah: 50)
Dapat dipetakan bahwa setidaknya ada beberapa model sikap masyarakat terhadap sistem Islam ini. Diantaranya:
Pertama: Pejuang sistem Islam (Syariah dalam bingkai Khilafah). Mereka adalah orang-orang yang telah menyadari bahwa perjuangan penegakkan sistem Islam adalah sebagai kewajiban. Mereka rela bersusah payah berjuang agar sistem Islam itu tegak. Diselenggarakannya MK ini juga bisa sebagai salah satu uslub untuk penguat keyakinan dan penambah motivasi mereka dalam berjuang.
Kedua: Pendukung sistem Islam. Mereka adalah masyarakat yang meyakini bahwa sistem Islam itu adalah sistem terbaik dan yakin jika diterapkan mampu membuat negara semakin maju dan sejahtera, tapi mereka belum sudi untuk ikut berjuang. Maka adanya MK ini juga bisa sebagai pendorong dan pemberi motivasi mereka untuk ikut berjuang.
Ketiga: Pihak anti sistem Islam tulen. Mereka adalah orang-orang yang telah tercekoki oleh pemikiran Sipilis (sekulerisme, pluralisme, liberalisme), diantaranya ialah Jaringan Islam Liberal (JIL). Jumlah mereka tidak banyak, tapi sayangnya mereka justru laris tampil di depan publik khususnya media televisi. Adanya MK ini juga bisa sebagai pemberian dakwah kepada mereka. Karena semua orang berhak mendapatkan dakwah Islam. Atau minimal sebagai counter opini untuk meluruskan dakwah Sipilis mereka yang membahayakan umat.
Keempat: Massa mengambang. Pihak ini adalah masyarakat yang tidak paham sama sekali dan juga masyarakat yang baru paham sedikit saja akan keindahan sistem Islam. Semua itu dampak dari penyebaran paham sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan). Mereka memahami Islam hanya sebatas ibadah ritual dan spiritual saja. Padahal Islam adalah agama (ideologi) yang sempurna. Mengatur urusan pribadi, masyarakat maupun Negara.
Pun masyarakat yang salah presepsi terhadap sistem Islam. Sebagai contoh menolak penerapan sistem Islam dengan alasan karena Indonesia adalah negara majemuk. Padahal sistem Islam terbukti gemilang dalam mengatur kemajemukan bangsa. Sebagaimana terbukti pada massa Rasulullah Saw hingga kekhilafahan Ustmani yang diruntuhkan Kemal At-Taturk Tahun 1924. Atau masyarakat yang masih menganggap bahwa sistem Islam dapat ditegakkan dalam sistem kenegaraan dalam bentuk lain. Padahal sistem Islam bisa tegak secara sempurna hanya dalam bingkai Khilafah. Karena itu, diselenggarakan MK ini bisa sebagai upaya pemberian kesadaran mereka atas pentingnya penerapan syariah dalam bingkai khilafah.
Itulah mengapa edukasi penting untuk terus digelorakan. Bagaimanapun masyarakat adalah kunci terjadinya sebuah perubahan. Termasuk didalamnya pihak-pihak yang memiliki kekuatan riil di negri ini, seperti halnya pihak militer yang notabene juga bagian dari masyarakat. Mereka semua berhak mendapatkan dakwah Islam. Jika masyarakat menginginkan perubahan ke arah Islam. Dengan Izin Allah, perubahan niscaya dapat dilakukan.
Sementara itu dukungan masyarakat terhadap upaya penegakkan sistem Islam secara kaffah ini hari demi hari semakin menguat. Bahkan juga diakui oleh Ketua Badan Pengurus SETARA Institut, Hendardi, pada November 2011, yang membenarkan bahwa dukungan umat pada khilafah terus mengalami penguatan.
Semoga dengan digelarnya Muktamar Khilafah 1434 H/2013 M ini dukungan masyarakat semakin menguat lagi. Sehingga dengan izin Allah Swt, sistem syariah dan khilafah bisa segera tegak. Teruntuk Indonesia dan dunia yang lebih baik. Saatnya menyambut perubahan besar dunia menuju Khilafah. Allahu Akbar!
Rasul Saw bersabda: “Sesungguhnya awal dari agama kalian adalah kenabian dan rahmat. Maka nanti akan ada kenabian dan rahmat itu sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah pada kalian. Kemudian Allah Yang Maha Mulia mencabut kenabian itu. Lalu akan ada mulkan adhdhon. Kemudian akan ada penguasa diktator. Maka terjadilah sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah pada kalian. Allah kemudian melenyapkan semuanya, lalu menggantinya dengan kekhilafahan yang mengikuti tuntunan kenabian” (HR. Ahmad).[]
http://www.eramuslim.com/berita/info-umat/pentingnya-muktamar-khilafah-1434-h.htm#.UYc2wjflfFw
HTI begitu konsisten dalam perjuangannya menegakkan syariah dan khilafah. Alasan pertamanya ialah karena ini adalah konsekwensi iman. Dan alasan kedua karena HTI telah menyadari betul bahwa krisis multidimensi yang terjadi di negri ini hanya bisa diatasi dengan sistem yang datang dari Rabb penggenggam alam semesta. Itulah sistem Islam dalam bingkai Khilafah. Penjelasan sederhananya, Allah Swt sang pencipta manusia, kehidupan, dan alam semesta, tentunya lebih tau apa yang dibutuhkan ciptaan-Nya.
Dalam perjuangannya, HTI menempuh jalan perjuangan tanpa kekerasan (non violence). Kepedulian HTI atas negara ini tak perlu diragukan lagi. Bahkan pada saat TimTim hendak lepas dari Indonesia, HTI dalam majalah dan seleberan-selebarannya telah memperingatkan Pemerintah tentang skenario asing melalui UNAMET yang menghendaki Timtim lepas. Sampai akhirnya TimTim lepas pun, HTI melaui Jubirnya, Ismail Yusanto, sempat menyampaikan kepada media massa bahwa “HTI akan mengambil kembali TimTim dan menggabungkannya dengan Indonesia walaupun butuh waktu 25 tahun”.
Tujuan utama dihelatnya ajang spektakuler ini adalah dalam rangka melakukan edukasi terhadap umat akan pentingnya syariah dan khilafah. Umat mesti paham bahwa sistem sekulerisme inilah yang telah mengakibatkan Indonesia terpuruk. Sedangkan sistem Islam merupakan satu-satunya solusi terbaik.
Secara garis besar, HTI telah mengeluarkan master plan formula seperti apa yang bakal digunakan untuk membangun Indonesia. Hal itu telah dituangkan dalam “Manifesto HTI untuk Indonesia” yang telah dibukukan. Dalam buku itu telah dijelaskan bagaimana strategi Islam mengatasi segala problematika negri ini. Baik itu solusi masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dsb.
Jadi aneh bin ajaib jika justru ada segelintir pihak yang menyatakan bahwa HTI dengan perjuangan sistem Islam merupakan ancaman bagi bangsa. Justru sebaliknya, sistem sekulerisme-kapitalisme yang sekarang diterapkan inilah yang menjadi ancaman sebenarnya. Terbukti misalnya dengan lepasnya TimTim. Pun akibat sistem ini, kekayaan alam Indonesia banyak dikuasai asing. Penegakkan hukum carut marut, kurupsi menggurita, dekadensi moral juga kian merajalela.
Sikap masyarakat terhadap sistem Islam dan Pentingnya MK
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al-maidah: 50)
Dapat dipetakan bahwa setidaknya ada beberapa model sikap masyarakat terhadap sistem Islam ini. Diantaranya:
Pertama: Pejuang sistem Islam (Syariah dalam bingkai Khilafah). Mereka adalah orang-orang yang telah menyadari bahwa perjuangan penegakkan sistem Islam adalah sebagai kewajiban. Mereka rela bersusah payah berjuang agar sistem Islam itu tegak. Diselenggarakannya MK ini juga bisa sebagai salah satu uslub untuk penguat keyakinan dan penambah motivasi mereka dalam berjuang.
Kedua: Pendukung sistem Islam. Mereka adalah masyarakat yang meyakini bahwa sistem Islam itu adalah sistem terbaik dan yakin jika diterapkan mampu membuat negara semakin maju dan sejahtera, tapi mereka belum sudi untuk ikut berjuang. Maka adanya MK ini juga bisa sebagai pendorong dan pemberi motivasi mereka untuk ikut berjuang.
Ketiga: Pihak anti sistem Islam tulen. Mereka adalah orang-orang yang telah tercekoki oleh pemikiran Sipilis (sekulerisme, pluralisme, liberalisme), diantaranya ialah Jaringan Islam Liberal (JIL). Jumlah mereka tidak banyak, tapi sayangnya mereka justru laris tampil di depan publik khususnya media televisi. Adanya MK ini juga bisa sebagai pemberian dakwah kepada mereka. Karena semua orang berhak mendapatkan dakwah Islam. Atau minimal sebagai counter opini untuk meluruskan dakwah Sipilis mereka yang membahayakan umat.
Keempat: Massa mengambang. Pihak ini adalah masyarakat yang tidak paham sama sekali dan juga masyarakat yang baru paham sedikit saja akan keindahan sistem Islam. Semua itu dampak dari penyebaran paham sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan). Mereka memahami Islam hanya sebatas ibadah ritual dan spiritual saja. Padahal Islam adalah agama (ideologi) yang sempurna. Mengatur urusan pribadi, masyarakat maupun Negara.
Pun masyarakat yang salah presepsi terhadap sistem Islam. Sebagai contoh menolak penerapan sistem Islam dengan alasan karena Indonesia adalah negara majemuk. Padahal sistem Islam terbukti gemilang dalam mengatur kemajemukan bangsa. Sebagaimana terbukti pada massa Rasulullah Saw hingga kekhilafahan Ustmani yang diruntuhkan Kemal At-Taturk Tahun 1924. Atau masyarakat yang masih menganggap bahwa sistem Islam dapat ditegakkan dalam sistem kenegaraan dalam bentuk lain. Padahal sistem Islam bisa tegak secara sempurna hanya dalam bingkai Khilafah. Karena itu, diselenggarakan MK ini bisa sebagai upaya pemberian kesadaran mereka atas pentingnya penerapan syariah dalam bingkai khilafah.
Itulah mengapa edukasi penting untuk terus digelorakan. Bagaimanapun masyarakat adalah kunci terjadinya sebuah perubahan. Termasuk didalamnya pihak-pihak yang memiliki kekuatan riil di negri ini, seperti halnya pihak militer yang notabene juga bagian dari masyarakat. Mereka semua berhak mendapatkan dakwah Islam. Jika masyarakat menginginkan perubahan ke arah Islam. Dengan Izin Allah, perubahan niscaya dapat dilakukan.
Sementara itu dukungan masyarakat terhadap upaya penegakkan sistem Islam secara kaffah ini hari demi hari semakin menguat. Bahkan juga diakui oleh Ketua Badan Pengurus SETARA Institut, Hendardi, pada November 2011, yang membenarkan bahwa dukungan umat pada khilafah terus mengalami penguatan.
Semoga dengan digelarnya Muktamar Khilafah 1434 H/2013 M ini dukungan masyarakat semakin menguat lagi. Sehingga dengan izin Allah Swt, sistem syariah dan khilafah bisa segera tegak. Teruntuk Indonesia dan dunia yang lebih baik. Saatnya menyambut perubahan besar dunia menuju Khilafah. Allahu Akbar!
Rasul Saw bersabda: “Sesungguhnya awal dari agama kalian adalah kenabian dan rahmat. Maka nanti akan ada kenabian dan rahmat itu sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah pada kalian. Kemudian Allah Yang Maha Mulia mencabut kenabian itu. Lalu akan ada mulkan adhdhon. Kemudian akan ada penguasa diktator. Maka terjadilah sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah pada kalian. Allah kemudian melenyapkan semuanya, lalu menggantinya dengan kekhilafahan yang mengikuti tuntunan kenabian” (HR. Ahmad).[]
http://www.eramuslim.com/berita/info-umat/pentingnya-muktamar-khilafah-1434-h.htm#.UYc2wjflfFw
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Ada Apa Dengan Ideologi Nasionalisme
Semenjak runtuhnya tatanan kenegaraan Islam alias Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924 atau 1342 Hijriyyah, maka dunia menyaksikan berdirinya berbagai Nation State atau Negara Kebangsaan. Bangsa-bangsa Muslim membangun negara di negerinya masing-masing dengan menjadikan nasionalisme sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu perubahan yang sangat signifikan dan mendasar jika dibandingkan dengan tatanan kenegaraan sebelumnya dimana Khilafah Islamiyyah menjadi sebuah sistem yang mempersatukan segenap ummat Islam berdasarkan kesatuan aqidah Islamiyyah dan dengan sendirinya kesatuan fikrah Islamiyyah alias ideologi Islam.
Dalam tatanan kenegaraan Negara Kebangsaan faktor bangsa menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Sedangkan dalam sistem Khilafah Islamiyyah faktor Islam sebagai keyakinan dan ideologi menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Maka dengan sendirinya kita menyaksikan mengapa sejak munculnya berbagai Nation State di tengah kehidupan bernegara ummat Islam terjadilah degradasi penghayatan Islam sebagai ideologi dan peningkatan penghayatan ideologi kebangsaan di dalam diri banyak ummat Islam.
Sesungguhnya Islam tidak menafikan kehadiran bangsa dalam kehidupan ummat manusia. Hadirnya aneka jenis bangsa adalah suatu keniscayaan dalam realitas sosial masyarakat dunia. Al-Qur’an mengakui kenyataan ini.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ta’aala ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah ta’aala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat ayat 13)
Namun Islam tidak pernah memandang bahwa mulia-hinanya seseorang atau sekelompok orang ditentukan oleh faktor bangsa. Lain halnya dengan urusan taqwa dan aqidah. Islam sangat peduli dengan beriman-tidaknya seseorang atau sekelompok orang. Suatu masyarakat yang terdiri atas kumpulan orang-orang beriman dipandang sebagai masyarakat yang mulia di mata Allah ta’aala. Sedangkan masyarakat yang ingkar alias kafir adalah masyarakat yang hina di mata Allah ta’aala, betapapun secara material dan teknologi ia merupakan masyarakat maju.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ أَفَنَجْعَلُ
الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh keni’matan di sisi Tuhannya. Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (QS Al-Qolam ayat 34-36)
Khilafah Islamiyyah merupakan tatanan kehidupan bernegara ummat Islam yang mempersatukan segenap kaum muslimin dari ujung timur hingga ujung barat bumi Allah ta’aala. Penghayatan siapa yang menjadi in-group atau out-group ummat adalah aqidah Islamiyah. Sedangkan dalam kehidupan Negara Kebangsaan maka siapa yang dianggap sebagai in-group bangsa adalah siapapun, apapun keyakinan dan agamanya, asalkan ia sebangsa dan setanah-air, maka ia dianggap sebagai saudara sebangsa. Siapapun yang di luar negaranya dan bangsanya dianggap sebagai out-group kendati ia memiliki aqidah Islamiyyah yang serupa dengan aqidahnya.
Maka wajarlah bilamana seorang Muslim yang menerima dengan sukarela apalagi dengan sungguh-sungguh faham Nasionalisme akan cenderung menjadi sulit menampilkan ideologi Islam sebagai identitas pertama dan utamanya. Ia akan cenderung mendegradasikan identitas Islamnya demi menjaga persatuan dan kesatuan dengan sesama ”anak bangsa” yang beraneka ragam latar belakang keyakinan dan agama. Dan orang seperti ini akan sulit untuk bisa memandang kaum muslimin di luar bangsanya sebagai saudara seiman yang harus lebih dia utamakan daripada saudara sebangsa dan setanah-airnya.
Padahal ketika sudah masuk liang lahat malaikat samasekali tidak akan menanyakan soal identitas bangsa jenazah. Tetapi jelas ia akan ditanya soal identitas agamanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ
مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ
Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datang dua malaikat bertanya:”Siapa rabbmu?” Dia menjawab:”Rabbku Allah”, lalu :”Apa diin(agama)-mu?” Dia jawab:”Diin-ku Islam.” (HR Ahmad)
Ya. Allah, jadikanlah kami benar-benar ridha akan Islam sebagai agama, identitas dan ideologi kami tanpa perlu di embel-embeli dengan identitas dan ideologi lainnya. Ya Allah, kami yakin bahwa ajaranMu sudah sempurna dan lengkap.
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا
“Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai Rasul dan Islam sebagai Agama.”
http://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/ada-apa-dengan-ideologi-nasionalisme-2.htm#.UYc5OzflfFw
Dalam tatanan kenegaraan Negara Kebangsaan faktor bangsa menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Sedangkan dalam sistem Khilafah Islamiyyah faktor Islam sebagai keyakinan dan ideologi menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Maka dengan sendirinya kita menyaksikan mengapa sejak munculnya berbagai Nation State di tengah kehidupan bernegara ummat Islam terjadilah degradasi penghayatan Islam sebagai ideologi dan peningkatan penghayatan ideologi kebangsaan di dalam diri banyak ummat Islam.
Sesungguhnya Islam tidak menafikan kehadiran bangsa dalam kehidupan ummat manusia. Hadirnya aneka jenis bangsa adalah suatu keniscayaan dalam realitas sosial masyarakat dunia. Al-Qur’an mengakui kenyataan ini.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ta’aala ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah ta’aala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat ayat 13)
Namun Islam tidak pernah memandang bahwa mulia-hinanya seseorang atau sekelompok orang ditentukan oleh faktor bangsa. Lain halnya dengan urusan taqwa dan aqidah. Islam sangat peduli dengan beriman-tidaknya seseorang atau sekelompok orang. Suatu masyarakat yang terdiri atas kumpulan orang-orang beriman dipandang sebagai masyarakat yang mulia di mata Allah ta’aala. Sedangkan masyarakat yang ingkar alias kafir adalah masyarakat yang hina di mata Allah ta’aala, betapapun secara material dan teknologi ia merupakan masyarakat maju.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ أَفَنَجْعَلُ
الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh keni’matan di sisi Tuhannya. Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (QS Al-Qolam ayat 34-36)
Khilafah Islamiyyah merupakan tatanan kehidupan bernegara ummat Islam yang mempersatukan segenap kaum muslimin dari ujung timur hingga ujung barat bumi Allah ta’aala. Penghayatan siapa yang menjadi in-group atau out-group ummat adalah aqidah Islamiyah. Sedangkan dalam kehidupan Negara Kebangsaan maka siapa yang dianggap sebagai in-group bangsa adalah siapapun, apapun keyakinan dan agamanya, asalkan ia sebangsa dan setanah-air, maka ia dianggap sebagai saudara sebangsa. Siapapun yang di luar negaranya dan bangsanya dianggap sebagai out-group kendati ia memiliki aqidah Islamiyyah yang serupa dengan aqidahnya.
Maka wajarlah bilamana seorang Muslim yang menerima dengan sukarela apalagi dengan sungguh-sungguh faham Nasionalisme akan cenderung menjadi sulit menampilkan ideologi Islam sebagai identitas pertama dan utamanya. Ia akan cenderung mendegradasikan identitas Islamnya demi menjaga persatuan dan kesatuan dengan sesama ”anak bangsa” yang beraneka ragam latar belakang keyakinan dan agama. Dan orang seperti ini akan sulit untuk bisa memandang kaum muslimin di luar bangsanya sebagai saudara seiman yang harus lebih dia utamakan daripada saudara sebangsa dan setanah-airnya.
Padahal ketika sudah masuk liang lahat malaikat samasekali tidak akan menanyakan soal identitas bangsa jenazah. Tetapi jelas ia akan ditanya soal identitas agamanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ
مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ
Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datang dua malaikat bertanya:”Siapa rabbmu?” Dia menjawab:”Rabbku Allah”, lalu :”Apa diin(agama)-mu?” Dia jawab:”Diin-ku Islam.” (HR Ahmad)
Ya. Allah, jadikanlah kami benar-benar ridha akan Islam sebagai agama, identitas dan ideologi kami tanpa perlu di embel-embeli dengan identitas dan ideologi lainnya. Ya Allah, kami yakin bahwa ajaranMu sudah sempurna dan lengkap.
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا
“Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai Rasul dan Islam sebagai Agama.”
http://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/ada-apa-dengan-ideologi-nasionalisme-2.htm#.UYc5OzflfFw
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
kalau mau..
palestina bisa disikat habis oleh israel
makanya jangan cari gara-gara mulu
suruh berdamai aja susahnya minta ampun
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
Coba aja ente provokasi Israel.Israel kaga mampu kuasai total Palestina.SEGOROWEDI wrote:
kalau mau..
palestina bisa disikat habis oleh israel
makanya jangan cari gara-gara mulu
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
mereka kagak mau..
mereka sebatas mempertahankan diri dan kedaulatannya
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
Segerombol perampok yang merampok tanah orang dan ente bela?mereka sebatas mempertahankan diri dan kedaulatannya Pahlawan Israel Kesiangan nyangsang di LISEGOROWEDI wrote:
mereka kagak mau..
mereka sebatas mempertahankan diri dan kedaulatannya
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
bangsa israel itu dari jaman nenk moyang tinggal di situ
meski sebagian dari mereka berdiaspora dan lalu kembali
mana ada palestina sebagai 'bangsa'?
gak ada, hanya arab-arab gak jelas asal-usulnya
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
SEGOROWEDI wrote:
bangsa israel itu dari jaman nenk moyang tinggal di situ
meski sebagian dari mereka berdiaspora dan lalu kembali
mana ada palestina sebagai 'bangsa'?
gak ada, hanya arab-arab gak jelas asal-usulnya
Arab dan Israel itu saudara tiri berbeda ibu dari nenek moyang yang sama, yakni keturunan Nabi Ibrahim as dari Siti Sarah dan Siti Hajrah (Hagar). Jika, mereka memahami hal ini, seharusnya mereka tidak usah/perlu berseteru.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Similar topics
» DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
» Ajaran KEBENCIAN diantara muslim ternyata bukan isapan jempol semata
» Para Biksu Budha Buat RUU Pelarangan Pernikahan Budha dan Muslim
» Zakir: Shame on you (muslim) Indonesia
» Obat dan Vaksin mengandung ENZIM BABI
» Ajaran KEBENCIAN diantara muslim ternyata bukan isapan jempol semata
» Para Biksu Budha Buat RUU Pelarangan Pernikahan Budha dan Muslim
» Zakir: Shame on you (muslim) Indonesia
» Obat dan Vaksin mengandung ENZIM BABI
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik