meneladani nabi ibrahim
Halaman 1 dari 2 • Share
Halaman 1 dari 2 • 1, 2
meneladani nabi ibrahim
Dalam lintasan sejarah kenabian, nama Nabi Ibrahim Alaihissalam , merupakan nama yang sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Selain dikenal sebagai salah seorang rasul ulul azmi (yang memiliki keteguhan), beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah (kekasih Allah), dan Abul Anbiya' (bapaknya para nabi). Tulisan singkat ini memberikan sedikit gambaran tentang perilaku kehidupan beliau untuk kemudian nantinya bisa kita teladani. Namun karena terbatas, kami sampaikan pokok-pokoknya saja.
Kritis terhadap lingkungan
Nabi Ibrahim Alaihissalam di lahirkan diling-kungan penyembah berhala, termasuk bapaknya sendiri, Azar, namun ternyata lingkungan tidak memberi pengaruh terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan sikap kritis yang beliau miliki. Suatu ketika beliau bertanya kepada bapaknya tentang penyembahan berhala ini. Sebagaimana dalam firman Allah:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim ber-kata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (Al-An'am: 74)
Demikianlah kesesatan tetaplah beliau katakan sebagai kesesatan meskipun itu dihadapan ayahnya sendiri, sehingga dalam riwayat lain beliau akhirnya diusir oleh sang ayah. Sikap Nabi Ibrahim tidaklah berhenti disini, namun dilanjutkan dengan mencari siapakah sesembahan (Ilah) yang sebenarnya. Tatakla ia melihat bintang ia katakan "Inilah Tuhanku," namun ketika bintang itu tenggelam ia berkata: "Saya tidak suka yang tenggelam", demikian juga ketika melihat bulan dan matahari sama seperti itu. Akhirnya karena merasa bahwa benda-benda di alam ini tak ada yang pantas untuk disembah maka ia berkata, sebagaimana dalam firman Allah, yang artinya: "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."
Kisah ini membuktikan bahwa hanya dengan mengikuti akal sehat dan hati nurani saja (fitrah) ternyata beliau mampu menjadi muslim yang muwahid (lurus tauhidnya) meski lingkungan yang ada tidak mendukung. Dan ini menunjukan bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah bertauhid.
Lalu bagaimana dengan kita umat Islam sekarang ini, bukankah selain memiliki akal dan hati nurani kita juga mempunyai pembimbing berupa Al-Qur'an dan As-Sunnah. Masihkah kita akan menutupi kemusyrikan , kebid'ahan dan kemungkaran-kemungkaran yang kita lakukan dengan alasan lingkungan? atau sudah tradisi?
Cerdas, diplomatis dan pemberani
Hal ini dibuktikan ketika beliau berhadapan dengan penguasa musyrik saat itu yang bernama Namrudz, raja Babilonia. Firman Allah, artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan". Orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al-Baqarah: 258)
Dalam tafsir di sebutkan bahwa yang di maksud orang yang diberi kekuasaan adalah Namrudz, kemudian arti ucapannya: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan" ialah membiarkan hidup seseorang dan membunuh yang lainya.
Sadar menghadapi orang yang punya kekuasaan yang bisa bertindak apa saja semaunya maka Nabi Ibrahim lalu menyampaikan hujjah yang sekiranya membuatnya diam, yakni disuruh ia menerbitkan matahari dari barat, jika memang bisa dan punya kekuasaan.
Kecerdasan Nabi Ibrahim juga tertuang dalam kisah lainya yakni tatkala ia menghancurkan berhala-berhala para musyrikin ia sisakan satu berhala yang terbesar. Hal ini tentunya bukan dengan tanpa tujuan. Ketika dalam persidangan iapun ditanya tentang siapa yang menghancurkan berhala-berhala itu. Nabi Ibrahim menjawab: "Tanyakan saja kepada berhala yang paling besar yang belum rusak! Sebenarnya jika para musyrikin itu mau menggunakan otaknya mereka sudah tahu dengan maksud perkataan Nabi Ibrahim tersebut. Namun karena kebodohan mereka merekapun balik mengumpat: "Bagaimana kami bertanya kepadanya, bukankah dia itu hanyalah patung benda mati? Maka dijawab lagi oleh Nabi Ibrahim dengan yang lebih tegas: "Jika sudah tahu itu benda mati mengapa kalian sembah?"
Inilah bukti kecerdasan dan kehebatan beliau dalam berdiplomasi. Memang banyak orang cerdas pemikirannya, namun jika sudah berhadapan dengan penguasa, maka terkadang tidak begitu terlihat kehebatannya bahkan justru yang dilakukan adalah minta petunjuk.
Memiliki ketaatan luar biasa
Sengaja disini kami tulis dengan luar biasa karena memang tidak dimiliki dan tidak bisa dimiliki oleh manusia-manusia biasa seperti kita. Mari kita renungkan arti firman Allah berikut ini yang mengisah-kan tentang perintah penyembelihan Nabi Isma'il:
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih-mu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (Ash-Shaffat: 102)
Perintah menyembelih anak bukan-lah perintah sembarangan, namun demikian Nabi Ibrahim tetap saja mengerjakannya, walaupun akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor domba. Jika bukan karena ketaatan yang luar biasa maka tentu Nabi Ibrahim tak sanggup untuk mengerjakannya, demikian pula dengan Nabi Isma'il yang akan disembelih, beliau pun persis seperti ayahnya, pasrah (Islam) terha-dap apa yang diwahyukan Allah.
Dimuka telah kami sampaikan bahwa beliau adalah seorang yang kritis, cerdas dan diplomatis serta pemberani. Namun itu semua sama sekali tidak berlaku di hadapan Allah. Mestinya dengan sikap kritis dan kecerdasannya ia bisa menolak perintah itu dengan mengatakan bahwa perintah itu tidak masuk akal dan diluar kebiasaan atau kemampuan. Jika tidak, sebagai seorang yang diplomatis ia bisa menyampikan alasan-alasan tertentu untuk berkelit dari printah itu atau minimal minta diganti perintah lain yang lebih ringan, bukankah ia seorang nabi yang jika meminta sesuatu pasti dikabulkan? Akan tetapi kaum muslimin, beliau bukanlah tipe manusia seperti kita yang ketaatanya hanya setebal kulit ari, dan sangat mudah terhampas oleh tiupan badai. Jika bukan karena rahmat Allah kita tak punya kekuatan apa-apa untuk mempertahankannya. Rupanya yang ada dalam diri Nabi Ibrahim ketika berhadapan dengan perintah Allah adalah Sami'na wa atha'na ya dan ya. Tak pernah ada kata 'tidak', 'nanti saja' atau 'perlu analisa dulu', dengan tujuan supaya bebas darinya. Demikianlah ciri-ciri muslim dan mukmin sejati.
Hal ini sesuai dengan firman Alllah:
"Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al-Ahzab: 36)
Memang begitulah idealnya seorang di sebut sebagai mukmin. Jika Al Qur'an atau Sunnah mengatakan salah dan haram maka seperti itu pula yang ia katakan. Jika memerintahkan sesuatu maka itulah yang ia kerjakan dan jika melarang sesuatu pantangan jangankan dia mengerjakan, mendekati saja tidak akan mau.
Sungguh Allah Maha Tahu bahwa seorang hamba tak akan sanggup untuk menyembelih anaknya dan seandainya pun yang diperintahkan Allah hanya ini saja dan tidak ada perintah-perintah lain maka tetap saja dan kita tak akan mampu melakukannya. Dan tiadalah suatu larangan Allah kecuali di situ terdapat sesuatu yang merugikan dan membawa petaka, oleh karenanya wajib untuk di jauhi.
Dan masih banyak sebenarnya teladan yang bisa diambil dari sirah Nabi Ibrahim ini. Namun karena keterbatasan tempat maka tidak bisa untuk disampaikan semuanya, diantaranya yang terpenting adalah ketegasan beliau terhadap kemusyrikan dan kekafiran. Seperti yang tersebut dalam Al-Qur'an Surat Az-Zurkhruf 26-27.
Pelajaran yang bisa diambil
Seseorang tidak boleh melakukan kesyirikan/ kebid'ahan hanya dengan alasan lingkungan, karena telah ada Al Qur'an dan As Sunnah sebagai petunjuk.
Seseorang da'i dituntut memiliki sifat yang cerdas, kritis, peka terhadap lingkungan, bisa bertukar pendapat dengan baik dan pemberani.
Kecerdasan dan intelektualitas bukan penghalang bagi seseorang untuk berlaku taat kepada Allah. Bahkan akal harus tunduk terhadap wahyu.
Hikmah dari perintah penyembelihan nabi Ismail adalah disyariatkanya ibadah kurban.
Tegas terhadap kemusyrikan dan kekafiran adalah sikap yang harus dimiliki setiap muslim.
Oleh karenanya wahai kaum muslimin, akankah lingkungan terus menerus kita kambinghitamkan untuk mempertahankan sebuah kesalahan atau tradisi yang menyimpang, ataukah dengan kecerdasan dan intelektual yang kita miliki kita akan mencoba membelokkan makna ayat-ayat Allah atau menafsiri semaunya dan dikatakan sudah tidak relevan lagi. Ingat! Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat cerdas , namun ia berubah menjadi orang yang sangat bodoh (karena taat) ketika berhadapan dengan wahyu, sehingga ketika disuruh menyembelih putranya ia pun bersedia melakukannya tanpa banyak berpikir panjang.
Dimanakah muslim yang berjiwa seperti nabi Ibrahim ini? memang kita tak akan bisa seperti beliau namun setidaknya kita harus berusaha menjadi muslim yang taat dan tidak banyak membantah walau belum mampu untuk melakukannya. Wallahu A'lam bishawab.
(Abu Lutfa Al-Banarani)
Maraji: Al-Qur'an tafsir Bayan, Mushaf terjemah, Kitab Tauhid karya Syaikh At-Tamimi.
Kritis terhadap lingkungan
Nabi Ibrahim Alaihissalam di lahirkan diling-kungan penyembah berhala, termasuk bapaknya sendiri, Azar, namun ternyata lingkungan tidak memberi pengaruh terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan sikap kritis yang beliau miliki. Suatu ketika beliau bertanya kepada bapaknya tentang penyembahan berhala ini. Sebagaimana dalam firman Allah:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim ber-kata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (Al-An'am: 74)
Demikianlah kesesatan tetaplah beliau katakan sebagai kesesatan meskipun itu dihadapan ayahnya sendiri, sehingga dalam riwayat lain beliau akhirnya diusir oleh sang ayah. Sikap Nabi Ibrahim tidaklah berhenti disini, namun dilanjutkan dengan mencari siapakah sesembahan (Ilah) yang sebenarnya. Tatakla ia melihat bintang ia katakan "Inilah Tuhanku," namun ketika bintang itu tenggelam ia berkata: "Saya tidak suka yang tenggelam", demikian juga ketika melihat bulan dan matahari sama seperti itu. Akhirnya karena merasa bahwa benda-benda di alam ini tak ada yang pantas untuk disembah maka ia berkata, sebagaimana dalam firman Allah, yang artinya: "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."
Kisah ini membuktikan bahwa hanya dengan mengikuti akal sehat dan hati nurani saja (fitrah) ternyata beliau mampu menjadi muslim yang muwahid (lurus tauhidnya) meski lingkungan yang ada tidak mendukung. Dan ini menunjukan bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah bertauhid.
Lalu bagaimana dengan kita umat Islam sekarang ini, bukankah selain memiliki akal dan hati nurani kita juga mempunyai pembimbing berupa Al-Qur'an dan As-Sunnah. Masihkah kita akan menutupi kemusyrikan , kebid'ahan dan kemungkaran-kemungkaran yang kita lakukan dengan alasan lingkungan? atau sudah tradisi?
Cerdas, diplomatis dan pemberani
Hal ini dibuktikan ketika beliau berhadapan dengan penguasa musyrik saat itu yang bernama Namrudz, raja Babilonia. Firman Allah, artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan". Orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al-Baqarah: 258)
Dalam tafsir di sebutkan bahwa yang di maksud orang yang diberi kekuasaan adalah Namrudz, kemudian arti ucapannya: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan" ialah membiarkan hidup seseorang dan membunuh yang lainya.
Sadar menghadapi orang yang punya kekuasaan yang bisa bertindak apa saja semaunya maka Nabi Ibrahim lalu menyampaikan hujjah yang sekiranya membuatnya diam, yakni disuruh ia menerbitkan matahari dari barat, jika memang bisa dan punya kekuasaan.
Kecerdasan Nabi Ibrahim juga tertuang dalam kisah lainya yakni tatkala ia menghancurkan berhala-berhala para musyrikin ia sisakan satu berhala yang terbesar. Hal ini tentunya bukan dengan tanpa tujuan. Ketika dalam persidangan iapun ditanya tentang siapa yang menghancurkan berhala-berhala itu. Nabi Ibrahim menjawab: "Tanyakan saja kepada berhala yang paling besar yang belum rusak! Sebenarnya jika para musyrikin itu mau menggunakan otaknya mereka sudah tahu dengan maksud perkataan Nabi Ibrahim tersebut. Namun karena kebodohan mereka merekapun balik mengumpat: "Bagaimana kami bertanya kepadanya, bukankah dia itu hanyalah patung benda mati? Maka dijawab lagi oleh Nabi Ibrahim dengan yang lebih tegas: "Jika sudah tahu itu benda mati mengapa kalian sembah?"
Inilah bukti kecerdasan dan kehebatan beliau dalam berdiplomasi. Memang banyak orang cerdas pemikirannya, namun jika sudah berhadapan dengan penguasa, maka terkadang tidak begitu terlihat kehebatannya bahkan justru yang dilakukan adalah minta petunjuk.
Memiliki ketaatan luar biasa
Sengaja disini kami tulis dengan luar biasa karena memang tidak dimiliki dan tidak bisa dimiliki oleh manusia-manusia biasa seperti kita. Mari kita renungkan arti firman Allah berikut ini yang mengisah-kan tentang perintah penyembelihan Nabi Isma'il:
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih-mu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (Ash-Shaffat: 102)
Perintah menyembelih anak bukan-lah perintah sembarangan, namun demikian Nabi Ibrahim tetap saja mengerjakannya, walaupun akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor domba. Jika bukan karena ketaatan yang luar biasa maka tentu Nabi Ibrahim tak sanggup untuk mengerjakannya, demikian pula dengan Nabi Isma'il yang akan disembelih, beliau pun persis seperti ayahnya, pasrah (Islam) terha-dap apa yang diwahyukan Allah.
Dimuka telah kami sampaikan bahwa beliau adalah seorang yang kritis, cerdas dan diplomatis serta pemberani. Namun itu semua sama sekali tidak berlaku di hadapan Allah. Mestinya dengan sikap kritis dan kecerdasannya ia bisa menolak perintah itu dengan mengatakan bahwa perintah itu tidak masuk akal dan diluar kebiasaan atau kemampuan. Jika tidak, sebagai seorang yang diplomatis ia bisa menyampikan alasan-alasan tertentu untuk berkelit dari printah itu atau minimal minta diganti perintah lain yang lebih ringan, bukankah ia seorang nabi yang jika meminta sesuatu pasti dikabulkan? Akan tetapi kaum muslimin, beliau bukanlah tipe manusia seperti kita yang ketaatanya hanya setebal kulit ari, dan sangat mudah terhampas oleh tiupan badai. Jika bukan karena rahmat Allah kita tak punya kekuatan apa-apa untuk mempertahankannya. Rupanya yang ada dalam diri Nabi Ibrahim ketika berhadapan dengan perintah Allah adalah Sami'na wa atha'na ya dan ya. Tak pernah ada kata 'tidak', 'nanti saja' atau 'perlu analisa dulu', dengan tujuan supaya bebas darinya. Demikianlah ciri-ciri muslim dan mukmin sejati.
Hal ini sesuai dengan firman Alllah:
"Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al-Ahzab: 36)
Memang begitulah idealnya seorang di sebut sebagai mukmin. Jika Al Qur'an atau Sunnah mengatakan salah dan haram maka seperti itu pula yang ia katakan. Jika memerintahkan sesuatu maka itulah yang ia kerjakan dan jika melarang sesuatu pantangan jangankan dia mengerjakan, mendekati saja tidak akan mau.
Sungguh Allah Maha Tahu bahwa seorang hamba tak akan sanggup untuk menyembelih anaknya dan seandainya pun yang diperintahkan Allah hanya ini saja dan tidak ada perintah-perintah lain maka tetap saja dan kita tak akan mampu melakukannya. Dan tiadalah suatu larangan Allah kecuali di situ terdapat sesuatu yang merugikan dan membawa petaka, oleh karenanya wajib untuk di jauhi.
Dan masih banyak sebenarnya teladan yang bisa diambil dari sirah Nabi Ibrahim ini. Namun karena keterbatasan tempat maka tidak bisa untuk disampaikan semuanya, diantaranya yang terpenting adalah ketegasan beliau terhadap kemusyrikan dan kekafiran. Seperti yang tersebut dalam Al-Qur'an Surat Az-Zurkhruf 26-27.
Pelajaran yang bisa diambil
Seseorang tidak boleh melakukan kesyirikan/ kebid'ahan hanya dengan alasan lingkungan, karena telah ada Al Qur'an dan As Sunnah sebagai petunjuk.
Seseorang da'i dituntut memiliki sifat yang cerdas, kritis, peka terhadap lingkungan, bisa bertukar pendapat dengan baik dan pemberani.
Kecerdasan dan intelektualitas bukan penghalang bagi seseorang untuk berlaku taat kepada Allah. Bahkan akal harus tunduk terhadap wahyu.
Hikmah dari perintah penyembelihan nabi Ismail adalah disyariatkanya ibadah kurban.
Tegas terhadap kemusyrikan dan kekafiran adalah sikap yang harus dimiliki setiap muslim.
Oleh karenanya wahai kaum muslimin, akankah lingkungan terus menerus kita kambinghitamkan untuk mempertahankan sebuah kesalahan atau tradisi yang menyimpang, ataukah dengan kecerdasan dan intelektual yang kita miliki kita akan mencoba membelokkan makna ayat-ayat Allah atau menafsiri semaunya dan dikatakan sudah tidak relevan lagi. Ingat! Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat cerdas , namun ia berubah menjadi orang yang sangat bodoh (karena taat) ketika berhadapan dengan wahyu, sehingga ketika disuruh menyembelih putranya ia pun bersedia melakukannya tanpa banyak berpikir panjang.
Dimanakah muslim yang berjiwa seperti nabi Ibrahim ini? memang kita tak akan bisa seperti beliau namun setidaknya kita harus berusaha menjadi muslim yang taat dan tidak banyak membantah walau belum mampu untuk melakukannya. Wallahu A'lam bishawab.
(Abu Lutfa Al-Banarani)
Maraji: Al-Qur'an tafsir Bayan, Mushaf terjemah, Kitab Tauhid karya Syaikh At-Tamimi.
engkong- SERSAN SATU
-
Posts : 150
Kepercayaan : Islam
Location : betawi
Join date : 03.08.13
Reputation : 2
Re: meneladani nabi ibrahim
muslim umat nabi Muhammad juga quran wajibkan untuk meneladani beberapa syariat nabi Ibrahim, karena nabi Muhammad pun juga melaksanakannya, seperti bersunat, berkorban, berhaji, dan hanya menjadikan kabah sebagai kiblat, bukan untuk disembah sebagai berhala seperti penyekewang kaum kafir pagan quraish waktu itu.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: meneladani nabi ibrahim
buktikan muhammad bersunat..?Mutiara wrote:muslim umat nabi Muhammad juga quran wajibkan untuk meneladani beberapa syariat nabi Ibrahim, karena nabi Muhammad pun juga melaksanakannya, seperti bersunat, berkorban, berhaji, dan hanya menjadikan kabah sebagai kiblat, bukan untuk disembah sebagai berhala seperti penyekewang kaum kafir pagan quraish waktu itu.
alex77- LETNAN DUA
-
Posts : 773
Kepercayaan : Protestan
Location : indonesia
Join date : 05.06.13
Reputation : 3
Re: meneladani nabi ibrahim
Hadist Nabi salallahu'alihiwasalam menjejelaskan:alex77 wrote:buktikan muhammad bersunat..?Mutiara wrote:muslim umat nabi Muhammad juga quran wajibkan untuk meneladani beberapa syariat nabi Ibrahim, karena nabi Muhammad pun juga melaksanakannya, seperti bersunat, berkorban, berhaji, dan hanya menjadikan kabah sebagai kiblat, bukan untuk disembah sebagai berhala seperti penyekewang kaum kafir pagan quraish waktu itu.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَسُلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ
Artinya:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku".
(HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)
Masihkah anda tidak percaya bahwa nabi muhammad sudah disunat?
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaama". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak)." (QS. Adz Dzariyat: 24-30)
Dalam ayat di atas, Allah Ta'ala benar-benar memuji kekasih-Nya, Ibrahim 'alaihis salam. Para malaikat sebagai tamu tadi, ketika masuk ke rumah beliau, mereka memberikan penghormatan dengan ucapan, "Salaaman". Aslinya, kalimat ini berasal dari kalimat, "Sallamnaa 'alaika salaaman (kami mendoakan keselamatan padamu)". Namun lihatlah bagaimana jawaban Nabi Ibrahim 'alaihis salam terhadap salam mereka. Ibrahim menjawab, "Salaamun". Maksud salam beliau ini adalah "salaamun daaim 'alaikum (keselamatan yang langgeng untuk kalian)". Para ulama mengatakan bahwa balasan salam Ibrahim itu lebih baik dan lebih sempurna daripada salam para malaikat tadi. Karena Ibrahim menggunakan jumlah ismiyyah (kalimat yang diawali dengan kata benda) sedangkan para malaikat tadi menggunakan jumlah fi'liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja). Menurut ulama balaghoh, jumlah ismiyyah mengandung makna langgeng dan terus menerus, sedangkan jumlah fi'liyah hanya mengandung makna terbaharui. Artinya di sini, balasan salam Ibrahim lebih baik karena beliau mendoakan keselamatan yang terus menerus. Inilah contoh akhlaq yang mulia dari Nabi Allah Ibrahim 'alaihis salam.
Firman Allah Ta'ala pun telah memerintahkan kita seperti itu dalam ayat:
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)." (QS. An Nisa': 86)
Dalam ayat di atas, Allah Ta'ala benar-benar memuji kekasih-Nya, Ibrahim 'alaihis salam. Para malaikat sebagai tamu tadi, ketika masuk ke rumah beliau, mereka memberikan penghormatan dengan ucapan, "Salaaman". Aslinya, kalimat ini berasal dari kalimat, "Sallamnaa 'alaika salaaman (kami mendoakan keselamatan padamu)". Namun lihatlah bagaimana jawaban Nabi Ibrahim 'alaihis salam terhadap salam mereka. Ibrahim menjawab, "Salaamun". Maksud salam beliau ini adalah "salaamun daaim 'alaikum (keselamatan yang langgeng untuk kalian)". Para ulama mengatakan bahwa balasan salam Ibrahim itu lebih baik dan lebih sempurna daripada salam para malaikat tadi. Karena Ibrahim menggunakan jumlah ismiyyah (kalimat yang diawali dengan kata benda) sedangkan para malaikat tadi menggunakan jumlah fi'liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja). Menurut ulama balaghoh, jumlah ismiyyah mengandung makna langgeng dan terus menerus, sedangkan jumlah fi'liyah hanya mengandung makna terbaharui. Artinya di sini, balasan salam Ibrahim lebih baik karena beliau mendoakan keselamatan yang terus menerus. Inilah contoh akhlaq yang mulia dari Nabi Allah Ibrahim 'alaihis salam.
Firman Allah Ta'ala pun telah memerintahkan kita seperti itu dalam ayat:
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)." (QS. An Nisa': 86)
Re: meneladani nabi ibrahim
ingatlah..engkong wrote:"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim ber-kata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (Al-An'am: 74)
ingatlah..
ingatlah..
lagi-lagi dialog imajiner karangan muhammad
KAPAN TUHAN PERNAH NGOMONG KEK GITU KEPADA IBRAHIM????????
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
hanya pengakuan muhammad sendiri..wahyu_zein_alkaf wrote:
Hadist Nabi salallahu'alihiwasalam menjejelaskan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَسُلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ
Artinya:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku".
(HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)
Masihkah anda tidak percaya bahwa nabi muhammad sudah disunat?
takut ketahuan bahwa sebenarnya dia tidak pernah bersunat..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
Masuk kedalam pemikiran akal logika: Apakah pantas, seorang Nabi yang menyuruh orang lain untuk bersunat sedangkan dirinya sendiri tidak sunat? Nabi Muhammad Bersabda :SEGOROWEDI wrote:hanya pengakuan muhammad sendiri..wahyu_zein_alkaf wrote:
Hadist Nabi salallahu'alihiwasalam menjejelaskan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَسُلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ
Artinya:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku".
(HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)
Masihkah anda tidak percaya bahwa nabi muhammad sudah disunat?
takut ketahuan bahwa sebenarnya dia tidak pernah bersunat..
"Sesungguhnya kulup (aqluf) dalam Islam tidak boleh ketinggalan untuk disunat, melainkan harus berkhitan walaupun umur (seseorang) sudah 80 tahun."(HR. al-baihaqi).
Alasan kenapa di AL - Qur`an tidak ada perintah Sunat karena itu adalah suatu pesan rahasia dari Allah untuk umat manusia. Seperti yang kita Tahu, ajaran sunat adalah berasal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim, Maka dalam Al-Qu`ran pun dikatakan :
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya."(Qs. An Nisaa :125)
"Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang."(Qs.At Taghaabun :12)
Juga dibenarkan oleh Injil, yaitu ketika Allah meminta perjanjian kepada Abraham tentang sunat :
(7) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
(8) Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
(9) Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
(10) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
(11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
(12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
(13) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
(14) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."(Kejadian 17:7-14)
Penjelasan :
"Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku". Apakah perjanjian Abraham kepada Allah? Jawabannya "Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;" Nabi Muhmmad adalah keturunan Ibrahim/Abraham, keturunan Ismail AS yang mana ia termasuk anggota keluarga Ibrahim yang harus tetap menjaga janji Allah.
Semoga anda puas
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
ya tunjukin aja buktinya ia pernah disunat..!wahyu_zein_alkaf wrote:
Masuk kedalam pemikiran akal logika: Apakah pantas, seorang Nabi yang menyuruh orang lain untuk bersunat sedangkan dirinya sendiri tidak sunat?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
waduuh..wahyu_zein_alkaf wrote:
Penjelasan :
"Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku". Apakah perjanjian Abraham kepada Allah? Jawabannya "Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;" Nabi Muhmmad adalah keturunan Ibrahim/Abraham, keturunan Ismail AS yang mana ia termasuk anggota keluarga Ibrahim yang harus tetap menjaga janji Allah.
Semoga anda puas
main caplok seenak bothok..
emang ada tradisi quraisy anak laki-laki disunat umur 8 hari?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
Khitan sudah ada dalam syariat Nabi Ibrahim as. Dalam kitab Mughni al-Muhtaj dikatakan bahwa laki-laki yang pertama melakukan khitan adalah Nabi Ibrahim as. Kemudian Nabi Ibrahim mengkhitan anaknya Nabi Ishaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh.SEGOROWEDI wrote:waduuh..wahyu_zein_alkaf wrote:
Penjelasan :
"Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku". Apakah perjanjian Abraham kepada Allah? Jawabannya "Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;" Nabi Muhmmad adalah keturunan Ibrahim/Abraham, keturunan Ismail AS yang mana ia termasuk anggota keluarga Ibrahim yang harus tetap menjaga janji Allah.
Semoga anda puas
main caplok seenak bothok..
emang ada tradisi quraisy anak laki-laki disunat umur 8 hari?
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
Bangsa Arab membanggakan dirinya sebagai umat yang berkhitan. Abu Sufyan meriwayatkan bahwa pada suatu hari, Heraklius (Raja Romawi) sangat sedih. Pasalnya, pada suatu malam ia melihat bintang di langit membentuk satu gugusan yang menurut tafsiran para ahli Nujum merupakan isyarat kejatuhan bangsa Romawi dan berpindahnya kekuasaan mereka kepada bangsa yang berkhitan. Melihat raja mereka bersedih para pembesar istana Romawi merasa gelisah dan akhirnya menanyakan permasalahan yang dihadapi oleh raja Heraklius.SEGOROWEDI wrote:ya tunjukin aja buktinya ia pernah disunat..!wahyu_zein_alkaf wrote:
Masuk kedalam pemikiran akal logika: Apakah pantas, seorang Nabi yang menyuruh orang lain untuk bersunat sedangkan dirinya sendiri tidak sunat?
Heraklius mengisahkan “pada suatu malam, saya melihat suatu gugusan bintang yang menjadi pertanda bahwa raja dari umat yang berkhitan, akan muncul dan meraih kemenangan”. Lalau ia bertanya, “siapakah diantara rakyatku yang berkhitan?” mereka menjawab, “tidak ada yang berkhitan selain kaum Yahudi. Janganlah engkau gundah karena mereka. Tulislah surat kepada para pembesar negeri agar mereka membunuh kaum Yahudi.”
Heraklius pun melaksanakan anjuran tersebut sehingga banyak orang Yahudi yang menjadi korban. Ketika itulah seorang utusan Raja Ghassan (dari Basrah) mendatangi Heraklius dan memberitahu tentang munculnya seorang Nabi (Muhammad saw). Heraklius segera mengutus beberapa orang ke Arab untuk mencari informasi apakah Nabi tersebut berkhitan.
Orang-orang yang diutus itu kemudian melaporkan kepada Heraklius bahwa Nabi Muhammad memang berkhitan. Selanjutnya Heraklius menayakan apakah bangsa yang dipimpin Nabi tersebut berkhitan,. Mereka menjawab, “Ya”. Dalam akhir cerita ini Heraklius berkomenatar, “inilah Raja dari umat yang berkhitan. Ia telah datang dan akan menang”.
Referensi : Klik Disini
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
itu kitab apaan?wahyu_zein_alkaf wrote:[
Khitan sudah ada dalam syariat Nabi Ibrahim as. Dalam kitab Mughni al-Muhtaj dikatakan bahwa laki-laki yang pertama melakukan khitan adalah Nabi Ibrahim as. Kemudian Nabi Ibrahim mengkhitan anaknya Nabi Ishaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh.
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
mana ada tradisi khitan umur 7 hari di quraisy???????
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
Mang ada ya saya nulis dulu diarab ada tradisi khitan saat berumur 7 atau 8 hari?SEGOROWEDI wrote:itu kitab apaan?wahyu_zein_alkaf wrote:[
Khitan sudah ada dalam syariat Nabi Ibrahim as. Dalam kitab Mughni al-Muhtaj dikatakan bahwa laki-laki yang pertama melakukan khitan adalah Nabi Ibrahim as. Kemudian Nabi Ibrahim mengkhitan anaknya Nabi Ishaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh.
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
mana ada tradisi khitan umur 7 hari di quraisy???????
emang ada tradisi quraisy anak laki-laki disunat umur 8 hari? wrote:
Saya hanya menulis bahwa orang arab sebelum Muhammad lahir sudah ada yang dikhitan dan Nabi Muhammad sudah dikhitan.mana ada tradisi khitan umur 7 hari di quraisy??????? wrote:
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
lha bawa sendiri sumber dari antah berantah..
ketrurunan ibrahim disunat umur 7 hari, kok di quraisy gak ada tradisi itu..
padahal katanya keturunan ismail..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
Orang arab bukan keturunan Ishaq gan. Coba deh ditelaah baik - baik :SEGOROWEDI wrote:
lha bawa sendiri sumber dari antah berantah..
ketrurunan ibrahim disunat umur 7 hari, kok di quraisy gak ada tradisi itu..
padahal katanya keturunan ismail..
Aqil Baligh :Kemudian Nabi Ibrahim mengkhitan anaknya Nabi Ishaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh. wrote:
Aqil = Berakal
Baligh = Proses peremajaan/pubertas.
Menurut mayoritas ulama Mazhab Syafi’i dan Hanbali seseorang dikatakan baligh apabila telah berusia 15 tahun, baik laki-laki atau perempuan. Menurut Imam Hanafi, usia baligh adalah 18 tahun bagi laki-laki dan 17 tahun bagi perempuan.
Semoga anda paham
Terakhir diubah oleh wahyu_zein_alkaf tanggal Thu Aug 15, 2013 9:29 am, total 1 kali diubah
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
lha iya..wahyu_zein_alkaf wrote:
Ishaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh."
Aqil Baligh :
Aqil = Berakal
Baligh = Proses peremajaan/pubertas.
Menurut mayoritas ulama Mazhab Syafi’i dan Hanbali seseorang dikatakan baligh apabila telah berusia 15 tahun, baik laki-laki atau perempuan. Menurut Imam Hanafi, usia baligh adalah 18 tahun bagi laki-laki dan 17 tahun bagi perempuan.
Semoga anda paham
mana tradisi sunat umur 15 tahun?
tunjukkan bukti muhammad disunat umur 15 tahun!!!!
*sumbernya mana tuh?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
Anda terlalu menekankan soal tradisi dan umurnya deh, padahal yang saya maksud adalah orang arab sebelum kelahiran nabi muhammad ada yang sudah dikhitan ada yang tidak. Sedangkan tradisi tersebut baru dijalankan kembali setelah diperintahkan oleh Nabi Muhammad.SEGOROWEDI wrote:lha iya..wahyu_zein_alkaf wrote:
Ishaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh."
Aqil Baligh :
Aqil = Berakal
Baligh = Proses peremajaan/pubertas.
Menurut mayoritas ulama Mazhab Syafi’i dan Hanbali seseorang dikatakan baligh apabila telah berusia 15 tahun, baik laki-laki atau perempuan. Menurut Imam Hanafi, usia baligh adalah 18 tahun bagi laki-laki dan 17 tahun bagi perempuan.
Semoga anda paham
mana tradisi sunat umur 15 tahun?
tunjukkan bukti muhammad disunat umur 15 tahun!!!!
*sumbernya mana tuh?
Saya tidak pernah menulis Nabi Muhammad dikhitan saat berumur 15 tahuntunjukkan bukti muhammad disunat umur 15 tahun!!!! wrote:
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
lha yang cuap-cuap kek gini siapa:
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: meneladani nabi ibrahim
Makanya saya bilang yang diterusin adalah Tradisi Khitannya. Perintah Allah kepada Ibrahim kan cuman nyuruh Khitan, meainkan Allah tidak menyuruh Ibrahim nyunat Ishaq umur 7 hari dan Ismail saat Aqil Baligh, yang tersebut berada dikeputusan Ibrahim langsung. Lagi pula hukum khitan hanya disebutkan didalam Hadist, maka hukum tersebut mengarah kepada sunnah. (Sunnah = pekerjaan bila dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa). Khitan tersebut juga mengarah kepada yang dikhitan, yaitu umur berapa dia ingin dikhitan dan tidak ada larangan untuk seseorang tidak berkhitan. Lagipula Nabi Muhammadkan sudah khitan sejak lahir dan ayatnya sudah saya nyatakan diatas.SEGOROWEDI wrote:
lha yang cuap-cuap kek gini siapa:
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
1. kenapa anda tidak berani mengkritisi, apakah pernyataan nya benar atau tidak..?wahyu_zein_alkaf wrote:Hadist Nabi salallahu'alihiwasalam menjejelaskan:alex77 wrote:buktikan muhammad bersunat..?Mutiara wrote:muslim umat nabi Muhammad juga quran wajibkan untuk meneladani beberapa syariat nabi Ibrahim, karena nabi Muhammad pun juga melaksanakannya, seperti bersunat, berkorban, berhaji, dan hanya menjadikan kabah sebagai kiblat, bukan untuk disembah sebagai berhala seperti penyekewang kaum kafir pagan quraish waktu itu.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَسُلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ
Artinya:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku".
(HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)
Masihkah anda tidak percaya bahwa nabi muhammad sudah disunat?
2. kl muhammad terlahir dalam keadaan bersunat, artinya dia "melaksanakan" sunat bukan krn ajaran ibrahim, tp memang karna terlahir dalam keadaan bersunat..
alex77- LETNAN DUA
-
Posts : 773
Kepercayaan : Protestan
Location : indonesia
Join date : 05.06.13
Reputation : 3
Re: meneladani nabi ibrahim
@zein..wahyu_zein_alkaf wrote:Makanya saya bilang yang diterusin adalah Tradisi Khitannya. Perintah Allah kepada Ibrahim kan cuman nyuruh Khitan, meainkan Allah tidak menyuruh Ibrahim nyunat Ishaq umur 7 hari dan Ismail saat Aqil Baligh, yang tersebut berada dikeputusan Ibrahim langsung. Lagi pula hukum khitan hanya disebutkan didalam Hadist, maka hukum tersebut mengarah kepada sunnah. (Sunnah = pekerjaan bila dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa). Khitan tersebut juga mengarah kepada yang dikhitan, yaitu umur berapa dia ingin dikhitan dan tidak ada larangan untuk seseorang tidak berkhitan. Lagipula Nabi Muhammadkan sudah khitan sejak lahir dan ayatnya sudah saya nyatakan diatas.SEGOROWEDI wrote:
lha yang cuap-cuap kek gini siapa:
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
anda sdh mengutip kitab kejadian:
bagaimana bisa anda katakan cuman nyuruh kitan aja..?(12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
anda membantah sendiri pernyataan anda...
alex77- LETNAN DUA
-
Posts : 773
Kepercayaan : Protestan
Location : indonesia
Join date : 05.06.13
Reputation : 3
Re: meneladani nabi ibrahim
Ya, saya memang mengutip ayat tersebut, namun ayat tersebutkan menggambarkan Ibrahim versi Kristen. Sedang yang anda quote diatas ayat tersbut lebih tertuju pada Ibrahim versi Islam. Jika mau tau Ibrahim versi Islamnya gini :alex77 wrote:@zein..wahyu_zein_alkaf wrote:Makanya saya bilang yang diterusin adalah Tradisi Khitannya. Perintah Allah kepada Ibrahim kan cuman nyuruh Khitan, meainkan Allah tidak menyuruh Ibrahim nyunat Ishaq umur 7 hari dan Ismail saat Aqil Baligh, yang tersebut berada dikeputusan Ibrahim langsung. Lagi pula hukum khitan hanya disebutkan didalam Hadist, maka hukum tersebut mengarah kepada sunnah. (Sunnah = pekerjaan bila dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa). Khitan tersebut juga mengarah kepada yang dikhitan, yaitu umur berapa dia ingin dikhitan dan tidak ada larangan untuk seseorang tidak berkhitan. Lagipula Nabi Muhammadkan sudah khitan sejak lahir dan ayatnya sudah saya nyatakan diatas.SEGOROWEDI wrote:
lha yang cuap-cuap kek gini siapa:
Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
anda sdh mengutip kitab kejadian:bagaimana bisa anda katakan cuman nyuruh kitan aja..?(12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
anda membantah sendiri pernyataan anda...
Umur 7 hari sama umur ketika Pubertas itukan beda jauh, dan jika anda menelaahnya lebih cermat, anda pasti bisa memahami konsep saya tadiIshaq AS pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi Ismail as pada saat aqil baligh." wrote:
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
Sebenarnya saya tidak ingin membahas tentang khitan nabi muhammad, karena khitan nabi Muhammad itu terletak kepada kepercayaan masing - masing, tapi karena anda sangat menekankan pada tersebut, terserahlah :alex77 wrote:1. kenapa anda tidak berani mengkritisi, apakah pernyataan nya benar atau tidak..?wahyu_zein_alkaf wrote:Hadist Nabi salallahu'alihiwasalam menjejelaskan:alex77 wrote:buktikan muhammad bersunat..?Mutiara wrote:muslim umat nabi Muhammad juga quran wajibkan untuk meneladani beberapa syariat nabi Ibrahim, karena nabi Muhammad pun juga melaksanakannya, seperti bersunat, berkorban, berhaji, dan hanya menjadikan kabah sebagai kiblat, bukan untuk disembah sebagai berhala seperti penyekewang kaum kafir pagan quraish waktu itu.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَسُلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ
Artinya:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Diantara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku".
(HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)
Masihkah anda tidak percaya bahwa nabi muhammad sudah disunat?
2. kl muhammad terlahir dalam keadaan bersunat, artinya dia "melaksanakan" sunat bukan krn ajaran ibrahim, tp memang karna terlahir dalam keadaan bersunat..
Ada 3 pendapat tentang khitaan Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam:
a. Lahir dalam keadaan sudah disunat
b. Disunat oleh malaikat Jibril saat ia membelah dadanya
c. Disunat oleh kakeknya, yaitu Abdul Muttaalib sesuai tradisi orang-orang Arab
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dalam bukunya Tuhfatul Mauluud menyampaikan banyak hadits untuk poin a, tapi semuanya dha'if. Sehingga tertolaklah pendapat bahwa Nabi lahir dalam keadaan sudah disunat. Ibnu Qayyim menjelaskan lebih lanjut, jika ada bayi yang terlahir dalam keadaan sudah disunat, maka hal tersebut bukanlah merupakan tanda kesalehan atau mukjizat seperti yang sering dianggap banyak orang. Melainkan harus dinilai sebagai bawaan lahir saja.
Tentang pendapat bahwa Jibril yang mengkhitan, Ibnu Qayyim juga menjelaskan bahwa hadits-hadits shahih tentang kisah pembelahan dada Nabi tidak satupun menceritakan tentang sunat. Semua hadits yang meriwayatkan Jibril mengkhitan Nabi adalah syadz dan ghariib (aneh), sehingga pendapat ini juga tertolak.
Pendapat yang disetujui oleh para ulama dan yang paling cenderung benar, adalah pendapat ketiga, bahwa Nabi dikhitan oleh kakeknya, Abdul Muttaalib saat berusia 7 hari, sebagaimana kebiasaan orang-orang Arab di zaman itu. (Zaadul Ma'aad, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah)
2. Jika demikian, berarti Nabi Muhammad tidak dibebani oleh Allah SWT kewajiban untuk berkhitan. Menurut pertanyaan anda sendiri!
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: meneladani nabi ibrahim
jadi alloh gak nyuruh khitan kan?wahyu_zein_alkaf wrote:
Makanya saya bilang yang diterusin adalah Tradisi Khitannya. Perintah Allah kepada Ibrahim kan cuman nyuruh Khitan, meainkan Allah tidak menyuruh Ibrahim nyunat Ishaq umur 7 hari dan Ismail saat Aqil Baligh, yang tersebut berada dikeputusan Ibrahim langsung. Lagi pula hukum khitan hanya disebutkan didalam Hadist, maka hukum tersebut mengarah kepada sunnah. (Sunnah = pekerjaan bila dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa). Khitan tersebut juga mengarah kepada yang dikhitan, yaitu umur berapa dia ingin dikhitan dan tidak ada larangan untuk seseorang tidak berkhitan. Lagipula Nabi Muhammadkan sudah khitan sejak lahir dan ayatnya sudah saya nyatakan diatas.
makanya muhammad gak khitan, tapi nyuruh orang khitan, ikutan/nyontek yahudi..
sedang dirinya ngaku sudah dikhitan malaikat, padahal takut/tidak khitan..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Halaman 1 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» film nabi ibrahim
» keteladanan nabi ibrahim
» NABI IBRAHIM = BATARA BRAHMA...???
» ibadah haji sudah ada sejak nabi ibrahim
» Perjalanan Nabi Ibrahim, menuju Arabia menurut Bible
» keteladanan nabi ibrahim
» NABI IBRAHIM = BATARA BRAHMA...???
» ibadah haji sudah ada sejak nabi ibrahim
» Perjalanan Nabi Ibrahim, menuju Arabia menurut Bible
Halaman 1 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik