kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Halaman 1 dari 1 • Share
kepercayaan asli masyarakat tana toraja
DALAM kepercayaan asli masyarakat Tana Toraja yang disebut Aluk Todolo, kesadaran bahwa manusia hidup di Bumi ini hanya untuk sementara, begitu kuat. Prinsipnya, selama tidak ada orang yang bisa menahan Matahari terbenam di ufuk barat, kematian pun tak mungkin bisa ditunda.
Lalu, ke manakah hidup setelah mati? Sesuai mitos yang hidup di kalangan pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat berkumpulnya semua roh. Letaknya di bagian selatan tempat tinggal manusia. Hanya saja tidak setiap arwah atau roh orang yang meninggal itu dengan sendirinya bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika tidak diupacarakan atau upacara yang dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk (baca: ajaran dan tata cara peribadatan), yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat.
"Agar jiwa orang yang ’bepergian’ itu tidak tersesat, tetapi sampai ke tujuan, upacara yang dilakukan harus sesuai aluk dan mengingat pamali. Ini yang disebut sangka’ atau darma, yakni mengikuti aturan yang sebenarnya. Kalau ada yang salah atau biasa dikatakan salah aluk (tomma’ liong-liong), jiwa orang yang ’bepergian’ itu akan tersendat menuju siruga (surga)," kata Tato’ Denna’, salah satu tokoh adat setempat, yang dalam stratifikasi penganut kepercayaan Aluk Todolo mendapat sebutan Ne’ Sando.
Selama orang yang meninggal dunia itu belum diupacarakan, ia akan menjadi arwah dalam wujud setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini mereka sebut tomebali puang. Sambil menunggu korban persembahan untuknya dari keluarga dan kerabatnya lewat upacara pemakaman, arwah tadi dipercaya tetap akan memperhatikan dari dekat kehidupan keturunannya.
Oleh karena itu, upacara kematian menjadi penting dan semua aluk yang berkaitan dengan kematian sedapat mungkin harus dijalankan sesuai ketentuan. Sebelum menetapkan kapan dan di mana jenazah dimakamkan, pihak keluarga harus berkumpul semua, hewan korban pun harus disiapkan sesuai ketentuan. Pelaksanaannya pun harus dilangsungkan sebaik mungkin agar kegiatan tersebut dapat diterima sebagai upacara persembahan bagi tomebali puang mereka agar bisa mencapai puyo alias surga
Jika ada bagian-bagian yang dilanggar, katakanlah bila yang meninggal dunia itu dari kaum bangsawan namun diupacarakan tidak sesuai dengan tingkatannya, yang bersangkutan dipercaya tidak akan sampai ke puyo. Rohnya akan tersesat. Sementara bagi yang diupacarakan sesuai aluk dan berhasil mencapai puyo, dikatakan pula bahwa keberadaannya di sana juga sangat ditentukan oleh kualitas upacara pemakamannya. Dengan kata lain, semakin sempurna upacara pemakaman seseorang, maka semakin sempurnalah hidupnya di dunia keabadian yang mereka sebut puyo tadi.
//To na indanriki’ lino/To na pake sangattu’/Kunbai lau’ ri puyo/Pa’ Tondokkan marendeng//. Kita ini hanyalah pinjaman dunia yang dipakai untuk sesaat. Sebab, di puyo-lah negeri kita yang kekal. Di sana pula akhir dari perjalanan hidup yang sesungguhnya.
Bisa dimaklumi bila dalam setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi-sebanyak mungkin. Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puyo.
KEPERCAYAAN pada Aluk Todolo pada hakikatnya berintikan pada dua hal, yaitu padangan terhadap kosmos dan kesetiaan pada leluhur. Masing-masing memiliki fungsi dan pengaturannya dalam kehidupan bermasyarakat. Jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, sebutlah seperti dalam hal "mengurus dan merawat" arwah para leluhur, bencana pun tak dapat dihindari.
Berbagai bentuk tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh para penganut kepercayaan Aluk Todolo-termasuk ritus upacara kematian adat Tana Toraja yang sangat dikenal luas itu-kini pun masih bisa disaksikan. Meski terjadi perubahan di sana-sini, kebiasaan itu kini tak hanya dijalankan oleh para pemeluk Aluk Todolo, orang Tana Toraja yang sudah beragama Kristen dan Katolik pun umumnya masih melaksanakannya. Bahkan, dalam tradisi penyimpanan mayat dan upacara kematian, terjadi semacam "penambahan" dari yang semula lebih sederhana menjadi kompleks dan terkadang berlebihan.
Sebagai contoh, ajaran Aluk Todolo menghendaki agar orang yang meninggal dunia harus segera diupacarakan dan secepatnya dikuburkan. Maksud dari ajaran ini, seperti dikutip oleh M Ghozali Badrie dalam penelitiannya tentang "Penyimpanan Mayat di Tana Toraja", supaya keluarga yang ditinggalkan dapat melaksanakan upacara-upacara lain yang bersifat kegembiraan. Sebab, adalah pamali atau melanggar ketentuan aluk bila upacara kegembiraan (rambu tuka’) dilaksanakan bila ada orang mati (to mate). Lalu apa yang terjadi? Untuk mengatasi hal yang berlawanan ini, masyarakat Tana Toraja lalu mengatakan, mayat tersebut belum mati, tetapi dianggap sebagai orang yang masih sakit (to makula). Dengan begitu, mereka yang ingin melaksanakan upacara rambu tuka’ tidak terhalang hanya karena ada mayat di kampung tersebut.
Mengapa tradisi yang berangkat dari kepercayaan Aluk Todolo itu masih terus bertahan, bahkan di kalangan mereka yang sudah memeluk agama Kristen dan Katolik? Memang tak mudah untuk menemukan jawabannya. Masing-masing mempunyai argumentasi yang bila disederhanakan adalah wujud dari pewarisan tradisi dan bukan esensi kepercayaannya sebagai bagian dari agama masa lalu.
"Sebagai adat, saya tidak melihat adanya pertentangan dengan gereja," kata Pastor Stanislaus Ambalinggi’ Damen.
Bahkan, Pastor Stanislaus melihat kalau saja gereja bisa menangkap dasar dari semua itu, ada kemungkinan iman Kritiani di kalangan pemeluk Katolik di Tana Toraja akan lebih tertanam. "Ini yang kami usahakan, yakni bagaimana mengungkapkan apa yang diimani orang Tana Toraja dalam adatnya bisa saling isi dengan ajaran Kristiani," kata putra ke-7 (alm) Felix Damen, yang pada pekan ketiga Oktober lalu melangsungkan upacara pemakaman adat Tana Toraja bagi orangtuanya.
Sebagai orang Tana Toraja, Pastor Stanislaus menyatakan, upacara kematian untuk sang bapak yang ia adakan bersama saudara-saudaranya itu lebih dimaksudkan sebagai ungkapan kerinduan, ungkapan kasih, terhadap orang yang sudah meninggal. Lebih dari itu, tambahnya, bagi orang Tana Toraja ada kesadaran yang muncul lewat upacara semacam ini, yakni bahwa dunia ini tidak habis setelah kita meninggal dunia. Sebaliknya, kehidupan yang sesungguhnya masih akan dilanjutkan ke dunia di "seberang" sana.
"Upacara ini hanya jalan saja untuk menuju ke dunia ’seberang’ sana itu. Ini menyangkut kesadaran akan kehidupan rohani orang Tana Toraja," katanya.
MENYIMAK kenyataan yang terpapar, tampaknya tradisi yang diwariskan ajaran Aluk Todolo-khususnya dalam ritus-ritus pada upacara kematian-masih akan terus bertahan. Entah hingga kapan! Meski di lain pihak banyak yang mengecam bahwa upacara semacam itu hanyalah bentuk lain dari pemborosan, namun kuatnya ikatan sosial di Tana Toraja berikut sistem yang melingkupinya- termasuk semangat per-"lomba"-an untuk meningkatkan status dan gengsi dalam masyarakat-jangan-jangan justru akan semakin mengukuhkan ritus-ritus semacam itu.
Atau, akankah suatu saat berbagai tradisi tersebut akan pupus, ditendang oleh kemajuan zaman?
"Saya tidak khawatir ini semua akan hilang. Yang saya khawatirkan justru kalau orang membuatnya sekadar untuk show, sebagai performace. Kalau itu yang terjadi, cuma untuk gengsi-gengsian, kerugianlah yang didapat. Upacara ini memang bukan show, tetapi penghayatan/doa kita pada yang meninggal supaya hidupnya di sana menjadi baik," kata Pastor Stanislaus.
Hal senada juga dikemukakan Tinting dari desa adat Ke’te’ Kesu’. Dia berkata, "Di satu sisi memang terlihat terjadi pemborosan. Padahal, di balik itu semua ada falsafah lain. Falsafat hidup setelah mati."
Jika demikian halnya, mengapa tidak sebaiknya upacara-upacara kematian itu disederhanakan? (ken)
Lalu, ke manakah hidup setelah mati? Sesuai mitos yang hidup di kalangan pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat berkumpulnya semua roh. Letaknya di bagian selatan tempat tinggal manusia. Hanya saja tidak setiap arwah atau roh orang yang meninggal itu dengan sendirinya bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika tidak diupacarakan atau upacara yang dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk (baca: ajaran dan tata cara peribadatan), yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat.
"Agar jiwa orang yang ’bepergian’ itu tidak tersesat, tetapi sampai ke tujuan, upacara yang dilakukan harus sesuai aluk dan mengingat pamali. Ini yang disebut sangka’ atau darma, yakni mengikuti aturan yang sebenarnya. Kalau ada yang salah atau biasa dikatakan salah aluk (tomma’ liong-liong), jiwa orang yang ’bepergian’ itu akan tersendat menuju siruga (surga)," kata Tato’ Denna’, salah satu tokoh adat setempat, yang dalam stratifikasi penganut kepercayaan Aluk Todolo mendapat sebutan Ne’ Sando.
Selama orang yang meninggal dunia itu belum diupacarakan, ia akan menjadi arwah dalam wujud setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini mereka sebut tomebali puang. Sambil menunggu korban persembahan untuknya dari keluarga dan kerabatnya lewat upacara pemakaman, arwah tadi dipercaya tetap akan memperhatikan dari dekat kehidupan keturunannya.
Oleh karena itu, upacara kematian menjadi penting dan semua aluk yang berkaitan dengan kematian sedapat mungkin harus dijalankan sesuai ketentuan. Sebelum menetapkan kapan dan di mana jenazah dimakamkan, pihak keluarga harus berkumpul semua, hewan korban pun harus disiapkan sesuai ketentuan. Pelaksanaannya pun harus dilangsungkan sebaik mungkin agar kegiatan tersebut dapat diterima sebagai upacara persembahan bagi tomebali puang mereka agar bisa mencapai puyo alias surga
Jika ada bagian-bagian yang dilanggar, katakanlah bila yang meninggal dunia itu dari kaum bangsawan namun diupacarakan tidak sesuai dengan tingkatannya, yang bersangkutan dipercaya tidak akan sampai ke puyo. Rohnya akan tersesat. Sementara bagi yang diupacarakan sesuai aluk dan berhasil mencapai puyo, dikatakan pula bahwa keberadaannya di sana juga sangat ditentukan oleh kualitas upacara pemakamannya. Dengan kata lain, semakin sempurna upacara pemakaman seseorang, maka semakin sempurnalah hidupnya di dunia keabadian yang mereka sebut puyo tadi.
//To na indanriki’ lino/To na pake sangattu’/Kunbai lau’ ri puyo/Pa’ Tondokkan marendeng//. Kita ini hanyalah pinjaman dunia yang dipakai untuk sesaat. Sebab, di puyo-lah negeri kita yang kekal. Di sana pula akhir dari perjalanan hidup yang sesungguhnya.
Bisa dimaklumi bila dalam setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi-sebanyak mungkin. Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puyo.
KEPERCAYAAN pada Aluk Todolo pada hakikatnya berintikan pada dua hal, yaitu padangan terhadap kosmos dan kesetiaan pada leluhur. Masing-masing memiliki fungsi dan pengaturannya dalam kehidupan bermasyarakat. Jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, sebutlah seperti dalam hal "mengurus dan merawat" arwah para leluhur, bencana pun tak dapat dihindari.
Berbagai bentuk tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh para penganut kepercayaan Aluk Todolo-termasuk ritus upacara kematian adat Tana Toraja yang sangat dikenal luas itu-kini pun masih bisa disaksikan. Meski terjadi perubahan di sana-sini, kebiasaan itu kini tak hanya dijalankan oleh para pemeluk Aluk Todolo, orang Tana Toraja yang sudah beragama Kristen dan Katolik pun umumnya masih melaksanakannya. Bahkan, dalam tradisi penyimpanan mayat dan upacara kematian, terjadi semacam "penambahan" dari yang semula lebih sederhana menjadi kompleks dan terkadang berlebihan.
Sebagai contoh, ajaran Aluk Todolo menghendaki agar orang yang meninggal dunia harus segera diupacarakan dan secepatnya dikuburkan. Maksud dari ajaran ini, seperti dikutip oleh M Ghozali Badrie dalam penelitiannya tentang "Penyimpanan Mayat di Tana Toraja", supaya keluarga yang ditinggalkan dapat melaksanakan upacara-upacara lain yang bersifat kegembiraan. Sebab, adalah pamali atau melanggar ketentuan aluk bila upacara kegembiraan (rambu tuka’) dilaksanakan bila ada orang mati (to mate). Lalu apa yang terjadi? Untuk mengatasi hal yang berlawanan ini, masyarakat Tana Toraja lalu mengatakan, mayat tersebut belum mati, tetapi dianggap sebagai orang yang masih sakit (to makula). Dengan begitu, mereka yang ingin melaksanakan upacara rambu tuka’ tidak terhalang hanya karena ada mayat di kampung tersebut.
Mengapa tradisi yang berangkat dari kepercayaan Aluk Todolo itu masih terus bertahan, bahkan di kalangan mereka yang sudah memeluk agama Kristen dan Katolik? Memang tak mudah untuk menemukan jawabannya. Masing-masing mempunyai argumentasi yang bila disederhanakan adalah wujud dari pewarisan tradisi dan bukan esensi kepercayaannya sebagai bagian dari agama masa lalu.
"Sebagai adat, saya tidak melihat adanya pertentangan dengan gereja," kata Pastor Stanislaus Ambalinggi’ Damen.
Bahkan, Pastor Stanislaus melihat kalau saja gereja bisa menangkap dasar dari semua itu, ada kemungkinan iman Kritiani di kalangan pemeluk Katolik di Tana Toraja akan lebih tertanam. "Ini yang kami usahakan, yakni bagaimana mengungkapkan apa yang diimani orang Tana Toraja dalam adatnya bisa saling isi dengan ajaran Kristiani," kata putra ke-7 (alm) Felix Damen, yang pada pekan ketiga Oktober lalu melangsungkan upacara pemakaman adat Tana Toraja bagi orangtuanya.
Sebagai orang Tana Toraja, Pastor Stanislaus menyatakan, upacara kematian untuk sang bapak yang ia adakan bersama saudara-saudaranya itu lebih dimaksudkan sebagai ungkapan kerinduan, ungkapan kasih, terhadap orang yang sudah meninggal. Lebih dari itu, tambahnya, bagi orang Tana Toraja ada kesadaran yang muncul lewat upacara semacam ini, yakni bahwa dunia ini tidak habis setelah kita meninggal dunia. Sebaliknya, kehidupan yang sesungguhnya masih akan dilanjutkan ke dunia di "seberang" sana.
"Upacara ini hanya jalan saja untuk menuju ke dunia ’seberang’ sana itu. Ini menyangkut kesadaran akan kehidupan rohani orang Tana Toraja," katanya.
MENYIMAK kenyataan yang terpapar, tampaknya tradisi yang diwariskan ajaran Aluk Todolo-khususnya dalam ritus-ritus pada upacara kematian-masih akan terus bertahan. Entah hingga kapan! Meski di lain pihak banyak yang mengecam bahwa upacara semacam itu hanyalah bentuk lain dari pemborosan, namun kuatnya ikatan sosial di Tana Toraja berikut sistem yang melingkupinya- termasuk semangat per-"lomba"-an untuk meningkatkan status dan gengsi dalam masyarakat-jangan-jangan justru akan semakin mengukuhkan ritus-ritus semacam itu.
Atau, akankah suatu saat berbagai tradisi tersebut akan pupus, ditendang oleh kemajuan zaman?
"Saya tidak khawatir ini semua akan hilang. Yang saya khawatirkan justru kalau orang membuatnya sekadar untuk show, sebagai performace. Kalau itu yang terjadi, cuma untuk gengsi-gengsian, kerugianlah yang didapat. Upacara ini memang bukan show, tetapi penghayatan/doa kita pada yang meninggal supaya hidupnya di sana menjadi baik," kata Pastor Stanislaus.
Hal senada juga dikemukakan Tinting dari desa adat Ke’te’ Kesu’. Dia berkata, "Di satu sisi memang terlihat terjadi pemborosan. Padahal, di balik itu semua ada falsafah lain. Falsafat hidup setelah mati."
Jika demikian halnya, mengapa tidak sebaiknya upacara-upacara kematian itu disederhanakan? (ken)
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. j Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Jesus sama sekali tidak mengenal kristen alias penumpang gelap...
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk PERTAMA KALINYA DISEBUT KRISTEN. (Kis 11:26)
Sesuai dengan kenyataan pada hari akhir, dimana Jesus mengusir para kriminal :
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: AKU TIDAK PERNAH MENGENAL KAMU! Enyahlah dari pada-Ku, kamu semua pembuat kejahatan!" (Matius 7:23)
Pikirkan saja, bagaimana mungkin orang yang tidak tahu menahu dimintai pertanggungan jawab oleh mereka, ya jelas pasti ditolak, begitulah PASTI yang akan terjadi nanti ... Sama seperti ORANG LAIN YANG TIDAK PERNAH KAMU KENAL SEBELUMNYA, BERHUTANG DENGAN MEMBELI PERHIASAN YANG MAHAL ATAS NAMA-MU, apa kamu akan membayar hutang orang itu ?!...pasti tidak.
Mari kita berfikir layaknya orang waras......hehehe
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk PERTAMA KALINYA DISEBUT KRISTEN. (Kis 11:26)
Sesuai dengan kenyataan pada hari akhir, dimana Jesus mengusir para kriminal :
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: AKU TIDAK PERNAH MENGENAL KAMU! Enyahlah dari pada-Ku, kamu semua pembuat kejahatan!" (Matius 7:23)
Pikirkan saja, bagaimana mungkin orang yang tidak tahu menahu dimintai pertanggungan jawab oleh mereka, ya jelas pasti ditolak, begitulah PASTI yang akan terjadi nanti ... Sama seperti ORANG LAIN YANG TIDAK PERNAH KAMU KENAL SEBELUMNYA, BERHUTANG DENGAN MEMBELI PERHIASAN YANG MAHAL ATAS NAMA-MU, apa kamu akan membayar hutang orang itu ?!...pasti tidak.
Mari kita berfikir layaknya orang waras......hehehe
Stain Remover- SERSAN SATU
-
Age : 14
Posts : 171
Kepercayaan : Islam
Location : Hawaii
Join date : 12.09.17
Reputation : 0
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Saulus bertobat
9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid f Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, g supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, h ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 9:3 1 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. i 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara j yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat. k " 9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, l tetapi tidak melihat seorang jugapun. m 9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; n mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: o "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" 9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsusp yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa 2 , 9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya q ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." 9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu 3 r di Yerusalem. s 9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala t untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu. u "9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan v bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain w serta raja-raja x dan orang-orang Israel. 9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku 4 . y " 9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya z ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku 5 , Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus 6 . a " 9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis 7 . b 9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid f Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, g supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, h ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 9:3 1 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. i 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara j yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat. k " 9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, l tetapi tidak melihat seorang jugapun. m 9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; n mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: o "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" 9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsusp yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa 2 , 9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya q ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." 9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu 3 r di Yerusalem. s 9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala t untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu. u "9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan v bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain w serta raja-raja x dan orang-orang Israel. 9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku 4 . y " 9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya z ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku 5 , Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus 6 . a " 9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis 7 . b 9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Jesus sudah mengingatkan akan ada penyesat yang memakai namanya dan mengaku "akulah Yesus".
Dalam perJALANannya ke Damsyik, ketika ia (paulus) sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia...Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus... (Kis 9:3...5)
kejadian diatas sudah diberitahu sebelumnya oleh Jesus :
Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan diSESATkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: AKULAH DIA, dan: SAATNYA SUDAH DEKAT. Janganlah kamu mengikuti mereka. (Lukas 21:8)
AKULAH DIA = AKULAH YESUS
Dalam perJALANannya ke Damsyik, ketika ia (paulus) sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia...Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus... (Kis 9:3...5)
kejadian diatas sudah diberitahu sebelumnya oleh Jesus :
Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan diSESATkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: AKULAH DIA, dan: SAATNYA SUDAH DEKAT. Janganlah kamu mengikuti mereka. (Lukas 21:8)
AKULAH DIA = AKULAH YESUS
Stain Remover- SERSAN SATU
-
Age : 14
Posts : 171
Kepercayaan : Islam
Location : Hawaii
Join date : 12.09.17
Reputation : 0
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
ARTINYA SEMUA PENGAJARAN HARUS DIFILTER DALAM HATI ATAU DARI HATI, TERKHUSUS PADA PENGAJAR ROHANI YANG CENDERUNG MENGAJARKAN BERKAT-BERKAT MELULU.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Peringatan Jesus itu adalah untuk yang ngaku-ngaku Jesus seperti si suara yang mengaku Jesus kepada paulus, seperti monster domba bertanduk dua yang juga mengaku Jesus, mimpi ketemu Jesus padahal tampang Jesus kayak gimana pada nggak tahu ...hehehe...itu namannya keblinger...
Stain Remover- SERSAN SATU
-
Age : 14
Posts : 171
Kepercayaan : Islam
Location : Hawaii
Join date : 12.09.17
Reputation : 0
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Peringatan Jesus itu adalah JUGA untuk yang ngaku-ngaku SEOLAH-OLAH MEREKA Jesus ITU SENDIRI (DALAM HATI MEREKA)
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Contohnya udah diatas, tinggal dibaca lagi saja...
hehehe... tuh pake toa segala biar supaya cepet sadar
Masih bisa berfikir-kan ?!
hehehe... tuh pake toa segala biar supaya cepet sadar
Masih bisa berfikir-kan ?!
Stain Remover- SERSAN SATU
-
Age : 14
Posts : 171
Kepercayaan : Islam
Location : Hawaii
Join date : 12.09.17
Reputation : 0
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
TAPI ITU TIDAK BERLAKU UNTUK SEMUA KRISTEN
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Berlaku untuk semua kristen tanpa terkecuali.
Stain Remover- SERSAN SATU
-
Age : 14
Posts : 171
Kepercayaan : Islam
Location : Hawaii
Join date : 12.09.17
Reputation : 0
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Berlaku untuk semua kristen tanpa terkecuali.(kalau diotakmu yang terkutuk itu)
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Bukannya Jesus-mu itu yang TERKUTUK...hehehe...ayo jangan nyangkal ya...
...sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"(Surat paulus Tarsus, Galatia 3:13)
...sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"(Surat paulus Tarsus, Galatia 3:13)
Stain Remover- SERSAN SATU
-
Age : 14
Posts : 171
Kepercayaan : Islam
Location : Hawaii
Join date : 12.09.17
Reputation : 0
Re: kepercayaan asli masyarakat tana toraja
Kemanusiaan Jesus hanya sekali terkutuk dalam arti menanggung kutuk dunia, tapi bukan berarti Jesus bersalah dan kutuk itu sudah Jesus patahkan dikayu salib.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» [ALKITAB AUDIO][bahasa suku] toraja
» [mayat orang toraja] Ma' Nene' di pemakamam rumpun keluarga Ne' Bos
» [NCH] Pdt. Johan Lumoindong - Bersyukur Atas Kepercayaan Yang Diberikan Nya
» Tuhan,sorga,neraka...itu bukan fakta, tapi hanya kepercayaan
» Kita Adu di Sini, Ajaran Agama / Kepercayaan Mana Yang Benar
» [mayat orang toraja] Ma' Nene' di pemakamam rumpun keluarga Ne' Bos
» [NCH] Pdt. Johan Lumoindong - Bersyukur Atas Kepercayaan Yang Diberikan Nya
» Tuhan,sorga,neraka...itu bukan fakta, tapi hanya kepercayaan
» Kita Adu di Sini, Ajaran Agama / Kepercayaan Mana Yang Benar
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik