Putin: Barat Bertanggung Jawab Atas Konflik Timur Tengah
Halaman 1 dari 1 • Share
Putin: Barat Bertanggung Jawab Atas Konflik Timur Tengah
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/16/10/13/oeyquc377-putin-barat-bertanggung-jawab-atas-konflik-timur-tengah
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan Washington dan sekutunya menggunakan konflik Suriah sebagai alat bermain politik. Menurutnya, negara-negara Barat sama sekali tidak memberikan solusi nyata.
Ia menuturkan, Moskow telah mengajukan tawaran untuk mengirim pasukan penjaga konvoi bantuan ke Aleppo. Namun, Washington justru menuduh Moskow melakukan kejahatan perang.
"Ini adalah retorika politik yang tidak memiliki signifikansi besar dan tidak memperhitungkan situasi nyata di Suriah," kata Putin, di stasiun TV Perancis TF1, dalam wawancara di Kota Kovrov seperti dilansir RT, kemarin.
Putin menuduh Barat mendestabilisasi Suriah. Menurut dia, Arab Spring 2011 menjadi awal mula ketegangan yang terjadi di negara-negara berpenduduk mayoritas Islam di Timur Tengah.
"Saya sangat percaya tanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayah tersebut, khususnya di Suriah, ada di tangan Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk negara-negara Eropa. Ingat bagaimana setiap orang bergegas mendukung Arab Spring? Bagaimana semua itu berakhir? Ingat seperti apa Libya atau Irak sebelum hancur karena pasukan Barat?" ujar Putin.
Putin mengaitkan konflik yang berkembang di Timur Tengah dengan banyaknya serangan terorisme di Eropa. Terorisme direncanakan oleh kelompok radikal seperti ISIS, yang terlibat dalam kekacauan Timur Tengah.
"(Sebelum Arab Spring), negara-negara Timur Tengah tidak menganut sistem demokrasi seperti yang kita kenal saat ini. Tapi apapun yang terjadi, negara-negara tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda terorisme. Mereka bukan ancaman bagi Paris, untuk Cote d'Azur, untuk Belgia, Rusia, atau untuk Amerika Serikat. Dan sekarang, mereka menjadi sumber ancaman teroris. Tujuan kami adalah untuk mencegah hal yang sama terjadi di Suriah," ungkapnya.
Barat menyalahkan Rusia atas serangan terhadap konvoi PBB pada 20 September lalu. Washington kini menghadapi jalan buntu dalam membicarakan masalah Suriah dengan Moskow
Putin mengatakan, Rusia masih terbuka untuk membantu menyelesaikan yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan di Suriah. Sejak lima tahun lalu, konflik Suriah telah menewaskan sedikitnya 400 ribu orang.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan Washington dan sekutunya menggunakan konflik Suriah sebagai alat bermain politik. Menurutnya, negara-negara Barat sama sekali tidak memberikan solusi nyata.
Ia menuturkan, Moskow telah mengajukan tawaran untuk mengirim pasukan penjaga konvoi bantuan ke Aleppo. Namun, Washington justru menuduh Moskow melakukan kejahatan perang.
"Ini adalah retorika politik yang tidak memiliki signifikansi besar dan tidak memperhitungkan situasi nyata di Suriah," kata Putin, di stasiun TV Perancis TF1, dalam wawancara di Kota Kovrov seperti dilansir RT, kemarin.
Putin menuduh Barat mendestabilisasi Suriah. Menurut dia, Arab Spring 2011 menjadi awal mula ketegangan yang terjadi di negara-negara berpenduduk mayoritas Islam di Timur Tengah.
"Saya sangat percaya tanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayah tersebut, khususnya di Suriah, ada di tangan Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk negara-negara Eropa. Ingat bagaimana setiap orang bergegas mendukung Arab Spring? Bagaimana semua itu berakhir? Ingat seperti apa Libya atau Irak sebelum hancur karena pasukan Barat?" ujar Putin.
Putin mengaitkan konflik yang berkembang di Timur Tengah dengan banyaknya serangan terorisme di Eropa. Terorisme direncanakan oleh kelompok radikal seperti ISIS, yang terlibat dalam kekacauan Timur Tengah.
"(Sebelum Arab Spring), negara-negara Timur Tengah tidak menganut sistem demokrasi seperti yang kita kenal saat ini. Tapi apapun yang terjadi, negara-negara tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda terorisme. Mereka bukan ancaman bagi Paris, untuk Cote d'Azur, untuk Belgia, Rusia, atau untuk Amerika Serikat. Dan sekarang, mereka menjadi sumber ancaman teroris. Tujuan kami adalah untuk mencegah hal yang sama terjadi di Suriah," ungkapnya.
Barat menyalahkan Rusia atas serangan terhadap konvoi PBB pada 20 September lalu. Washington kini menghadapi jalan buntu dalam membicarakan masalah Suriah dengan Moskow
Putin mengatakan, Rusia masih terbuka untuk membantu menyelesaikan yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan di Suriah. Sejak lima tahun lalu, konflik Suriah telah menewaskan sedikitnya 400 ribu orang.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Putin: Barat Bertanggung Jawab Atas Konflik Timur Tengah
http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/menhan-iran-sebut-saudi-as-dan-israel-biang-konflik-timur-tengah/
Moskow, LiputanIslam.com – Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Hossein Dehghan menuding Arab Saudi bertanggungjawab atas berbagai konflik berdarah dan aktif mendanai kelompok-kelompok teroris di beberapa negara Timur Tengah.
“Arab Saudi berada di balik konflik-konflik bersenjata dan berlanjutnya pertumpahan darah di Suriah, Yaman dan negara-negara lain di kawasan,” ungkap Dehghan kepada wartawan di sela-sela Konferensi Moskow untuk Keamanan Internasional IV , Kamis (16/4), sebagaimana dilansir Alalam.
Menteri Pertahanan Iran menegaskan bahwa Arab Saudi, Amerika Serikat (AS) dan Israel sejak dulu sampai sekarang masih aktif memelihara kelompok-kelompok teroris di Afghanistan, kawasan Arab, Afrika utara, dan Kaukasus utara.
“Tiga negara ini konsisten mengacaukan stabilitas situasi di beberapa kawasan melalui pemeliharaan dan pendanaan kelompok-kelompok teroris demi mencapai tujuan-tujuan geopolitik,” ungkapnya.
Menurut Dehghan, apa yang dilakukan Saudi itu telah menghilangkan kehormatan negara-negara Islam dan dunia, dan cara demikian tidak membuat Riyadh berhasil meraih ambisinya.
Mengenai isu nuklir Iran, dia memastikan program nuklir yang dijalankan negaranya tak lain untuk tujuan damai dan tanpa ada ambisi untuk memiliki senjata nuklir.
“Barat pimpinan AS tahu persis hal ini,” katanya.
Dia juga menegaskan negara ini tidak akan pernah mundur dari hak-haknya untuk mengembangkan program nuklir bertujuan damai.
Ditanya wartawan mengenai sistem pertahanan udara S-300 yang telah disepakati oleh Iran dan Rusia, Dehghan menjelaskan bahwa masalah ini bermula sejak enam tahun silam.
“Bagian-bagian penting dari pasal-pasal kesepakatan itu akan tuntas sesuai format baru yang berbeda dengan sebelumnya,” ujarnya.
Dia mengatakan, kesepakatan mengenai kesanggupan Rusia untuk menyerahkan sistem itu sudah terjalin daam pertemuan dengan sejawatnya Sergey Shoygu , dan Teheran berharap dapat diimplementasikan paling lambat akhir tahun ini. (mm)
Moskow, LiputanIslam.com – Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Hossein Dehghan menuding Arab Saudi bertanggungjawab atas berbagai konflik berdarah dan aktif mendanai kelompok-kelompok teroris di beberapa negara Timur Tengah.
“Arab Saudi berada di balik konflik-konflik bersenjata dan berlanjutnya pertumpahan darah di Suriah, Yaman dan negara-negara lain di kawasan,” ungkap Dehghan kepada wartawan di sela-sela Konferensi Moskow untuk Keamanan Internasional IV , Kamis (16/4), sebagaimana dilansir Alalam.
Menteri Pertahanan Iran menegaskan bahwa Arab Saudi, Amerika Serikat (AS) dan Israel sejak dulu sampai sekarang masih aktif memelihara kelompok-kelompok teroris di Afghanistan, kawasan Arab, Afrika utara, dan Kaukasus utara.
“Tiga negara ini konsisten mengacaukan stabilitas situasi di beberapa kawasan melalui pemeliharaan dan pendanaan kelompok-kelompok teroris demi mencapai tujuan-tujuan geopolitik,” ungkapnya.
Menurut Dehghan, apa yang dilakukan Saudi itu telah menghilangkan kehormatan negara-negara Islam dan dunia, dan cara demikian tidak membuat Riyadh berhasil meraih ambisinya.
Mengenai isu nuklir Iran, dia memastikan program nuklir yang dijalankan negaranya tak lain untuk tujuan damai dan tanpa ada ambisi untuk memiliki senjata nuklir.
“Barat pimpinan AS tahu persis hal ini,” katanya.
Dia juga menegaskan negara ini tidak akan pernah mundur dari hak-haknya untuk mengembangkan program nuklir bertujuan damai.
Ditanya wartawan mengenai sistem pertahanan udara S-300 yang telah disepakati oleh Iran dan Rusia, Dehghan menjelaskan bahwa masalah ini bermula sejak enam tahun silam.
“Bagian-bagian penting dari pasal-pasal kesepakatan itu akan tuntas sesuai format baru yang berbeda dengan sebelumnya,” ujarnya.
Dia mengatakan, kesepakatan mengenai kesanggupan Rusia untuk menyerahkan sistem itu sudah terjalin daam pertemuan dengan sejawatnya Sergey Shoygu , dan Teheran berharap dapat diimplementasikan paling lambat akhir tahun ini. (mm)
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» Konflik Timur Tengah dan pertanda kemunculan Imam Mahdi
» Pangeran Charles: Muslim radikal tindas Nasrani di Timur Tengah
» krisis timur tengah
» filosofi orang gila timur tengah
» Pelecehan Seksual Makin Mengerikan di Libya
» Pangeran Charles: Muslim radikal tindas Nasrani di Timur Tengah
» krisis timur tengah
» filosofi orang gila timur tengah
» Pelecehan Seksual Makin Mengerikan di Libya
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik