fir'aun mineptah dalam Qur'an dan alkitab
Halaman 1 dari 1 • Share
fir'aun mineptah dalam Qur'an dan alkitab
Mula-mula orang-orang mengira dapat menemukan suatu
sangkalan terhadap teori bahwa larinya Bani Israil dari
Mesir merupakan kejadian yang terakhir daripada masa
pemerintahan Fir'aun tersebut; sangkalan tersebut dikira
telah ditemukan dalam teks monumen tahun ke V pemerintahan
Mineptah.
Monumen tersebut penting sekali karena merupakan
satu-satunya dokumen dalam bahasa Mesir kuno yang mengandung
kata "Israil." Monumen tersebut, yang dibikin pada masa
pertama dari pemerintahan Mineptah telah ditemukan di Thebes
dalam suatu kuburan Fir'aun, monumen tersebut memperingati
kemenangan-kemenangan yang diperoleh Mesir terhadap
tetangga-tetangganya, khususnya, pada akhir dokumen itu
disebutkan: kemenangan terhadap Israil yang sudah
dibinasakan dan tak mempunyai benih lagi. Orang mengambil
konklusi dari dokumen tersebut bahwa orang-orang Yahudi
sudah menetap di Kan'an pada tahun kelima pemerintahan
Mineptah dan oleh karena itu keluarnya orang Yahudi dari
Mesir telah terjadi sebelum dokumen tersebut dibikin.
Sangkalan tersebut tak dapat diterima karena sangkalan itu
berarti bahwa tak ada orang Yahudi di Kan'an ketika ada
orang-orang Yahudi di Mesir. Walaupun begitu, orang yang
mengatakan bahwa Exodus terjadi pada zaman Ramses II, yaitu
R.P. de Vaux menulis dalam buku-bukunya Sejarah Israil Kuno,
mengenai penghunian di Kan'an: "Untuk daerah Selatan, waktu
menetapnya orang-orang yang masih ada hubungan kerabat
dengan Israil di daerah Cades, tak dapat ditentukan, akan
tetapi terang sebelum Exodus." Jadi R.P. de Vaux
menggambarkan kemungkinan menetapnya kelompok-kelompok yang
keluar dari Mesir sebelum terjadinya Exodus yang dipimpin
Musa. Apiru atau Habiru yang diidentifilkasikan dengan
orang-orang Israil sudah terdapat di Syria, Palestina, lama
sebelum Ramses II, jadi sebelum Exodus. Bukankah raja
Amenophis II menurut suatu dokumen telah mendatangkan
orang-orang tawanan sebanyak 3.600 dan dikerjakan sebagai
buruh di Mesir. Pada zaman raja Seti pertama, orang-orang
Yahudi menimbulkan keributan-keributan di Kan'an, di daerah
Beth-Shean; begitulah disebutkan oleh P. Montet dalam
bukunya Mesir dan Bibel. Dengan begitu maka ada kemungkinan
besar bahwa Mineptah menindak unsur-unsur pengacau di
perbatasan, sedangkan dalam negeri Mesir, terdapat kelompok
Yahudi yang pada akhirnya mengikuti Musa untuk keluar dari
Mesir. Jadi terdapatnya monumen tahun kelima daripada
Pemerintahan Mineptah tidak bertentangan dengan hipotesa
kita.
Di lain pihak munculnya kata "Israil" dalam sejarah bangsa
Yahudi tidak ada hubungannya dengan menetapnya kelompok
pengikut Musa di Kan'an. Asal mula kata itu adalah sebagai
berikut:
Menurut Kejadian (32, 29) Israil adalah nama kedua daripada
Yakob, anak Ishak cucu Ibrahim, arti nama itu menurut
ahli-ahli tafsir Terjemahan Ekumenik daripada Bibel
Perjanjian Lama (1975) adalah: "mudah-mudahan Allah
menunjukkan dirinya Jaya." Setelah kata itu dijadikan nama
orang, tidak mengherankan jika orang memakainya untuk
menunjukkan "kelompok" sambil mengingat-ingat seorang moyang
yang besar. Jadi kata Israil itu sudah ada beberapa ratus
tahun sebelum Musa. Tidak mengherankan kalau dalam monumen
Mineptah kata itu disebutkan. Tetapi disebutkannya kata itu
tidak merupakan argumen yang menguatkan terjadinya Exodus
Musa sebelum tahun V daripada pemerintahan Mineptah.
Sesungguhnya dengan menunjuk kelompok yang dinamakan
"Israil," monumen Mineptah tidak menunjukkan suatu kelompok
politik yang sudah berdiri, karena monumen tersebut ditulis
pada akhir abad XIII S.M., sedangkan kerajaan Israil
didirikan pada abad X S.M. Jadi, monumen tersebut hanya
menunjuk kelompok manusia biasa.25
Sekarang kita mengetahui bahwa untuk masuk dalam sejarah,
Israil memerlukan waktu pembentukan selama 8 atau 9 abad.
Dalam periode tersebut terdapat kelompok-kelompok setengah
nomad dalam daerah Kan'an, khususnya kelompok Amorites dan
Arameans. Dalam periode tersebut muncul pula di
tengah-tengah rakyat patriach-patriach (kepala-kepala
keluarga) seperti Ibrahim, Ishak dan Ya'kub atau Israil.
Nama kedua dari kepala keluarga terakhir, yakni Israil,
merupakan bibit pertama daripada kesatuan politik yang akan
muncul lama setelah zaman Mineptah, karena kerajaan Israil
berlangsung dari tahun 931-930 sampai 721 S.M.
4. DISEBUTKANNYA KEMATIAN FIR'AUN ZAMAN EXODUS
OLEH KITAB-KITAB SUCI
Matinya Fir'aun pada waktu Exodus merupakan suatu bagian
yang sangat penting dalam riwayat Qur-an dan Bibel. Kematian
Fir'aun itu dapat difahami dari teks dengan jelas sekali.
Dalam Bibel, kematian Fir'aun itu tidak hanya disebutkan
dalam Pentateuqe atau Torah tetapi juga dalam Zaburnya Daud;
pembicaraan tentang ini telah disebutkan di atas.
Adalah sangat mengherankan bahwa pengarang-pengarang Kristen
tidak menyebutkan kematian Fir'aun. R.P. de Vaux berpendapat
bahwa Exodus terjadi pada bagian pertama daripada
pemerintahan Ramses II atau pada pertengahan pemerintahan
itu; ia tidak memperhitungkan bahwa Fir'aun telah binasa
dalam pengejaran kaum Yahudi, yang berarti bahwa Exodus itu
terjadi pada akhir pemerintahannya. Dalam buku-bukunya:
"Sejarah Israil Kuna," direktur Sekolah Bibel Yerusalem
tidak mempedulikan kontradiksi antara pendapatnya dan
paragraf-paragraf yang tersebut dalam dua kitab (fasal)
daripada Bibel.
P. Montet dalam bukunya "Mesir dan Bibel" mengatakan bahwa
Exodus terjadi pada zaman pemerintahan Mineptah, akan tetapi
ia tidak menulis sepatah katapun tentang matinya Fir'aun
yang memimpin pengejaran orang-orang Yahudi yang lari.
Pendirian yang mentakjubkan ini sangat bertentangan dengan
pendirian orang-orang Yahudi. Mazmur Daud no. 136 dalam ayat
15 memuji "Tuhan yang telah membinasakan Fir'aun dan
tentaranya dalam lautan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan"
sering disebutkan dalam doa-doa mereka. Mereka itu mengerti
bahwa ada persesuaian antara ayat-ayat tersebut dengan
kata-kata dalam Kitab Keluaran (14, 28): "Air kembali pasang
dan menenggelamkan kereta-kereta serta para penumpang kuda
dari tentara Fir'aun yang telah masuk ke laut di belakang
mereka (kelompok Yahudi). Tak ada seorangpun yang tetap
hidup." Bagi mereka tak ada sangsi sedikitpun bahwa Fir'aun
telah binasa bersama tentaranya. Teks yang sama juga
terdapat dalam Bibel Kristen.
Para ahli tafsir Kristen sengaja mengelakkan diri dan
menentang segala bukti kematian Fir'aun. Tetapi sementara
orang menyebutkan riwayat yang ada dalam Qur-an dan
menganjurkan pembacanya untuk mengadakan pendekatan yang
khusus. Inilah yang kita temukan dalam Terjemahan Bibel di
bawah pengawasan Sekolah Bibel di Yerusalem; kita dapatkan
tafsiran R.P. Couroyer guru besar pada sekolah tersebut
mengenai badan Fir'aun:
"Qur-an (X, 90-92) menyebutkan hal-hal tersebut, dan menurut
tradisi orang awam, Fir'aun tenggelam dengan tentaranya, hal
ini tak disebutkan dalam Qur-an26 dan badannya menetap di
dasar laut dan memerintah para nelayan; jadi sejenis ikan
laut."
Pembaca yang tidak mengetahui isi Qur-an akan menghubungkan
antara pernyataan Qur-an yang bertentangan (menurut
pengarang tafsir Bibel tersebut) dengan Bibel, dengan
dongengan yang aneh yang katanya berasal dari tradisi orang
awam, yang disebutkan dalam tafsir Bibel setelah menyebutkan
Qur-an.
Hakekat pernyataan Qur-an tentang hal ini tak ada
hubungannya dengan apa yang dikatakan oleh pengarang tafsir
Bibel tersebut; ayat 90 s/d 92 daripada surat 10 dalam
Qur-an mengatakan bahwa Bani Israil melalui lautan selagi
Fir'aun dan tentaranya mengejar mereka. Pada waktu ia hampir
tenggelam, Fir'aun berteriak: "Aku percaya bahwa tak ada
Tuhan kecuali Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri kepadaNya."
Tuhan menjawab: "Baru sekarang? Sebelum ini engkau telah
membangkang dan menimbulkan kerusakan. Baiklah Aku akan
menyelamatkan badanmu pada hari ini agar engkau menjadi
bukti bagi mereka yang datang sesudahmu. Sesungguhnya banyak
manusia yang lengah terhadap bukti-buktiKu."
Inilah yang dimuat dalam Qur-an tentang kematian Fir'aun.
Baik dalam ayat ini maupun dalam ayat-ayat lain dalam Qur-an
tak ada khayalan-khayalan seperti yang disebutkan oleh ahli
tafsir Bibel. Teks Qur-an mengatakan dengan jelas bahwa
badan Fir'aun akan diselamatkan; inilah hal yang pokok.
Pada waktu Qur-an disampaikan kepada manusia oleh Nabi
Muhammad, semua jenazah Fir'aun-Fir'aun yang disangka ada
hubungannya dengan Exodus oleh manusia modern terdapat di
kuburan-kuburan kuno di lembah raja-raja (Wadi al Muluk) di
Thebes, di seberang Nil di kota Luxor. Pada waktu itu
manusia tak mengetahui apa-apa tentang adanya kuburan
tersebut. Baru pada abad 19 orang menemukannya seperti yang
dikatakan oleh Qur-an jenazah Fir'aunnya Exodus selamat.
Pada waktu ini jenazah Fir'aun Exodus disimpan di Museum
Mesir di Cairo di ruang mumia, dan dapat dilihat oleh
penziarah. Jadi hakekatnya sangat berbeda dengan legenda
yang menertawakan yang dilekatkan kepada Qur-an oleh ahli
tafsir Injil, R.P. Couroyer.
sangkalan terhadap teori bahwa larinya Bani Israil dari
Mesir merupakan kejadian yang terakhir daripada masa
pemerintahan Fir'aun tersebut; sangkalan tersebut dikira
telah ditemukan dalam teks monumen tahun ke V pemerintahan
Mineptah.
Monumen tersebut penting sekali karena merupakan
satu-satunya dokumen dalam bahasa Mesir kuno yang mengandung
kata "Israil." Monumen tersebut, yang dibikin pada masa
pertama dari pemerintahan Mineptah telah ditemukan di Thebes
dalam suatu kuburan Fir'aun, monumen tersebut memperingati
kemenangan-kemenangan yang diperoleh Mesir terhadap
tetangga-tetangganya, khususnya, pada akhir dokumen itu
disebutkan: kemenangan terhadap Israil yang sudah
dibinasakan dan tak mempunyai benih lagi. Orang mengambil
konklusi dari dokumen tersebut bahwa orang-orang Yahudi
sudah menetap di Kan'an pada tahun kelima pemerintahan
Mineptah dan oleh karena itu keluarnya orang Yahudi dari
Mesir telah terjadi sebelum dokumen tersebut dibikin.
Sangkalan tersebut tak dapat diterima karena sangkalan itu
berarti bahwa tak ada orang Yahudi di Kan'an ketika ada
orang-orang Yahudi di Mesir. Walaupun begitu, orang yang
mengatakan bahwa Exodus terjadi pada zaman Ramses II, yaitu
R.P. de Vaux menulis dalam buku-bukunya Sejarah Israil Kuno,
mengenai penghunian di Kan'an: "Untuk daerah Selatan, waktu
menetapnya orang-orang yang masih ada hubungan kerabat
dengan Israil di daerah Cades, tak dapat ditentukan, akan
tetapi terang sebelum Exodus." Jadi R.P. de Vaux
menggambarkan kemungkinan menetapnya kelompok-kelompok yang
keluar dari Mesir sebelum terjadinya Exodus yang dipimpin
Musa. Apiru atau Habiru yang diidentifilkasikan dengan
orang-orang Israil sudah terdapat di Syria, Palestina, lama
sebelum Ramses II, jadi sebelum Exodus. Bukankah raja
Amenophis II menurut suatu dokumen telah mendatangkan
orang-orang tawanan sebanyak 3.600 dan dikerjakan sebagai
buruh di Mesir. Pada zaman raja Seti pertama, orang-orang
Yahudi menimbulkan keributan-keributan di Kan'an, di daerah
Beth-Shean; begitulah disebutkan oleh P. Montet dalam
bukunya Mesir dan Bibel. Dengan begitu maka ada kemungkinan
besar bahwa Mineptah menindak unsur-unsur pengacau di
perbatasan, sedangkan dalam negeri Mesir, terdapat kelompok
Yahudi yang pada akhirnya mengikuti Musa untuk keluar dari
Mesir. Jadi terdapatnya monumen tahun kelima daripada
Pemerintahan Mineptah tidak bertentangan dengan hipotesa
kita.
Di lain pihak munculnya kata "Israil" dalam sejarah bangsa
Yahudi tidak ada hubungannya dengan menetapnya kelompok
pengikut Musa di Kan'an. Asal mula kata itu adalah sebagai
berikut:
Menurut Kejadian (32, 29) Israil adalah nama kedua daripada
Yakob, anak Ishak cucu Ibrahim, arti nama itu menurut
ahli-ahli tafsir Terjemahan Ekumenik daripada Bibel
Perjanjian Lama (1975) adalah: "mudah-mudahan Allah
menunjukkan dirinya Jaya." Setelah kata itu dijadikan nama
orang, tidak mengherankan jika orang memakainya untuk
menunjukkan "kelompok" sambil mengingat-ingat seorang moyang
yang besar. Jadi kata Israil itu sudah ada beberapa ratus
tahun sebelum Musa. Tidak mengherankan kalau dalam monumen
Mineptah kata itu disebutkan. Tetapi disebutkannya kata itu
tidak merupakan argumen yang menguatkan terjadinya Exodus
Musa sebelum tahun V daripada pemerintahan Mineptah.
Sesungguhnya dengan menunjuk kelompok yang dinamakan
"Israil," monumen Mineptah tidak menunjukkan suatu kelompok
politik yang sudah berdiri, karena monumen tersebut ditulis
pada akhir abad XIII S.M., sedangkan kerajaan Israil
didirikan pada abad X S.M. Jadi, monumen tersebut hanya
menunjuk kelompok manusia biasa.25
Sekarang kita mengetahui bahwa untuk masuk dalam sejarah,
Israil memerlukan waktu pembentukan selama 8 atau 9 abad.
Dalam periode tersebut terdapat kelompok-kelompok setengah
nomad dalam daerah Kan'an, khususnya kelompok Amorites dan
Arameans. Dalam periode tersebut muncul pula di
tengah-tengah rakyat patriach-patriach (kepala-kepala
keluarga) seperti Ibrahim, Ishak dan Ya'kub atau Israil.
Nama kedua dari kepala keluarga terakhir, yakni Israil,
merupakan bibit pertama daripada kesatuan politik yang akan
muncul lama setelah zaman Mineptah, karena kerajaan Israil
berlangsung dari tahun 931-930 sampai 721 S.M.
4. DISEBUTKANNYA KEMATIAN FIR'AUN ZAMAN EXODUS
OLEH KITAB-KITAB SUCI
Matinya Fir'aun pada waktu Exodus merupakan suatu bagian
yang sangat penting dalam riwayat Qur-an dan Bibel. Kematian
Fir'aun itu dapat difahami dari teks dengan jelas sekali.
Dalam Bibel, kematian Fir'aun itu tidak hanya disebutkan
dalam Pentateuqe atau Torah tetapi juga dalam Zaburnya Daud;
pembicaraan tentang ini telah disebutkan di atas.
Adalah sangat mengherankan bahwa pengarang-pengarang Kristen
tidak menyebutkan kematian Fir'aun. R.P. de Vaux berpendapat
bahwa Exodus terjadi pada bagian pertama daripada
pemerintahan Ramses II atau pada pertengahan pemerintahan
itu; ia tidak memperhitungkan bahwa Fir'aun telah binasa
dalam pengejaran kaum Yahudi, yang berarti bahwa Exodus itu
terjadi pada akhir pemerintahannya. Dalam buku-bukunya:
"Sejarah Israil Kuna," direktur Sekolah Bibel Yerusalem
tidak mempedulikan kontradiksi antara pendapatnya dan
paragraf-paragraf yang tersebut dalam dua kitab (fasal)
daripada Bibel.
P. Montet dalam bukunya "Mesir dan Bibel" mengatakan bahwa
Exodus terjadi pada zaman pemerintahan Mineptah, akan tetapi
ia tidak menulis sepatah katapun tentang matinya Fir'aun
yang memimpin pengejaran orang-orang Yahudi yang lari.
Pendirian yang mentakjubkan ini sangat bertentangan dengan
pendirian orang-orang Yahudi. Mazmur Daud no. 136 dalam ayat
15 memuji "Tuhan yang telah membinasakan Fir'aun dan
tentaranya dalam lautan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan"
sering disebutkan dalam doa-doa mereka. Mereka itu mengerti
bahwa ada persesuaian antara ayat-ayat tersebut dengan
kata-kata dalam Kitab Keluaran (14, 28): "Air kembali pasang
dan menenggelamkan kereta-kereta serta para penumpang kuda
dari tentara Fir'aun yang telah masuk ke laut di belakang
mereka (kelompok Yahudi). Tak ada seorangpun yang tetap
hidup." Bagi mereka tak ada sangsi sedikitpun bahwa Fir'aun
telah binasa bersama tentaranya. Teks yang sama juga
terdapat dalam Bibel Kristen.
Para ahli tafsir Kristen sengaja mengelakkan diri dan
menentang segala bukti kematian Fir'aun. Tetapi sementara
orang menyebutkan riwayat yang ada dalam Qur-an dan
menganjurkan pembacanya untuk mengadakan pendekatan yang
khusus. Inilah yang kita temukan dalam Terjemahan Bibel di
bawah pengawasan Sekolah Bibel di Yerusalem; kita dapatkan
tafsiran R.P. Couroyer guru besar pada sekolah tersebut
mengenai badan Fir'aun:
"Qur-an (X, 90-92) menyebutkan hal-hal tersebut, dan menurut
tradisi orang awam, Fir'aun tenggelam dengan tentaranya, hal
ini tak disebutkan dalam Qur-an26 dan badannya menetap di
dasar laut dan memerintah para nelayan; jadi sejenis ikan
laut."
Pembaca yang tidak mengetahui isi Qur-an akan menghubungkan
antara pernyataan Qur-an yang bertentangan (menurut
pengarang tafsir Bibel tersebut) dengan Bibel, dengan
dongengan yang aneh yang katanya berasal dari tradisi orang
awam, yang disebutkan dalam tafsir Bibel setelah menyebutkan
Qur-an.
Hakekat pernyataan Qur-an tentang hal ini tak ada
hubungannya dengan apa yang dikatakan oleh pengarang tafsir
Bibel tersebut; ayat 90 s/d 92 daripada surat 10 dalam
Qur-an mengatakan bahwa Bani Israil melalui lautan selagi
Fir'aun dan tentaranya mengejar mereka. Pada waktu ia hampir
tenggelam, Fir'aun berteriak: "Aku percaya bahwa tak ada
Tuhan kecuali Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri kepadaNya."
Tuhan menjawab: "Baru sekarang? Sebelum ini engkau telah
membangkang dan menimbulkan kerusakan. Baiklah Aku akan
menyelamatkan badanmu pada hari ini agar engkau menjadi
bukti bagi mereka yang datang sesudahmu. Sesungguhnya banyak
manusia yang lengah terhadap bukti-buktiKu."
Inilah yang dimuat dalam Qur-an tentang kematian Fir'aun.
Baik dalam ayat ini maupun dalam ayat-ayat lain dalam Qur-an
tak ada khayalan-khayalan seperti yang disebutkan oleh ahli
tafsir Bibel. Teks Qur-an mengatakan dengan jelas bahwa
badan Fir'aun akan diselamatkan; inilah hal yang pokok.
Pada waktu Qur-an disampaikan kepada manusia oleh Nabi
Muhammad, semua jenazah Fir'aun-Fir'aun yang disangka ada
hubungannya dengan Exodus oleh manusia modern terdapat di
kuburan-kuburan kuno di lembah raja-raja (Wadi al Muluk) di
Thebes, di seberang Nil di kota Luxor. Pada waktu itu
manusia tak mengetahui apa-apa tentang adanya kuburan
tersebut. Baru pada abad 19 orang menemukannya seperti yang
dikatakan oleh Qur-an jenazah Fir'aunnya Exodus selamat.
Pada waktu ini jenazah Fir'aun Exodus disimpan di Museum
Mesir di Cairo di ruang mumia, dan dapat dilihat oleh
penziarah. Jadi hakekatnya sangat berbeda dengan legenda
yang menertawakan yang dilekatkan kepada Qur-an oleh ahli
tafsir Injil, R.P. Couroyer.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» ALLAH DALAM AL-QURAN DAN ALKITAB TERNYATA BEDA OKNUM ALLAH
» Benarkah Quran penyempurna Alkitab?
» Perbandingan status wanita di Quran vs Alkitab
» SEGOROWEDI:Kisah Adam-Isa di Quran NYONTEK Alkitab
» gog & magog dalam alkitab
» Benarkah Quran penyempurna Alkitab?
» Perbandingan status wanita di Quran vs Alkitab
» SEGOROWEDI:Kisah Adam-Isa di Quran NYONTEK Alkitab
» gog & magog dalam alkitab
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik