jangan mau ditipu NII
Halaman 1 dari 1 • Share
jangan mau ditipu NII
Para mantan anggota jamaah sempalan yang mengaku penegak berdirinya NII menuturkan kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan pada alirannya.
Rosyidah (nama samaran), mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang, menuturkan: "Saya keluar karena saya tidak puas, banyak pertanyaan dari saya yang tidak terjawab dalam forum NIl" selain itu, ajaran NII banyak menyimpang dari ajaran Islam. Pertama, karena terlibat serius dalam diskusi, banyak anggota NIl yang melupakan shalat. Kedua, ketentuan infak tiap bulan 60 ribu tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Ketiga, penggantian (qadla) puasa (bagi wanita yang sedang haid) dengan denda uang juga tidak berdasar. Keempat, ketentuan zakat fithrah pertahun 50 ribu. Kelima, menetapkan batas waktu makan sahur adalah sampai matahari terbit. Keenam, mereka menganggap dirinya paling benar dan dijamin masuk sorga. Kesimpulannya, NIl itu penipu, Islam hanya dipakai kedok untuk mengeruk uang semata." (Sumber: Majalah Tajuk, 25 Nopember 1999)
Novi, juga berpaling dari kelompok itu; ia sedikit beruntung, belum disumpah seperti yang lain. Dan Rp. 500.000,- iuran wajib, baru Rp. 100.000,-yang dibayarnya. Beban untuk merekrut satu anggota baru belum satu pun didapat, ia sudah keburu sebel dengan ajaran kelompok itu yang katanya banyak penyimpangannya. Hal ini memang pernah langsung dirasakannya sendiri, tatkala dia hadir untuk pertama kalinya di markas pengajian mereka di Gang Arab No 26 A Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Seorang diantara mereka, namanya Rahmat, bertanya kepadanya,"Kamu percaya Al-Qur'an ? Al-Qur'an boleh diinjak enggak? Boleh diludahin enggak? Boleh dilemparin enggak? Jawaban Novi: Tidak boleh. Rahmat langsung menyahut: "Siapa bilang tidak boleh? Lihat, saya akan lakukan itu, dan saya tidak akan kualat, sebab, Al-Qu'an itu buatan manusia" Rahmat lalu menginjak, meludahi dan menyobek kitab Suci itu. (Sumber: Majalah Tajuk, 25 Nopember 1999)
Narsih, juga hengkang dari sana karena melihat banyak keganjilan. Misalnya, orang lain 'termasuk orang tua tidak boleh tahu. Dan yang amat merepotkan, dia dimintai duit untuk iuran sebesar 600 ribu, katanya itu sebagai persyaratan untuk "hijrah." Kalau belum "hijrah" berarti belum resmi menjadi anggota kelompok. Bukan cuma itu, pada setiap pertemuan pun, anggota dimintai sumbangan. Pernah suatu kali, tutur Ayah Narsih kepada Tajuk, kalung emas milik Narsih raib, ketika ditanya, Nasih baru mengaku kalau kalung emasnya diberikan kepada kelompok ini, sebagai pengganti uang yang harus dibayarkan "Ini satu satunya kasus yang sempat diketahui orang tua tentang kegiatan saya di kelompok itu." kata Narsih. (Sumber: Majalah Tajuk, 25 Nopember 1999)
Lisma, Ibunya meneteskan air mata. Kesedihannya memang tak tertahankan. Betapa tidak, anak kesayangannya Lisma, yang dulu dikenal sebagai gadis baik baik, kini telah berubah tabiatnya. "Saya mencoba menyadarkan anak saya, tapi ia malah melawan. Saya dibilangnya kafir, Astaghfirullah." Lisma, memang telah berubah. Mahasiswa ITB itu tak pernah pulang lagi ke rumah. Prestasi kuliahnya pun menurun. Padahal ia sebelumnya cerdas, perubahan itu terjadi sejak ia menjadi anggota NII "Saya mengetahui anak saya tersesat, setelah mendapatkan panggilan dari kampus. Ternyata anak saya tak pernah kuliah." Menurut Hermawan, Ketua badan Pelaksana Yayasan PembinaanMasjid Salman ITB, sekitar 200 mahasiswa ITB terancam drop out gara-gara terlibat aliran NIl. "Mereka tidak pernah mengikuti kuliah. Bahkan kami pun sering di diskreditkan oleh kelompok itu" kata Hermawan.
(Sumber: Majalah Forum Keadilan, 27 Februari 2000)
Seorang pejabat di Pandeglang, Menjelang hari raya 'Iedul Qurban tahun lalu misalnya, tiap anggota diperintahkan berkorban. Bukan dengan cara menyembelih hewan qurban sendiri, tetapi dengan cara diserahkan kepada pimpinannya dalam bentuk uang, seekor kambing dianggap berharga Rp. 150.000,- "Saya sendiri waktu itu tak ikut berkorban, soalnya memang lagi tidak ada uang" ujar seorang "Pembantu Bupati." (Harian Republika, 13 Agustus 1994)
Rosyidah (nama samaran), mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang, menuturkan: "Saya keluar karena saya tidak puas, banyak pertanyaan dari saya yang tidak terjawab dalam forum NIl" selain itu, ajaran NII banyak menyimpang dari ajaran Islam. Pertama, karena terlibat serius dalam diskusi, banyak anggota NIl yang melupakan shalat. Kedua, ketentuan infak tiap bulan 60 ribu tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Ketiga, penggantian (qadla) puasa (bagi wanita yang sedang haid) dengan denda uang juga tidak berdasar. Keempat, ketentuan zakat fithrah pertahun 50 ribu. Kelima, menetapkan batas waktu makan sahur adalah sampai matahari terbit. Keenam, mereka menganggap dirinya paling benar dan dijamin masuk sorga. Kesimpulannya, NIl itu penipu, Islam hanya dipakai kedok untuk mengeruk uang semata." (Sumber: Majalah Tajuk, 25 Nopember 1999)
Novi, juga berpaling dari kelompok itu; ia sedikit beruntung, belum disumpah seperti yang lain. Dan Rp. 500.000,- iuran wajib, baru Rp. 100.000,-yang dibayarnya. Beban untuk merekrut satu anggota baru belum satu pun didapat, ia sudah keburu sebel dengan ajaran kelompok itu yang katanya banyak penyimpangannya. Hal ini memang pernah langsung dirasakannya sendiri, tatkala dia hadir untuk pertama kalinya di markas pengajian mereka di Gang Arab No 26 A Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Seorang diantara mereka, namanya Rahmat, bertanya kepadanya,"Kamu percaya Al-Qur'an ? Al-Qur'an boleh diinjak enggak? Boleh diludahin enggak? Boleh dilemparin enggak? Jawaban Novi: Tidak boleh. Rahmat langsung menyahut: "Siapa bilang tidak boleh? Lihat, saya akan lakukan itu, dan saya tidak akan kualat, sebab, Al-Qu'an itu buatan manusia" Rahmat lalu menginjak, meludahi dan menyobek kitab Suci itu. (Sumber: Majalah Tajuk, 25 Nopember 1999)
Narsih, juga hengkang dari sana karena melihat banyak keganjilan. Misalnya, orang lain 'termasuk orang tua tidak boleh tahu. Dan yang amat merepotkan, dia dimintai duit untuk iuran sebesar 600 ribu, katanya itu sebagai persyaratan untuk "hijrah." Kalau belum "hijrah" berarti belum resmi menjadi anggota kelompok. Bukan cuma itu, pada setiap pertemuan pun, anggota dimintai sumbangan. Pernah suatu kali, tutur Ayah Narsih kepada Tajuk, kalung emas milik Narsih raib, ketika ditanya, Nasih baru mengaku kalau kalung emasnya diberikan kepada kelompok ini, sebagai pengganti uang yang harus dibayarkan "Ini satu satunya kasus yang sempat diketahui orang tua tentang kegiatan saya di kelompok itu." kata Narsih. (Sumber: Majalah Tajuk, 25 Nopember 1999)
Lisma, Ibunya meneteskan air mata. Kesedihannya memang tak tertahankan. Betapa tidak, anak kesayangannya Lisma, yang dulu dikenal sebagai gadis baik baik, kini telah berubah tabiatnya. "Saya mencoba menyadarkan anak saya, tapi ia malah melawan. Saya dibilangnya kafir, Astaghfirullah." Lisma, memang telah berubah. Mahasiswa ITB itu tak pernah pulang lagi ke rumah. Prestasi kuliahnya pun menurun. Padahal ia sebelumnya cerdas, perubahan itu terjadi sejak ia menjadi anggota NII "Saya mengetahui anak saya tersesat, setelah mendapatkan panggilan dari kampus. Ternyata anak saya tak pernah kuliah." Menurut Hermawan, Ketua badan Pelaksana Yayasan PembinaanMasjid Salman ITB, sekitar 200 mahasiswa ITB terancam drop out gara-gara terlibat aliran NIl. "Mereka tidak pernah mengikuti kuliah. Bahkan kami pun sering di diskreditkan oleh kelompok itu" kata Hermawan.
(Sumber: Majalah Forum Keadilan, 27 Februari 2000)
Seorang pejabat di Pandeglang, Menjelang hari raya 'Iedul Qurban tahun lalu misalnya, tiap anggota diperintahkan berkorban. Bukan dengan cara menyembelih hewan qurban sendiri, tetapi dengan cara diserahkan kepada pimpinannya dalam bentuk uang, seekor kambing dianggap berharga Rp. 150.000,- "Saya sendiri waktu itu tak ikut berkorban, soalnya memang lagi tidak ada uang" ujar seorang "Pembantu Bupati." (Harian Republika, 13 Agustus 1994)
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: jangan mau ditipu NII
NII KW9, Buatan Intelijen!
Apakah ada relasi antara kelompok yang bernama Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9) dengan Mahad Az Zaytun di Indramayu? Untuk mendapat jawabannya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pun melakukan investigasi.
Disamping menemukan kaitannya, MUI pun mendapat pengakuan dari mantan kepala Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin, sekarang Badan Intelijen Nasional/BIN) bahwa badan intelijen negara era Soeharto telah melakukan Operasi Khusus (Opsus) untuk pembusukan NII dengan membuat NII KW9 yang menyimpang jauh dari NII asli.
Hal itu diungkap Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat H Aminuddin Yaqub dalam acara talkshow Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-30, Selasa (10/5) siang di Wisma Antara, Jakarta.
Pada Maret 2002, MUI membentuk tim investigasi yang diketuai KH Makruf Amin untuk menjawab pertanyaan: (1) apa dan bagaimana sistem pendidikan di Az Zaytun? (2) apa dan bagaimana NII itu? dan (3) apakah ada relasi antara NII dan Az Zaytun?
Untuk menjawab pertanyaan nomor satu relatif mudah. "Saya menginap delapan hari tujuh malam di Az Zaytun," ujar Aminuddin yang saat itu menjadi sekretaris tim investagasi MUI. "Belum kita temukan aktivitas penyimpangan. Santri tetap shalat. Silabinya pun berupa silabi gabungan dari Depag, Diknas, dan Gontor," ujarnya.
Untuk menjawab pertanyaan nomor dua, relatif sulit dan ini pula yang menyebabkan penelitian berlangsung lama hingga baru selesai delapan bulan kemudian. "NII ini sangat kompleks, kita kaji dan datangi korban-korbannya sampai ke Jakarta, Banten bahkan Gorontalo!" ujarnya.
Dari hasil penelusuran itu dapat disimpulkan dua hal. Pertama, ada NII asli yang didirikan SM Kartosoewirjo pada tahun 1949 dan ada NII palsu alias NII KW9 yang menyimpang jauh dari NII Kartosoewirjo apalagi ajaran Islam lantaran menganggap shalat tidak wajib, serta melakukan pencurian, penipuan bahkan pelacuran untuk mendapatkan sejumlah uang untuk disetorkan kepada ‘negara' NII KW9.
NII Kartosoewirjo tidak bisa dikatakan sesat karena tidak ada ajarannya yang menyimpang dari Islam, hanya saja NII Kartosoewirjo berbeda visi politiknya dengan pemerintah sehingga dilarang. "NII Kartosoewirjo murni politik untuk menengakkan syariah Islam, dari sudut pandang agama, kita tidak melihat ada penyimpangan," ujarnya.
Bagaimana dengan jawaban atas pertanyaan nomor tiga? Menurutnya ternyata ada tiga relasi yang sangat signifikan antara Az Zaytun dan NII KW9.
Pertama, dari aspek historis. Az Zaytun lahir tidak lepas dari NII KW9. Apakah NII KW9 bermetamorfosa jadi Az Zaytun? Untuk mendapat jawabannya, MUI pun menghubungi Abu Toto (pimpinan NII KW9) alias Panji Gumilang (Pimpinan Az Zaytun). "Saya komfirmasi ke Abu Toto tapi Abu Toto tidak mau diwawancarai," ujarnya.
Kedua, relasi kepemimpinan. Ternyata pemimpin dan petinggi Az Zaytun dengan NII KW9 sama. "Mulai dari Panji Gumilang, eksponen Yayasan Pesantren Indonesia, sampai para gurunya ternyata adalah anggota NII KW9!" ujarnya.
Ketiga, ada aliran dana yang sangat relevan. "Yakni adanya haraqah muharam alias adanya setoran dana dari ‘camat' dan ‘gubernur' NII KW9 di Az Zaytun," tegasnya.
Dalam investigasi itu,MUI pun tidak lupa mengundang mantan Ketua Bakin ZA Maulani untuk pendalaman karena MUI mensinyalir kasus ini ada campur tangan intelijen negara. Menurutnya, mantan kepala intelijen negara era BJ Habibie itu tidak membantah dugaan itu bahkan ZA Maulani pun dengan tegas menyatakan bahwa NII KW9 merupakan Operasi Khusus (Opsus) Defeksi (pembusukan dari dalam) yang dipimpin wakil ketua Bakin saat itu Ali Moertopo.
"Almarhum ZA Maulani dengan tegas menyatakan bahwa NII merupakan defeksi pada masa Ali Moertopo," ujarnya. Kemudian pada 2003, MUI pun menyerahkan temuannya kepada Mabes Polri untuk ditindaklanjuti.
"Saya menghadap Dada Rosada, Kabes Intelkam Mabes Polri, semua database saya serahkan," ujarnya. Namun sayangnya temuan tersebut tidak ditindaklanjuti secara serius oleh Polri.
Lelaki yang konsern menangani korban NII KW9 ini pun merasa kecewa dan menganggap pemerintah telah bertindak dzalim. "Saya konsern ke korban yang terjebak NII KW9, pembiaran terhadap itu merupakan kedzaliman yang luar biasa dari pemerintah," sesalnya.
Mantan ‘camat' di NII KW9 Imam Shalahuddin dan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto hadir pula sebagai pembicara dalam acara yang digelar sebulan sekali oleh HTI tersebut.
Dalam talkshow yang bertema Teror NII, Kriminalisasi Perjuangan Islam (Membongkar Skenario Jahat di Balik Isu NII) Ismail menegaskan, merebaknya kembali isu NII merupakan politik monsterisasi yang dilakukan pemerintah karena kekalahan intelektual untuk menghadang semakin kuatnya keinginan masyarakat untuk hidup dalam negara yang menerapkan syariah Islam kaffah yang sering disebut sebagai negara Islam, daulah Islam atau khilafah.
Akibat dari politik monsterisasi ini sangat berbahaya karena orang jadi takut bergabung dengan kelompok dakwah yang berjuang diberlakukannya syariah Islam secara kaffah oleh negara karena takut terjebak NII KW9.
Lebih parahnya lagi korban politik monsterisasi ini tidak lagi berfikir secara rasional atau pun logis. Buktinya, si korban meyakini Islam itu bagus, buktinya, mereka ingin membangun keluarga Islam, anaknya pun disekolahkan di sekolah Islam, ekonominya pun ingin ekonomi Islam. Tapi ketika menyebut negara Islam, jadi takut.
"Mestinya kita juga percaya bahwa negara Islam itu bagus. Jadi mengapa bisa giliran negara Islam, itu kok jelek? jadi tidak logis, orang kok tiba-tiba tidak mau negara Islam?" pungkasnya retorik.[]joko prasetyo
Apakah ada relasi antara kelompok yang bernama Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9) dengan Mahad Az Zaytun di Indramayu? Untuk mendapat jawabannya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pun melakukan investigasi.
Disamping menemukan kaitannya, MUI pun mendapat pengakuan dari mantan kepala Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin, sekarang Badan Intelijen Nasional/BIN) bahwa badan intelijen negara era Soeharto telah melakukan Operasi Khusus (Opsus) untuk pembusukan NII dengan membuat NII KW9 yang menyimpang jauh dari NII asli.
Hal itu diungkap Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat H Aminuddin Yaqub dalam acara talkshow Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-30, Selasa (10/5) siang di Wisma Antara, Jakarta.
Pada Maret 2002, MUI membentuk tim investigasi yang diketuai KH Makruf Amin untuk menjawab pertanyaan: (1) apa dan bagaimana sistem pendidikan di Az Zaytun? (2) apa dan bagaimana NII itu? dan (3) apakah ada relasi antara NII dan Az Zaytun?
Untuk menjawab pertanyaan nomor satu relatif mudah. "Saya menginap delapan hari tujuh malam di Az Zaytun," ujar Aminuddin yang saat itu menjadi sekretaris tim investagasi MUI. "Belum kita temukan aktivitas penyimpangan. Santri tetap shalat. Silabinya pun berupa silabi gabungan dari Depag, Diknas, dan Gontor," ujarnya.
Untuk menjawab pertanyaan nomor dua, relatif sulit dan ini pula yang menyebabkan penelitian berlangsung lama hingga baru selesai delapan bulan kemudian. "NII ini sangat kompleks, kita kaji dan datangi korban-korbannya sampai ke Jakarta, Banten bahkan Gorontalo!" ujarnya.
Dari hasil penelusuran itu dapat disimpulkan dua hal. Pertama, ada NII asli yang didirikan SM Kartosoewirjo pada tahun 1949 dan ada NII palsu alias NII KW9 yang menyimpang jauh dari NII Kartosoewirjo apalagi ajaran Islam lantaran menganggap shalat tidak wajib, serta melakukan pencurian, penipuan bahkan pelacuran untuk mendapatkan sejumlah uang untuk disetorkan kepada ‘negara' NII KW9.
NII Kartosoewirjo tidak bisa dikatakan sesat karena tidak ada ajarannya yang menyimpang dari Islam, hanya saja NII Kartosoewirjo berbeda visi politiknya dengan pemerintah sehingga dilarang. "NII Kartosoewirjo murni politik untuk menengakkan syariah Islam, dari sudut pandang agama, kita tidak melihat ada penyimpangan," ujarnya.
Bagaimana dengan jawaban atas pertanyaan nomor tiga? Menurutnya ternyata ada tiga relasi yang sangat signifikan antara Az Zaytun dan NII KW9.
Pertama, dari aspek historis. Az Zaytun lahir tidak lepas dari NII KW9. Apakah NII KW9 bermetamorfosa jadi Az Zaytun? Untuk mendapat jawabannya, MUI pun menghubungi Abu Toto (pimpinan NII KW9) alias Panji Gumilang (Pimpinan Az Zaytun). "Saya komfirmasi ke Abu Toto tapi Abu Toto tidak mau diwawancarai," ujarnya.
Kedua, relasi kepemimpinan. Ternyata pemimpin dan petinggi Az Zaytun dengan NII KW9 sama. "Mulai dari Panji Gumilang, eksponen Yayasan Pesantren Indonesia, sampai para gurunya ternyata adalah anggota NII KW9!" ujarnya.
Ketiga, ada aliran dana yang sangat relevan. "Yakni adanya haraqah muharam alias adanya setoran dana dari ‘camat' dan ‘gubernur' NII KW9 di Az Zaytun," tegasnya.
Dalam investigasi itu,MUI pun tidak lupa mengundang mantan Ketua Bakin ZA Maulani untuk pendalaman karena MUI mensinyalir kasus ini ada campur tangan intelijen negara. Menurutnya, mantan kepala intelijen negara era BJ Habibie itu tidak membantah dugaan itu bahkan ZA Maulani pun dengan tegas menyatakan bahwa NII KW9 merupakan Operasi Khusus (Opsus) Defeksi (pembusukan dari dalam) yang dipimpin wakil ketua Bakin saat itu Ali Moertopo.
"Almarhum ZA Maulani dengan tegas menyatakan bahwa NII merupakan defeksi pada masa Ali Moertopo," ujarnya. Kemudian pada 2003, MUI pun menyerahkan temuannya kepada Mabes Polri untuk ditindaklanjuti.
"Saya menghadap Dada Rosada, Kabes Intelkam Mabes Polri, semua database saya serahkan," ujarnya. Namun sayangnya temuan tersebut tidak ditindaklanjuti secara serius oleh Polri.
Lelaki yang konsern menangani korban NII KW9 ini pun merasa kecewa dan menganggap pemerintah telah bertindak dzalim. "Saya konsern ke korban yang terjebak NII KW9, pembiaran terhadap itu merupakan kedzaliman yang luar biasa dari pemerintah," sesalnya.
Mantan ‘camat' di NII KW9 Imam Shalahuddin dan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto hadir pula sebagai pembicara dalam acara yang digelar sebulan sekali oleh HTI tersebut.
Dalam talkshow yang bertema Teror NII, Kriminalisasi Perjuangan Islam (Membongkar Skenario Jahat di Balik Isu NII) Ismail menegaskan, merebaknya kembali isu NII merupakan politik monsterisasi yang dilakukan pemerintah karena kekalahan intelektual untuk menghadang semakin kuatnya keinginan masyarakat untuk hidup dalam negara yang menerapkan syariah Islam kaffah yang sering disebut sebagai negara Islam, daulah Islam atau khilafah.
Akibat dari politik monsterisasi ini sangat berbahaya karena orang jadi takut bergabung dengan kelompok dakwah yang berjuang diberlakukannya syariah Islam secara kaffah oleh negara karena takut terjebak NII KW9.
Lebih parahnya lagi korban politik monsterisasi ini tidak lagi berfikir secara rasional atau pun logis. Buktinya, si korban meyakini Islam itu bagus, buktinya, mereka ingin membangun keluarga Islam, anaknya pun disekolahkan di sekolah Islam, ekonominya pun ingin ekonomi Islam. Tapi ketika menyebut negara Islam, jadi takut.
"Mestinya kita juga percaya bahwa negara Islam itu bagus. Jadi mengapa bisa giliran negara Islam, itu kok jelek? jadi tidak logis, orang kok tiba-tiba tidak mau negara Islam?" pungkasnya retorik.[]joko prasetyo
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: jangan mau ditipu NII
JAKARTA - Gerakan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) dinilai sudah sangat meresahkan. Disamping paham ajarannya yang sesat, kelompok ini kerap mengumpulkan uang dari para anggotanya yang jumlahnya puluhan hingga ratusan juta, yang bahkan bisa membuat targetnya tersebut sampai miskin seketika.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, Pondok Pesantren Al Zaytun yang disebut sebagai bagian dari gerakan NII KW9 adalah NII palsu buatan pemerintah dan dikelola oleh intelijen.
“Gerakan ini memiliki dua tujuan, yakni politik dan ekonomi. Tujuan politiknya adalah menjaga ideologi Pancasila, sedangkan dari segi ekonomi lebih memakmurkan para intelijen yang mengelola itu,” ujar Chaidar dalam perbincangan dengan okezone, di Jakarta, Minggu (1/5/2011) malam.
Chaidar menambahkan, gerakan ini bisa sudah terprogram oleh pemerintah bahkan bisa mengumpulkan dana hingga Rp10 miliar dalam waktu satu bulan dengan jumlah jamaah yang terus menunjukkan peningkatan.
“Umatnya sampai dua ton, dananya mereka itu miliaran disimpan di Bank Century. Saya kira ini konspirasi luas dari pemerintah sejak gerakan ini ada tahun 1992 lalu,” terangnya.
“Solusi yang sejatinya diambil yakni dengan mengintensifkan peranan para tokoh agama dalam memberikan pembekalan ilmu agama Islam yang cukup juga menindak dan menangkap orang-orang NII KW9 ini,” pungkasnya. [Rizka Diputra - Okezone]
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: jangan mau ditipu NII
Tololnya ni slimer, jelas2 ada rekaman videonya dan ditayangkan di televisi nasional tentang tu NII. Masih ae bilang gosip
Slim jangan percaya HADIS ya, itu sama dengan NII >>>GOSIP!! Kata saudara seukuwah loe tuh
Slim jangan percaya HADIS ya, itu sama dengan NII >>>GOSIP!! Kata saudara seukuwah loe tuh
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: jangan mau ditipu NII
NKRI tapi undang2nya WAJIB SYARIAH >> NII jadinya slim!!
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: jangan mau ditipu NII
BiasaSaja wrote:Tololnya ni slimer, jelas2 ada rekaman videonya dan ditayangkan di televisi nasional tentang tu NII. Masih ae bilang gosip
Slim jangan percaya HADIS ya, itu sama dengan NII >>>GOSIP!! Kata saudara seukuwah loe tuh
Baca dulu Om, postnya,,
apa isinya,,,
keburu-buru ngomong, kaya pembawa acara,,,Gosippp....Gosippp nyang suka adu domba
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Re: jangan mau ditipu NII
nii tidak nipu..
melainkan menjalankan yang ada di quran (misalnya 9:29)
dan mensunahi apa yang dilakikan sang 'manusia sempurna berakhlak termulia' baginda rosul
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: jangan mau ditipu NII
The.Barnabas wrote:BiasaSaja wrote:Tololnya ni slimer, jelas2 ada rekaman videonya dan ditayangkan di televisi nasional tentang tu NII. Masih ae bilang gosip
Slim jangan percaya HADIS ya, itu sama dengan NII >>>GOSIP!! Kata saudara seukuwah loe tuh
Baca dulu Om, postnya,,
apa isinya,,,
keburu-buru ngomong, kaya pembawa acara,,,Gosippp....Gosippp nyang suka adu domba
Baca ae apa kata gue berikutnya SLIM!! Bisa mikir apa tidak loe??
Emang kami semua ga ngerti Taqiya muslim apa?? Atau emang loe kagak ada otaknya??
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: jangan mau ditipu NII
^
^
emang dasar, okay lah ane jelasin,
entu artikel dari Ts dan ane tambahin, berisi tentang NII kw 9, yang sempet marak dan sekarang masih hidup namun sedikit dan tidak membabi buta pergerakanya, dannnnn, orang -orang yang ada didalamnya sampe sekarang ora ono diapa -apain, way? padahal laporan dah banyak masuk, aneh..dan termasuk dalam golongan makar,,lah pihak keamanan Indonesia diem aja,,,
Itu emang ada tapi maksud dan tujuanya rusak citra Islam Indonesia.
yowis kalo mas e tetep mau gosip...gosippp..ajak yang laen ya ane g ikut...
^
emang dasar, okay lah ane jelasin,
entu artikel dari Ts dan ane tambahin, berisi tentang NII kw 9, yang sempet marak dan sekarang masih hidup namun sedikit dan tidak membabi buta pergerakanya, dannnnn, orang -orang yang ada didalamnya sampe sekarang ora ono diapa -apain, way? padahal laporan dah banyak masuk, aneh..dan termasuk dalam golongan makar,,lah pihak keamanan Indonesia diem aja,,,
Itu emang ada tapi maksud dan tujuanya rusak citra Islam Indonesia.
yowis kalo mas e tetep mau gosip...gosippp..ajak yang laen ya ane g ikut...
The.Barnabas- LETNAN DUA
-
Posts : 894
Location : Jakarta
Join date : 27.07.12
Reputation : 36
Similar topics
» Merasa Ditipu First Travel, Eks Rekanan Datangi Bareskrim Polri
» Jangan Khawatir
» Jangan Ketinggalan
» jangan berbohong
» Jangan Mencobai Tuhan
» Jangan Khawatir
» Jangan Ketinggalan
» jangan berbohong
» Jangan Mencobai Tuhan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik