Dampak labelisasi terorisme terhadap umat islam di australia
Halaman 1 dari 1 • Share
Dampak labelisasi terorisme terhadap umat islam di australia
DAMPAK LABELISASI TERORISME TERHADAP ISLAM DI AUSTRALIA
Sekarang ini, yang sedang melanda kalangan orang asing di luar negeri --terutama di Australia, tempat saya tinggal untuk sementara-- adalah sebuah ketakutan baru (Phobia) yang bernama Islam. Apapun yang berbau Islam, sangat mereka takuti. Mulai dari Jihad, Islam fundamentalis , jilbab (scarf), arisan ibu-ibu Indonesia yang umumnya muslim, sampai sekolah Islam buat anak-anak muslimpun mereka takuti. Alasannya, sekolah Islam pasti mengajarkan isi Quran, dan isinya pasti tentang "jihad". Bukan hanya itu, mereka menganggap semua muslim dari yang besar sampai yang kecil, laki-laki maupun wanita, sama saja. Mereka semua adalah teroris
Ketakutan yang berlebihan kepada Islam dan para pengikutnya ini sebenarnya sudah dimulai sejak peristiwa 11 September di Amerika. Aussie (orang-orang Australia) telah mulai merasa antipati terhadap umat muslim yang berada di sini. Dan ketika peristiwa bom di Bali terjadi, rasa benci yang sudah mereka rasakan sejak peristiwa 11 September tersebut semakin menjadi. Khususnya di Sydney, karena korban peristiwa Bali yang terbanyak (dari Australia) berasal dari daerah ini.
Tekanan ini mulai membawa dampak yang tidak menyenangkan buat para penganut agama islam disini.Wah.. pokoknya, kalau anda muslimah yang tinggal di Australia, pasti kenyang dengan hal-hal aneh yang sangat mengganggu. Naik bis dan dipelototi seisi bis mulai dari naik sampai kita turun kejalan? Oooo itu sih sudah biasa… Yang agak mengerikan adalah beberapa insiden, dimana beberapa muslimah di sekitar sydney dan Melborne( dalam kejadian yang saling terpisah ), di serang oleh beberapa orang pemuda Aussie, dan jilbab mereka dirobek-robek. Kejadian yang terbaru adalah di daerah Riverwood (salah satu suburb di wilayah Canterbury council, Sydney), dimana seorang muslimah yang membawa bayinya yang berumur 7 bulan menjadi korban.Pintu mobilnya sampai lepas dari engselnya karena dengan sengaja ditabrak oleh seorang laki-laki, yang kemudian menyerang muslimah tsb dengan kata-kata kotor dan mengata-ngatainya sebagi teroris. Dan yang lebih miris lagi, mesjid-mesjid di beberapa tempat di penjuru Australia di serang oleh sekelompok orang, dan menyebabkan kaca-kaca di mesjid tersebut pecah berantakan. Dan saat ini di di sekeliling wilayah Canterbury council yang merupakan kantong muslim, sekolah, mesjid dan tempat peribadatan lainnya di jaga polisi untuk menjaga kemungkinan serangan berbau rasial.
Tekanan yang dirasakan umat muslim disini sedemikian kuat hingga kegiatan keagamaan banyak yang terhenti buat sementara. Pengajian-pengajian kalau bisa di tiadakan dulu, bahkan di beberapa tempat, pelajaran Iqra’ buat anak-anak (yang cuma sekali seminggu) ditiadakan dulu. Para muslim yang bekerja mulai merasa terancam akan takut kehilangan pekerjaan.
Buat saya pribadi, yang paling memedihkan hati adalah sikap umat muslim sendiri. Di sini, banyak para muslimah dengan alasan demi keamanan, atau tidak ingin kehilangan klien atau pekerjaan, mereka membuka hijabnya. Para prianya ada yang tidak lagi mengikuti shalat jumat, dan beberapa rela merelakan waktu shalat asharnya hilang begitu saja daripada kehilangan pekerjaan. Bahkan ada muslimah yang ikut-ikutan memakai rok mini, bahkan yang lebih ekstrim lagi ada beberapa orang muslim (yang ini bukan monopoli muslimah) yang bahkan memakai kalung berbentuk salib hanya untuk menunjukkan pada orang banyak bahwa mereka sebetulnya bukan muslim, duh…
Pedih memang. Tapi bagi seorang muslim, saya merasa belum pantas untuk mempertanyakan kadar keislaman seseorang, apalagi dalam keadaan yang kacau balau seperti sekarang ini. Masuk diakal kalau sebagai individu beberapa saudara kita sesama muslim yang merasa tidak terlindungi hak-haknya sebagai sesama manusia, sampai berbuat sebegitu jauh demi melindungi dirinya dan keluarganya. Tetapi sebagai seorang muslim, bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan perbuatan kita di hadapan Allah nantinya? Dan sebagai manusia, siapakah yang akan melindungi hak-hak kita agar kita terhindar dari aniaya manusia lainnya hanya karena kita seorang muslim? Walahu a'lam Bishshawab….
Sekarang ini, yang sedang melanda kalangan orang asing di luar negeri --terutama di Australia, tempat saya tinggal untuk sementara-- adalah sebuah ketakutan baru (Phobia) yang bernama Islam. Apapun yang berbau Islam, sangat mereka takuti. Mulai dari Jihad, Islam fundamentalis , jilbab (scarf), arisan ibu-ibu Indonesia yang umumnya muslim, sampai sekolah Islam buat anak-anak muslimpun mereka takuti. Alasannya, sekolah Islam pasti mengajarkan isi Quran, dan isinya pasti tentang "jihad". Bukan hanya itu, mereka menganggap semua muslim dari yang besar sampai yang kecil, laki-laki maupun wanita, sama saja. Mereka semua adalah teroris
Ketakutan yang berlebihan kepada Islam dan para pengikutnya ini sebenarnya sudah dimulai sejak peristiwa 11 September di Amerika. Aussie (orang-orang Australia) telah mulai merasa antipati terhadap umat muslim yang berada di sini. Dan ketika peristiwa bom di Bali terjadi, rasa benci yang sudah mereka rasakan sejak peristiwa 11 September tersebut semakin menjadi. Khususnya di Sydney, karena korban peristiwa Bali yang terbanyak (dari Australia) berasal dari daerah ini.
Tekanan ini mulai membawa dampak yang tidak menyenangkan buat para penganut agama islam disini.Wah.. pokoknya, kalau anda muslimah yang tinggal di Australia, pasti kenyang dengan hal-hal aneh yang sangat mengganggu. Naik bis dan dipelototi seisi bis mulai dari naik sampai kita turun kejalan? Oooo itu sih sudah biasa… Yang agak mengerikan adalah beberapa insiden, dimana beberapa muslimah di sekitar sydney dan Melborne( dalam kejadian yang saling terpisah ), di serang oleh beberapa orang pemuda Aussie, dan jilbab mereka dirobek-robek. Kejadian yang terbaru adalah di daerah Riverwood (salah satu suburb di wilayah Canterbury council, Sydney), dimana seorang muslimah yang membawa bayinya yang berumur 7 bulan menjadi korban.Pintu mobilnya sampai lepas dari engselnya karena dengan sengaja ditabrak oleh seorang laki-laki, yang kemudian menyerang muslimah tsb dengan kata-kata kotor dan mengata-ngatainya sebagi teroris. Dan yang lebih miris lagi, mesjid-mesjid di beberapa tempat di penjuru Australia di serang oleh sekelompok orang, dan menyebabkan kaca-kaca di mesjid tersebut pecah berantakan. Dan saat ini di di sekeliling wilayah Canterbury council yang merupakan kantong muslim, sekolah, mesjid dan tempat peribadatan lainnya di jaga polisi untuk menjaga kemungkinan serangan berbau rasial.
Tekanan yang dirasakan umat muslim disini sedemikian kuat hingga kegiatan keagamaan banyak yang terhenti buat sementara. Pengajian-pengajian kalau bisa di tiadakan dulu, bahkan di beberapa tempat, pelajaran Iqra’ buat anak-anak (yang cuma sekali seminggu) ditiadakan dulu. Para muslim yang bekerja mulai merasa terancam akan takut kehilangan pekerjaan.
Buat saya pribadi, yang paling memedihkan hati adalah sikap umat muslim sendiri. Di sini, banyak para muslimah dengan alasan demi keamanan, atau tidak ingin kehilangan klien atau pekerjaan, mereka membuka hijabnya. Para prianya ada yang tidak lagi mengikuti shalat jumat, dan beberapa rela merelakan waktu shalat asharnya hilang begitu saja daripada kehilangan pekerjaan. Bahkan ada muslimah yang ikut-ikutan memakai rok mini, bahkan yang lebih ekstrim lagi ada beberapa orang muslim (yang ini bukan monopoli muslimah) yang bahkan memakai kalung berbentuk salib hanya untuk menunjukkan pada orang banyak bahwa mereka sebetulnya bukan muslim, duh…
Pedih memang. Tapi bagi seorang muslim, saya merasa belum pantas untuk mempertanyakan kadar keislaman seseorang, apalagi dalam keadaan yang kacau balau seperti sekarang ini. Masuk diakal kalau sebagai individu beberapa saudara kita sesama muslim yang merasa tidak terlindungi hak-haknya sebagai sesama manusia, sampai berbuat sebegitu jauh demi melindungi dirinya dan keluarganya. Tetapi sebagai seorang muslim, bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan perbuatan kita di hadapan Allah nantinya? Dan sebagai manusia, siapakah yang akan melindungi hak-hak kita agar kita terhindar dari aniaya manusia lainnya hanya karena kita seorang muslim? Walahu a'lam Bishshawab….
sungokong- SERSAN SATU
-
Posts : 154
Kepercayaan : Islam
Location : gunung hwa kwou
Join date : 04.05.13
Reputation : 3
Re: Dampak labelisasi terorisme terhadap umat islam di australia
yang melabel islam adalah terorisnya sendiri
sementara islam yang non teroris sepertinya mendukung
tidak melakukan apa-apa terhadap para teroris tetapi malah membela
dan mencari-cari kesalahan ke pihak lain
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Dampak labelisasi terorisme terhadap umat islam di australia
SEGOROWEDI wrote:
yang melabel islam adalah terorisnya sendiri
sementara islam yang non teroris sepertinya mendukung
tidak melakukan apa-apa terhadap para teroris tetapi malah membela
dan mencari-cari kesalahan ke pihak lain
mbok ya wedi melek sedikit.... dan menggali sejak kapan terminologi teloris itu diciptakan. cari sejarahnya sejak kapan terminologi telorisme itu dilekatkan pada islam.......
sungokong- SERSAN SATU
-
Posts : 154
Kepercayaan : Islam
Location : gunung hwa kwou
Join date : 04.05.13
Reputation : 3
Re: Dampak labelisasi terorisme terhadap umat islam di australia
yang melakatkan adalah terorisnya sendiri
mereka melakukannya demi islam dan berdasar ayat-ayat islam
islam non teroris tak penah berbuat apa-apa atas pelabelan oleh mereka itu
malah membela dan mencari-cari kesalahan pada pihak lain
dan menyusun teori-teori konspirasi yang aneh-aneh
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Similar topics
» apa dampak buruk islam bagi umat manusia?
» Wakil Ketua KPK: Isu Terorisme Adalah Kriminalisasi Terhadap Aktivis Islam
» Sejarah Terorisme dan Kekerasan Umat Beragama Pada Abad 20
» Eks Produser TVOne Luncurkan Buku Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam
» Penindasan Penguasa Kristen Terhadap Umat Islam di Andalusia Pasca Jatuhnya Granada
» Wakil Ketua KPK: Isu Terorisme Adalah Kriminalisasi Terhadap Aktivis Islam
» Sejarah Terorisme dan Kekerasan Umat Beragama Pada Abad 20
» Eks Produser TVOne Luncurkan Buku Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam
» Penindasan Penguasa Kristen Terhadap Umat Islam di Andalusia Pasca Jatuhnya Granada
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik