bisakah arwah bergentayangan?
Halaman 1 dari 1 • Share
bisakah arwah bergentayangan?
Arwah adalah bentuk jama` dari ruh. Apabila ruh seseorang dicabut meninggalkan jasadnya, maka ruh itu dipanggil mengahadap Allah SWT untuk mempertanggung-jawabkan amalnya selama di dunia. Dalam banyak riwayat dikabarkan bahwa ketika ketika para pengantar jenazah meninggalkan kuburan, ruh mayat itu masih bisa mendengar suara sandal mereka meninggalkan kuburan.
Proses selanjutnya adalah ruh itu di alam kubur menghadapi pertanyaan malaikat. Dan apabila hasilnya bagus, maka alam kuburnya dibuat menjadi indah dan menyenangkan. Dan begitu juga sebaliknya.
Karena itu ada mengatakan bahwa ruh itu kembali ke alam dunia dan berinteraksi dengan manusia yang masih hidup, perlu dipertanyakan dasarnya dari sumber yang sharih, biak nash Al-Quran Al-Karim maupun hadits yang shahih. Apalagi bila arwah itu gentayangan dan membalas dendam seperti di film horor. Semua itu perlu didasarkan pada keterangan yang jelas berdasarkan nash.
Memang ada sementara riwayat yang menyebutkan hal itu, misalnya arwah itu masih berada di sekitar rumahnya selama seminggu dan bisa melihat bagaimana anggota keluarganya yang melakukan kemaksiatan. Tapi kalau menjelma menjadi makhluk kasat mata, melakukan aksi balas dendam, membunuh atau melakukan keonaran, tentu menjadi pertanyaan baru. Karena semau perbuatan itu tentu adalah sebuah kezaliman dan kejahatan yang melahirkan dosa. Lalu bagaimana arwah ini harus mempertanggung-jawabkan dosa-dosa itu, padahal dia sudah wafat dan sejak seseorang wafat, maka catatan amalnya sudah tertutup.
Kalaupun ada, maka amal-amal yang pernah dilakukannya di dunia dahulu yang mempunyai efek panjang, baik amal kebaikan maupun amal keburukan. Tetapi kalau kembali ke dunia dan bikin ulah, bagaimana kedudukannya ? sementara orang itu sudah mati dan catatan amalnya sudah ditutup sejak ajal menjemput. Lalu bagaimana kalau arwah ini kembali ke bumi dan menjadi orang sholeh, bertobat, menegakkan shalat, puasa, haji serta semua amal kebajikan. Apakah amalnya diterima padahal dia sudah mati.
Sebenarnya yang lebih sering kasusnya adalah ulah para jin jin yang merupakan makhluq Allah juga, dimana mereka menyamar menyerupai orang yang sudah mati. Oleh jin, suasana itu lalu didramatisir sedemikian rupa untuk menakut-nakuti orang. Intinya agar orang-orang itu percaya dan memberikan sesajen, sesembahan atau apaun yang dimintanya.
Jin mampu berubah wujud, namun tidak sempurna seperti malaikat yang mampu berubah wujud dengan bentuk yang sangat sempurna. Dalam riwayat hadits disebutkan ketika Jibril as mendatangai Rasulullah SAW dan para shahabatnya dengan menerupai manusia, rambutnya sangat hitam dan bajunya sangat putih, wajahnyaberseri dan tidak nampak datang dari perjalanan jauh. Padahal dia bukan orang setempat dan tidak seorangpun mengenalnya. Dalam kisah Nabi Yusuf, para wanita Mesir yang terkesima dengan wajah Nabi Yusuf berkomntar bahwa dia bukan manusia, tetapi adalah malaikat. Artinya, malaikat memang punya kemampuan berwujud manusia dengan bentuk yang sangat sempurna. Jin memang punya kemampuan melakukan perubahan wujud meski tidak pernah bisa sempurna. Karena itu dari cerita yang sering kita dengar, penampilan ‘hantu’ selalu menyeramkan, mungkin tidak berkepala, tidak berkaki atau gosong sebelah dan sebagainya.
Ujung-ujungnya jelas perbuatan musyrik. Ini adalah kerja favorit bangsa jin yang kafir. Menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam kemusyrikan. Memang terdapat keterangan bahwa ruh yang telah berpisah dari jasad itu selama di alam kubur menunggu hari kiamat akan dapat menyaksikan keluarganya di alam nyata ini. Bahkan mereka akan ikut bergembira bila keluarganya itu berbuat kebajikan dan akan bersedih bila melakukan kejahatan dan kemungkaran.
Proses selanjutnya adalah ruh itu di alam kubur menghadapi pertanyaan malaikat. Dan apabila hasilnya bagus, maka alam kuburnya dibuat menjadi indah dan menyenangkan. Dan begitu juga sebaliknya.
Karena itu ada mengatakan bahwa ruh itu kembali ke alam dunia dan berinteraksi dengan manusia yang masih hidup, perlu dipertanyakan dasarnya dari sumber yang sharih, biak nash Al-Quran Al-Karim maupun hadits yang shahih. Apalagi bila arwah itu gentayangan dan membalas dendam seperti di film horor. Semua itu perlu didasarkan pada keterangan yang jelas berdasarkan nash.
Memang ada sementara riwayat yang menyebutkan hal itu, misalnya arwah itu masih berada di sekitar rumahnya selama seminggu dan bisa melihat bagaimana anggota keluarganya yang melakukan kemaksiatan. Tapi kalau menjelma menjadi makhluk kasat mata, melakukan aksi balas dendam, membunuh atau melakukan keonaran, tentu menjadi pertanyaan baru. Karena semau perbuatan itu tentu adalah sebuah kezaliman dan kejahatan yang melahirkan dosa. Lalu bagaimana arwah ini harus mempertanggung-jawabkan dosa-dosa itu, padahal dia sudah wafat dan sejak seseorang wafat, maka catatan amalnya sudah tertutup.
Kalaupun ada, maka amal-amal yang pernah dilakukannya di dunia dahulu yang mempunyai efek panjang, baik amal kebaikan maupun amal keburukan. Tetapi kalau kembali ke dunia dan bikin ulah, bagaimana kedudukannya ? sementara orang itu sudah mati dan catatan amalnya sudah ditutup sejak ajal menjemput. Lalu bagaimana kalau arwah ini kembali ke bumi dan menjadi orang sholeh, bertobat, menegakkan shalat, puasa, haji serta semua amal kebajikan. Apakah amalnya diterima padahal dia sudah mati.
Sebenarnya yang lebih sering kasusnya adalah ulah para jin jin yang merupakan makhluq Allah juga, dimana mereka menyamar menyerupai orang yang sudah mati. Oleh jin, suasana itu lalu didramatisir sedemikian rupa untuk menakut-nakuti orang. Intinya agar orang-orang itu percaya dan memberikan sesajen, sesembahan atau apaun yang dimintanya.
Jin mampu berubah wujud, namun tidak sempurna seperti malaikat yang mampu berubah wujud dengan bentuk yang sangat sempurna. Dalam riwayat hadits disebutkan ketika Jibril as mendatangai Rasulullah SAW dan para shahabatnya dengan menerupai manusia, rambutnya sangat hitam dan bajunya sangat putih, wajahnyaberseri dan tidak nampak datang dari perjalanan jauh. Padahal dia bukan orang setempat dan tidak seorangpun mengenalnya. Dalam kisah Nabi Yusuf, para wanita Mesir yang terkesima dengan wajah Nabi Yusuf berkomntar bahwa dia bukan manusia, tetapi adalah malaikat. Artinya, malaikat memang punya kemampuan berwujud manusia dengan bentuk yang sangat sempurna. Jin memang punya kemampuan melakukan perubahan wujud meski tidak pernah bisa sempurna. Karena itu dari cerita yang sering kita dengar, penampilan ‘hantu’ selalu menyeramkan, mungkin tidak berkepala, tidak berkaki atau gosong sebelah dan sebagainya.
Ujung-ujungnya jelas perbuatan musyrik. Ini adalah kerja favorit bangsa jin yang kafir. Menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam kemusyrikan. Memang terdapat keterangan bahwa ruh yang telah berpisah dari jasad itu selama di alam kubur menunggu hari kiamat akan dapat menyaksikan keluarganya di alam nyata ini. Bahkan mereka akan ikut bergembira bila keluarganya itu berbuat kebajikan dan akan bersedih bila melakukan kejahatan dan kemungkaran.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» Hantu dan Roh/Arwah orang yang sudah meninggal
» Pendeta Amerika sebut baju bekas mengandung arwah setan
» Ulama Indonesia salat gaib buat arwah Yahudi di kamp Nazi
» Bisakah Suatu Fatwa Dicabut?
» bisakah istri mengajukan cerai?
» Pendeta Amerika sebut baju bekas mengandung arwah setan
» Ulama Indonesia salat gaib buat arwah Yahudi di kamp Nazi
» Bisakah Suatu Fatwa Dicabut?
» bisakah istri mengajukan cerai?
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik