Berkemih
Halaman 1 dari 1 • Share
Berkemih
artikel dari IDI soal kencing berdiri bagi perempuan
Sejauh ini, oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendeteksi awal adanya penyakit kanker serviks bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pap smear dan vaksin. Ternyata, ada cara lain dan sedikit unik yang bisa mencegah timbulnya kanker serviks, yaitu standing pee atau kencing berdiri.
Menurut pakar kesehatan, dr Ananto Sidohutomo MARS menyebutkan pilihan kencing berdiri ini tidak hanya berguna mencegah kanker. Tapi juga memungkinkan setiap wanita mendapat prasarana membuang air kecil secara higienis, nyaman, dan meminimalkan penggunaan sanitasi dan air yang banyak ditemukan bakteri, jamur, parasit, dan virus.
"Pencegahan bisa dilakukan dari sisi apa saja. Untuk mencegah dan mengantisipasi kanker serviks, ada kartu skor deteksi dini kanker serviks, ada pap-smear, ada vaksinasi HPV, ada valeri, dan 'standing pee' ,"kata Ananto.
Posisi kencing, kata dr Ananto, mempengaruhi aliran rembesan urin ke vagina. Menurut dr. Ananto, urin bukan cairan yang bersih. Urin termasuk sisa metabolisme tubuh yang membuang zat-zat tidak berguna di tubuh.
Bila sisa urin mengendap di vagina maka akan menganggu kebersihannya.
"Ingat, faktor tidak bersih juga memicu munculnya kanker serviks. Sedangkan dengan posisi berdiri, urin akan memancar keluar dari lubang uretra tanpa mengendap di bagian vagina," ungkap dr. Ananto
Tentang kencing jongkok bagi lelaki
Beberapa orang kadang tidak tuntas saat berkemih atau buang air kecil, padahal kencing yang tersisa bisa menimbulkan risiko tersendiri. Namun dengan berdehem dan jongkok bisa bantu menuntaskan air kencing yang keluar.
Untuk mengetahui apakah air kencing yang kita keluarkan sudah tuntas atau belum biasanya bersifat subyektif, karena untuk orang yang memang tidak ada gangguan biasanya ia akan merasa puas setelah kencing.
“Tapi kalau kencingnya tidak tuntas, ia akan merasa masih ada sisa atau beberapa saat kemudian ingin pipis lagi,” ujar dr Rahmat Budi Santoso, SpB-U, disela-sela acara penyuluhan kanker prostat di RSK Dharmais, Jakarta, Selasa (8/11/2011).
dr Santo menuturkan residu dari urin yang tidak dikeluarkan lama-lama bisa menimbulkan endapan atau batu pada kandung kemih. Selain itu jika urine yang dikeluarkan tidak lancar sementara produksi urine dari ginjal ada terus maka urine dari ginjal ini akan tertahan yang bisa menimbulkan pembengkakan ginjal.
Air kencing merupakan hasil cucian dari ginjal. Jika air kencing yang ada tidak terdistribusi dengan baik ke bawah atau uretra maka akibatnya ia menumpuk di ginjal dan bisa membuat dinding ginjal menjadi lebih tipis.
“Kalau dindingnya menipis maka kemampuan ginjal untuk mencuci darah yang kotor akan menurun dan lama kelamaan bisa menyebabkan gagal ginjal,” ujar dokter yang menjadi Ketua Staf Medis Fungsional Urologi di RSK Dharmais.
Meski begitu ada beberapa hal yang menjadi penyebab tidak tuntasnya ar kencing yang dikeluarkan oleh tubuh akibat adanya gangguan prostat seperti pembesaran prostat jinak, kanker prostat dan infeksi prostat (prostatitis).
“Dengan berdehem-dehem bisa membantu menuntaskan kencing, atau jongkok juga bisa karena membantu menekan perut,” ujar dokter yang berpraktek di RSK Dharmais dan MRCCC Siloam ini.
Sejauh ini, oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendeteksi awal adanya penyakit kanker serviks bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pap smear dan vaksin. Ternyata, ada cara lain dan sedikit unik yang bisa mencegah timbulnya kanker serviks, yaitu standing pee atau kencing berdiri.
Menurut pakar kesehatan, dr Ananto Sidohutomo MARS menyebutkan pilihan kencing berdiri ini tidak hanya berguna mencegah kanker. Tapi juga memungkinkan setiap wanita mendapat prasarana membuang air kecil secara higienis, nyaman, dan meminimalkan penggunaan sanitasi dan air yang banyak ditemukan bakteri, jamur, parasit, dan virus.
"Pencegahan bisa dilakukan dari sisi apa saja. Untuk mencegah dan mengantisipasi kanker serviks, ada kartu skor deteksi dini kanker serviks, ada pap-smear, ada vaksinasi HPV, ada valeri, dan 'standing pee' ,"kata Ananto.
Posisi kencing, kata dr Ananto, mempengaruhi aliran rembesan urin ke vagina. Menurut dr. Ananto, urin bukan cairan yang bersih. Urin termasuk sisa metabolisme tubuh yang membuang zat-zat tidak berguna di tubuh.
Bila sisa urin mengendap di vagina maka akan menganggu kebersihannya.
"Ingat, faktor tidak bersih juga memicu munculnya kanker serviks. Sedangkan dengan posisi berdiri, urin akan memancar keluar dari lubang uretra tanpa mengendap di bagian vagina," ungkap dr. Ananto
Tentang kencing jongkok bagi lelaki
Beberapa orang kadang tidak tuntas saat berkemih atau buang air kecil, padahal kencing yang tersisa bisa menimbulkan risiko tersendiri. Namun dengan berdehem dan jongkok bisa bantu menuntaskan air kencing yang keluar.
Untuk mengetahui apakah air kencing yang kita keluarkan sudah tuntas atau belum biasanya bersifat subyektif, karena untuk orang yang memang tidak ada gangguan biasanya ia akan merasa puas setelah kencing.
“Tapi kalau kencingnya tidak tuntas, ia akan merasa masih ada sisa atau beberapa saat kemudian ingin pipis lagi,” ujar dr Rahmat Budi Santoso, SpB-U, disela-sela acara penyuluhan kanker prostat di RSK Dharmais, Jakarta, Selasa (8/11/2011).
dr Santo menuturkan residu dari urin yang tidak dikeluarkan lama-lama bisa menimbulkan endapan atau batu pada kandung kemih. Selain itu jika urine yang dikeluarkan tidak lancar sementara produksi urine dari ginjal ada terus maka urine dari ginjal ini akan tertahan yang bisa menimbulkan pembengkakan ginjal.
Air kencing merupakan hasil cucian dari ginjal. Jika air kencing yang ada tidak terdistribusi dengan baik ke bawah atau uretra maka akibatnya ia menumpuk di ginjal dan bisa membuat dinding ginjal menjadi lebih tipis.
“Kalau dindingnya menipis maka kemampuan ginjal untuk mencuci darah yang kotor akan menurun dan lama kelamaan bisa menyebabkan gagal ginjal,” ujar dokter yang menjadi Ketua Staf Medis Fungsional Urologi di RSK Dharmais.
Meski begitu ada beberapa hal yang menjadi penyebab tidak tuntasnya ar kencing yang dikeluarkan oleh tubuh akibat adanya gangguan prostat seperti pembesaran prostat jinak, kanker prostat dan infeksi prostat (prostatitis).
“Dengan berdehem-dehem bisa membantu menuntaskan kencing, atau jongkok juga bisa karena membantu menekan perut,” ujar dokter yang berpraktek di RSK Dharmais dan MRCCC Siloam ini.
Orang_Pinggiran- LETNAN SATU
-
Posts : 1862
Kepercayaan : Islam
Location : Jawa Tengah
Join date : 12.03.12
Reputation : 18
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik