FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Orientalis dan Islam Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Orientalis dan Islam Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Orientalis dan Islam

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Orientalis dan Islam Empty Orientalis dan Islam

Post by abu hanan Wed Dec 26, 2012 11:29 am

Misi Islam yang menyempurnakan agama sebelumnya tentu banyak melontarkan koreksi terhadap agama itu. Bagi Barat, kritik Islam ini perlu dijawab, agar tidak mempengaruhi penganut Kristen. Selain itu, konsep teologi Islam yang telah berhasil menjinakkan konsep-konsep metafisika Yunani sangat menarik untuk dikaji. Dengan memahami Islam, missionaris dapat menentukan strategi missi mereka menghadapi umat Islam.

Motif kedua, adalah keilmuan. Sejarah telah mencatat keberhasilan umat Islam dalam pengembangan sains dan teknologi dari berbagai bangsa, ketika orang Barat belum mempunyai apa-apa. Karena itu perlu menterjemahkan karya-karya Muslim.

Motif ketiga, adalah persoalan ekonomi. Dengan perkembangan industrialisasi, Barat membutuhkan daerah jajahan dan sekaligus pasar. Peluang itu dilihat ada di dunia Muslim yang kala itu sedang terpuruk. Untuk itu Barat perlu mengkaji agama, kondisi demografi, budaya, kultur dan politik umat Islam.

Motif keempat, adalah politik. Islam bagi Barat adalah peradaban yang di masa lalu telah tersebar dan mengasai peradaban dunia dengan begitu cepat. Barat sebagai peradaban yang baru bangkit dari kegelapan melihat Islam sebagai ancaman langsung yang besar bagi kekuatan politik dan agama mereka. Barat sadar bahwa Islam bukan hanya sekedar istana-istana megah, bala tentara yang gagah berani atau bangunan-bangunan monumental. Tapi Barat juga sangat menyadari bahwa Islam adalah peradaban yang memiliki khazanah dan tradisi keilmuan yang tinggi. Oleh sebab itu, mereka perlu mempelajari khazanan ini untuk kemuajuan mereka dan sekaligus menaklukkan Islam. Motif ini kemudian berkembang menjadi motif bisnis atau perdagangan yang menjadi kolonialisme.
Selain itu kekalahan bangsa Eropa Kristen dalam perang Salib juga memicu semangat anti Islam ini. Gerakan ini sejalan dengan misionaris.

Para tokoh Kristen (John Segovia, Nicholas Cusa, Jean Germain dsb) membuat konferensi untuk tujuan pemurtadan Muslim. Strategi yang digunakan adalah menyebarkan kesan pada orang Timur dan Eropa bahwa “Islam itu adalah Kristen yang sesat (misguided version of Christianity).” Muhammad adalah penyebar wahyu palsu, tokoh penipu, tidak jujur, pelaku sodomi, dsb yang kesemuanya itu diambil dari doktrin kagamaan yang dibawanya.

Erpernius (1584-1624), menerbitkan pertama kali tatabahasa Arab, dan diikuti oleh Jacob Goluis (1596-1667), dan Lorriunuer Franz Meurnski dari Austria tahun 1680. Bedwell W (1561-1632) mengedit tujuh jilid buku Kamus Bahasa Arab dan menulis tentang sejarah hidup Nabi Muhammad.

Tahun 1653, Alexander Ross, menerbitkan The Prophet of Turk and Author of the al-Coran. Dalam buku-bukunya itu ia seringkali menggunakan kata-kata kasar seperti The Great Arabian Imposter, The Little Horn in Danial, Arabian Swine, Goliath, Grand Hypocrite, Great Thief. ia menyebut al-Qur’an sbg Corrupted puddle of Mahomet’s invention, Mis-shapen issue of Mahomet’s brain, atau a gallimaufry of error dsb. Dalam Religion of the World, Alexander Ross mempertanyakan apakah Muhammad itu anti-Kristus terbesar yang pernah dibicarakan St. Paul dan St. John. Tahun 1679 Humphrey Preideaux menulis The Life of Muhammad. Buku ini berusaha membuktikan bahwa Nabi Muhammad itu pandai berpura-pura, pandai mengelabui orang, penipu dan cerdik.
G Sale (1677-1736) penterjemah Al-Quran tahun 1734 menulis Muhammad adalah pembohong dan Islam adalah agama palsu. Edward Gibbon (1737-1794) menulis bahwa Muhammad adalah “Pembohong dan pada hari-hari terakhirnya cenderung pada seksualitas dan individualistis”.

banyak orientalis yang menyumbangkan karya dalam bidang studi Islam. Tidak sedikit pula dari karya-karya berbahasa Arab dan Persia diedit dan diterjemahkan lalu diterbitkan. Mungkin karena orang Barat telah masuk dan menguasai negeri-negeri Islam, mereka mudah mendapatkan bahan-bahan tentang Islam. Ditandai dengan lahirnya pusat-pusat studi Keislaman. Tahun 1822 ddirikan Society Asiatic of Paris, di Paris.
Tahun 1823 Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland didirikan di Inggris;
Tahun 1842 American Oriental Society, didirikan di Amerika;
Tahun 1916 University of London, mendirikan School of Oriental Studies sekarang menjadi SOAS (School of Oriental and African Studies).

Maryam Jamilah, orang Yahudi yang kemudian memeluk Islam dan gigih memerangi orientalis, menulis dalam bukunya yang berjudul Islam and Orientalism, bahwa sebelum pertengahan abad ke-19 sebagian besar buku yang ditulis oleh orang-orang Barat menyerang Islam berdasarkan alasan-alasan teologis murni dari dogma Kristen. Akan tetapi ketika kegiatan misionaris Kristen berubah menjadi identik dengan tujuan-tujuan imperialisme Inggris dan Prancis, secara berangsur-angsur penekanannya pun bergeser dari persoalan keagamaan ke persoalan keduniaan (sekular). Dalam jangka waktu lama penekanan yang pertama dan kedua itu tercampur-aduk dan sulit dibedakan.

Salah satu orientalis terkemuka yang buku-bukunya banyak dikaji orang adalah Dr. Philip K. Hitti. Karya-karyanya yang terkenal dan menjadi buku teks standar di berbagai lembaga pendidikan tinggi dan universitas di seluruh dunia adalah The History of the Arabs dan Islam and the West : An Historical, Cultural Survey.

Dr. Philip K. Hitti, Guru Besar Emeritus Sastra Semit di William and Annie S. Paton Foundation, Universitas Princeton, selama beberapa dasawarsa diakui oleh dunia internasional sebagai ahli Islam (orientalis) yang paling berbobot di Barat. Berbobot di sini diartikan oleh Dr. Hasan Abdur Rauf M. el-Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah dalam bukunya, Orientalisme dan Misionarisme, berbanding lurus dengan tingkat kebencian yang tinggi terhadap Islam yang dituangkan dalam setiap karyanya. Mantan Direktur Program Kajian Timur Dekat pada Universitas Princeton yang sangat berkelas tersebut, dikenal sebagai orang yang paling berperan dalam pengembangan studi orientalisme di Amerika Serikat.

Hitti menulis :
Sumber-sumber Al-Qur’an itu jelas – orang-orang kafir Kristen, Yahudi, dan Arab. Hijaz sendiri terdiri dari beberapa wilayah Yahudi walau tidak ada satu pun wilayah Kristen, tetapi di situ terdapat sejumlah budak dan pedagang Kristen. Wilayah itu dikelilingi oleh berbagai pusat peribadatan dimana gagasan Kristen bisa terserap ke dalamnya. Nabi Muhammad memiliki dua orang budak dari Habsyi (Ethiopia sekarang) yaitu muazzin beliau, Bilal, dan anak angkat beliau di belakang hari, Zaid. Beliau juga mempunyai seorang istri beragama Kristen, Mariyah al-Qibtiyyah, dan seorang istri beragama Yahudi, Safiyah, keturunan dari salah satu suku Yahudi di Madinah yang baliau taklukkan...
Karena bersumber tidak langsung dari cerita orang, maka bahan yang termaktub dalam al-Qur’an tidak membedakan yang asli sebagai wahyu dengan yang bukan. Dalam kisah [Nabi] Yusuf misalnya, istri Potephar [yaitu Zulaikha] mengundang para wanita yang mempergunjingkan kisah cintanya dengan Yusuf ke suatu pesta dan ketika mereka melihatnya sendiri pisau-pisau yang ada di tangan mereka mengiris pergelangan tangan mereka sendiri [tanpa disadari] dan tidak mengiris buah yang akan mereka makan.

Jesus berbicara dengan manusia pada saat masih bayi dan mencipta seekor burung yang hidup dari tanah liat sebagaimana dijelaskan dalam Kitab-kitab Injil Apokrif (terlarang). Penyaliban Jesus tidak diakui kebenarannya oleh al-Qur’an tetapi ia mengakui kebenaran pengangkatannya ke langit. Bukan hanya keperawanan Maryam yang diakui kebenarannya tetapi kedudukannya sebagai ibu kandung Jesus pun tampak diakui oleh al-Qur’an sebagai manusia luar biasa , walaupun ia dikacaukan dengan Maryam saudara perempuan [Nabi] Harun. Tokoh lain dalam Bibel lainnya yang dikacaukan oleh al-Qur’an adalah Haman, yaitu tokoh dalam Bibel yang terkenal dengan nama Ahaseuerus yang menjadi salah seorang Menteri Fir’aun.

Kesalahan-kesalahan yang lebih parah lagi terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an yang mencerminkan betapa lemahnya pribadi dan watak Nabi Muhammad. Surat 33 [Al-Ahzab] ayat 37 diturunkan untuk membenarkan secara hukum perkawinan Nabi Muhammad dengan bekas istri anak angkatnya, Zaid.

Surat 53 [An-Najm] ayat 19-23 diturunkan untuk menolak kebenaran tiga tuhan orang Mekkah, [yaitu Lata, Uzza, dan Manata] yang diakui sebagai sekutu-sekutu Allah.

Hanya sebagian di antara wahyu-wahyu yang beliau terima tercatat pada masa hayat beliau. Naskah al-Qur’an itu sendiri akhirnya baru “terbukukan” pada tahun 651 M. keajaiban (mukjizat) al-Qur’an bukan hanya terletak pada asal-usul dan isinya tetapi juga pada bentuknya. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah memperoleh pendidikan dapat mencipta suatu karya tulis yang bukan hanya tidak ada tandingannya dan tidak dapat ditiru semacam itu? Bahkan seandainya manusia dan jin bersama-sama membuatnya pun, mereka tidak akan mungkin bisa mencipta kitab semacam itu. Nabi Muhammad diberi senjata oleh Allah untuk menentang orang-orang yang mengkritiknya agar mereka mencoba membuat satu surat saja yang mirip dengan al-Qur’an (Q.S. 10:39). Tantangan tersebut – sebagaimana diduga – tidak pernah bisa dilumpuhkan dengan berhasil. Yang pasti ketika al-Qur’an dibaca, melalui nada, irama, dan kata-katanya, ia dapat mencipta efek yang setengah hipnotis kepada para pendengarnya, walaupun hampir sama sekali tidak memahami artinya. Dampaknya jelas lebih besar mengenai emosi dan imajinasi manusia daripada pikirannya.[19]

Seiring perkembangan jaman,sentimen keagamaan yang vulgar menjadi lebih lembut. Beberapa contohnya adalah Cantwell Smith, On Understanding Islam-Selected Studies, the Hague, 1981, 296) yang menerima pendapat bahwa wahyu adalah gambaran pengalaman pribadi Nabi Muhammad, tapi baginya, Islam perlu menafsirkan ulang konsep yang tidak bisa dipertahankan lagi itu. Sir Hamilton Gibb juga menerima pendapat bahwa wahyu adalah gambaran pengalaman pribadi Nabi Muhammad, namun Islam perlu menafsirkan ulang konsep yang tidak bisa dipertahankan lagi (Pre-Islamic Monotheism in Arabia, Harvard Theological Review, 55, 1962, 269).

Bagi orientalis semua pendapat tentang semua perkara (termasuk yang qot’i dan bayyin dalam agama) harus selalu terbuka untuk diperdebatkan, menganggap semua pendapat (agama, aliran, sekte, kelompok dan lain-lain) sama benarnya, tergantung dari sudut pandang masing-masing dan tidak mampu lagi membedakan mana yang hak dan mana yang batil bahkan sengaja memutarbalikkan data dan fakta. Yang batil dipoles dan dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seolah-olah haq.
Atas semua yang telah mereka lakukan dan bagi penerus mereka adalah tak lain karena Islam mengkritik secara tegas tentang konsep ketuhanan yang berbeda dengan yang diajarkan Islam sendiri.Selain hal lain yaitu perubahan di dalam Bibel sendiri.

Inspirasi;
1.Islam dan Orientalisme : Suatu Kajian Analitik, Bab Pendahuluan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1994), hal. 1.
2.Dr. Hasan Abdul Rauf M. el-Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah, Orientalisme dan Misionarisme : Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 37. Dalam buku ini, kedua penulis membuat klasifikasi orientalis menjadi dua, yakni orientalis moderat dan orientalis ekstrim. Philip K. Hitti dimasukkan dalam orientalis ekstrim karena dikenal menyelewengkan kebenaran dan melakukan penyimpangan dalam memahami ajaran Islam serta tidak tematik dalam penelitiannya.
3.Islam and The West, Philip K. Hitti, (Bandung : Penerbit Sinar Baru, 1984), hal. 13-14.
4.Dan dari berbagai sumber……..


Terakhir diubah oleh abu hanan tanggal Wed Dec 26, 2012 12:49 pm, total 2 kali diubah
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

Orientalis dan Islam Empty Orientalis dan Al Quran (1)

Post by abu hanan Wed Dec 26, 2012 12:43 pm

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang menyatakan dirinya, bersih dari keraguan, dijamin keseluruhan isinya terjaga, dan tiada mungkin dibuat tandingannya. Barangkali sifat-sifat inilah yang membuat kalangan non-muslim, khususnya orientalis-missionaris Yahudi dan Kristen.
Tetapi tidaklah mengherankan, karena sejak al-Qur’an diturunkan, sudah disinyalir bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela sampai umat Islam mengikuti keinginan dan keagamaan mereka. Selain itu, mereka ingin agar umat Islam melakukan apa yang mereka lakukan seperti menggugat, dan mempersoalkan yang sudah jelas dan mapan sehingga timbul keraguan terhadap yang benar dan sahih.
Dalam rangka memberi kesan seolah-olah obyektif dan otoritatif, orientalis-missionaris biasa berkedok sebagai pakar (expert scholar) mengenai bahasa, sejarah, agama, tamaddun Timur, baik yang ‘jauh’ (far eastern, seperti Jepang, Cina dan India) maupun yang ‘dekat’ (Near Eastern, seperti Persia, Mesir dan Arabia).
Dari buku-buku yang ditulis orientalis-missionaris, secara sembunyi maupun secara terbuka, mereka memang benci terhadap al-Qur’an. Diantara ucapan mereka antara lain, Galastowne berkata:
“Selama masih terdapat pengaruh buku ini (al-Quran) Inggeris tidak akan mencapai tujuan sedikitpun di negeri Arab, kecuali pengaruh kitab ini telah dihilangkan. Oleh karena itu, Keluarkanlah rahasia ‘buku ini’ di kalangan umat Islam, niscaya tembok penghalang rencana kalian hilang.”
Dalam kesempatan lain ia berkata:

“Selama al-Qur’an masih ada di tengah umat Islam, Eropa tidak akan sanggup mengalahkan Timur, sekaligus mereka (Eropa) tidak aman terhadap dirinya.”

Pada tahun 1927, Alphonso Mingana, pendeta Kristen asal Irak dan mantan guru besar di Unversitas Birmingham, Inggeris mengumumkan bahwa: “Sudah tiba saatnya sekarang untuk melakukan studi kritis terhadap al-Qur’an sebagaimana telah kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani”. Kitab suci Bible berbeda dengan al-Qur’an dari sisi orisinalitasnya. Bible terlalu banyak campur tangan manusia di dalamnya, sehingga sulit dibedakan mana yang benar-benar wahyu dan mana yang bukan wahyu.

Saint Jeremo pernah melontarkan bahwa banyak fakta penulis Bible, diketahui bukan menyalin perkataan yang mereka temukan, tetapi menuliskan apa yang mereka pikir sebagai maknanya. Sehingga yang terjadi bukan pembetulan kesalahan tetapi penambahan kesalahan. Inilah barangkali yang menyebabkan orientalis-missionaris cemburu terhadap al-Qur’an. Karena kekecewaan tersebut, pada tahun 1720 Master of Trinity College, R Bentley menyeru umat Kristen agar mengabaikan kitab suci mereka.
Arthur Jeffery tahun 1937 berambisi membuat edisi kritis al-Quran, hendak mengubah Mushaf Usmani yang ada dengan mushaf baru. Orientalis asal Australia yang pernah mengajar di Columbia University ini, konon ingin mmerestorasi teks al-Qur’an berdasarkan kitab al-Mashahif karya Ibn Abi Dawud as-Sijistani yang ditengarai merekam bacaan dalam beberapa mushaf tandingan. Bagi orientalis-missionaris, isnad tidak penting. Dan karenanya riwayat syadz boleh saja dianggap sahih, riwayat garib dan ahad boleh saj menjadi mutawatir dan masyhur, dan yang cacat disamakan dengan yang sempurna. Dalam hal ini, tehnik dan strategi merka menjungkirbalikkan kriteria dan nilai, menganggap penting yang sepele dan menyepelekan yang penting. Ada pula orientalis yang ingin mengubah susunan ayat dan surat al-Qur’an secara krnologis, mau mengoreksi bahasa al-Quran atau mengubah sebagian redakssi ayat-ayatnya.

Kajian orientalis terhadap al-Quran tidak sebatas mempertanyakan otensitas al-Qur’an. Isu klasik yang diangkat adalah soal pengaruh Yahudi, Kristen, Zoroaster terhadap Islam maupun kandungan al-Quran. Ada pula yang membandingkan ajaran al-Qur’an dengan adat-istiadat jahiliyah, Romawi dan lain sebagainya. Biasanya merekakatakan bahwa cerita-cerita dalam al-Qur’an keliru dan tidak sesuai dengan versi bible yang mereka anggap akurat.

disunting dan diedit;
http://www.referensimakalah.com/2011/11/pandangan-orientalis-tentang-al-quran_7160.html

bersambyung.....
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

Orientalis dan Islam Empty Proyek Orientalis

Post by abu hanan Wed Dec 26, 2012 2:15 pm


Yahya al-Dimasqi atau lebih di kenal sebagai John of Damascus, seorang pastor
terkemuka Kristen yang meninggal sekitar tahun 700 M, sudah meragukan keabsahan
atau otentisitas al-Quran sebagai wahyu Allah. Ini bisa dimengerti karena penolakan al-
Quran terhadap penyaliban Nabi Isa as dan trinitas, misalnya, sangat mengganggu dogma
Kristen. Pemikiran John of Damascus tersebut merupakan representasi dari pemikiran
kalangan Kristen terhadap al-Quran.

Disebabkan al-Quran mencela prinsip yang sangat mendasar dari ajaran Kristen,maka bebagai polemik muncul antar Islam dan Kristen. Pada abad 12 M, al-Quran pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Robert of Ketton.Theodor Noldeke, (1930) menulis sebuah monograf dalam bahasa Latin tentang asal mula penyusunan al-Quran pada tahun 1856. Ketika Parisian Académie des Inscriptions et Belles-Lettres pada tahun 1857 menganjurkan kompetisi penulisan sejarah kritis tektualitas al-Quran (a critical history of the text of the Quran), Theodor Nöldeke menyerahkan tulisannya kepada penganjur kompetisi itu. Hasilnya, Nöldeke memenangi kompetisi tersebut dan kemudian karyanya yang telah direvisi diterbitkan di Göttingen pada tahun 1860 dengan judul Geschichte des Qorans. Pada tahun 1898, penerbit buku tersebut mengusulkan edisi kedua. Disebabkan Nöldeke sendiri tidak sanggup melakukannya, maka tugas ini dipercayakan kepada muridnya, Friedrich Schwally, yang kemudian mengedit dan merevisi buku tersebut menjadi dua edisi.
Edisi pertama tentang asal mula al-Quran (the origin of the Qur’an), diselesaikan tahun 1909, dan edisi kedua tentang penyusunan al-Quran (the collection of the Quran) diselesaikan tahun 1919.Setelah menyelesaikan manuskrip itu -- dan ketika sedang dicetak -- Schwally
meninggal dunia, pada bulan Februari 1919. Schwally juga sudah merintis edisi ketiga tentang sejarah text (the history of the text). Paling tidak, dia sudah menulis kata pengantar untuk edisi ketiga itu. Sepeninggal Schwally, proyek edisi ketiga itu dilanjutkan oleh Gotthelf Bergsträsser di Königsberg.

Dua bagian dari edisi ketiga ini (sekitar dua pertiga dari keseluruhan) telah diterbitkan pada tahun 1926 dan 1929. Bagian ketiga tertunda disebabkan munculnya banyak materi yang penting. Selanjutnya, Bergstässer tanpa diduga, meninggal pada tahun 1933; dan karyanya dilanjutkan oleh orientalis lain, yaitu Otto Pretzl yang menyempurnakannya pada tahun 1938.(R. Bell & W. M. Watt, Introduction to the Quran, 175-76).

Jadi, karya Geschicte des Qorans adalah karya yang ditulis secara beramai-ramai oleh beberapa orang orientalis terkemuka Jerman dan dikerjakan selama 67 tahun sejak edisi pertama dan selama 40 tahun sejak diusulkannya edisi kedua. Hasilnya, sampai saat ini, karya ini menjadi karya standar dalam masalah sejarah kritis penyusunan al-Quran bagi para
orientalis.

Selain itu, Arthur Jeffrey bersama Bergsträsser dan Pretzl juga berambisi
membuat proyek al-Quran edisi kritis. Mereka kemudian mengumpulkan berbagai varian
tekstual yang bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti buku-buku tafsir, hadits,kamus, qiraah dan manuskrip. Namun, Perang Dunia ke-2 yang menghancurkan Jerman,
telah membuyarkan proyek ambisius mereka. Sejumlah besar bahan yang telah mereka
himpun, musnah terkena bom tentara bersekutu. Sampai meninggalnya Jeffrey dan Pretzl,
proyek ambisius al-Quran edisi kritis tidak pernah terlaksana.

Puin menyebutkan informasi lebih lengkap mengenai proyek ambisius ini terdapat dalam berbagai sumber, seperti Arthur Jeffrey: Materials for the History of the Text of the Quran (Leiden: Brill, 1937, vii

Bagaimana pun, para Orientalis itu terus menggugat kesepakatan para ulama
Islam sepanjang masa. Mereka melacak pemikiran pinggiran untuk menggerogoti ijma’
yang sudah resmi. Ibn Miqsam yang tidak menjadikan otentisitas isnad sering dijadikan
bemper untuk menyalahkan otentisitas mushaf Utsmani. Padahal, para ulama yang
sezaman dengan Ibn Miqsam telah menolak pendapat Ibn Miqsam. Oleh sebab itu, Ibn
Miqsam dilarang untuk menyebarkan pemikirannya, dan pada akhirnya disebutkan bahwa
Ibn Miqsam bertobat dan kemudian mengikuti kesepakatan para ulama.

Orientalis juga sering menggunakan Ibn Shanabudh untuk menjustifikasi bahwa bacaan yang berbeda dengan Mushaf Utsmani diperbolehkan. Bagaimana pun,para ulama yang sezaman dengan Ibn Shanabudh telah menolak tegas bacaan Ibn Shanabudh. Para ulama bertemu di Baghdad pada tahun 323 H. Diketuai oleh Ibn Mujahid yang disokong Ibn Muqlah, wazir Abbasiah saat itu, Ibn Shanabudh dihukum dan dilarang untuk melanjutkan bacaannya. Jadi, setiap bacaan yang tidak sesuai dengan ortografi Mushaf Utsmani ditolak oleh para ulama karena tidak memiliki landasan yang kuat (syadh), sekalipun isnadnya otentik dan bahasanya adalah bagus.

(khususnya. Catatan kaki 6); Otto Pretzl di: Theodor Nöldeke; Geschichte des Qora>ns. Dritter Teil:Die Geschichte des Korantext, bersama G. Bergstässer dan O. Pretzl. Leipzig 1938 (reproduksi Hildesishem; Olms 1981), 249-251, 274; Anton Spitaler: Otto Pretzl, 20 April 1893-28 Oktober 1941. Ein Nachruf, di ZDMG 96 (1942) 161-170; A. Fisher: Grammatisch schwieige Schwur-undBeschwörungsformeln des klassischen Arabish. Di: Der Islam 28 (1948)

abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

Orientalis dan Islam Empty Re: Orientalis dan Islam

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik