Saudi Larang Warga Asing Kumandangkan Azan

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Departemen urusan Islam dan Dakwah Arab Saudi melarang warga asing mengumandangkan azan di negara ini.

Seperti dilaporkan Al Alam pada Sabtu (11/5), Departemen urusan Islam dan Dakwah Arab Saudi menilai pengumandangan azan dan imam jamaah warga asing melanggar undang-undang negara ini. Departemen ini meminta para imam jamaah masjid di negara ini melarang warga asing mengumandangkan azan.

Departemen bidang Islam dan Dakwah Saudi menyatakan warga asing yang melanggar peraturan ini akan dikeluarkan dari masjid. Pada akhirnya gaji mereka diputus serta dipecat dari pekerjaannya.

Sumber-sumber terpercaya menyatakan langkah Departemen bidang Islam dan Dakwah ditujukan untuk menempatkan warga Saudi sebagai imam shalat berjamaan dan azan di masjid-masjid negara ini.

Berdasarkan undang-undang Arab Saudi, para imam shalat berjamaah di masjid dan muadzin harus warga negara Arab Saudi.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/05/12/mmo0ha-saudi-larang-warga-asing-kumandangkan-azan

wahabiyun udah sakit,,,

karakter arab, segitunya..
itu aja di jaman modern, bayangkan karakter mereka di abad 7!

Sikapa Arab Saudi itu WAJAR lah

Mana mau "tuan" di pimpin "budak"

Itu aja ga bisa dipikirkan sama muslim hahahaha

keputusan pemerintah arab saudi bener..karena jika warga asing yang menjadi muadzin maka selanjutnyah imam akan dapat dilakukan warga asing sedangkan muadzin dan imam leboih afdhol adalah tuan rumah..bila warga arab saudi datang ke tempat sayah maka dia harus makmum pada imam di mushola dan dia gak berhak mengambil tempat sebagai muadzin kecuali uda gak ada orang yang mampu adzan di wilayah sekitar mushola..

memang lebih afdholnya seperti itu, namun apakah tidak berlebihan bila hal ini sampai dibuat undang2-nya, dan bahkan sanksinya adalah dikeluarkan dari Masjid...
tapi ntahlah, sahabat saya dr facebook yang tinggal di Kota Mekkah ketika mendengar berita ini, beliau menyangkalnya karena hingga kini banyak Masjid di sana yang Muadzinnya adalah orang asing..
walloohu a'lam

Admin wrote:
memang lebih afdholnya seperti itu, namun apakah tidak berlebihan bila hal ini sampai dibuat undang2-nya, dan bahkan sanksinya adalah dikeluarkan dari Masjid...
tapi ntahlah, sahabat saya dr facebook yang tinggal di Kota Mekkah ketika mendengar berita ini, beliau menyangkalnya karena hingga kini banyak Masjid di sana yang Muadzinnya adalah orang asing..
walloohu a'lam

tentulah sekilas akan dapat dikatakan berlebihan..karena imam masjid memperoleh gaji dan banyak warga asing yang bersedia menjadi imam atow muadzin bukankah dapat menyebabkan timbulnya "makan gaji buta"?..

di beberapa tempat yang sayah pernah kunjungi,imam rawatib dilakukan secara bergilir dan untuk itu takmir mengeluarkan infaq (dari kotak amal) sebagai ganti jerih payah mereka..para imam ditunjuk dari tetangga masjid..dan sebetulnyah sangat penting untuk menempatkan imam rawatib secara tetap di mushola atow masjid yang berada di pemukiman..dengan pengelolaan profesional maka akan menjadi keniscayaan bila pada suatu hari masjid akan menjadi pusat peradaban..sehingga pelarangan warga asing,menurut sayah,adalah baik untuk dilakukan agar warga sekitar bertanggung jawab terhadap pilar..

ya benar, bila tujuan ditegakkannya uu tersebut adalah dengan tujuan baik, silahkan saja, yang terpenting persatuan dan kesatuan Ummat tetap terjaga melalui sholat berjama'ah di Masjid2...

musicman wrote:@Abu H

..bila warga arab saudi datang ke tempat sayah maka dia harus makmum pada imam di mushola dan dia gak berhak mengambil tempat sebagai muadzin kecuali uda gak ada orang yang mampu adzan di wilayah sekitar mushola..

setahu saya, bunyi Hadits Rasulullah tidak berkata Harus dalam artian harga mati hanya dikecualikan tidak ada yg mampun adzan atau menjadi Imam.

Tapi apabila Tuan Rumah mengijinkan, maka Sah dan Afdhol..
Artinya pesan nabi lebih diartikan sekedar menghormati Tuan Rumah, bukan suatu kemutlakan.

Nah..Kalau Tuan rumahnya (misal:Arab Saudi) merasa paling mampu menjadi Imam..yah telan aja sudah


Toh nilai2 Ibadah ngga luntur krn Imamnya orang Arab saudi

haditsnya emang lebih afdhol dan sayah pilih "lebih afdhol" sebagai HARUS itu sebuah reaksi dari UU kerajaan saudi..warga asing HARUS jadi makmum..raja saud dan para pangeran yah HARUS wal WAJIB jadi makmum kalow sholat di mushola LI..kalow mereka ridlo yah berarti konsekuen dengan UU mereka sendiri..kalow gak mau kan aneh toh?apalagi-> apa sih yang menjadikan bangsawan arab LEBIH BAIK dari imam di mushola kecil LI?...........wkwkwk..emang LI punya mushola?

tapi mesti diketahui dulu,latar belakang aturan pelarangan..sayah hanya khawatir kalow para imam akhirnya "makan gaji buta"..

mimin wrote:ya benar, bila tujuan ditegakkannya uu tersebut adalah dengan tujuan baik, silahkan saja, yang terpenting persatuan dan kesatuan Ummat tetap terjaga melalui sholat berjama'ah di Masjid2...

iyah deh..apa sih yang nggak buat eloh?

kek gitu aja kok jadi persoalan
gak penting