Tentara AS Masuk Islam
Halaman 1 dari 1 • Share
Tentara AS Masuk Islam
Runtuhnya menara kembar
WTC ikut menghancurkan hati Elizabeth (43 tahun), warga Tampa, Florida, Amerika
Serikat (AS). Maklumlah, delapan saudaranya meninggal dalam kejadian tersebut.
Elizabeth kehilangan seorang paman dan tujuh kemenakan.
Perempuan
berpangkat sersan satu dan anggota Angkatan Udara itu lahir dari perkawinan
campuran. Kakeknya adalah seorang Yahudi, dan neneknya pemeluk Katolik. Di tahun
1997, dia sempat mendatangi sinagog (tempat peribadatan Yahudi) di Tampa untuk
meminta bantuan. Waktu itu, dia tergolong keluarga miskin. Namun karena tidak
asli Yahudi, Elizabeth ditolak. Selama 8 tahun dia kemudian meninggalkan
aktivitas beragama.
Peristiwa WTC menjadi titik masuknya untuk mengenal
Islam. Tak lama setelah kejadian tersebut, aksi kriminal yang berbau kebencian
terhadap Islam di Tampa, seperti ditulis harian St Petersburg Times, meningkat.
Namun, hal itu malah membuat Elizabeth ingin mencari tahu tentang Islam. Dia
melawan arus. Saat Islam dijadikan tertuduh, dan banyak orang menghindar,
Elizabeth justru mendekatinya.
Dia mengaku sama sekali tidak percaya
bahwa nama agama dibawa oleh 19 pembajak pesawat yang menabrak menara kembar
itu. ''Saya tidak pernah membenci Islam. Saya tidak pernah membenci Muslim,''
ungkapnya. Kebenciannya terhadap pelaku penghancuran WTC itu sama besar dengan
kebenciannya terhadap Jerman yang telah membantai Yahudi dalam peristiwa
holocaust.
Kekagumannya terhadap Islam membesar setelah dia menyaksikan
dinamika umat Islam di Maroko dalam perjalanan tiga hari pada 2005. Juni tahun
itu juga dia menemui komunitas Muslim di Semenanjung Tampa. Dia lalu memeluk
Islam. Janda dua anak inipun merasa nyaman dengan agama barunya. Nama
Elizabeth kemudian digantinya menjadi Safia Al
Kasaby.
Seperti Muslim lainnya, Safia mengalami banyak ujian akibat
kampanye melawan teroris yang menjadikan umat Islam sebagai sasaran. Sebagian
saudara menjauhinya. Tapi untunglah, kedua putri Safia tak pernah mempersoalkan
agama baru ibunya. Natalia (10 tahun), putri kedua Safia menganggap bahwa agama
ibunya itu menyejukkan.
Pembelaan juga diungkapkan Ada (18 tahun) putri
pertama Safia. ''Saya katakan, ibu saya Muslim. Tapi, dia bukan teroris,''
ungkap Ada. Pernyataan Ada ini menunjukkan betapa di masyarakat AS, khususnya,
telah berkembang pemahaman bahwa Islam identik dengan teroris. Karena itu, Ada
perlu menegaskan bahwa meski memeluk Islam, ibunya bukan teroris.
Tak
kurang penempelan label teroris pada Islam juga membuat Paus Benedictus XVI
punya interpretasi keliru tentang Islam. Dalam kunjungan enam hari ke Jerman,
dia menganggap bahwa berbagai kekerasan yang kini terjadi disebabkan oleh
semangat umat Islam untuk mengobarkan perang agama. Dia sama sekali tidak
menyadari bahwa posisi Islam telah disudutkan oleh Barat dengan kemasan perang
melawan terorisme.
Dalam kunjungannya itu Paus sempat memberikan
kuliah teologi kepada staf pengajar dan mahasiswa University of Regensburg,
Jerman, pada Selasa (12/9) lalu. Pada 1970-an, Joseph Ratzinger, nama sang Paus,
juga mengajar teologi di universitas ini.
Dengan menggunakan term jihad
dan perang suci, Paus mengutip kritik yang pernah dilontarkan Manuel II, Kaisar
Byzantium Kristen yang berkuasa pada abad ke-14 terhadap Nabi Muhammad SAW.
'Tunjukkan padaku apa yang Muhammad bawa. Tentu apa yang kau temukan hanyalah
hal yang berbau iblis dan hal yang tak manusiawi,'' katanya.
Di
antaranya, ujar Paus yang masih mengutip Manuel II, adalah perintah Muhammad SAW
untuk menyebarkan keyakinannya melalui kekuatan pedang. ''Sang kaisar,
menjelaskan secara detail alasan-alasan mengapa menyebarkan keyakinan atau iman
melalui kekuatan pedang bukanlah hal yang masuk akal,'' katanya dalam kuliah
yang berlangsung 32 menit itu. Untunglah, upaya pelurusan terhadap Islam terus
terjadi. Kedok Barat untuk menggunakan isu teroris dalam memojokkan Islam pun
pelan-pelan terbuka.
Bukan hanya kalangan Muslim yang berusaha
membuka kedok itu. Tak kurang seorang profesor linguistik dari Massachusetts
Institute of Technology (MIT), Noam Chomsky, ikut membukanya. Dia pernah
mengatakan bahwa perang terhadap teroris yang dimaksudkan AS dan sekutunya,
itu sebenarnya perang terhadap Islam. Chomsky bukanlah seorang Muslim, tapi
dia termasuk kalangan yang ikut mencurigai agenda AS dan dunia Barat dalam
gerakan antiterorisme itu.
Presiden Rumania, Traian Basescu,
seperti dikutip Xinhua pun ikut terdorong untuk ikut meluruskan persepsi publik
tentang Islam. ''Adalah kesalahan yang sangat besar untuk menganggap bahwa
terorisme berasal dari Islam,'' tuturnya.
Pengakuan para disertir
tentara AS yang dikirim ke Irak menambah kuat perlawanan terhadap persepsi Barat
itu. Joshua Despain, mantan anggota Angkatan Udara AS mengatakan bahwa dia
melihat warga Irak itu sama sekali bukanlah ancaman. Sehingga, pihaknya tak
punya alasan sama sekali untuk menyerangnya.
Disertir lainnya, letnan
satu Chris Harrison, mengungkapkan hal serupa. Dia katakan bahwa warga Irak
adalah seperti manusia pada umumnya yang punya ketakutan dan cinta. Karena itu,
dia memilih mundur dari kesatuannya. Pengakuan mereka ini jelas berbeda dengan
pandangan Presiden AS, George W Bush, yang senantiasa menganggap Irak sebagai
ancaman terorisme, tanpa dasar yang jelas.
WTC ikut menghancurkan hati Elizabeth (43 tahun), warga Tampa, Florida, Amerika
Serikat (AS). Maklumlah, delapan saudaranya meninggal dalam kejadian tersebut.
Elizabeth kehilangan seorang paman dan tujuh kemenakan.
Perempuan
berpangkat sersan satu dan anggota Angkatan Udara itu lahir dari perkawinan
campuran. Kakeknya adalah seorang Yahudi, dan neneknya pemeluk Katolik. Di tahun
1997, dia sempat mendatangi sinagog (tempat peribadatan Yahudi) di Tampa untuk
meminta bantuan. Waktu itu, dia tergolong keluarga miskin. Namun karena tidak
asli Yahudi, Elizabeth ditolak. Selama 8 tahun dia kemudian meninggalkan
aktivitas beragama.
Peristiwa WTC menjadi titik masuknya untuk mengenal
Islam. Tak lama setelah kejadian tersebut, aksi kriminal yang berbau kebencian
terhadap Islam di Tampa, seperti ditulis harian St Petersburg Times, meningkat.
Namun, hal itu malah membuat Elizabeth ingin mencari tahu tentang Islam. Dia
melawan arus. Saat Islam dijadikan tertuduh, dan banyak orang menghindar,
Elizabeth justru mendekatinya.
Dia mengaku sama sekali tidak percaya
bahwa nama agama dibawa oleh 19 pembajak pesawat yang menabrak menara kembar
itu. ''Saya tidak pernah membenci Islam. Saya tidak pernah membenci Muslim,''
ungkapnya. Kebenciannya terhadap pelaku penghancuran WTC itu sama besar dengan
kebenciannya terhadap Jerman yang telah membantai Yahudi dalam peristiwa
holocaust.
Kekagumannya terhadap Islam membesar setelah dia menyaksikan
dinamika umat Islam di Maroko dalam perjalanan tiga hari pada 2005. Juni tahun
itu juga dia menemui komunitas Muslim di Semenanjung Tampa. Dia lalu memeluk
Islam. Janda dua anak inipun merasa nyaman dengan agama barunya. Nama
Elizabeth kemudian digantinya menjadi Safia Al
Kasaby.
Seperti Muslim lainnya, Safia mengalami banyak ujian akibat
kampanye melawan teroris yang menjadikan umat Islam sebagai sasaran. Sebagian
saudara menjauhinya. Tapi untunglah, kedua putri Safia tak pernah mempersoalkan
agama baru ibunya. Natalia (10 tahun), putri kedua Safia menganggap bahwa agama
ibunya itu menyejukkan.
Pembelaan juga diungkapkan Ada (18 tahun) putri
pertama Safia. ''Saya katakan, ibu saya Muslim. Tapi, dia bukan teroris,''
ungkap Ada. Pernyataan Ada ini menunjukkan betapa di masyarakat AS, khususnya,
telah berkembang pemahaman bahwa Islam identik dengan teroris. Karena itu, Ada
perlu menegaskan bahwa meski memeluk Islam, ibunya bukan teroris.
Tak
kurang penempelan label teroris pada Islam juga membuat Paus Benedictus XVI
punya interpretasi keliru tentang Islam. Dalam kunjungan enam hari ke Jerman,
dia menganggap bahwa berbagai kekerasan yang kini terjadi disebabkan oleh
semangat umat Islam untuk mengobarkan perang agama. Dia sama sekali tidak
menyadari bahwa posisi Islam telah disudutkan oleh Barat dengan kemasan perang
melawan terorisme.
Dalam kunjungannya itu Paus sempat memberikan
kuliah teologi kepada staf pengajar dan mahasiswa University of Regensburg,
Jerman, pada Selasa (12/9) lalu. Pada 1970-an, Joseph Ratzinger, nama sang Paus,
juga mengajar teologi di universitas ini.
Dengan menggunakan term jihad
dan perang suci, Paus mengutip kritik yang pernah dilontarkan Manuel II, Kaisar
Byzantium Kristen yang berkuasa pada abad ke-14 terhadap Nabi Muhammad SAW.
'Tunjukkan padaku apa yang Muhammad bawa. Tentu apa yang kau temukan hanyalah
hal yang berbau iblis dan hal yang tak manusiawi,'' katanya.
Di
antaranya, ujar Paus yang masih mengutip Manuel II, adalah perintah Muhammad SAW
untuk menyebarkan keyakinannya melalui kekuatan pedang. ''Sang kaisar,
menjelaskan secara detail alasan-alasan mengapa menyebarkan keyakinan atau iman
melalui kekuatan pedang bukanlah hal yang masuk akal,'' katanya dalam kuliah
yang berlangsung 32 menit itu. Untunglah, upaya pelurusan terhadap Islam terus
terjadi. Kedok Barat untuk menggunakan isu teroris dalam memojokkan Islam pun
pelan-pelan terbuka.
Bukan hanya kalangan Muslim yang berusaha
membuka kedok itu. Tak kurang seorang profesor linguistik dari Massachusetts
Institute of Technology (MIT), Noam Chomsky, ikut membukanya. Dia pernah
mengatakan bahwa perang terhadap teroris yang dimaksudkan AS dan sekutunya,
itu sebenarnya perang terhadap Islam. Chomsky bukanlah seorang Muslim, tapi
dia termasuk kalangan yang ikut mencurigai agenda AS dan dunia Barat dalam
gerakan antiterorisme itu.
Presiden Rumania, Traian Basescu,
seperti dikutip Xinhua pun ikut terdorong untuk ikut meluruskan persepsi publik
tentang Islam. ''Adalah kesalahan yang sangat besar untuk menganggap bahwa
terorisme berasal dari Islam,'' tuturnya.
Pengakuan para disertir
tentara AS yang dikirim ke Irak menambah kuat perlawanan terhadap persepsi Barat
itu. Joshua Despain, mantan anggota Angkatan Udara AS mengatakan bahwa dia
melihat warga Irak itu sama sekali bukanlah ancaman. Sehingga, pihaknya tak
punya alasan sama sekali untuk menyerangnya.
Disertir lainnya, letnan
satu Chris Harrison, mengungkapkan hal serupa. Dia katakan bahwa warga Irak
adalah seperti manusia pada umumnya yang punya ketakutan dan cinta. Karena itu,
dia memilih mundur dari kesatuannya. Pengakuan mereka ini jelas berbeda dengan
pandangan Presiden AS, George W Bush, yang senantiasa menganggap Irak sebagai
ancaman terorisme, tanpa dasar yang jelas.
darussalam- Co-Administrator
-
Posts : 411
Kepercayaan : Islam
Location : Brunei Darussalam
Join date : 25.11.11
Reputation : 10
Re: Tentara AS Masuk Islam
Kolonel Donald S. Rockwell
Penyair, Kritikus dan Pengarang
Kemudahan ajaran-ajaran Islam, daya tarik dan keagungan suasana mesjid-mesjid kaum Muslimin, kesungguhan kaum Muslimin memegang kepercayaan, kepercayaan/iman yang mempengaruhi amal perbuatan dari bermiliun-miliun kaum Muslimin yang tersebar di seluruh dunia yang memenuhi panggilan sembahyang lima kali sehari semalam, semua faktor itulah yang mula-mula menarik perhatian saya.
Akan tetapi sesudah saya memutuskan untuk menjadi pemeluk agama Islam, saya masih menemukan lagi banyak sebab-sebab lain yang lebih penting dan lebih dalam untuk memperkuat keputusan saya. Suatu konsep hidup yang matang dari Nabi s.a.w. yang dipadu dengan praktek, suatu pengarahan yang bijaksana, anjuran berbuat baik dan berkasih sayang, cinta kasih kemanusiaan yang luas dan perintis deklarasi hak-hak kaum wanita, semua itu dan masih banyak lagi yang lain-lain, bagi saya merupakan saksi-saksi hidup atas kebolehan agama ini yang dibawakan oleh orang Mekah dalam sabdanya yang singkat, bijaksana dan berpengaruh. "Percayalah kepada Tuhan dan ikatlah untamu." Begitulah sabda Rasulullah s.a.w. Dengan kata-katanya ini, beliau memberikan sistem keagamaan dalam perbuatan biasa. Jadi beliau itu tidak menyuruh kita percaya kepada adanya kekuasaan gaib yang menjaga, pada hal kita sendiri bersikap lengah. Beliau mengajarkan bahwa jika kita telah berbuat secara benar menurut kemampuan kita, kita boleh percaya atas apa yang akan terjadi sebagai Kehendak Allah s.w:t.
Keluasan toleransi Islam terhadap agama-agama lain, telah menyebabkan agama ini lebih dekat kepada orang-orang yang mencintai kebebasan. Muhammad s.a.w. telah menyerukan kepada para pengikutnya supaya bergaul dengan baik dengan para penganut Perjanjian Lama (Old Testament atau Taurat) dan Perjanjian Baru (New Testament atau Injil), dan Ibrahim, Musa dan Isa (Yesus) dipercayai sebagai Nabi-nabi yang diutus oleh Tuhan Yang SATU. Ini jelas merupakan sikap Islam yang toleran, berbeda dengan agama-agama lain.
Pembebasan sepenuhnya dari penyembahan patung-patung berhala merupakan bukti atas sehat dan bersihnya pokok-pokok ajaran Islam.
Ajaran-ajaran asli yang diberikan oleh Muhammad s.a.w. tidak bisa diubah atau ditambah oleh mereka yang menjadi sarjana hukum. Itulah Al-Qur'an yang tetap seperti keadaannya sewaktu diturunkan kepada Muhammad s.a.w. untuk memberi petunjuk kepada kaum musyrikin waktu itu. Tidak berubah, sama seperti sucinya jiwa Islam sendiri.
Kesederhanaan dalam segala hal, merupakan pokok dasar Islam yang telah merebut seluruh rasa kekaguman saya.
Rasulullah s.a.w. juga sangat memperhatikan kesehatan para pengikutnya. Beliau memerintahkan supaya selalu memperhatikan kebersihan sejauh-jauhnya, sebagaimana beliau menyuruh mereka berpuasa dan menguasai syahwat jasmani. Saya ingat pada waktu saya ada di mesjid-mesjid Istambul, Damsyik, Baitul-Mukaddas, Kairo, Al-Jazair, Fez dan lain-lain saya menginsyafi sedalam-dalamnya kemampuan Islam dengan kesederhanaannya untuk mengangkat jiwa rendah kemanusiaan ke langit ketinggian tanpa membutuhkan perhiasan-perhiasan yang rapi, patung-patung, gambar-gambar, musik-musik atau upacara-upacara resmi. Sebab mesjid adalah tempat untuk bertafakkur, melupakan diri dan mencampurkannya kepada hakikat besar dalam ingat kepada Allah Yang Esa.
Sifat demokratis Islam jelas mempengaruhi rasa kekaguman saya dalam persamaan hak antara raja-raja yang berkuasa dan kaum fakir miskin dalam Mesjid, semuanya bersujud kepada Allah s.w.t. Tidak tersedia tempat yang khusus untuk sesuatu golongan.
Seorang Mukrnin itu tidak mengakui adanya perantara antara dirinya dengan Tuhan. Dia menghadap langsung kepada Tuhan --yang tidak dilihatnya-- Allah pencipta semua makhluk dan pemberi hidup, tanpa paksaan untuk memohon ampun atau untuk mempercayai kekuasaan seorang guru untuk memberi kebebasan dari dosa.
Dan persaudaraan seluruh dunia dalam ajaran Islam menentang perbedaan ras, politik, warna kulit dan daerah/negeri telah mantap dalam jiwa dan rasa saya berulang kali dengan sepenuh keyakinan dan kesungguhan. Ini adalah kenyataan-kenyataan lain yang telah mendorong dan membimbing saya memeluk agama Islam.
Penyair, Kritikus dan Pengarang
Kemudahan ajaran-ajaran Islam, daya tarik dan keagungan suasana mesjid-mesjid kaum Muslimin, kesungguhan kaum Muslimin memegang kepercayaan, kepercayaan/iman yang mempengaruhi amal perbuatan dari bermiliun-miliun kaum Muslimin yang tersebar di seluruh dunia yang memenuhi panggilan sembahyang lima kali sehari semalam, semua faktor itulah yang mula-mula menarik perhatian saya.
Akan tetapi sesudah saya memutuskan untuk menjadi pemeluk agama Islam, saya masih menemukan lagi banyak sebab-sebab lain yang lebih penting dan lebih dalam untuk memperkuat keputusan saya. Suatu konsep hidup yang matang dari Nabi s.a.w. yang dipadu dengan praktek, suatu pengarahan yang bijaksana, anjuran berbuat baik dan berkasih sayang, cinta kasih kemanusiaan yang luas dan perintis deklarasi hak-hak kaum wanita, semua itu dan masih banyak lagi yang lain-lain, bagi saya merupakan saksi-saksi hidup atas kebolehan agama ini yang dibawakan oleh orang Mekah dalam sabdanya yang singkat, bijaksana dan berpengaruh. "Percayalah kepada Tuhan dan ikatlah untamu." Begitulah sabda Rasulullah s.a.w. Dengan kata-katanya ini, beliau memberikan sistem keagamaan dalam perbuatan biasa. Jadi beliau itu tidak menyuruh kita percaya kepada adanya kekuasaan gaib yang menjaga, pada hal kita sendiri bersikap lengah. Beliau mengajarkan bahwa jika kita telah berbuat secara benar menurut kemampuan kita, kita boleh percaya atas apa yang akan terjadi sebagai Kehendak Allah s.w:t.
Keluasan toleransi Islam terhadap agama-agama lain, telah menyebabkan agama ini lebih dekat kepada orang-orang yang mencintai kebebasan. Muhammad s.a.w. telah menyerukan kepada para pengikutnya supaya bergaul dengan baik dengan para penganut Perjanjian Lama (Old Testament atau Taurat) dan Perjanjian Baru (New Testament atau Injil), dan Ibrahim, Musa dan Isa (Yesus) dipercayai sebagai Nabi-nabi yang diutus oleh Tuhan Yang SATU. Ini jelas merupakan sikap Islam yang toleran, berbeda dengan agama-agama lain.
Pembebasan sepenuhnya dari penyembahan patung-patung berhala merupakan bukti atas sehat dan bersihnya pokok-pokok ajaran Islam.
Ajaran-ajaran asli yang diberikan oleh Muhammad s.a.w. tidak bisa diubah atau ditambah oleh mereka yang menjadi sarjana hukum. Itulah Al-Qur'an yang tetap seperti keadaannya sewaktu diturunkan kepada Muhammad s.a.w. untuk memberi petunjuk kepada kaum musyrikin waktu itu. Tidak berubah, sama seperti sucinya jiwa Islam sendiri.
Kesederhanaan dalam segala hal, merupakan pokok dasar Islam yang telah merebut seluruh rasa kekaguman saya.
Rasulullah s.a.w. juga sangat memperhatikan kesehatan para pengikutnya. Beliau memerintahkan supaya selalu memperhatikan kebersihan sejauh-jauhnya, sebagaimana beliau menyuruh mereka berpuasa dan menguasai syahwat jasmani. Saya ingat pada waktu saya ada di mesjid-mesjid Istambul, Damsyik, Baitul-Mukaddas, Kairo, Al-Jazair, Fez dan lain-lain saya menginsyafi sedalam-dalamnya kemampuan Islam dengan kesederhanaannya untuk mengangkat jiwa rendah kemanusiaan ke langit ketinggian tanpa membutuhkan perhiasan-perhiasan yang rapi, patung-patung, gambar-gambar, musik-musik atau upacara-upacara resmi. Sebab mesjid adalah tempat untuk bertafakkur, melupakan diri dan mencampurkannya kepada hakikat besar dalam ingat kepada Allah Yang Esa.
Sifat demokratis Islam jelas mempengaruhi rasa kekaguman saya dalam persamaan hak antara raja-raja yang berkuasa dan kaum fakir miskin dalam Mesjid, semuanya bersujud kepada Allah s.w.t. Tidak tersedia tempat yang khusus untuk sesuatu golongan.
Seorang Mukrnin itu tidak mengakui adanya perantara antara dirinya dengan Tuhan. Dia menghadap langsung kepada Tuhan --yang tidak dilihatnya-- Allah pencipta semua makhluk dan pemberi hidup, tanpa paksaan untuk memohon ampun atau untuk mempercayai kekuasaan seorang guru untuk memberi kebebasan dari dosa.
Dan persaudaraan seluruh dunia dalam ajaran Islam menentang perbedaan ras, politik, warna kulit dan daerah/negeri telah mantap dalam jiwa dan rasa saya berulang kali dengan sepenuh keyakinan dan kesungguhan. Ini adalah kenyataan-kenyataan lain yang telah mendorong dan membimbing saya memeluk agama Islam.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» Ingin Buktikan Islam Salah, Aktris Inggris Justru Masuk Islam
» Tia Afi Masuk islam
» Seorang Penghujat Islam. Yusuf Estes Masuk Islam
» Dahsyat : Arnoud Van Dorn anggota partai anti Islam, anak buah Geert Wilders masuk Islam
» professor masuk islam
» Tia Afi Masuk islam
» Seorang Penghujat Islam. Yusuf Estes Masuk Islam
» Dahsyat : Arnoud Van Dorn anggota partai anti Islam, anak buah Geert Wilders masuk Islam
» professor masuk islam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik