Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Halaman 2 dari 40 • Share
Halaman 2 dari 40 • 1, 2, 3 ... 21 ... 40
Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
First topic message reminder :
AKU DAN BAPA ADALAH SATU
JUDUL tulisan ini diambil dari Injil Yohanes 10:30 yang berbunyi: “Aku dan Bapa adalah satu”, yang dalam transkripsi teks Gerika berbunyi: egō kai ho patēr hen esmen. Gagasan apakah yang tersirat dalam ayat ini? Frans Donald—sebagaimana dikutip oleh Esra Alfred Soru—mengatakan : “Secara kurang tepat, ayat ini langsung diartikan oleh para teolog Trinitarian bahwa Yesus adalah Allah, pribadi yang sama dengan Bapa… Sesuai dengan konteksnya, kata ‘satu’ dalam Yohanes 10:30 maupun Yohanes 17 bukanlah satu pribadi, melainkan satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikir, bukan satu sosok atau satu oknum. Seperti halnya sepasang suami-isteri adalah satu tapi tetap dua pribadi yang berbeda” ( dikutip dari: “Yesus Bukan Allah?” [2]; Opini Esra Alfred Soru yang dimuat di Timor Express edisi Selasa, 14 November 2006).
Pendapat Frans Donald sebagaimana dikutip di atas ini disanggah oleh Esra Alfred Soru (selanjutnya saya sapa, Esra). Menurut Esra, Yohanes 10:30 “adalah ayat yang penting dalam mempertimbangkan ketuhanan Yesus. Ayat ini menunjukkan kesatuan hakikat (Yesus) dengan Bapa dan dengan demikian Ia (Yesus) adalah Allah.” Untuk mengukuhkan pendapat ini, Esra menjelaskan kerugma yang tersirat dalam Yohanes 10:31—36 sebagai berikut: “Setelah pernyataan ‘Aku dan Bapa adalah satu’ disampaikan oleh Yesus maka orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus (ayat 31). Mengapa mereka hendak melempari Yesus? Apakah karena Yesus menyatakan bahwa Ia mempunyai kesatuan visi, misi, pekerjaan, spirit, hati, pikir dengan Bapa? Perhatikan ayat 32: ‘Kata Yesus kepada mereka: Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’ Ayat 33 berkata: ‘Bukan karena satu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.’ Perhatikan baik-baik bahwa jawaban orang Yahudi dalam ayat 33 tentang alasan mereka mau melempari Yesus bukan karena pekerjaan Yesus/misi Yesus melainkan karena Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Reaksi ini terjadi segera setelah Yesus menyatakan ‘Aku dan Bapa adalah satu’ (ayat 30). Dengan demikian pastilah ‘satu’ yang dimaksudkan dalam ayat 30 bukanlah satu visi, satu misi, satu pekerjaan, dll., melainkan satu hakikat dengan Allah. Yesus menyatakan bahwa Ia sehakikat dengan Bapa dan itu berarti bahwa Ia juga adalah Allah. Itulah yang membuat berang orang Yahudi. Jadi tafsiran bahwa Yesus sementara menyatakan kesatuan hakikat dengan Bapalah yang selaras dengan reaksi orang Yahudi pada Yesus. Orang Yahudi percaya dan mengerti bahwa dengan kalimat itu Yesus menyatakan dirinya sama dengan Allah. Hal lain yang mendukung tafsiran semacam ini adalah pernyataan Yesus dalam ayat 36: ‘masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya kedalam dunia: ‘Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?’ Yesus juga dianggap menghujat Allah/menyamakan diri dengan Allah karena Ia menyebut diri-Nya Anak Allah. Jadi jelas bahwa keseluruhan konteks ayat tersebut berbicara tentang reaksi terhadap pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia sehakikat dengan Bapa. Bandingkan dengan Yohanes 5:17-18: ‘Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah’. Kalimat yang bergaris di bawah, dalam versi NIV dan NASB berbunyi: ‘making himself equal with God’ (membuat diri-Nya sendiri setara dengan Allah). Lihat juga Yohanes 19:7: ‘Jawab orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah’ (Catatan: terjemahan sebenarnya ‘Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah’ adalah ‘Ia membuat diri-Nya sendiri Anak Allah’).” Berdasarkan keseluruhan penjelasan di atas ini, Esra menggugurkan semua pandangan yang dikemukakan oleh Frans Donald sebagaimana telah dikemukakan pada alinea pertama tulisan ini.
Benarkah pendapat Esra dan salahkah pendapat Frans Donald? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus memperhatikan secara komprehensif kesaksian Injil Yohanes berkenaan dengan topik yang hendak kita pahami. Memperhatikan kesaksian Injil Yohanes secara komprehensif, artinya memperhatikan kesaksian Injil Yohanes secara luas dan lengkap tentang topik yang hendak dipahami. Memperhatikan kesaksian Injil Yohanes secara komprehensif juga berarti, menempatkan diri dengan takzim di dalam berhadapan dengan Injil Yohanes agar kita mampu menerima dengan baik pesan Injil Yohanes berkenaan dengan topik yang hendak kita pahami. Kita harus bergumul untuk menghindari “praktik kaum fundamentalis Kristen, yang menjadikan Alkitab adalah potongan-potongan ayat tertentu yang dipakai secara selektif untuk mendukung ‘ideologi’ mereka” (Eka Darmaputera. “Kebangkitan Agama Dan Keruntuhan Etika” dalam: Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia. BPK GM Jakarta 2003:64).
Pernyataan Yesus, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30), sesungguhnya memberi petunjuk kepada kita tentang “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)”. Persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) itu digambarkan atau dijelaskan lebih lanjut oleh Yesus dalam ungkapan: “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yohanes 10:38). Pernyataan Yesus dalam Yohanes 10:30,38 adalah inti jawaban atau pernyataan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Jawaban atau pernyataan Yesus dalam Yohanes 10:30,38 yang menggambarkan tentang hubungan timbal-balik yang esensial antara diri-Nya sebagai Anak dengan Bapa (satu-satunya Allah yang benar [17:3] ) itu, memberi petunjuk bahwa “Yesus (Anak) tidak dapat dipandang terpisah atau diceraikan dari Allah (Bapa)”, atau sebaliknya Allah (Bapa) tidak dapat dipandang terpisah atau diceraikan dari Yesus (Anak). Persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik antara kedua oknum (Bapa dan Anak, atau Anak dan Bapa) itu sangat esensial, sangat mendasar.
Sebelum Yohanes 10:30,38, Yesus sudah melukiskan persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara diri-Nya sebagai Anak dengan Allah sebagai Bapa dalam Yohanes 5:17 sebagai berikut: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (ayat 19). Perhatikan selanjutnya ayat 20-22, dan ayat 23 yang berbunyi: “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”. Perhatikan lagi ayat 26: “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri”. Perhatikan selanjutnya Yohanes 5:27-47. Pelukisan tentang persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) disaksikan pula dalam Yohanes 8:16: “dan jika Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku”; “Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku”(ayat 18); “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku” (ayat 19); “Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku” (ayat 42) Perhatikan pula Yohanes 12:44-45: “Barang siapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barang siapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku” (bd. Yohanes 13:20; 14:6-9). “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, Aku tidak katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku” (Yohanes 14:10-11). “Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia” (14:21), dan “barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku” (15:23); “Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa (16:28). Dan perhatikan pula pelukisan tentang persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) dalam Yohanes 17:1-26.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk di atas inilah kita harus memahami pernyataan Yesus dalam Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu”, bukan berarti ‘satu’ yang menunjuk pada “kesatuan hakikat Yesus (Anak) dengan Allah (Bapa) sehingga dengan demikian Ia (Yesus [Anak] ) adalah Allah” seperti tafsiran Esra Alfred Soru; melainkan pernyataan Yesus, “Aku dan Bapa adalah satu” dalam Yohanes 10:30 itu menyatakan tentang “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa), sama halnya dengan pernyataan Yesus: “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yohanes 10:38). Persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) inilah yang selanjutnya di-simile-kan (ditamsilkan, dipersamakan, diumpamakan, dimisalkan, dicontohkan, diibaratkan) oleh Yesus untuk melukiskan “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara murid-murid Yesus, dan antara murid-murid Yesus dengan Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)”. Perhatikan Yohanes 17:21-23: “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (ayat 21); dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu (ayat 22): Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (ayat 23).
Perhatikanlah secara cermat frasa/ayat dalam Yohanes 17:21-23, yang diketik dengan huruf tebal di atas ini. Apabila Esra bersikukuh bahwa pernyataan Yesus, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30) menunjukkan “kesatuan hakikat Yesus (Anak) dengan Bapa (Allah) dan dengan demikian Ia (Yesus [Anak] ) adalah Allah”, maka niscaya Yohanes 17:21-23 harus Esra akui pula sebagai pernyataan yang menunjukkan bahwa “mereka (murid-murid Yesus) pun ada dalam kesatuan hakikat dengan Yesus (Anak) dan Bapa (Allah), sehingga dengan demikian mereka (murid-murid Yesus) pun adalah Allah”. Apakah Esra setuju dengan kesimpulan ini? Jikalau Esra setuju, maka tak dapat dipungkiri Esra telah menyiarkan ajaran yang tidak benar. Tetapi jika Esra tidak setuju dengan kesimpulan ini, maka Esra harus segera menyadari bahwa pemahaman dan tafsiran Esra atas Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu”, menunjukkan “kesatuan hakikat Yesus (Anak) dengan Bapa (Allah) dan dengan demikian Ia (Yesus [Anak] ) adalah Allah”, adalah pemahaman dan tafsiran yang salah!
Mengapa saya katakan tafsiran Esra salah? Jawabnya, karena cara berpikir dan berargumen Esra terperangkap dalam matriks spekulasi “Yesus adalah Allah”; “Yesus adalah Yahweh” (baca: “Yesus bukan Allah?” bagian kelima, Timex, 17-11-2006), sehingga hampir setiap ayat Alkitab ‘diekploitasi’ dan ditafsirkan sedemikian rupa untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Allah, atau Yesus adalah Yahweh. Penafsiran dengan cara ‘mengeksploitasi’ ayat-ayat Alkitab untuk membenarkan spekulasi, sama seperti pernyataan Eka Darmaputera, “Bagi fundamentalis Kristen, Alkitab adalah potongan-potongan ayat tertentu yang dipakai secara selektif untuk mendukung ‘ideologi’ mereka”, sebagaimana telah disebutkan di atas. Dalam kasus Esra, pandangan orang-orang Yahudi yang salah terhadap pernyataan Yesus tentang ‘persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)’, sehingga Yesus dituduh “menghujat Allah” dan “menyamakan diri dengan Allah”, dijadikan sebagai bukti oleh Esra untuk mendukung/membenarkan spekulasi Esra, bahwa Yohanes 10:30”—Aku dan Bapa adalah satu”—menunjukkan bahwa Yesus menyatakan diri-Nya sehakikat dengan Bapa dan itu berarti bahwa Ia (Yesus) juga Allah. Dengan demikian, Esra terjebak di dalam kesalahmengertian orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Malahan, kesalahmengertian Esra ternyata melebihi kesalahmengertian orang-orang Yahudi. Kalau orang-orang Yahudi menuduh Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah, atau membuat diri-Nya sama/setara dengan Allah, maka Esra mengatakan Yesus adalah Allah; padahal Yesus sama sekali tidak mengatakan bahwa “Aku adalah Allah”, melainkan Yesus hanya berkata: “Aku Anak Allah” (Yohanes 10:36).
Pengakuan bahwa Yesus adalah sekaligus ilahi dan insani bersifat hakiki. Dalam konteks mana pun kita berada, pengakuan ini tidak dapat dikurangi, baik dari segi ke-ilahi-annya maupun dari segi ke-insani-annya. Namun “penghayatan dan pengakuan yang doketistik, bahwa Yesus adalah sosok Ilahi yang hanya seolah-olah menjadi manusia, atau Yesus adalah Allah [yang kebetulan saja mengambil rupa manusia]” (W. R. F. Browning. Kamus Alkitab. BPK GM Jakarta 2009:83; E. Gerrit Singgih. Baca: Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia. BPK GM Jakarta 2003:113,114), adalah keliru. Kalau mau ditelusuri secara jujur latar belakang pemikirannya, maka kita harus berkata bahwa penghayatan dan pengakuan seperti itu lahir dari filsafat Heraklitus (540-480 sebelum Masehi) yang bercampur dengan kepercayaan agama kafir, mirip dengan yang dianut orang-orang di Listra (Kisah 14:11).
Lalu, bagaimanakah dengan pemahaman Frans Donald yang mengatakan bahwa kata “satu” dalam pernyataan Yesus yang berbunyi “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30) itu menunjuk kepada arti “satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikiran” ? Esra berkata, “Jika berhenti sampai di sini saja (baca, Yohanes 10:22-30, pen.), maka sepertinya kesimpulan Frans Donald benar...” Saya dapat memahami jalan pikiran Frans Donald, sekalipun pandangannya tentang Yesus tidak diutarakan secara komprehensif. Banyak gagasan dalam Injil Yohanes (mulai dari Yohanes pasal 5 sampai 17) yang dapat dikutip untuk menunjang pendapat Frans Donald, karena itu pendapat Frans Donald lebih benar jika dibandingkan dengan pendapat Esra. Namun, “satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikiran” yang dikemukakan oleh Frans Donald itu semestinya dipautkan dan dibicarakan di dalam pemahaman akan “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)” dalam kerangka “karya penyelamatan” yang universal.
http://blogbianglala.blogspot.com/2011/10/aku-dan-bapa-adalah-satu.html
AKU DAN BAPA ADALAH SATU
JUDUL tulisan ini diambil dari Injil Yohanes 10:30 yang berbunyi: “Aku dan Bapa adalah satu”, yang dalam transkripsi teks Gerika berbunyi: egō kai ho patēr hen esmen. Gagasan apakah yang tersirat dalam ayat ini? Frans Donald—sebagaimana dikutip oleh Esra Alfred Soru—mengatakan : “Secara kurang tepat, ayat ini langsung diartikan oleh para teolog Trinitarian bahwa Yesus adalah Allah, pribadi yang sama dengan Bapa… Sesuai dengan konteksnya, kata ‘satu’ dalam Yohanes 10:30 maupun Yohanes 17 bukanlah satu pribadi, melainkan satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikir, bukan satu sosok atau satu oknum. Seperti halnya sepasang suami-isteri adalah satu tapi tetap dua pribadi yang berbeda” ( dikutip dari: “Yesus Bukan Allah?” [2]; Opini Esra Alfred Soru yang dimuat di Timor Express edisi Selasa, 14 November 2006).
Pendapat Frans Donald sebagaimana dikutip di atas ini disanggah oleh Esra Alfred Soru (selanjutnya saya sapa, Esra). Menurut Esra, Yohanes 10:30 “adalah ayat yang penting dalam mempertimbangkan ketuhanan Yesus. Ayat ini menunjukkan kesatuan hakikat (Yesus) dengan Bapa dan dengan demikian Ia (Yesus) adalah Allah.” Untuk mengukuhkan pendapat ini, Esra menjelaskan kerugma yang tersirat dalam Yohanes 10:31—36 sebagai berikut: “Setelah pernyataan ‘Aku dan Bapa adalah satu’ disampaikan oleh Yesus maka orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus (ayat 31). Mengapa mereka hendak melempari Yesus? Apakah karena Yesus menyatakan bahwa Ia mempunyai kesatuan visi, misi, pekerjaan, spirit, hati, pikir dengan Bapa? Perhatikan ayat 32: ‘Kata Yesus kepada mereka: Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’ Ayat 33 berkata: ‘Bukan karena satu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.’ Perhatikan baik-baik bahwa jawaban orang Yahudi dalam ayat 33 tentang alasan mereka mau melempari Yesus bukan karena pekerjaan Yesus/misi Yesus melainkan karena Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Reaksi ini terjadi segera setelah Yesus menyatakan ‘Aku dan Bapa adalah satu’ (ayat 30). Dengan demikian pastilah ‘satu’ yang dimaksudkan dalam ayat 30 bukanlah satu visi, satu misi, satu pekerjaan, dll., melainkan satu hakikat dengan Allah. Yesus menyatakan bahwa Ia sehakikat dengan Bapa dan itu berarti bahwa Ia juga adalah Allah. Itulah yang membuat berang orang Yahudi. Jadi tafsiran bahwa Yesus sementara menyatakan kesatuan hakikat dengan Bapalah yang selaras dengan reaksi orang Yahudi pada Yesus. Orang Yahudi percaya dan mengerti bahwa dengan kalimat itu Yesus menyatakan dirinya sama dengan Allah. Hal lain yang mendukung tafsiran semacam ini adalah pernyataan Yesus dalam ayat 36: ‘masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya kedalam dunia: ‘Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?’ Yesus juga dianggap menghujat Allah/menyamakan diri dengan Allah karena Ia menyebut diri-Nya Anak Allah. Jadi jelas bahwa keseluruhan konteks ayat tersebut berbicara tentang reaksi terhadap pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia sehakikat dengan Bapa. Bandingkan dengan Yohanes 5:17-18: ‘Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah’. Kalimat yang bergaris di bawah, dalam versi NIV dan NASB berbunyi: ‘making himself equal with God’ (membuat diri-Nya sendiri setara dengan Allah). Lihat juga Yohanes 19:7: ‘Jawab orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah’ (Catatan: terjemahan sebenarnya ‘Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah’ adalah ‘Ia membuat diri-Nya sendiri Anak Allah’).” Berdasarkan keseluruhan penjelasan di atas ini, Esra menggugurkan semua pandangan yang dikemukakan oleh Frans Donald sebagaimana telah dikemukakan pada alinea pertama tulisan ini.
Benarkah pendapat Esra dan salahkah pendapat Frans Donald? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus memperhatikan secara komprehensif kesaksian Injil Yohanes berkenaan dengan topik yang hendak kita pahami. Memperhatikan kesaksian Injil Yohanes secara komprehensif, artinya memperhatikan kesaksian Injil Yohanes secara luas dan lengkap tentang topik yang hendak dipahami. Memperhatikan kesaksian Injil Yohanes secara komprehensif juga berarti, menempatkan diri dengan takzim di dalam berhadapan dengan Injil Yohanes agar kita mampu menerima dengan baik pesan Injil Yohanes berkenaan dengan topik yang hendak kita pahami. Kita harus bergumul untuk menghindari “praktik kaum fundamentalis Kristen, yang menjadikan Alkitab adalah potongan-potongan ayat tertentu yang dipakai secara selektif untuk mendukung ‘ideologi’ mereka” (Eka Darmaputera. “Kebangkitan Agama Dan Keruntuhan Etika” dalam: Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia. BPK GM Jakarta 2003:64).
Pernyataan Yesus, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30), sesungguhnya memberi petunjuk kepada kita tentang “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)”. Persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) itu digambarkan atau dijelaskan lebih lanjut oleh Yesus dalam ungkapan: “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yohanes 10:38). Pernyataan Yesus dalam Yohanes 10:30,38 adalah inti jawaban atau pernyataan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Jawaban atau pernyataan Yesus dalam Yohanes 10:30,38 yang menggambarkan tentang hubungan timbal-balik yang esensial antara diri-Nya sebagai Anak dengan Bapa (satu-satunya Allah yang benar [17:3] ) itu, memberi petunjuk bahwa “Yesus (Anak) tidak dapat dipandang terpisah atau diceraikan dari Allah (Bapa)”, atau sebaliknya Allah (Bapa) tidak dapat dipandang terpisah atau diceraikan dari Yesus (Anak). Persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik antara kedua oknum (Bapa dan Anak, atau Anak dan Bapa) itu sangat esensial, sangat mendasar.
Sebelum Yohanes 10:30,38, Yesus sudah melukiskan persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara diri-Nya sebagai Anak dengan Allah sebagai Bapa dalam Yohanes 5:17 sebagai berikut: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (ayat 19). Perhatikan selanjutnya ayat 20-22, dan ayat 23 yang berbunyi: “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”. Perhatikan lagi ayat 26: “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri”. Perhatikan selanjutnya Yohanes 5:27-47. Pelukisan tentang persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) disaksikan pula dalam Yohanes 8:16: “dan jika Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku”; “Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku”(ayat 18); “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku” (ayat 19); “Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku” (ayat 42) Perhatikan pula Yohanes 12:44-45: “Barang siapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barang siapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku” (bd. Yohanes 13:20; 14:6-9). “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, Aku tidak katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku” (Yohanes 14:10-11). “Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia” (14:21), dan “barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku” (15:23); “Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa (16:28). Dan perhatikan pula pelukisan tentang persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) dalam Yohanes 17:1-26.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk di atas inilah kita harus memahami pernyataan Yesus dalam Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu”, bukan berarti ‘satu’ yang menunjuk pada “kesatuan hakikat Yesus (Anak) dengan Allah (Bapa) sehingga dengan demikian Ia (Yesus [Anak] ) adalah Allah” seperti tafsiran Esra Alfred Soru; melainkan pernyataan Yesus, “Aku dan Bapa adalah satu” dalam Yohanes 10:30 itu menyatakan tentang “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa), sama halnya dengan pernyataan Yesus: “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yohanes 10:38). Persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa) inilah yang selanjutnya di-simile-kan (ditamsilkan, dipersamakan, diumpamakan, dimisalkan, dicontohkan, diibaratkan) oleh Yesus untuk melukiskan “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara murid-murid Yesus, dan antara murid-murid Yesus dengan Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)”. Perhatikan Yohanes 17:21-23: “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (ayat 21); dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu (ayat 22): Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (ayat 23).
Perhatikanlah secara cermat frasa/ayat dalam Yohanes 17:21-23, yang diketik dengan huruf tebal di atas ini. Apabila Esra bersikukuh bahwa pernyataan Yesus, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30) menunjukkan “kesatuan hakikat Yesus (Anak) dengan Bapa (Allah) dan dengan demikian Ia (Yesus [Anak] ) adalah Allah”, maka niscaya Yohanes 17:21-23 harus Esra akui pula sebagai pernyataan yang menunjukkan bahwa “mereka (murid-murid Yesus) pun ada dalam kesatuan hakikat dengan Yesus (Anak) dan Bapa (Allah), sehingga dengan demikian mereka (murid-murid Yesus) pun adalah Allah”. Apakah Esra setuju dengan kesimpulan ini? Jikalau Esra setuju, maka tak dapat dipungkiri Esra telah menyiarkan ajaran yang tidak benar. Tetapi jika Esra tidak setuju dengan kesimpulan ini, maka Esra harus segera menyadari bahwa pemahaman dan tafsiran Esra atas Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu”, menunjukkan “kesatuan hakikat Yesus (Anak) dengan Bapa (Allah) dan dengan demikian Ia (Yesus [Anak] ) adalah Allah”, adalah pemahaman dan tafsiran yang salah!
Mengapa saya katakan tafsiran Esra salah? Jawabnya, karena cara berpikir dan berargumen Esra terperangkap dalam matriks spekulasi “Yesus adalah Allah”; “Yesus adalah Yahweh” (baca: “Yesus bukan Allah?” bagian kelima, Timex, 17-11-2006), sehingga hampir setiap ayat Alkitab ‘diekploitasi’ dan ditafsirkan sedemikian rupa untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Allah, atau Yesus adalah Yahweh. Penafsiran dengan cara ‘mengeksploitasi’ ayat-ayat Alkitab untuk membenarkan spekulasi, sama seperti pernyataan Eka Darmaputera, “Bagi fundamentalis Kristen, Alkitab adalah potongan-potongan ayat tertentu yang dipakai secara selektif untuk mendukung ‘ideologi’ mereka”, sebagaimana telah disebutkan di atas. Dalam kasus Esra, pandangan orang-orang Yahudi yang salah terhadap pernyataan Yesus tentang ‘persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)’, sehingga Yesus dituduh “menghujat Allah” dan “menyamakan diri dengan Allah”, dijadikan sebagai bukti oleh Esra untuk mendukung/membenarkan spekulasi Esra, bahwa Yohanes 10:30”—Aku dan Bapa adalah satu”—menunjukkan bahwa Yesus menyatakan diri-Nya sehakikat dengan Bapa dan itu berarti bahwa Ia (Yesus) juga Allah. Dengan demikian, Esra terjebak di dalam kesalahmengertian orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Malahan, kesalahmengertian Esra ternyata melebihi kesalahmengertian orang-orang Yahudi. Kalau orang-orang Yahudi menuduh Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah, atau membuat diri-Nya sama/setara dengan Allah, maka Esra mengatakan Yesus adalah Allah; padahal Yesus sama sekali tidak mengatakan bahwa “Aku adalah Allah”, melainkan Yesus hanya berkata: “Aku Anak Allah” (Yohanes 10:36).
Pengakuan bahwa Yesus adalah sekaligus ilahi dan insani bersifat hakiki. Dalam konteks mana pun kita berada, pengakuan ini tidak dapat dikurangi, baik dari segi ke-ilahi-annya maupun dari segi ke-insani-annya. Namun “penghayatan dan pengakuan yang doketistik, bahwa Yesus adalah sosok Ilahi yang hanya seolah-olah menjadi manusia, atau Yesus adalah Allah [yang kebetulan saja mengambil rupa manusia]” (W. R. F. Browning. Kamus Alkitab. BPK GM Jakarta 2009:83; E. Gerrit Singgih. Baca: Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia. BPK GM Jakarta 2003:113,114), adalah keliru. Kalau mau ditelusuri secara jujur latar belakang pemikirannya, maka kita harus berkata bahwa penghayatan dan pengakuan seperti itu lahir dari filsafat Heraklitus (540-480 sebelum Masehi) yang bercampur dengan kepercayaan agama kafir, mirip dengan yang dianut orang-orang di Listra (Kisah 14:11).
Lalu, bagaimanakah dengan pemahaman Frans Donald yang mengatakan bahwa kata “satu” dalam pernyataan Yesus yang berbunyi “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30) itu menunjuk kepada arti “satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikiran” ? Esra berkata, “Jika berhenti sampai di sini saja (baca, Yohanes 10:22-30, pen.), maka sepertinya kesimpulan Frans Donald benar...” Saya dapat memahami jalan pikiran Frans Donald, sekalipun pandangannya tentang Yesus tidak diutarakan secara komprehensif. Banyak gagasan dalam Injil Yohanes (mulai dari Yohanes pasal 5 sampai 17) yang dapat dikutip untuk menunjang pendapat Frans Donald, karena itu pendapat Frans Donald lebih benar jika dibandingkan dengan pendapat Esra. Namun, “satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikiran” yang dikemukakan oleh Frans Donald itu semestinya dipautkan dan dibicarakan di dalam pemahaman akan “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Yesus (Anak) dan Allah (Bapa)” dalam kerangka “karya penyelamatan” yang universal.
http://blogbianglala.blogspot.com/2011/10/aku-dan-bapa-adalah-satu.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
wahyu_zein_alkaf wrote:Paradise OK wrote: Yohanes 8
42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Bisakah anda memberikan konteksnya, karena saya kurang mengerti dengan kata dari ayat tersebut.
..... sebab Aku keluar dan datang dari Allah = inkarnasi Allah menjadi Manusia tanpa dosa Yesus Kristus
..... sebab Aku keluar dan datang dari Allah = Sang Firman , merujuk ke pribadi Yesus
Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah. Namun ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam pada eksistensiNya yang hakiki :
Ibrani 2:9
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
Filipi 2:5-11
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
ALLAH mengutus ALLAH
-----------------------------
Bapa mengutus Yesus Kristus sama halnya Allah mengutus Sang Firman, jadi bisa diartikan Allah mengutus Allah (baca selengkapnya Injil Yohanes pasal 1).
Bandingkan dengan :
Yesaya 55:11
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Bukankah Allah dapat "mengutus" firman-Nya seperti Yesaya 55:11 di atas ?
Sang Firman "diutus" Allah, datang ke dunia dalam daging (inkarnasi) untuk melakukan misi penyelamatan bagi umant manusia, sama sekali tidak mengecilkan Hakikat Sang Firman Sebangai Allah
Yohanes 1 : 1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Yesus Kristus "diutus" Bapa, datang ke dunia dalam daging (inkarnasi) untuk melakukan misi penyelamatan bagi umat manusia, sama sekali tidak mengecilkan Hakikat Yesus sebagai Allah
Yohanes 1 : 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Paradise OK wrote:putramentari wrote:Paradise OK wrote:
faktanya Yesus sendiri yang mengatakan
Yohanis 10 : 30 Aku dan Bapa adalah satu
bukan dua
ya balik lagi, 12 murid juga satu dengan yesus, banyak kali tuhan kalian jadi LIMABELASNITAS
yang masih bisa berfikiran waras .......
Yohanis 10 : 30 Aku dan Bapa adalah satu
gk bilang dua kan ?
ya memang yesus dan Bapa adalah satu , begitu juga dengan 12 Murid satu dengan Bapa
nothing special with that
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Adakah kristen yang berani mengatakan bahwa yesus dan Bapa adalah satu OKNUM.
silahkan ane jabanin ????
silahkan ane jabanin ????
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Ulat menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu ya mas...?P. OK wrote:
Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah. Namun ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam pada eksistensiNya yang hakiki :
Aneh juga ya jika derajat Tuhan di dunia dan surga bisa berbeda...
Padahal kedudukan Tuhan dilihat dari aspek manapun tetap al haq (hakiki)...
Tetep saja dua sosok mas....yesus dan Allah...P. OK wrote:..... sebab Aku keluar dan datang dari Allah = inkarnasi Allah menjadi Manusia tanpa dosa Yesus Kristus
..... sebab Aku keluar dan datang dari Allah = Sang Firman , merujuk ke pribadi Yesus
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Mestika wrote::D akibat kelebay-an mereka tuhan jadi banyak
yup, wkwkwk
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
satu lagi fitnahan kristen akibat tafsir lebaynya sampai memfitnah tuhan jadi manusia, manusia jadi tuhan, bukan tuhan dikira tuhan.
'NDARIE- SERSAN SATU
-
Posts : 156
Kepercayaan : Islam
Location : IBUKOTA RI
Join date : 22.02.14
Reputation : -1
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
putramentari wrote:Paradise OK wrote:putramentari wrote:Paradise OK wrote:
faktanya Yesus sendiri yang mengatakan
Yohanis 10 : 30 Aku dan Bapa adalah satu
bukan dua
ya balik lagi, 12 murid juga satu dengan yesus, banyak kali tuhan kalian jadi LIMABELASNITAS
yang masih bisa berfikiran waras .......
Yohanis 10 : 30 Aku dan Bapa adalah satu
gk bilang dua kan ?
ya memang yesus dan Bapa adalah satu , begitu juga dengan 12 Murid satu dengan Bapa
nothing special with that
kan dah ada di ... #9 pak (jawabannya)
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
putramentari wrote:Adakah kristen yang berani mengatakan bahwa yesus dan Bapa adalah satu OKNUM.
silahkan ane jabanin ????
bukan orang Kristen yang membuat pernyataan "Yesus dan Bapa adalah satu tapi berdasarkan pernyataan dari Tuhan sendiri sebagaimana tertulis dalam Alkitab, al beberpa kutipan di bawah ini :
---------------------------
10:30 Aku dan Bapa adalah satu
---------------------------
12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
12:45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
---------------------------
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
---------------------------
KENAPA MASIH ADA YANG TIDAK DAPAT MEMAHAMINYA ?
---------------------------
8:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
---------------------------
10:30 Aku dan Bapa adalah satu
---------------------------
12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
12:45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
---------------------------
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
---------------------------
KENAPA MASIH ADA YANG TIDAK DAPAT MEMAHAMINYA ?
---------------------------
8:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
utusan dengan tuhan memang SATU misi,visi dan suara.
seperti Presiden dengan Juru Bicaranya.
kalau tidak satu suara ya dipecat.
itulah Nabi dan Allah adalah satu
seperti Presiden dengan Juru Bicaranya.
kalau tidak satu suara ya dipecat.
itulah Nabi dan Allah adalah satu
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.,,,, SEHARUSNYA di tambah tanda (TANYA ? (EDIT ...di + tanda ?)
BERARTI BUKAN DUA, TIGA DST ...
akal kurang waras jangan dipelihara .... untuk menuduh orang yang lebih pintar ...
NB.
tanpa tanda dimaksud (TANYA = ? ) dalam kontrol MODERATOR dalam artian sama-sama ***** ATAU terlambat kontrole & sarannya ke moderator
BERARTI BUKAN DUA, TIGA DST ...
akal kurang waras jangan dipelihara .... untuk menuduh orang yang lebih pintar ...
NB.
tanpa tanda dimaksud (TANYA = ? ) dalam kontrol MODERATOR dalam artian sama-sama ***** ATAU terlambat kontrole & sarannya ke moderator
bukajalan- SERSAN MAYOR
-
Posts : 380
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesis
Join date : 18.07.14
Reputation : 1
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Masa buat itu saja Tuhan nggak bisa?Mutiaraa wrote:AKU DAN BAPA ADALAH SATU
BundoKandung- KOPRAL
-
Age : 34
Posts : 33
Kepercayaan : Islam
Location : Padang
Join date : 10.06.15
Reputation : 0
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
apa judul thread yang sejenis itu seperti http://www.laskarislam.com/t9137-safiyah-sebuah-kisah-memilukan-perempuan-yahudi-yang-jatuh-ke-tangan-muhammad perlu diedit ditambah tanda tanya juga?bukajalan wrote:Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.,,,, SEHARUSNYA di tambah tanda (TANYA ? (EDIT ...di + tanda ?)
BERARTI BUKAN DUA, TIGA DST ...
akal kurang waras jangan dipelihara .... untuk menuduh orang yang lebih pintar ...
NB.
tanpa tanda dimaksud (TANYA = ? ) dalam kontrol MODERATOR dalam artian sama-sama ***** ATAU terlambat kontrole & sarannya ke moderator
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Yohanes 14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
apakah anda telah mengenal Yesus Kristus secara iman/pribadi ?, jika jawabannya "belum", maka selama itulah anda tidak akan pernah mengerti makna pernyataan Yesus Kristus : "Aku dan Bapa adalah satu"
apakah anda telah mengenal Yesus Kristus secara iman/pribadi ?, jika jawabannya "belum", maka selama itulah anda tidak akan pernah mengerti makna pernyataan Yesus Kristus : "Aku dan Bapa adalah satu"
Syalom aleykhem- LETNAN DUA
-
Age : 30
Posts : 1233
Kepercayaan : Protestan
Location : Indonesia
Join date : 06.04.15
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
cieh ayat PALSU hasil editan,jadi kontra dengan ayat-ayat lainnya
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Nabi Muhammad bahkan ada ayatnya, Barangsiapa mematuhiku,maka ia telah mematuhi Allah. Nah, tapi ini juga bukan berarti Nabi Muhammad itu tuhan, sebagaimana juga Nabi Isa bukanlah tuhan, mereka cuma UTUSAN Tuhan saja
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Yohanes 10:30
Aku dan Bapa adalah satu
Translit Interlinear,
egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen {kami adalah}
Yohanes 10:30 dari segi kaidah bahasa Yunani, menyatakan bahwa Yesus dan Bapa memiliki satu Dzat, satu Hakekat yaitu Allah. Konteks kata satu ( hen ) untuk ayat diatas menunjukkan pernyataan Yesus adalah Allah, yang "satu" sama hakekat dengan Bapa yang dipertegas dengan pernyataan "hen esmen". Ayat diatas lebih lanjut dipertegas dalam ayat-ayat : "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)
Aku dan Bapa adalah satu
Translit Interlinear,
egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen {kami adalah}
Yohanes 10:30 dari segi kaidah bahasa Yunani, menyatakan bahwa Yesus dan Bapa memiliki satu Dzat, satu Hakekat yaitu Allah. Konteks kata satu ( hen ) untuk ayat diatas menunjukkan pernyataan Yesus adalah Allah, yang "satu" sama hakekat dengan Bapa yang dipertegas dengan pernyataan "hen esmen". Ayat diatas lebih lanjut dipertegas dalam ayat-ayat : "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
kalau emang pengertiannya satu dzat, nggak mungkin Yesus membantah keTuhanannya di Yohanes 5:19 & 5:30!
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
sekilas info,
(untuk Kristus)
MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU :
adalah Satu dalam Kualitas Keilahian BAPA,
tapi berbeda dengan Kapasitas Keilahian BAPA.
(untuk Kristus)
MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU :
adalah Satu dalam Kualitas Keilahian BAPA,
tapi berbeda dengan Kapasitas Keilahian BAPA.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
sekilas info.
jadi Kristus bukan TUHAN/ALLAH, yang 100% sama dengan BAPA dalam segala hal.
tapi Kristus adalah Tuhan/Allah (dalam arti simbolis),
yang mempunyai inti arti, bahwa Kristus adalah Bagian dari BAPA, atau bahwa Keilahian Kristus adalah Keilahian yang berasal dari Sumber/Inti Keilahian BAPA, karena itulah Kristus mempunyai Otoritas yang sangat besar yang nyaris hampir sama dengan seluruh OTORITAS yang dimiliki BAPA,
jadi Kristus bukan TUHAN/ALLAH, yang 100% sama dengan BAPA dalam segala hal.
tapi Kristus adalah Tuhan/Allah (dalam arti simbolis),
yang mempunyai inti arti, bahwa Kristus adalah Bagian dari BAPA, atau bahwa Keilahian Kristus adalah Keilahian yang berasal dari Sumber/Inti Keilahian BAPA, karena itulah Kristus mempunyai Otoritas yang sangat besar yang nyaris hampir sama dengan seluruh OTORITAS yang dimiliki BAPA,
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
menyatakan kesatuan antara Anak & Bapa adalah ESA, TAK TERPISAHKAN dalam segala halfrontline defender wrote:kalau emang pengertiannya satu dzat, nggak mungkin Yesus membantah keTuhanannya di Yohanes 5:19 & 5:30!
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Bapa adalah Alfa-Omeganjlajahweb wrote:sekilas info.
jadi Kristus bukan TUHAN/ALLAH, yang 100% sama dengan BAPA dalam segala hal.
tapi Kristus adalah Tuhan/Allah (dalam arti simbolis),
yang mempunyai inti arti, bahwa Kristus adalah Bagian dari BAPA, atau bahwa Keilahian Kristus adalah Keilahian yang berasal dari Sumber/Inti Keilahian BAPA, karena itulah Kristus mempunyai Otoritas yang sangat besar yang nyaris hampir sama dengan seluruh OTORITAS yang dimiliki BAPA,
Anak adalah Alfa-Omega
berarti :
Anak dan Bapa adalah ESA
Anak dan Bapa SETARA
Anak adalah TUHAN, Bapa itu sendiri
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Bapa dan Kristus adalah Esa, jika dilihat dari sudut Kualitas Keilahian
tapi Kristus bukanlah BAPA itu sendiri.
tapi Kristus bukanlah BAPA itu sendiri.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
hanya Allah satu2nya berani menyatakan diri-Nya Alfa-Omeganjlajahweb wrote:Bapa dan Kristus adalah Esa, jika dilihat dari sudut Kualitas Keilahian
tapi Kristus bukanlah BAPA itu sendiri.
Bapa :
Akulah Alfa-Omega
Anak :
Akulah Alfa-Omega
berarati Anak adalah Allah Bapa itu sendiri
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
Kristus keluar dari BAPA, jadi Kristus bukan BAPA itu sendiri.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu.
kayaknya pemahaman saksi2 yehova deh kamu ini
Bapa menyatakan diri-Nya adalah Alfa-Omega, berarti Bapa adalah Allah, benar ?
Bapa menyatakan diri-Nya adalah Alfa-Omega, berarti Bapa adalah Allah, benar ?
Paradise OK- LETNAN SATU
-
Posts : 2422
Kepercayaan : Protestan
Location : child thousand island
Join date : 26.02.14
Reputation : 7
Halaman 2 dari 40 • 1, 2, 3 ... 21 ... 40
Similar topics
» [Jilid 2] Apa MAKNA sebenarnya ayat Aku dan Bapa adalah SATU itu
» Yesus adalah firman, Tuhan & tidak adanya dialog perutusan antara yesus & Bapa Terbantah hanya oleh satu ayat
» Jika Surat An-Nur ayat 2-9 Merupakan Satu Kesatuan, Maka Hukuman Rajam Sampai Mati Kepada Pezina Yang Sudah Menikah Adalah Mitos...
» Mbah Dasiyem, salah satu "penentang" kehendak Bapa
» Yesus menjadi Bapa setelah diberikan kuasa oleh bapa
» Yesus adalah firman, Tuhan & tidak adanya dialog perutusan antara yesus & Bapa Terbantah hanya oleh satu ayat
» Jika Surat An-Nur ayat 2-9 Merupakan Satu Kesatuan, Maka Hukuman Rajam Sampai Mati Kepada Pezina Yang Sudah Menikah Adalah Mitos...
» Mbah Dasiyem, salah satu "penentang" kehendak Bapa
» Yesus menjadi Bapa setelah diberikan kuasa oleh bapa
Halaman 2 dari 40
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik