Menjawab FFI : ayat - ayat Setan (kisah Gharaniq)
FORUM LASKAR ISLAM :: PERBANDINGAN AGAMA :: FORUM LINTAS AGAMA :: Menjawab Fitnah, Tuduhan & Misunderstanding
Halaman 1 dari 1 • Share
Menjawab FFI : ayat - ayat Setan (kisah Gharaniq)
Assalamualaikum wr. Wb. Netters sekalian....semoga kita selalu berada dalam lindunganNya dari para Penyesat...
Seperti biasanya, para penghujat melancarkan aksinya dalam menjatuhkan Islam, yang kali ini mereka berusaha menjatuhkan melalui kisah fiktif dari Nabi saw...
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/tentang-ayat2-setan-al-lata-al-uzza-al-manah-t10500/ [/url]
Yap...dalam topik yang dibuatnnya, ali oncom berusaha sekuat tenaga mencari pembenaran untuk fitnahnya terhadap Nabi saw...ali berusaha sekuat tenaga kebet2 link2 untuk mendukung maksudnya... tidak lupa si ali juga berusaha sekuat tenaga untuk merubah isi/terjemahan/makna al Quran...terkadang dalam terjemahan al Quran ke bahasa Indonesia melalui bahasa inggris dahulu...**bikin ngakak saja**...padahal terjemahan bahasa Arab/Al Quran tidak membutuhkan terjemahan melalui literatur atau terjemahan Inggris terlebih dahulu...Indonesia adalah negara dengan jumlah umat muslim terbanyak didunia..
sarjana Ilmu keislaman pun banyak tak terkira yang berhasil lulus dari perguruan tinggi di mesir, atau negara2 yang menggunakan bahasa arab lainnya, terjemahan juga lebih baik lagi langsung ke bahasa Indonesia, karena banyak kesamaan kosakata antara kedua bahasa ini, dan justru sebaliknya, menggunakan terjemahan melalui bahasa Inggris hanya akan menambahkan faktor kesalahan yang lebih besar lagi...sungguh menggelikan, biar kelihatan pintar dan berbobot ia melakukan ini....tapi bagi akal logika yang masih sehat, itu tidak lebih dari kekonyolan belaka, atau hanya akal2annya saja untuk menterjemahkan seenaknya...
terjemahan kata per kata mengenai ayat yang dimaksud :
أفرءيتم apakah maka kamu perhatikan
اللت Al Lata
والعزى dan Al 'Uzza
Secara garis Ali dan para murid2nya berusaha mengatakan bahwa ayat itu seharusnya :
Ayat sebenarnya menjelaskan bahwa allah menyuruh melihat ke-3 putrinya, yaitu Al Lata, Al Uzza dan Manah dan allah sangat iri bahwa sangat tidak adil bahwa allah hanya punya anak perempuan sedangkan umatnya punya anak lelaki.
Ingat, jaman arab dulu anak lelaki sangat dihargai dalam keluarga.
allah ternyata memang sangat iri hati dan diskriminatif.
Mereka berusaha siang malam menggambarkan Allah swt layaknya sebuah keluarga seperti tuhan agama sebelah, atau layaknya dewa2 penganut paganisme...dimana tuhan2 mereka terkadang mempunyai keluarga ayah, ibu, anak, dan kakak beradik...atau ada juga kisah ayahnya adalah dewa dari segala dewa lalu mempunyai istri dari kalangan manusia, sampai pada akhirnya memiliki anak setengah dewa/tuhan dan setengah manusia... : D...ujung2nya anak setengah2*hercules** tersebut mati juga **mirip dengan tuhan agama sebelah ya apa karena berasal dari negara yg deket ya..?**
Next...
Ketika ada netter muslim yang menjelaskan maksud ayat tersebut dengan memberikan penjelasan di ayat selanjutnya (ayat 23), eh tetapi si netter penghujat malah tidak terima...lucu bukan...mereka justru menanyakan apa hak muslim untuk menterjemahkan kallam Allah.. sedangakan mereka lebih berhak dari pada muslim... mengetahui kenyataan ini sang TS yang tidak lain dan tidak bukan dedengkot senior ali5196 buru2 cabut dari thread tersebut untuk menghindari malu lebih banyak lagi...
Lalu sang penuding memaksakan untuk umat muslim membaca terjemahan tanpa menggunakan tanda kurung atau penjelasan...
Sebenarnya jelas, menggunakan tanda kurung atau tidak, tidak ada indikasi sidikitpun untuk membenarkan apa yang mereka fitnahkan...karena sudah dijelaskan diayat lainnya..:
37.151-152 Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
72.3 dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.
112.3 Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka..[aN-Najm 23]
“Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki mengucapkan; ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al AHAD, ASH SHAMAD ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD (ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Dzat Yang Maha Esa dan tempat bergantung Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang menandingi-Nya). Kemudian beliau berkata: \"Sunngguh engkau telah meminta kepada Allah dengan perantara nama yang apabila Dia diminta dengannya pasti Dia akan mengabulkan.\" Telah menceritakan kepada Kami
Abdurrahman bin Khalid Ar Raqqi, telah menceritakan kepada Kami Zaid bin Hubbab, telah menceritakan kepada Kami kepada Kami Malik bin Mighwal dengan hadits ini dan padanya beliau bersabda: \"Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan namaNya yang agung.\"...[Abu daud 1276]
Sungguh nekad yang tak terkira..begitu banyak riwayat yang menolak fitnah mereka, tapi masih aja mencobanya....
next..
Seperti biasanya, para penghujat melancarkan aksinya dalam menjatuhkan Islam, yang kali ini mereka berusaha menjatuhkan melalui kisah fiktif dari Nabi saw...
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/tentang-ayat2-setan-al-lata-al-uzza-al-manah-t10500/ [/url]
by ali5196 » Thu Apr 19, 2007 4:06 pm
http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/053.qmt.html
053.019
YUSUFALI: Have ye seen Lat. and 'Uzza,
PICKTHAL: Have ye thought upon Al-Lat and Al-'Uzza
SHAKIR: Have you then considered the Lat and the Uzza,
053.020
YUSUFALI: And another, the third (goddess), Manat?
PICKTHAL: And Manat, the third, the other?
SHAKIR: And Manat, the third, the last?
Terjemahan dlm bahasa Indonesia kok lain ? Yg diatas dlm 53-19 ditulis
'Have you seen' yg berarti 'apakah kau melihat'. Sementara dibawah ini diterjemahkan sbg 'apakah patut kamu ...'
http://www.hashkalionline.de/qurani/ind ... ura53.html
[53.19] Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza,
[53.20] dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?
Pembahasan baca di :
Islam antara Agama dan Paganisme
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=10462
Muhammad: Sekali Penyembah Berhala Tetap Penyembah Berhala
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2065
Kalau ada yg menemukan post sesuai dgn topik diatas, silahkan dimasukkan disini.
Yap...dalam topik yang dibuatnnya, ali oncom berusaha sekuat tenaga mencari pembenaran untuk fitnahnya terhadap Nabi saw...ali berusaha sekuat tenaga kebet2 link2 untuk mendukung maksudnya... tidak lupa si ali juga berusaha sekuat tenaga untuk merubah isi/terjemahan/makna al Quran...terkadang dalam terjemahan al Quran ke bahasa Indonesia melalui bahasa inggris dahulu...**bikin ngakak saja**...padahal terjemahan bahasa Arab/Al Quran tidak membutuhkan terjemahan melalui literatur atau terjemahan Inggris terlebih dahulu...Indonesia adalah negara dengan jumlah umat muslim terbanyak didunia..
sarjana Ilmu keislaman pun banyak tak terkira yang berhasil lulus dari perguruan tinggi di mesir, atau negara2 yang menggunakan bahasa arab lainnya, terjemahan juga lebih baik lagi langsung ke bahasa Indonesia, karena banyak kesamaan kosakata antara kedua bahasa ini, dan justru sebaliknya, menggunakan terjemahan melalui bahasa Inggris hanya akan menambahkan faktor kesalahan yang lebih besar lagi...sungguh menggelikan, biar kelihatan pintar dan berbobot ia melakukan ini....tapi bagi akal logika yang masih sehat, itu tidak lebih dari kekonyolan belaka, atau hanya akal2annya saja untuk menterjemahkan seenaknya...
terjemahan kata per kata mengenai ayat yang dimaksud :
أفرءيتم apakah maka kamu perhatikan
اللت Al Lata
والعزى dan Al 'Uzza
Secara garis Ali dan para murid2nya berusaha mengatakan bahwa ayat itu seharusnya :
Ayat sebenarnya menjelaskan bahwa allah menyuruh melihat ke-3 putrinya, yaitu Al Lata, Al Uzza dan Manah dan allah sangat iri bahwa sangat tidak adil bahwa allah hanya punya anak perempuan sedangkan umatnya punya anak lelaki.
Ingat, jaman arab dulu anak lelaki sangat dihargai dalam keluarga.
allah ternyata memang sangat iri hati dan diskriminatif.
Mereka berusaha siang malam menggambarkan Allah swt layaknya sebuah keluarga seperti tuhan agama sebelah, atau layaknya dewa2 penganut paganisme...dimana tuhan2 mereka terkadang mempunyai keluarga ayah, ibu, anak, dan kakak beradik...atau ada juga kisah ayahnya adalah dewa dari segala dewa lalu mempunyai istri dari kalangan manusia, sampai pada akhirnya memiliki anak setengah dewa/tuhan dan setengah manusia... : D...ujung2nya anak setengah2*hercules** tersebut mati juga **mirip dengan tuhan agama sebelah ya apa karena berasal dari negara yg deket ya..?**
Next...
Ketika ada netter muslim yang menjelaskan maksud ayat tersebut dengan memberikan penjelasan di ayat selanjutnya (ayat 23), eh tetapi si netter penghujat malah tidak terima...lucu bukan...mereka justru menanyakan apa hak muslim untuk menterjemahkan kallam Allah.. sedangakan mereka lebih berhak dari pada muslim... mengetahui kenyataan ini sang TS yang tidak lain dan tidak bukan dedengkot senior ali5196 buru2 cabut dari thread tersebut untuk menghindari malu lebih banyak lagi...
Lalu sang penuding memaksakan untuk umat muslim membaca terjemahan tanpa menggunakan tanda kurung atau penjelasan...
Sebenarnya jelas, menggunakan tanda kurung atau tidak, tidak ada indikasi sidikitpun untuk membenarkan apa yang mereka fitnahkan...karena sudah dijelaskan diayat lainnya..:
37.151-152 Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
72.3 dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.
112.3 Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka..[aN-Najm 23]
“Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki mengucapkan; ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al AHAD, ASH SHAMAD ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD (ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Dzat Yang Maha Esa dan tempat bergantung Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang menandingi-Nya). Kemudian beliau berkata: \"Sunngguh engkau telah meminta kepada Allah dengan perantara nama yang apabila Dia diminta dengannya pasti Dia akan mengabulkan.\" Telah menceritakan kepada Kami
Abdurrahman bin Khalid Ar Raqqi, telah menceritakan kepada Kami Zaid bin Hubbab, telah menceritakan kepada Kami kepada Kami Malik bin Mighwal dengan hadits ini dan padanya beliau bersabda: \"Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan namaNya yang agung.\"...[Abu daud 1276]
Sungguh nekad yang tak terkira..begitu banyak riwayat yang menolak fitnah mereka, tapi masih aja mencobanya....
next..
dhans- SERSAN MAYOR
-
Posts : 595
Location : Jakarta
Join date : 05.07.12
Reputation : 30
Re: Menjawab FFI : ayat - ayat Setan (kisah Gharaniq)
Ali juga membuat posting yang sama sebelumnya namun tidak ingat sehingga membuatnya kembali**sepertinya**
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/post13147.html#p13147
Akhh...dasar lebay, tuplin, bokis dan tidak mengerti apa2...
menjawab kesimpulan no. 1..
Gharaniq adalah bentuk jamak dari Ghurnuk yang berarti seorang pemuda periang dan Tampan. Pada dasarnya kata itu diambil dari nama seekor burung putih yang sangat indah.[ Muhammad Hadi Ma’Rifat]
Riwayat tentang peristiwa diatas dipahamai dalam arti “berhala-berhala” dan ini merupakan salah satu sisi kelemahan riwayat tersebut karena dalam masyarakat Jahiliyah tidak dikenal penggunaan kata tersebut dalam arti berhala. Ini mengesankan bahwa riwayat tersebut direkayasa setelah masa Nabi saw dan sahabat-sahabat beliau. Kesan ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa riwayat tersebut berujung pada orang orang yang hidup sesudah masa sahabat dan dengan demikian nilai keshahihannya sangt lemah...
Sebelumnya telah disinggung bahwa kisah ini adalah peristiwa yg tidak pernah terjadi dalam kenyataan..!!ia hanya buah khayalan orang2 Musyrik yang memang selama ini ingin berdamai dengan syarat rasulullah tidak menyinggung dengan buruk berhala-berhala mereka.[Quraishihab..sirah Muhammad 367]
Ali oncom juga sudah dengan sengaja memelintir apa yang telah dinyatakan oleh Ibn Ishaq semua catatan sirah nabawiyah yang menukil dari cerita beliau akan mengatakan kalau beliau dengan tegas dan tidak ragu lagi bahwa cerita tersebut adalah cerita bikinan orang – orang zindik [ Hayatu Muhammad - MH. Haykal pg. 118-126]....lalu dari buku mana juga ali5196 mendapat riwayat Ibn Ishaq, karena sirah Muhammad ibn Ishaq telah lama hilang dizamannya [Fiqhus Sirah, DR Muhammad Ramadhan al-Bhuti, hal 3-4]..?, kalau memang ali5196 mengutipnya ia hanya mengutipnya dari buku sirah Ibn Hisyam yang memang kebanyak mengutip perkataanya, adapun kalau masih mau memaksa mengaku menggunakan sirah Ibn Ishaq, maka kita minta Buku dan judul pengarangnya, karena buku sirah Nabawiyah Ibn Ishaq yang beredar di merupakan pergantian nama dari Ibnu Hisyam., lalu dari karakter penulisan Ibn ishaq akan didapati sama seperti penulis Ibn Katsir dimana kebanyakan Ibn Ishaq hanya mengcopy dari naskah2 hadis tanpa penjelasan sama sekali, tidak ada bukti Ibnu Ishaq membenarkan adanya cerita tersebut adalah sebuah kenyataan ..!dan sekali lagi dibanyak riwayat sirah nabawiyah Ibn Ishaq menolak dengan tegas kebenaran cerita ini...
Tapi ada juga yang berusaha untuk membenarkan dengan ayat : [22.52-53] seperti yang dilakukan ali5196, ada orang yang menafsirkan kata “tammanu” dalam ayat itu dengan arti “membaca”, ada pula yang mengartikannya dengan “bercita-cita” seperti yang sudah dikenal umum. Kedua mereka ini masing masing berpendapat – diikuti oleh para orientalis – bahwa Kuraisy telah sampai dipuncaknya menyiksa sahabat2 Nabi, karena itu terpaksa nabi menyuruh mereka untuk Hijrah ke Abisinia. Tetapi karena ia begitu menjaga keislaman mereka yang sudah lepas dari penyembahan berhala, ia mendekati kaum Musyrik dan membacakan surat an-Najm dengan menambahkan cerita Gharaniq. Sesudah itu ia sujud dan mereka sujud, mereka lalu memperhatikan kecenderungan hendak mengikutinya, karena ia sudah mengikutinya, karena ia sudah memberi tempat kepada dewa dewa mereka disamping Allah. Atas cerita ini Sir William Muir menganggapnya sebagi suatu argumen kuat tentang cerita gharaniq itu.
Singkat cerita ayat2 setan ini..:
Jadi secara garis besar jalan cerita garaniq ini ialah bahwa Muhammad telah benar-benar berpihak kepada Kuraisy dan Kuraisypun sudah benar benar menggodanya hingga ia mau mengatakan sesuatu yang tidak difirmankan Allah.
Lalu apa jawabannya....?
Cerita yang kacau dari segi ilmu pengetahuan.
Bila mana cerita ini dianggap secara ilmiah ternyata memang tak dapat dibuktikan kebenarannya. Yang pertama sekali sebagai bukti ialah adanya beberapa sumber yang beraneka ragam. Pernah diceritakan - seperti yang disebutkan diatas – bahwa ungkapan itu ialah “itu garaniq yang luhur, perantaraannya sungguh dapat diharapkan.” Sumber lain menyebutkan ‘al gharaniqah’ yang luhur, perantaranya dapat diharapkan garaniqah atau garaniq. Sumber ke 4 mengatakan : “dan sebenarnya itulah garaniq yang luhur.” Sumber yang kelima menyebutkan “dan sebenarnya itulah mereka garaniq yang luhur dan perantaraan mereka bagi mereka yang diharapkan.” Dalam beberapa riwayat hadis juga disebutkan riwayat yang lain lagi dari 5 riwayat itu. Adanya keanekaragaman dalam sumber – sumber itu menunjukan bahwa hadis itu palsu [MH. Haykal 122]
Lalu yang berikutnya adalah “konteks surat an-Najm menolak”
Bukti lain yang lebih kuat dan pasti, konteks dan susunan surah an-Najm yang sama sekali tidak menyinggung soal garaniq ini. Konteks itu seperti dalam firmanNya..:...[QS 53:18-23]
Sudah jelas sekali dalam susunan itu bahwa Lat dan Uzza adalah nama nama yang dibuat buat oleh kaum Musyrik dan nenek moyang mereka. Allah tidak memberikan kekuasaan untuk itu. Bagaimana mungkin susunan itu akan berjalan sebagai berikut “adalah kamu perhatikan Lat dan Uzza”. Dan Mannat yang ketiga, yang terakhir itu garaniq yang luhur, perantaraannya dapat diharapkan. Adakah kamu itu yang laki-laki dan untuk dia yang perempuan?kalau begitu ini adalh pembagian yang tak seimbang. Ini hanyalah nama nama yang kamu buat sendiri, kamu dan nenek moyang kamu sendiri. Allah tidak memberi kekuasaan untuk itu.”
Susunannya menjadi rusak, kacau dan bertentangan satu sama lain. Dari pujian kepada Lat, Uzza, dan Manat ketiga yang terakhir dan celaan dalam empat ayat berturut turut tak dapat diterima dengan akal dan tak ada orang yang berpendapat demikian.
Jadi yang demikian ini sudah tak dapat diragukan lagi, bahwa hadis tentang garaniq itu palsu dan bikinan orang zindiq dengan maksud tertentu. Orang yang suka pada yang aneh aneh dan tidak berpikir logis, tentu percaya akan hadis ini.
Dari segi sematik
Argumen lain seperti yang dikemukakan oleh almarhum Syaikh Muhammad Abduh dalam tulisannya yang jelas membantah cerita garaniq ini, yaitu belum pernah ada orang arab menamakan dewa dewa mereka dengan garaniq, baik dalam sajak sajak atau dalam pidato pidato mereka {dari kuliah-kuliah syaikh Muhammad abduh yang dikumpulkan oleh sayyid Muhammad Rasyid rida dalam tafsir al-Fatihah, cetakan keempat}, juga tak ada berita yang dibawa orang mengatakan bahwa nama demikian itu pernah dipakai dalam percakapan mereka. Tetapi yang ada ialah sebutan gurnuq dan girniq sebagai nama sejenis burung air, entah hitam atau putih, dan sebutan untuk pemuda yang putih tampan. Dari semua itu tidak ada yang cocok untuk diberi arti dewa, juga masyarakat arab dahulu tak ada yang menamakan demikian.
Lalu tentu cerita itu bertentangan dengan kejujuran Muhammad saw ditambah Memfitnah Tauhid, seperti yang sudah disampaikan diawal posting..!!
Jadi sekali lagi masalah garaniq memang sangat tidak berdasar termasuk hubungannya dengan kembalinya Muslimin dari Abisinia. Jadi secara garis besar mereka kembali karena umar sudah masuk Islam dan dengan semangatnya yang sama seperti sebelum itu ia membela Islam, sampai menyebabkan Kuraisy terpaksa mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum Muslimin. Juga mereka kembali ketika abisinia sedang berkecamuk pemberontakan. Mereka khawatir akan akibatnya. Tetapi setelah kuraisy tahu mereka kembali, kekhawatiran akan besarnya pengaruh Muhammad saw dikalangan mereka bertambah. Kuraisy pun membuat rencana mengatur langkah siasat berikutnya yang berakhir dengan dibuatnya piagam yang diantaranya menentukan tak akan saling mengawinkan, berjual beli dan bergaul dengan Banu Hasyim, dan yang juga sudah sepakat diantara mereka, akan membunuh Muhammad saw jika dapat.
Tak satupun sejarahwan Islam menerima kisah fiktif ini. Mereka menganggapnya tdk lbh dr sekedar khurafat. Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa tdk satu pun kitab-kitab shahih yang menukil hadis ini. Di dalam riwayat ini tidak ada sosok perawi yang bisa dipercaya. Sanadnya tidak bersambung. Hanya para mufasir yang bertumpu pada sisi zahir riwayat serta para penulis sejarah yang lugu dan tidak bisa membedakan perawi yang jujur dan pembohong yang meriwayatkan hadis tersebut.
Menurut Qadhi Bakr bin Ala, beberapa hari kaum muslim percaya kepada riwayat palsu tersebut, meskipun mereka mengerti bahwa sanad hadis ini lemah dan matan-Nya memingungkan dan tumpang tindih.[Risalah asy-Syifa’, Jilid 2, hal 117]
Abu bakar Ibnu Arabi berkata, “Semua yang telah diriwayatkan ole Thabari berkenaan dengan masalah ini, adalah tidak benar dan tidak berdasar”[Fath al – Bari, jilid 8, hal. 333]
Muhammad bin Ishaq menulis risalah berkenaan dengan hadis ini. Dalamrisalah tersebut dia menganggap semua yang ada dalam hadis tersebut sebagai hadis buatan dan hasil rekayasa orang-orang Zindiq(ateis).
Ustad Muhammad Husain Haikal berpendapat secara jeli berkenaan dengan kisah fiktif ini. Beliau menunjukan kontradiksi dan kebohongan hadis tersebut[Hayatu Muhammad, hal. 124-129].
Kita tidak perlu terlalu masuk pertentangan dan ketidakserasian permulaan dan akhir kisah fiktif ini. Dengan hanya berbekal sedikit kjelian, masalah ini akan menjadi jelas bagi siapa asaa yg membacanya.
Perlu “di garis bawahi”, pembuat kisah fiktif inimelakukan pekerjaannya secara amatiran, ayat ini diawali dgn kalimat..!
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/post13147.html#p13147
by ali5196 » Wed Mar 01, 2006 7:52 am
Bagian Qur'an ini ditujukan kpd Muhammad guna menenangkan dan mengingatkannya akan nabi2 yg ada sebelum dirinya dan tidak ada nabi dan rasul yg keinginannya selalu ingin dipalsukan Setan. Setan jugalah yg mencoba menyelipkan kata2nya dlm wahyu Allah, tetapi Allah mengabrogasi/membatalkan "campur tangan" Setan itu".
Apa peristiwa dibelakang surah2 ini ? Apa "keinginan" Muhammad yg ingin dipalsukan Setan ? Apakah bentuk "campur tangan Setan" yg dibatalkan Allah ?
Mengapa Muhammad harus ditenangkan dan diingatkan ? Ini peristiwanya yg dicatat oleh dedengkot2 Islam spt Ibn Ishaq, Wakidi, Ibn Sa'd, and Tabari.
Apa kata Ibn Ishaq [2] ttg Ayat2 Setan ? (Ibn Ishaq adalah kesaksian tertua ttg kehidupan Muhammad dan teks komplet ttg catatan
Ibn Ishaq bisa dibaca disini sbg appendix.)
Muhammad dan para penyembah berhala di Mekah
Ketika masih di Mekah, Muhammad mencoba membujuk kaum Mekah bernama Quraysh agar menerima Islam. Mereka tidak mengacuhkannya tetapi Muhammad semakin gigih memaksakan pandangannya.
Turunlah ayat ini:
Have you thought of al-Lat and al-Uzza and Manat, the third ... these are the exalted Gharaniq [3] whose intercession is approved. (Ibn Ishaq, pp. 165-166)
Al-Lat, al-Uzza dan Manat adalah dewa2 berhala yg dipuja di Mekah.
Sebelumnya, Muhammad menentang mereka tetapi sekarang Muhammad MENERIMA berhala2 tsb dan menyatakan bahwa intersesi mereka disetujui Allah (their "intercession is approved"). Penjelasan Muslim kemudian ttg mengapa Muhammad akhirnya menerima berhala2 ini adalah bahwa Setan-lah yg memasukkan kata2 ini pada lidah Muhammad.
Setan ... menaruh kata2 ini pada lidah Muhammad "these are the exalted Gharaniq whose intercession is approved". (Ibn Ishaq, pp. 165-166)
..............
Belum pernah Kami mengirim nabi yg keinginannya tidak ingin dirubah oelh Setan. Tetapi Allah membatalkan campur tangan Setan itu dan menegaskan wahyuNya. (Qur'an 22:52, Dawood)
Peristiwa ttg Muhammad melanturkan kata2 Satan dan sementara menerima berhala dan polytheisme perlu dikomentari.
1. Ingat bahwa Quran sendiri yg mengatakan bahwa Setan suka memalsukan keinginan Muhammad (Qur'an 22:52). Ibn Ishaq, Wakidi, Ibn Sa'd dan Tabari bahkan mengakui peristiwa ini. Kalau peristiwa ini ditulis oleh orang2 yg menentang Islam, maka kita boleh curiga bahwa peristiwa ini dibuat2 guna menjelek2kan Muhammad. Tetapi mungkinkah Ibn Ishaq, Wakidi, Ibn Sa'd, dan Tabari meng-ada2 ttg pengakuan Muhammad akan dewa berhala ? Kemungkinan itu jelas kecil.
2. Qur'an juga mengatakan bahwa nabi2 lain dijebak Setan. Adam kejebak (7:189-192), begitu pula Aaron (4:163, 7:150-153). Kedua nabi ini dihukum karena kelakuan buruk mereka. Mereka menyesal dan Tuhan memaafkan. Jadi jelas seorang nabi bisa saja kejebak. Qur'an mengatakannya dan nabi2 sebelumnya melakukannya.
3. Qur'an juga mengatakan bawha beberapa surah Qur'an mengalami perubahan.
Dan tatlakal Kami merubah ayat dgn ayat lain - dan Allah tahu akan apa yg diturunkanNya - mereka akan mengatakan kpdmu (Muhammad), "Kau seorang pemalsu !" (Qur'an 16:101, Arberry)
Ini karena orang2 mulai mengeluh ttg Muhammad karena ia merubah2 ayat2nya.
Akhh...dasar lebay, tuplin, bokis dan tidak mengerti apa2...
menjawab kesimpulan no. 1..
Gharaniq adalah bentuk jamak dari Ghurnuk yang berarti seorang pemuda periang dan Tampan. Pada dasarnya kata itu diambil dari nama seekor burung putih yang sangat indah.[ Muhammad Hadi Ma’Rifat]
Riwayat tentang peristiwa diatas dipahamai dalam arti “berhala-berhala” dan ini merupakan salah satu sisi kelemahan riwayat tersebut karena dalam masyarakat Jahiliyah tidak dikenal penggunaan kata tersebut dalam arti berhala. Ini mengesankan bahwa riwayat tersebut direkayasa setelah masa Nabi saw dan sahabat-sahabat beliau. Kesan ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa riwayat tersebut berujung pada orang orang yang hidup sesudah masa sahabat dan dengan demikian nilai keshahihannya sangt lemah...
Sebelumnya telah disinggung bahwa kisah ini adalah peristiwa yg tidak pernah terjadi dalam kenyataan..!!ia hanya buah khayalan orang2 Musyrik yang memang selama ini ingin berdamai dengan syarat rasulullah tidak menyinggung dengan buruk berhala-berhala mereka.[Quraishihab..sirah Muhammad 367]
Ali oncom juga sudah dengan sengaja memelintir apa yang telah dinyatakan oleh Ibn Ishaq semua catatan sirah nabawiyah yang menukil dari cerita beliau akan mengatakan kalau beliau dengan tegas dan tidak ragu lagi bahwa cerita tersebut adalah cerita bikinan orang – orang zindik [ Hayatu Muhammad - MH. Haykal pg. 118-126]....lalu dari buku mana juga ali5196 mendapat riwayat Ibn Ishaq, karena sirah Muhammad ibn Ishaq telah lama hilang dizamannya [Fiqhus Sirah, DR Muhammad Ramadhan al-Bhuti, hal 3-4]..?, kalau memang ali5196 mengutipnya ia hanya mengutipnya dari buku sirah Ibn Hisyam yang memang kebanyak mengutip perkataanya, adapun kalau masih mau memaksa mengaku menggunakan sirah Ibn Ishaq, maka kita minta Buku dan judul pengarangnya, karena buku sirah Nabawiyah Ibn Ishaq yang beredar di merupakan pergantian nama dari Ibnu Hisyam., lalu dari karakter penulisan Ibn ishaq akan didapati sama seperti penulis Ibn Katsir dimana kebanyakan Ibn Ishaq hanya mengcopy dari naskah2 hadis tanpa penjelasan sama sekali, tidak ada bukti Ibnu Ishaq membenarkan adanya cerita tersebut adalah sebuah kenyataan ..!dan sekali lagi dibanyak riwayat sirah nabawiyah Ibn Ishaq menolak dengan tegas kebenaran cerita ini...
Tapi ada juga yang berusaha untuk membenarkan dengan ayat : [22.52-53] seperti yang dilakukan ali5196, ada orang yang menafsirkan kata “tammanu” dalam ayat itu dengan arti “membaca”, ada pula yang mengartikannya dengan “bercita-cita” seperti yang sudah dikenal umum. Kedua mereka ini masing masing berpendapat – diikuti oleh para orientalis – bahwa Kuraisy telah sampai dipuncaknya menyiksa sahabat2 Nabi, karena itu terpaksa nabi menyuruh mereka untuk Hijrah ke Abisinia. Tetapi karena ia begitu menjaga keislaman mereka yang sudah lepas dari penyembahan berhala, ia mendekati kaum Musyrik dan membacakan surat an-Najm dengan menambahkan cerita Gharaniq. Sesudah itu ia sujud dan mereka sujud, mereka lalu memperhatikan kecenderungan hendak mengikutinya, karena ia sudah mengikutinya, karena ia sudah memberi tempat kepada dewa dewa mereka disamping Allah. Atas cerita ini Sir William Muir menganggapnya sebagi suatu argumen kuat tentang cerita gharaniq itu.
Singkat cerita ayat2 setan ini..:
Para pendongeng kisah ini menyebutkan bahwa Rasulullah saw selalu berharap bisa menjalin hubungan dengan Quraisy. Karena beliau saw takut berpisah dengan kaumnya. Suatu ketika beliau sedang duduk di dekat ka’bah dan memikirkan masalah itu. Saat itu orang2 Quraisy berada dekat beliau. Tiba-tiba surat An Najm diturunkan kepada beliau. Ketika ayat ini disampaikan, Rasulullah saw langsung mengujarkannya, demi bintang ketika terbenam, kawanmu (muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yangdiucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang disampaikan(kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh Yang Sangat Kuat.......
Ketika sampai pada ayat yang beredaksi,
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik)
menganggap Lata dan Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling terkemudian(sebagai anak-anak Allah)??
Saat inilah setan mulai mempengaruhi Rasulullah saw hingga beliau menyampaikan bisikan setan tanpa memperhatukan wahyu yang datang. Beliau berujar “ketiganya itu adalah Gharaniq yang maha tinggi dan syafaat mereka sungguh diharapkan.”. Kemudian Rasulullah saw melanjukan surahnya.
Orang-orang musrik mendengar dengan seksama ketika Rasulullah saw menyifati tuhan-tuhan mereka dan memberi berita gembira tentang pemberian syafaat ketiga berhala tersebut. Karenanya mereka gembira. Sikap mereka terhadap kaum Musim langsung berubah. Mereka mengulurkan tangan persaudaraan dan persatuan kepada kaum Muslim. Semua gembira. Peristiwa ini mereka anggap pertanda baik.
Berita tersebut menyebar hingga Ethopia. Kaum Muslim yang brhijrah merasa senang mendengar kejadian tersebut. Mereka semua kembali ke Mekkah dan menjalani kehidupan dengan kaum musyrik sebagai saudara.
Rasulullah saw merasa gembira krn persatuan tersebut. Malam hrnya beliau saw kembali krumah. Saat itulah jibril turun kbumi untuk meminta beliau mengujarkan surah yg telah dturunkan kpadanya. Rasulullah pun membacanya hingga kalimat tersebut.
Mendengar itu tiba-tiba jibril menghardik, “Diamlah! Apa yg sedang kmu ucapkan ini!” Saat itu jug rasulullah saw sadar atas kekeliruannya dan br tahu bahwa iblis telah menguasainya. Rasulullah saw sangat bersedih dan merasa bosan hidup. Beliau berkata, “Oh, Aku telah berbohong kpada ALLAH! Aku telah mengatakan sesuatu yg tdk ALLAH katakan! Oh, sungguh celaka diriku!”
Menurut sebagian riwayat dsebutkan bahwa saat itu beliau saw berkata kpada jibril, “Dia yg membacakan dua ayat ini kpadaku, wajahnya sama sperti wajahmu.”
Jibril berkata, “Aku berlindung kpada ALLAH. Peristiwa itu tidak akan pernah terjadi.”
Sejak saat itu Rasulullah sering memohon kpada ALLAH agar usianya dperpendek. Menurut riwayat tersebut saat itu ayat ini dturunkan,
Dan mreka hampir-hampir memalingkan engkau (Muhammad) dr ap yg telah kami wahyukan kpadamu, agar engkau mengada-ada sesuatu yg lain dr kami, dan jika demikian tentu mereka menjadikanmu sahabat yg setia. Dan sekiranya kami tidak memperteguhmu, niscaya kmu condong sedikit kpada mreka, jika demikian, tentu akan kami rasakan kpadamu (siksa) berlipat ganda setelah mati, dan engkau tdk akan mendapat seorang penolong pun dr kami (QS. Al-isra: 73-75).
Menurut riwayat itu, ayat ini menambh ksedihan Rasulullah. Rasulullah melewati sisa hrdpnya dgn ksedihan. Akhirnya beliau mendapat anugerah dr ALLAH. Menurut riwayat tersebut, untuk menghilangkan ksedihannya, dturunkanlah ayat berikut ini, (QS. Al-Hajj: 52).
Setelah ayat ini dturunkan, beliau merasa tenang dan smua ksedihan sirna [cerita yang diambil dari Tafsir Ath Thabari, Jilid 17, hal. 131 – 134; jalaluddin Suyuthi, Ad-Durr al-Mantsur, Jilid 4 namun merupakan kalimat yang menjelaskan duduk cerita tersebut, bukan Thabari yang mengatakan kebenaran kisah tersebut..].
Jadi secara garis besar jalan cerita garaniq ini ialah bahwa Muhammad telah benar-benar berpihak kepada Kuraisy dan Kuraisypun sudah benar benar menggodanya hingga ia mau mengatakan sesuatu yang tidak difirmankan Allah.
Lalu apa jawabannya....?
Cerita yang kacau dari segi ilmu pengetahuan.
Bila mana cerita ini dianggap secara ilmiah ternyata memang tak dapat dibuktikan kebenarannya. Yang pertama sekali sebagai bukti ialah adanya beberapa sumber yang beraneka ragam. Pernah diceritakan - seperti yang disebutkan diatas – bahwa ungkapan itu ialah “itu garaniq yang luhur, perantaraannya sungguh dapat diharapkan.” Sumber lain menyebutkan ‘al gharaniqah’ yang luhur, perantaranya dapat diharapkan garaniqah atau garaniq. Sumber ke 4 mengatakan : “dan sebenarnya itulah garaniq yang luhur.” Sumber yang kelima menyebutkan “dan sebenarnya itulah mereka garaniq yang luhur dan perantaraan mereka bagi mereka yang diharapkan.” Dalam beberapa riwayat hadis juga disebutkan riwayat yang lain lagi dari 5 riwayat itu. Adanya keanekaragaman dalam sumber – sumber itu menunjukan bahwa hadis itu palsu [MH. Haykal 122]
Lalu yang berikutnya adalah “konteks surat an-Najm menolak”
Bukti lain yang lebih kuat dan pasti, konteks dan susunan surah an-Najm yang sama sekali tidak menyinggung soal garaniq ini. Konteks itu seperti dalam firmanNya..:...[QS 53:18-23]
Sudah jelas sekali dalam susunan itu bahwa Lat dan Uzza adalah nama nama yang dibuat buat oleh kaum Musyrik dan nenek moyang mereka. Allah tidak memberikan kekuasaan untuk itu. Bagaimana mungkin susunan itu akan berjalan sebagai berikut “adalah kamu perhatikan Lat dan Uzza”. Dan Mannat yang ketiga, yang terakhir itu garaniq yang luhur, perantaraannya dapat diharapkan. Adakah kamu itu yang laki-laki dan untuk dia yang perempuan?kalau begitu ini adalh pembagian yang tak seimbang. Ini hanyalah nama nama yang kamu buat sendiri, kamu dan nenek moyang kamu sendiri. Allah tidak memberi kekuasaan untuk itu.”
Susunannya menjadi rusak, kacau dan bertentangan satu sama lain. Dari pujian kepada Lat, Uzza, dan Manat ketiga yang terakhir dan celaan dalam empat ayat berturut turut tak dapat diterima dengan akal dan tak ada orang yang berpendapat demikian.
Jadi yang demikian ini sudah tak dapat diragukan lagi, bahwa hadis tentang garaniq itu palsu dan bikinan orang zindiq dengan maksud tertentu. Orang yang suka pada yang aneh aneh dan tidak berpikir logis, tentu percaya akan hadis ini.
Dari segi sematik
Argumen lain seperti yang dikemukakan oleh almarhum Syaikh Muhammad Abduh dalam tulisannya yang jelas membantah cerita garaniq ini, yaitu belum pernah ada orang arab menamakan dewa dewa mereka dengan garaniq, baik dalam sajak sajak atau dalam pidato pidato mereka {dari kuliah-kuliah syaikh Muhammad abduh yang dikumpulkan oleh sayyid Muhammad Rasyid rida dalam tafsir al-Fatihah, cetakan keempat}, juga tak ada berita yang dibawa orang mengatakan bahwa nama demikian itu pernah dipakai dalam percakapan mereka. Tetapi yang ada ialah sebutan gurnuq dan girniq sebagai nama sejenis burung air, entah hitam atau putih, dan sebutan untuk pemuda yang putih tampan. Dari semua itu tidak ada yang cocok untuk diberi arti dewa, juga masyarakat arab dahulu tak ada yang menamakan demikian.
Lalu tentu cerita itu bertentangan dengan kejujuran Muhammad saw ditambah Memfitnah Tauhid, seperti yang sudah disampaikan diawal posting..!!
Jadi sekali lagi masalah garaniq memang sangat tidak berdasar termasuk hubungannya dengan kembalinya Muslimin dari Abisinia. Jadi secara garis besar mereka kembali karena umar sudah masuk Islam dan dengan semangatnya yang sama seperti sebelum itu ia membela Islam, sampai menyebabkan Kuraisy terpaksa mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum Muslimin. Juga mereka kembali ketika abisinia sedang berkecamuk pemberontakan. Mereka khawatir akan akibatnya. Tetapi setelah kuraisy tahu mereka kembali, kekhawatiran akan besarnya pengaruh Muhammad saw dikalangan mereka bertambah. Kuraisy pun membuat rencana mengatur langkah siasat berikutnya yang berakhir dengan dibuatnya piagam yang diantaranya menentukan tak akan saling mengawinkan, berjual beli dan bergaul dengan Banu Hasyim, dan yang juga sudah sepakat diantara mereka, akan membunuh Muhammad saw jika dapat.
Tak satupun sejarahwan Islam menerima kisah fiktif ini. Mereka menganggapnya tdk lbh dr sekedar khurafat. Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa tdk satu pun kitab-kitab shahih yang menukil hadis ini. Di dalam riwayat ini tidak ada sosok perawi yang bisa dipercaya. Sanadnya tidak bersambung. Hanya para mufasir yang bertumpu pada sisi zahir riwayat serta para penulis sejarah yang lugu dan tidak bisa membedakan perawi yang jujur dan pembohong yang meriwayatkan hadis tersebut.
Menurut Qadhi Bakr bin Ala, beberapa hari kaum muslim percaya kepada riwayat palsu tersebut, meskipun mereka mengerti bahwa sanad hadis ini lemah dan matan-Nya memingungkan dan tumpang tindih.[Risalah asy-Syifa’, Jilid 2, hal 117]
Abu bakar Ibnu Arabi berkata, “Semua yang telah diriwayatkan ole Thabari berkenaan dengan masalah ini, adalah tidak benar dan tidak berdasar”[Fath al – Bari, jilid 8, hal. 333]
Muhammad bin Ishaq menulis risalah berkenaan dengan hadis ini. Dalamrisalah tersebut dia menganggap semua yang ada dalam hadis tersebut sebagai hadis buatan dan hasil rekayasa orang-orang Zindiq(ateis).
Ustad Muhammad Husain Haikal berpendapat secara jeli berkenaan dengan kisah fiktif ini. Beliau menunjukan kontradiksi dan kebohongan hadis tersebut[Hayatu Muhammad, hal. 124-129].
Kita tidak perlu terlalu masuk pertentangan dan ketidakserasian permulaan dan akhir kisah fiktif ini. Dengan hanya berbekal sedikit kjelian, masalah ini akan menjadi jelas bagi siapa asaa yg membacanya.
Perlu “di garis bawahi”, pembuat kisah fiktif inimelakukan pekerjaannya secara amatiran, ayat ini diawali dgn kalimat..!
dhans- SERSAN MAYOR
-
Posts : 595
Location : Jakarta
Join date : 05.07.12
Reputation : 30
Re: Menjawab FFI : ayat - ayat Setan (kisah Gharaniq)
Menjawab kesimpulan no. 2
Seandainya Iblis mampu menisipkan kekacauan, maka akibatkan pendustaan kalam Ilahi, sementara setan selamanya tidak pernah bisa mengalahkan kehendak Tuhan,
Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Mujadilah:21)
Aziz bermakna bahwa tiada yang mampu mengalahkan-Nya. Bagaimana mungkin iblis yg lemah, mampu mengalahkan Tuhan yang perkasa.
Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. (QS. An-Nahl:99).
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (QS. Al-Isra : 65)
Ungkapan Setan yang direkam oleh Al quran atas seizinNya,
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim:22)
Bagaimana mungkin Iblis mampu menguasai perasaan Rasulullah saw.
Allah telah menjamin al-Quran dengan firman-Nya,
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hajr:9),
Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushshilat:42)
Al quran akan selalu terjaga dari tangan-tangan jahil sepanjang zaman. Sampai kapan pun ta akan ada yang mampu menambah dan menguranginya.
Jika melihat riwayat palsu tersebut, bagaimana mungkin iblis bisa mempengaruhi firman-Nya, menambah dan merubah Al quran ketika diturunkan. Apalagi Rasulullah saw adalah maksum. Beliau terbebas dari kesalahan, termasuk ketika menerima dan menyampaikan syariat. Premis ini disepakati oleh semua Umat.
Semua bisikan setan tak mampu mempengaruhi Rasulullah saw. Tak seorang pun atau apa pun mampu mengalahkan pikiran Rasulullah saw. Beliau di garansi oleh Allah Swt,
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, (QS. Ath-Thur : 48). Beliau tidak pernah sendiri.
Bukankah Rasulullah saw adalah orang yang paling fasih mengucapkan “dhad”[37]. Beliau lebih mengetahui kaidah bahasa melebihi siapa pun. Tidak logis jika beliau tidak mengetahui kesalahan atau kesimpangsiuran frase yang bercampur dengan kesyirikan. Seperti yang ditegaskan dua ayat setelahnya yaitu.
(QS. An-Najm :23)
Ayat tersebut menunjukan bahwa Rasulullah saw tidak mengakui tuhan-tuhan kaum musyrik. Beliau melihat anggapan kaum musyrik tidak berdasar. Ayat-ayat selanjutnya hingga akhir surat adalah bentuk koreksi atau kritik yang menunjukan ketidak berartian keyakinan orang-orang Quraisy. Karenanya, setiap manusia berakal sehat akan mengetahui ketidak selarasan kisah fiktif ini.
Dua ayat yang sering dijadikan dalil oleh ahli hadis mereka, sama sekali tidak terkait dengan kisah fiktif tersebut :
1. Yaitu ayat :
Maka Allah menghapus apa yang disampaikan setan.
Ayat ini mengungkapkan hakikat bahwa setipa pemilik syariat berharap agar semua jerih payahnya membuahkan hasil, semua rencananya dapat terlaksana, kalitullah dapat ditegakan di muka bumi. Setanlah yang selalu menghalangi terlaksanya tujuan-tujuan mulia itu dengan cara membendung jalan. Seperti yang ditegaskan ayat :
Setan melempar dalam angan-angannya.
Namun ada optimisme,
Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha perkasa.
Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.
Allah telah menjelaskan semua yang dikaburkan iblis,
Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). (QS. Al-Anbiya : 18).
Semua yang ada kaitannya dengan iblis pasti sirna,
Maka Allah menghapus apa yang dilontarkan setan kemudian Allah memperkuat tanda-tanda kebesaran-Nya dan Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.
Inilah tanda-tanda kebesaran Ilahi yang kokoh.
2. Kedua, yaitu ayat tasbit[QS. Al – Isra: 73-75](pengokoh) membuktikan kemaksuman para nabi. Seandainya kemaksuman yang merupakan anugerah para Ilahi, penerangan jalan bagi para nabi, tidak dimliki oleh para nabi, sangat mungki mereka mengikuti arus orang-orang berpikiran salah.
Para penguasa Tiran, sekaitan dengan masalah ini selalu mangkondisikan situasi untuk mewujudkan tujuan-tujuan keji. Boleh jadi (jika diasumsikan bahwa para nabi tidak maksum) para tiran itu bisa mempengaruhi orangyang paling layak, tertipu dan dipengaruhi mereka. Bukankah hanya inaiyah Ilahi yang meliputi hamba-hamba-Nya yang saleh untuk memproteksi diri dari semua bisikan dan tipuan setan.
Ayat tasbit tidak menunjukan adanya “ketergelinciran” atau kesalahan nabi. Coba kita lihat kaliamat, Jika bukan .
Muhammad Husain Haikal berkata, “Berpegang teguh kepada ayat, Dan kalau kami tidak memperkuatmu...(untuk memnjadikannya sebagai dalil kisah fiktif ini) adalah salah. Ayat itu tidak mengisahkan ketergelinciran tersebut, sebaliknya, ayat ini mengisahkan keteguhan Nabi karena Inayah Ilahi. Ayat, memiliki suatu keinginan...sebagaimana telah disebutkan, terkait dengan kisah fiktif Gharaniq”[ Hayatu Muhammad, Hal 124-129]
Ayat tersebut adalah undang-undang bersifat umum agar kaum muslim mengetahui bahwa mereka selalu mendapat inayah Ilahi. Jika mereka bertindak tidak pantas, maka setiap saat mendapat siksa yang pedih , dunia dan akhirat akan menjadi sempit bagi mereka.
demikian untuk menjawab kesimpulan ngawur ga karuan dari Ali5196..
2. Qur'an juga mengatakan bahwa nabi2 lain dijebak Setan. Adam kejebak (7:189-192), begitu pula Aaron (4:163, 7:150-153). Kedua nabi ini dihukum karena kelakuan buruk mereka. Mereka menyesal dan Tuhan memaafkan. Jadi jelas seorang nabi bisa saja kejebak. Qur'an mengatakannya dan nabi2 sebelumnya melakukannya.
Seandainya Iblis mampu menisipkan kekacauan, maka akibatkan pendustaan kalam Ilahi, sementara setan selamanya tidak pernah bisa mengalahkan kehendak Tuhan,
Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Mujadilah:21)
Aziz bermakna bahwa tiada yang mampu mengalahkan-Nya. Bagaimana mungkin iblis yg lemah, mampu mengalahkan Tuhan yang perkasa.
Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. (QS. An-Nahl:99).
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (QS. Al-Isra : 65)
Ungkapan Setan yang direkam oleh Al quran atas seizinNya,
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim:22)
Bagaimana mungkin Iblis mampu menguasai perasaan Rasulullah saw.
Allah telah menjamin al-Quran dengan firman-Nya,
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hajr:9),
Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushshilat:42)
Al quran akan selalu terjaga dari tangan-tangan jahil sepanjang zaman. Sampai kapan pun ta akan ada yang mampu menambah dan menguranginya.
Jika melihat riwayat palsu tersebut, bagaimana mungkin iblis bisa mempengaruhi firman-Nya, menambah dan merubah Al quran ketika diturunkan. Apalagi Rasulullah saw adalah maksum. Beliau terbebas dari kesalahan, termasuk ketika menerima dan menyampaikan syariat. Premis ini disepakati oleh semua Umat.
Semua bisikan setan tak mampu mempengaruhi Rasulullah saw. Tak seorang pun atau apa pun mampu mengalahkan pikiran Rasulullah saw. Beliau di garansi oleh Allah Swt,
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, (QS. Ath-Thur : 48). Beliau tidak pernah sendiri.
Bukankah Rasulullah saw adalah orang yang paling fasih mengucapkan “dhad”[37]. Beliau lebih mengetahui kaidah bahasa melebihi siapa pun. Tidak logis jika beliau tidak mengetahui kesalahan atau kesimpangsiuran frase yang bercampur dengan kesyirikan. Seperti yang ditegaskan dua ayat setelahnya yaitu.
(QS. An-Najm :23)
Ayat tersebut menunjukan bahwa Rasulullah saw tidak mengakui tuhan-tuhan kaum musyrik. Beliau melihat anggapan kaum musyrik tidak berdasar. Ayat-ayat selanjutnya hingga akhir surat adalah bentuk koreksi atau kritik yang menunjukan ketidak berartian keyakinan orang-orang Quraisy. Karenanya, setiap manusia berakal sehat akan mengetahui ketidak selarasan kisah fiktif ini.
Dua ayat yang sering dijadikan dalil oleh ahli hadis mereka, sama sekali tidak terkait dengan kisah fiktif tersebut :
1. Yaitu ayat :
Maka Allah menghapus apa yang disampaikan setan.
Ayat ini mengungkapkan hakikat bahwa setipa pemilik syariat berharap agar semua jerih payahnya membuahkan hasil, semua rencananya dapat terlaksana, kalitullah dapat ditegakan di muka bumi. Setanlah yang selalu menghalangi terlaksanya tujuan-tujuan mulia itu dengan cara membendung jalan. Seperti yang ditegaskan ayat :
Setan melempar dalam angan-angannya.
Namun ada optimisme,
Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha perkasa.
Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.
Allah telah menjelaskan semua yang dikaburkan iblis,
Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). (QS. Al-Anbiya : 18).
Semua yang ada kaitannya dengan iblis pasti sirna,
Maka Allah menghapus apa yang dilontarkan setan kemudian Allah memperkuat tanda-tanda kebesaran-Nya dan Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.
Inilah tanda-tanda kebesaran Ilahi yang kokoh.
2. Kedua, yaitu ayat tasbit[QS. Al – Isra: 73-75](pengokoh) membuktikan kemaksuman para nabi. Seandainya kemaksuman yang merupakan anugerah para Ilahi, penerangan jalan bagi para nabi, tidak dimliki oleh para nabi, sangat mungki mereka mengikuti arus orang-orang berpikiran salah.
Para penguasa Tiran, sekaitan dengan masalah ini selalu mangkondisikan situasi untuk mewujudkan tujuan-tujuan keji. Boleh jadi (jika diasumsikan bahwa para nabi tidak maksum) para tiran itu bisa mempengaruhi orangyang paling layak, tertipu dan dipengaruhi mereka. Bukankah hanya inaiyah Ilahi yang meliputi hamba-hamba-Nya yang saleh untuk memproteksi diri dari semua bisikan dan tipuan setan.
Ayat tasbit tidak menunjukan adanya “ketergelinciran” atau kesalahan nabi. Coba kita lihat kaliamat, Jika bukan .
Muhammad Husain Haikal berkata, “Berpegang teguh kepada ayat, Dan kalau kami tidak memperkuatmu...(untuk memnjadikannya sebagai dalil kisah fiktif ini) adalah salah. Ayat itu tidak mengisahkan ketergelinciran tersebut, sebaliknya, ayat ini mengisahkan keteguhan Nabi karena Inayah Ilahi. Ayat, memiliki suatu keinginan...sebagaimana telah disebutkan, terkait dengan kisah fiktif Gharaniq”[ Hayatu Muhammad, Hal 124-129]
Ayat tersebut adalah undang-undang bersifat umum agar kaum muslim mengetahui bahwa mereka selalu mendapat inayah Ilahi. Jika mereka bertindak tidak pantas, maka setiap saat mendapat siksa yang pedih , dunia dan akhirat akan menjadi sempit bagi mereka.
demikian untuk menjawab kesimpulan ngawur ga karuan dari Ali5196..
dhans- SERSAN MAYOR
-
Posts : 595
Location : Jakarta
Join date : 05.07.12
Reputation : 30
Re: Menjawab FFI : ayat - ayat Setan (kisah Gharaniq)
Menjawab kesimpulan ke 3
Fitnah adanya perubahan ayat Al Quran merupakan tuduhan klasik yang tidak pernah terbukti, sama sekali tidak menyentuh Rasmul Kalimah (tulisan/kalimat) dan sama sekali tidak merubah bentuk rasm utsmani bagi kata/kalimat. Itu hanya penjelasan penjelasan di luar asal atau inti kata/kalimat.
tambahan tambahan yang dituduhkan itu hanya merupakan tanda tanda untuk mempermudah bacaan nash Al Quran dan merupakan sarana penjelasan konvensional yang sudah disepakati yang dapat membantu pembaca dalam membaca AL Quran dengan benar dan Baik, dan bukan turun dari sisi Allah. Seandainya mushaf dibersihkan dari tanda tanda itu maka tidaklah kurang kalam Allah Sedikitpun. Kitab Allah sebelum dimasukan tanda tanda itu tettap kitab Allah. Artinya, sebenarnya itu bukan tambahan, penggantian atau perubahan yang dimasukna pada kitab Allah.
Coba kita tantang ali5196 untuk membelikan Al quran yang mempunyai perbedaan satu sama lainnya yang beredar di pasaran dan diakui *bukan al quran karangannya, paulus, ...??pasti ia tidak akan bisa menemukannya, semudah kita menemukan perbedaan alkitab2 yang beredar di Indonesia seperti alkitab protestan dan katolik...
3. Qur'an juga mengatakan bawha beberapa surah Qur'an mengalami perubahan.
Dan tatlakal Kami merubah ayat dgn ayat lain - dan Allah tahu akan apa yg diturunkanNya - mereka akan mengatakan kpdmu (Muhammad), "Kau seorang pemalsu !" (Qur'an 16:101, Arberry)
Ini karena orang2 mulai mengeluh ttg Muhammad karena ia merubah2 ayat2nya.
Fitnah adanya perubahan ayat Al Quran merupakan tuduhan klasik yang tidak pernah terbukti, sama sekali tidak menyentuh Rasmul Kalimah (tulisan/kalimat) dan sama sekali tidak merubah bentuk rasm utsmani bagi kata/kalimat. Itu hanya penjelasan penjelasan di luar asal atau inti kata/kalimat.
tambahan tambahan yang dituduhkan itu hanya merupakan tanda tanda untuk mempermudah bacaan nash Al Quran dan merupakan sarana penjelasan konvensional yang sudah disepakati yang dapat membantu pembaca dalam membaca AL Quran dengan benar dan Baik, dan bukan turun dari sisi Allah. Seandainya mushaf dibersihkan dari tanda tanda itu maka tidaklah kurang kalam Allah Sedikitpun. Kitab Allah sebelum dimasukan tanda tanda itu tettap kitab Allah. Artinya, sebenarnya itu bukan tambahan, penggantian atau perubahan yang dimasukna pada kitab Allah.
Coba kita tantang ali5196 untuk membelikan Al quran yang mempunyai perbedaan satu sama lainnya yang beredar di pasaran dan diakui *bukan al quran karangannya, paulus, ...??pasti ia tidak akan bisa menemukannya, semudah kita menemukan perbedaan alkitab2 yang beredar di Indonesia seperti alkitab protestan dan katolik...
dhans- SERSAN MAYOR
-
Posts : 595
Location : Jakarta
Join date : 05.07.12
Reputation : 30
Similar topics
» Ayat-ayat setan TALMUD
» menjawab komik si sontoloyo adadeh FFI yang berisi hujatan terhadap hadist mengenai setan yang bermalam di hidung dan pembuktian secara medis
» Apakah Ada Ayat Setan di dalam Al-Qur'an?
» Pembela Kristen:menjawab tentang "ayat miras"
» menjawab forum MK: dongengkah kisah ashabul Kahfi?
» menjawab komik si sontoloyo adadeh FFI yang berisi hujatan terhadap hadist mengenai setan yang bermalam di hidung dan pembuktian secara medis
» Apakah Ada Ayat Setan di dalam Al-Qur'an?
» Pembela Kristen:menjawab tentang "ayat miras"
» menjawab forum MK: dongengkah kisah ashabul Kahfi?
FORUM LASKAR ISLAM :: PERBANDINGAN AGAMA :: FORUM LINTAS AGAMA :: Menjawab Fitnah, Tuduhan & Misunderstanding
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik