Oase Iman
Halaman 1 dari 1 • Share
Oase Iman
Kisah Muallaf seorang panglima Romawi-Jarajah
Salah seorang panglima besar Romawi yang bernama Jarajah keluar dari barisannya dan meminta kepada Khalid bin Walid agar mau menemuinya.
Khalid segera menemuinya dan kedua kuda mereka berhadap-hadapan leher. Jarajah berkata, ‘Wahai Khalid beritahukan aku dan jujurlah, sebab orang merdeka tidak akan berbohong, dan janganlah engkau membohongiku sesungguhnya orang yang mulia tidak akan berbohong terhadap orang yang berhubungan dengan Allah. Apakah Allah pernah menurunkan kepada Nabi kalian sebuah pedang yang diberikannya kepadamu hingga setiap kali engkau hunus terhadap musuhmu pasti mereka akan kalah?’ Khalid menjawab,“Tidak.’
Jarajah kembali bertanya, “Jadi kenapa engkau dijuluki pedang
Allah?”
Khalid menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah mengutus NabiNya
kepada kami. Nabi tersebut menyeru kami, tetapi kami malah berlari menjauhinya. Kemudian sebagain dan kami membenarkannya dan sebagian mendustakannya. Aku termasuk salah seorang yang mendustakannya dan menjauhinya hingga Allah menunjuki hati kami untuk beriman kepadanya dan membai’atnya. Lalu beliau berkata kepadaku, ‘Engkau adalah pedang Allah yang terhunus terhadap kaum musyrikin.’ Beliau juga mendoakan agar aku diberi kemenangan. Sejak itulah aku disebut dengan Pedang Allah.Jadilah aku orang yang paling keras terhadap orang-orang musyrik.”
Jarajah berkata, “Wahai Khalid apa yang kalian serukan?"
Khalid menjawab, ‘Kami menyeru agar manusia bersaksi bahwa tiada berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah HambaNya. Dan agar mereka membenarkan seluruh syariat yang beliau bawa dari Allah".
Jarajah bertanya, “Bagaimana jika orang itu tidak mau menerima
dakwah kalian?”
Khalid menjawab, ?Maka kami serukan mereka bayar upeti, dan kami siap melindungi mereka’
Jarajah bertanya,ji mereka tetap tidak mau membayar upeti?” Khalid menjawab, “Maka kami mengumumkan perang terhadap mereka.”
Jarajah bertanya, “Apa kedudukan bagi orang yang menerima seruan kalian dan masuk ke dalam agama kalian
pada hari ini?”
Khalid menjawab, “Kedudukannya sama dengan kami dalam
seluruh kewajiban yang dibebankan Allah kepada kami. Orang yang mulia diantara kami, orang biasa, orang yang pertama masuk IsIam dan yang terakhir seluruhnya sama kedudukannya.”
Jarajah bertanya, "Apakah orang yang hari ini masuk ke dalam agama kalian akan memiliki ganjaran yang sama dengan
yang masuk sebelumnya?”
Khalid menjawab, “Ya, bahkan lebih banyak.”
Jarajah bertanya, “Bagaimana bisa sama sementara kalian telah mendahuluinya?"
Khalid menjawab, Sesunguhnya kami menerima Islam dengan peperangan dan kami membai’at Nabi kami sementara beliau hidup di tengah2 kami. Selalu datang kepadanya berita dan langit dan beliau memberitakannya kepada kami al-Qur’an, menunjukkan kepada kami rnukjizat2. Maka pasti orang yang melihat apa yang telah kami lihat dan mendengar apa yang telah kami dengar tentang hujjah-hujjah dan keajaiban mukjizat akan beriman dan membai’at beliau. Namun kalian tidak melihat apa yang kami lihat, dan belum pernah mendengar apa yang kami dengar mengenai mukjizatnya dan perkara-perkara luar biasa lainnya. Maka barang siapa masuk agama kami dengan niat yang benar dan jujur akan lebih utama dari kami.’
Jarajah berkata, “Demi Allah apakah engkau menjawab pertanyaa
nku dengan jujur dan tidak berbohong padaku?’
Khalid menjawab, “Demi Allah aku telah menjawab pertanyaanmu dengan benar dan Allah sebagai saksi atas apa yang kau tanyakan.
Ketika itu Jarajah membalikkan sisi perisainya dan masuk ke dalam barisan Khalid, sambil berkata, “Ajarkan aku Islam.’ Khalid segera membawanya ke tenda dan menyediakan satu bejana
air lalu menyuruhnya mandi, kemudian shalat bersamanya dua rakaat.
sumber;al bidayah wa nihayah
Salah seorang panglima besar Romawi yang bernama Jarajah keluar dari barisannya dan meminta kepada Khalid bin Walid agar mau menemuinya.
Khalid segera menemuinya dan kedua kuda mereka berhadap-hadapan leher. Jarajah berkata, ‘Wahai Khalid beritahukan aku dan jujurlah, sebab orang merdeka tidak akan berbohong, dan janganlah engkau membohongiku sesungguhnya orang yang mulia tidak akan berbohong terhadap orang yang berhubungan dengan Allah. Apakah Allah pernah menurunkan kepada Nabi kalian sebuah pedang yang diberikannya kepadamu hingga setiap kali engkau hunus terhadap musuhmu pasti mereka akan kalah?’ Khalid menjawab,“Tidak.’
Jarajah kembali bertanya, “Jadi kenapa engkau dijuluki pedang
Allah?”
Khalid menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah mengutus NabiNya
kepada kami. Nabi tersebut menyeru kami, tetapi kami malah berlari menjauhinya. Kemudian sebagain dan kami membenarkannya dan sebagian mendustakannya. Aku termasuk salah seorang yang mendustakannya dan menjauhinya hingga Allah menunjuki hati kami untuk beriman kepadanya dan membai’atnya. Lalu beliau berkata kepadaku, ‘Engkau adalah pedang Allah yang terhunus terhadap kaum musyrikin.’ Beliau juga mendoakan agar aku diberi kemenangan. Sejak itulah aku disebut dengan Pedang Allah.Jadilah aku orang yang paling keras terhadap orang-orang musyrik.”
Jarajah berkata, “Wahai Khalid apa yang kalian serukan?"
Khalid menjawab, ‘Kami menyeru agar manusia bersaksi bahwa tiada berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah HambaNya. Dan agar mereka membenarkan seluruh syariat yang beliau bawa dari Allah".
Jarajah bertanya, “Bagaimana jika orang itu tidak mau menerima
dakwah kalian?”
Khalid menjawab, ?Maka kami serukan mereka bayar upeti, dan kami siap melindungi mereka’
Jarajah bertanya,ji mereka tetap tidak mau membayar upeti?” Khalid menjawab, “Maka kami mengumumkan perang terhadap mereka.”
Jarajah bertanya, “Apa kedudukan bagi orang yang menerima seruan kalian dan masuk ke dalam agama kalian
pada hari ini?”
Khalid menjawab, “Kedudukannya sama dengan kami dalam
seluruh kewajiban yang dibebankan Allah kepada kami. Orang yang mulia diantara kami, orang biasa, orang yang pertama masuk IsIam dan yang terakhir seluruhnya sama kedudukannya.”
Jarajah bertanya, "Apakah orang yang hari ini masuk ke dalam agama kalian akan memiliki ganjaran yang sama dengan
yang masuk sebelumnya?”
Khalid menjawab, “Ya, bahkan lebih banyak.”
Jarajah bertanya, “Bagaimana bisa sama sementara kalian telah mendahuluinya?"
Khalid menjawab, Sesunguhnya kami menerima Islam dengan peperangan dan kami membai’at Nabi kami sementara beliau hidup di tengah2 kami. Selalu datang kepadanya berita dan langit dan beliau memberitakannya kepada kami al-Qur’an, menunjukkan kepada kami rnukjizat2. Maka pasti orang yang melihat apa yang telah kami lihat dan mendengar apa yang telah kami dengar tentang hujjah-hujjah dan keajaiban mukjizat akan beriman dan membai’at beliau. Namun kalian tidak melihat apa yang kami lihat, dan belum pernah mendengar apa yang kami dengar mengenai mukjizatnya dan perkara-perkara luar biasa lainnya. Maka barang siapa masuk agama kami dengan niat yang benar dan jujur akan lebih utama dari kami.’
Jarajah berkata, “Demi Allah apakah engkau menjawab pertanyaa
nku dengan jujur dan tidak berbohong padaku?’
Khalid menjawab, “Demi Allah aku telah menjawab pertanyaanmu dengan benar dan Allah sebagai saksi atas apa yang kau tanyakan.
Ketika itu Jarajah membalikkan sisi perisainya dan masuk ke dalam barisan Khalid, sambil berkata, “Ajarkan aku Islam.’ Khalid segera membawanya ke tenda dan menyediakan satu bejana
air lalu menyuruhnya mandi, kemudian shalat bersamanya dua rakaat.
sumber;al bidayah wa nihayah
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Oase Iman
Mukjizat yang dialami komandan perang Abu Bakr
Ketika pembagian ghanimah selesai al Ala’ berkata kepada tentaranya,"‘Mari kita berangkat menuju Darain untuk memerangi musuh yang berada di sana.” Segenap tentara segera mematuhi perintahnya. Mereka mulai bergerak hingga sampai di tepi pantai dan bersiap-siap untuk mengejar perahu musuh. Namun jarak antara mereka dengan perahu sudah jauh, maka al Ala' segera masuk ke laut dengan kudanya sambil berdoa,
“Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang,
Ya Allah Yang Mahabijaksana dan Mulia,
Ya Allah Yang Esa dan tempat bergantung.
Ya Allah Yang Maha hidup dan Berdiri Sendiri.
Ya Allah yang memiliki keagungan dan Kemuliaan Tiada Tuhan
Yang Haq kecuali Engkau, Engkaulah Rabb kami.”
Kemudian ia perintahkan tentaranya untuk mengucapkan doa yang sama dan langsung masuk ke dalam laut bersama kuda mereka. Akhirnya mereka dapat menyeberangi teluk tersebut dengan mengendarai kuda yang berjalan di atas air seolah-olah
sedang berjalan di atas pasir lunak yang sedikit airnya dan berpasir, namun tidak sampai sebatas kaki unta dan tidak pula sampai sebatas pelana kuda.
Padahal perjalanan irii jika ditempuh dengan kapal memakan waktu sehari semalam, namun dengan cepat ia telah sampai di tepi pantai seberang. Ia terus memerangi musuh hingga mengalahkan mereka dan mengambil seluruh harta rampasan perang mereka. Kemudian ia kembali lagi ke sisi
pantai yang pertama. Perjalanan pulang pergi menyeberangi laut hanya memakan waktu satu hari saja, tanpa menyisakan seorang musuhpun yang hidup untuk membawa berita.
Maka al-Ala’ mulai menggiring para tawanan anak-anak dan wanita,
lengkap beserta harta dan ternak mereka. Tidak seorang pun dan kaum muslimin yang kehilangan kecuali seekor kuda yang bernama Ulaiqah. Namun al-Ala’ berhasil membawanya kembali, kemudian al-Ala’ kembali membagi-bagikan harta rampasan perang untuk prajuritnya. Setiap penunggang kuda berhasil mendapatkan 6000 dinar dan setiap pasukan pejalan kaki mendapatkan 2000 dinar, padahal jumlah pasukannya lumayan banyak.
Kemudian beliau memberitakan kemenangan ini kepada Abu Bakar ashShiddiq Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim utusan sebagai tanda terima kasihnya kepadanya atas prestasinya itu. Salah seorang dan tentara kaum muslimin yaitu Afifi bin al-Mundzir membuat sebait syair yang berbunyi:
Tidakkah kalian melihat bagaimana Allah telah rnenaklukkan lautNya
Dan menurunkan kepada orang-orang kafir hukumanNya
Kami berdoa kepada Dzat yang pernah membelah lautan
Ternyata Dia datang kepada kami membawa keajaiban yang lebih hebat dari yang terdahulu
Ketika pembagian ghanimah selesai al Ala’ berkata kepada tentaranya,"‘Mari kita berangkat menuju Darain untuk memerangi musuh yang berada di sana.” Segenap tentara segera mematuhi perintahnya. Mereka mulai bergerak hingga sampai di tepi pantai dan bersiap-siap untuk mengejar perahu musuh. Namun jarak antara mereka dengan perahu sudah jauh, maka al Ala' segera masuk ke laut dengan kudanya sambil berdoa,
“Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang,
Ya Allah Yang Mahabijaksana dan Mulia,
Ya Allah Yang Esa dan tempat bergantung.
Ya Allah Yang Maha hidup dan Berdiri Sendiri.
Ya Allah yang memiliki keagungan dan Kemuliaan Tiada Tuhan
Yang Haq kecuali Engkau, Engkaulah Rabb kami.”
Kemudian ia perintahkan tentaranya untuk mengucapkan doa yang sama dan langsung masuk ke dalam laut bersama kuda mereka. Akhirnya mereka dapat menyeberangi teluk tersebut dengan mengendarai kuda yang berjalan di atas air seolah-olah
sedang berjalan di atas pasir lunak yang sedikit airnya dan berpasir, namun tidak sampai sebatas kaki unta dan tidak pula sampai sebatas pelana kuda.
Padahal perjalanan irii jika ditempuh dengan kapal memakan waktu sehari semalam, namun dengan cepat ia telah sampai di tepi pantai seberang. Ia terus memerangi musuh hingga mengalahkan mereka dan mengambil seluruh harta rampasan perang mereka. Kemudian ia kembali lagi ke sisi
pantai yang pertama. Perjalanan pulang pergi menyeberangi laut hanya memakan waktu satu hari saja, tanpa menyisakan seorang musuhpun yang hidup untuk membawa berita.
Maka al-Ala’ mulai menggiring para tawanan anak-anak dan wanita,
lengkap beserta harta dan ternak mereka. Tidak seorang pun dan kaum muslimin yang kehilangan kecuali seekor kuda yang bernama Ulaiqah. Namun al-Ala’ berhasil membawanya kembali, kemudian al-Ala’ kembali membagi-bagikan harta rampasan perang untuk prajuritnya. Setiap penunggang kuda berhasil mendapatkan 6000 dinar dan setiap pasukan pejalan kaki mendapatkan 2000 dinar, padahal jumlah pasukannya lumayan banyak.
Kemudian beliau memberitakan kemenangan ini kepada Abu Bakar ashShiddiq Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim utusan sebagai tanda terima kasihnya kepadanya atas prestasinya itu. Salah seorang dan tentara kaum muslimin yaitu Afifi bin al-Mundzir membuat sebait syair yang berbunyi:
Tidakkah kalian melihat bagaimana Allah telah rnenaklukkan lautNya
Dan menurunkan kepada orang-orang kafir hukumanNya
Kami berdoa kepada Dzat yang pernah membelah lautan
Ternyata Dia datang kepada kami membawa keajaiban yang lebih hebat dari yang terdahulu
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Oase Iman
Pada tahun ke 14 H Umar mencambuk anaknya yang bernama Ubaidullah dan kawan-kawan yang ikut bersamanya dalam kasus minuman keras. Umar juga mencambuk Abu Mihjan atsTsaqafi yang berkali-kali menenggak minuman keras, dicambuk pula bersamanya Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Similar topics
» Kotbah Philip Mantofa : Iman Filipi - Iman Yang Mengatasi Segala Keadaan
» ORK (Oase Rohani Katolik) KAJ - 20 April, 2014 - Mgr. IGNATIUS SUHARYO
» *** IMAN ***
» definisi iman
» manisnya iman
» ORK (Oase Rohani Katolik) KAJ - 20 April, 2014 - Mgr. IGNATIUS SUHARYO
» *** IMAN ***
» definisi iman
» manisnya iman
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik