sesajen dalam islam
Halaman 1 dari 1 • Share
sesajen dalam islam
Sesajen berarti sajian atau hidangan. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagaian besar masyarakat kita pada umumnya acara sakral ini dilakukan untuk ngalap berkah (mencari berkah) di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi.
Sedangkan waktu penyajiannya di tentukan pada hari-hari tertentu. Seperti malam jum'at kliwon, selasa legi dan sebagainya. Adapun bentuk sesajiannya bervariasi tergantung permintaan atau sesuai "bisikan ghaib" yang di terima oleh orang pintar, paranormal, dukun dan sebagainya.
Banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan).
Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/ fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar ? Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda-benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebut. Pengagungan itu antara lain diekspresikan
dalam bentuk sesajen yang tak terlepas dari unsur-¬unsur berikut: menghinakan diri, rasa takut, berharap, tawakal, do'a dan lainnya. Unsur-unsur inilah yang biasa disebut dalam islam sebagai ibadah.
Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah yang lurus dengan diturunkannya syari'at yang agung ini. AllahTa'ala menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur'an
"Rasul-rasul mereka berkata apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, pencipta langit dan bumi ?" (QS. Ibrahim : 10).
Allah juga berfirman :
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. " (QS. Ar Rum : 30).
Berkenaan dengan ayat-ayat diatas, nabi pun bersabda :
“Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau penyembah api."
(HR Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah, Al Irwa' :1220).
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi :
"(Allah berfirman) Aku menciptakan hamba¬-hamba-Ku diatas agama yang lurus (hanif) lalu syetan menyesatkan mereka
(HR. Muslim dan Ahmad dari shahabat 'Iash bin Himar).
Imam Ibnu Abil Izzi menerangkan, "Bahwa bayi itu terlahir sesuai dengan fitrah.
Artinya bukan dalam keadaan kosong jiwanya, melainkan mengerti tauhid dan syirik." (Syarah Aqidah Thahawiyah : 83).
Fitrah ini akan tetap terjaga dengan cara menghambakan diri kepada Allah sepenuhnya. Inilah yang disebut dengan tauhid ibadah.
Allah Ta'ala berfirman :
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah-Ku. " (QS. Ad Dzariyat : 56).
lbnu Katsir menerangkan ayat ini bahwa, "Al¬lah menciptakan manusia dan jin agar mereka menyembah-Nya ". (Tafsir Ibnu Katsir surat Ad Dzariyat : 56).
Ibadah yang penting untuk diketahui adalah ibadah hati seperti do'a, takut, berharap, tawakal, cinta dan lain-lain. Semua bentuk ibadah yang agung itu haruslah ditujukan kepada Allah semata, sebagaimana firman-Nya :
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah maka janganlah kamu menyeru bersama Allah itu seorangpun !" (QS. Al Jin : 18).
Allah Ta'ala berfirman :
"Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar beriman. " (QS. Ali Imran : 175).
Allah berfirman :
"Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaknya ia beramal shalih dan jangan melakukan kesyirikan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan seorangpun. " (QS. A1 Kahfi : 110).
Pengharapan yang dibarengi ketundukan dan penghinaan diri haruslah ditujukan kepada Allah semata. Jika seseorang memperuntukkan raja' (harapan) seperti ini kepada selain-Nya, sesungguhnya ia telah berbuat kesyirikan. Syariat Islam tidak melarang ummatnya untuk memiliki sikap raja' akan tetapi raja' yang dipuji dan dianjurkan adalah yang diiringi dengan amal shalih dan taubat dari kemaksiatan (SyarahUshuluts Tsalasah : 53).
Allah juga berfirman :
"Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakal jika benar-benar kamu orang-orang beriman." (QS. Al Maidah : 23)
Tawakal berarti menyandarkan segala urusan kepada-Nya semata baik itu urusan yang mendatangkan keuntungan maupun yang mengakibatkan kerugian atau madharat.
Keterangan-keterangan diatas menunjukkan bahwa acara ritualis sesajen bertentangan dengan syariat Islam yang murni. Sebab didalamnya mengandung pengagungan,penghambaan,pengharapan, takut yang semestinya hanya diperuntukkan kepada Allah semata. Mudah-mudahanAllah jauhkan kita dari segala bentuk kesyirikan. Allahu Ta'ala A'lam
Sedangkan waktu penyajiannya di tentukan pada hari-hari tertentu. Seperti malam jum'at kliwon, selasa legi dan sebagainya. Adapun bentuk sesajiannya bervariasi tergantung permintaan atau sesuai "bisikan ghaib" yang di terima oleh orang pintar, paranormal, dukun dan sebagainya.
Banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan).
Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/ fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar ? Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda-benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebut. Pengagungan itu antara lain diekspresikan
dalam bentuk sesajen yang tak terlepas dari unsur-¬unsur berikut: menghinakan diri, rasa takut, berharap, tawakal, do'a dan lainnya. Unsur-unsur inilah yang biasa disebut dalam islam sebagai ibadah.
Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah yang lurus dengan diturunkannya syari'at yang agung ini. AllahTa'ala menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur'an
"Rasul-rasul mereka berkata apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, pencipta langit dan bumi ?" (QS. Ibrahim : 10).
Allah juga berfirman :
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. " (QS. Ar Rum : 30).
Berkenaan dengan ayat-ayat diatas, nabi pun bersabda :
“Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau penyembah api."
(HR Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah, Al Irwa' :1220).
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi :
"(Allah berfirman) Aku menciptakan hamba¬-hamba-Ku diatas agama yang lurus (hanif) lalu syetan menyesatkan mereka
(HR. Muslim dan Ahmad dari shahabat 'Iash bin Himar).
Imam Ibnu Abil Izzi menerangkan, "Bahwa bayi itu terlahir sesuai dengan fitrah.
Artinya bukan dalam keadaan kosong jiwanya, melainkan mengerti tauhid dan syirik." (Syarah Aqidah Thahawiyah : 83).
Fitrah ini akan tetap terjaga dengan cara menghambakan diri kepada Allah sepenuhnya. Inilah yang disebut dengan tauhid ibadah.
Allah Ta'ala berfirman :
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah-Ku. " (QS. Ad Dzariyat : 56).
lbnu Katsir menerangkan ayat ini bahwa, "Al¬lah menciptakan manusia dan jin agar mereka menyembah-Nya ". (Tafsir Ibnu Katsir surat Ad Dzariyat : 56).
Ibadah yang penting untuk diketahui adalah ibadah hati seperti do'a, takut, berharap, tawakal, cinta dan lain-lain. Semua bentuk ibadah yang agung itu haruslah ditujukan kepada Allah semata, sebagaimana firman-Nya :
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah maka janganlah kamu menyeru bersama Allah itu seorangpun !" (QS. Al Jin : 18).
Allah Ta'ala berfirman :
"Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar beriman. " (QS. Ali Imran : 175).
Allah berfirman :
"Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaknya ia beramal shalih dan jangan melakukan kesyirikan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan seorangpun. " (QS. A1 Kahfi : 110).
Pengharapan yang dibarengi ketundukan dan penghinaan diri haruslah ditujukan kepada Allah semata. Jika seseorang memperuntukkan raja' (harapan) seperti ini kepada selain-Nya, sesungguhnya ia telah berbuat kesyirikan. Syariat Islam tidak melarang ummatnya untuk memiliki sikap raja' akan tetapi raja' yang dipuji dan dianjurkan adalah yang diiringi dengan amal shalih dan taubat dari kemaksiatan (SyarahUshuluts Tsalasah : 53).
Allah juga berfirman :
"Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakal jika benar-benar kamu orang-orang beriman." (QS. Al Maidah : 23)
Tawakal berarti menyandarkan segala urusan kepada-Nya semata baik itu urusan yang mendatangkan keuntungan maupun yang mengakibatkan kerugian atau madharat.
Keterangan-keterangan diatas menunjukkan bahwa acara ritualis sesajen bertentangan dengan syariat Islam yang murni. Sebab didalamnya mengandung pengagungan,penghambaan,pengharapan, takut yang semestinya hanya diperuntukkan kepada Allah semata. Mudah-mudahanAllah jauhkan kita dari segala bentuk kesyirikan. Allahu Ta'ala A'lam
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: sesajen dalam islam
barang siapa pernah makan dan minum sesajen..monggo berbagi pengalaman..gimana rasanyah makan berdua dengan berhala..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: sesajen dalam islam
ada yang bilang jika sesajen itu berarti mnunjukkan kualitas jin..semakin dahsyat sesajennyah,maka kualitas jg mumpuni..
benarkah?
ada pula yang berkata bila jin lebih beretiket dbanding manusia..kamsutnyah adalah jin hanya makan apa yang dibolehkan dimakan olehnyah..tetapi manusia,terkadang ikhlas makan duit pembangunan toilet di luar gaji..sedangkan membangun toilet itu sebenarnyah juga lagi bangun rumah buat jin..artinyah selain sapu bersih pimpinan dewan,manusia juga mampu sapu bersih perumahan jin..
dengan bugituh,apakah sesajen itu lebih pantas ditujukan ada jin atow sesama manusia?
manggah..
benarkah?
ada pula yang berkata bila jin lebih beretiket dbanding manusia..kamsutnyah adalah jin hanya makan apa yang dibolehkan dimakan olehnyah..tetapi manusia,terkadang ikhlas makan duit pembangunan toilet di luar gaji..sedangkan membangun toilet itu sebenarnyah juga lagi bangun rumah buat jin..artinyah selain sapu bersih pimpinan dewan,manusia juga mampu sapu bersih perumahan jin..
dengan bugituh,apakah sesajen itu lebih pantas ditujukan ada jin atow sesama manusia?
manggah..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: sesajen dalam islam
Sebelum lebih jauh dibahas...
Jika ada yang mengatakan jin lebih punya etika...kenapa apabila ada manusia yang menggunakan jasa jin manusia tadi dikatakan punya etika...artinya punya kemampuan malah memakai jasa makhluk halus...
Manusia lebih arogan dibandingkan jin contohnya ketika seorang manusia ingin buang hajat di sembarang tempat selalu bilang "numpang2"...eh si jin penunggu tempat tadi yang cukup cerdas akan bilang "numpang melulu...kencing,bab rp.2000 tahu"...
Tapi mungkin itu hanya untuk sebagian jin dan juga sebagian manusia...
Jika ada yang mengatakan jin lebih punya etika...kenapa apabila ada manusia yang menggunakan jasa jin manusia tadi dikatakan punya etika...artinya punya kemampuan malah memakai jasa makhluk halus...
Manusia lebih arogan dibandingkan jin contohnya ketika seorang manusia ingin buang hajat di sembarang tempat selalu bilang "numpang2"...eh si jin penunggu tempat tadi yang cukup cerdas akan bilang "numpang melulu...kencing,bab rp.2000 tahu"...
Tapi mungkin itu hanya untuk sebagian jin dan juga sebagian manusia...
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 83
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Similar topics
» Islam itu FLEKSIBEL dalam ketegasan dan TEGAS dalam kefleksibelan
» skisme dalam islam
» astronomi dalam islam
» skisme dalam islam
» protes dalam islam
» skisme dalam islam
» astronomi dalam islam
» skisme dalam islam
» protes dalam islam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik