mengenal rukun islam
Halaman 1 dari 1 • Share
mengenal rukun islam
----Rukun IslamTingkatan pertama :
Islam.
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima
:
1.Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa :
“Laa Ilaaha Illallaah – Muhammad Rasulullah” (Tiada sesembahan yang haq selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
2.Mendirikan shalat.
3.Menunaikan
zakat.
4.Puasa pada bulan Ramadhan dan
5.Haji ke Baitullah
Al-Haram.
Dalil syahadat :
Firman
Alah Ta’ala :
bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan
keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Ali-Imran : 18).
“Laa Ilaaha Illallah”, artinya : tiada
sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur.
Menolak dan menetapkan. “La Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain
Allah, “Illallah”, adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk
Allah semata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah
kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di
dalam kakuasaan-Nya.
Tafsir makna syahadat tersebut
diperjelas oleh firman Allah Ta’ala:
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : ‘Sesungguhnya aku
menyatakan lapas diri dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah
menciptakanku, kerena sesungguhnya Dia akan memberiku petunjuk. ‘Dan (Ibrohim)
mejadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka
senantiasa kembali (kepada tauhid).” (QS. Az-Zukhruf : 26-28).
Dan firman
Allah Ta’ala :
(Muhammad) : ‘Hai Ahli Kitab! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, yaitu : hendaklah kita tidak menyembah selain
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah’. Jika
mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka : ‘Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang muslim (menyerah diri kepada Allah).” (QS. Ali Imran :
64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah, adalah firman
Allah Ta’ala :
datang kepadamu seorang Rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya
penderitaanmu, sangat mengiginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas
kasih lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah :
128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa
yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang
dilarang serta dicegahnya, dan beribadah kepada Allah dengan apa yang
disyariatkannya.
Dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid
:
Firman Allah Taala :
tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan
ketaatan kapada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
serta mengeluarkan zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus.” (QS.
Al-Bayyinah : 5).
Dalil Shiyam/Puasa :
Firman Allah Ta’ala
:
orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam,
sebagaimana telah diwajibkan kapada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183).
Dalil Haji :
Firman Allah Ta’ala
:
Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan) semesta alam.” (QS.
Ali Imran : 97).
Islam.
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima
:
1.Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa :
“Laa Ilaaha Illallaah – Muhammad Rasulullah” (Tiada sesembahan yang haq selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
2.Mendirikan shalat.
3.Menunaikan
zakat.
4.Puasa pada bulan Ramadhan dan
5.Haji ke Baitullah
Al-Haram.
Dalil syahadat :
Firman
Alah Ta’ala :
شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم قائما
بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم.
“Allah menyatakan بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم.
bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan
keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Ali-Imran : 18).
“Laa Ilaaha Illallah”, artinya : tiada
sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur.
Menolak dan menetapkan. “La Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain
Allah, “Illallah”, adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk
Allah semata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah
kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di
dalam kakuasaan-Nya.
Tafsir makna syahadat tersebut
diperjelas oleh firman Allah Ta’ala:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي
بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
(27) سورة الزخرف وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ سورة الزخرف.
“Dan (ingatlah) بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
(27) سورة الزخرف وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ سورة الزخرف.
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : ‘Sesungguhnya aku
menyatakan lapas diri dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah
menciptakanku, kerena sesungguhnya Dia akan memberiku petunjuk. ‘Dan (Ibrohim)
mejadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka
senantiasa kembali (kepada tauhid).” (QS. Az-Zukhruf : 26-28).
Dan firman
Allah Ta’ala :
قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ألا
نعبد إلا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا
فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون.
“Katakanlah نعبد إلا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا
فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون.
(Muhammad) : ‘Hai Ahli Kitab! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, yaitu : hendaklah kita tidak menyembah selain
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah’. Jika
mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka : ‘Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang muslim (menyerah diri kepada Allah).” (QS. Ali Imran :
64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah, adalah firman
Allah Ta’ala :
لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ
عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ (128)
سورة التوبة.
“Sungguh telah عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ (128)
سورة التوبة.
datang kepadamu seorang Rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya
penderitaanmu, sangat mengiginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas
kasih lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah :
128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa
yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang
dilarang serta dicegahnya, dan beribadah kepada Allah dengan apa yang
disyariatkannya.
Dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid
:
Firman Allah Taala :
وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا
الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة.
“Padahal mereka الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة.
tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan
ketaatan kapada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
serta mengeluarkan zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus.” (QS.
Al-Bayyinah : 5).
Dalil Shiyam/Puasa :
Firman Allah Ta’ala
:
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين
من قبلكم لعلكم تتقون.
“Wahai من قبلكم لعلكم تتقون.
orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam,
sebagaimana telah diwajibkan kapada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183).
Dalil Haji :
Firman Allah Ta’ala
:
ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا ومن كفر فإن
الله غني عن العالمين.
“Dan hanya untuk الله غني عن العالمين.
Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan) semesta alam.” (QS.
Ali Imran : 97).
Segoroasin- SERSAN SATU
-
Posts : 100
Join date : 13.12.11
Reputation : 1
Re: mengenal rukun islam
Islam didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma:
" Artinya : Islam didirikan atas lima dasar, yakni: [1] Bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. [2] mendirikan shalat. [3] mengeluarkan zakat. [4] puasa ramadhan dan [5] beribadah haji." [Hadits Riwayat.Bukhari-Muslim]
[1]. Kesaksian tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan lisan. Dengan kemantapannya itu, seakan-akan dapat menyaksikan-Nya.
Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah mubaligh (penyampai) sesuatu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi, kesaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah merupakan kesempurnaan kesaksian: "Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah."
Atau, karena kesaksian (syahadatain) itu merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal tidak sah dan tidak akan diterima bila tidak dilakukan dengan keikhlasan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dengan tidak mengikuti manhaj rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ikhlas kepada Allah terealisasi pada kesaksian "tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah." Mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terealisasi pada kesaksian "bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Buah syahadah (kesaksian) yang terbesar ialah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk serta tidak mengikuti selain para rasul-Nya.
[2]. Mendirikan shalat artinya menyambut Allah dengan mengerjakan shalat secara istiqamah serta sempurna, baik waktu maupun caranya.
Salah satu buah atau hikmah shalat adalah mendapat kelapangan dada, ketenangan hati, dan menjauhi diri dari perbuatan keji dan mungkar.
[3]. Mengeluarkan zakat artinya, menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta yang harus dikeluarkan zakatnya.
Salah satu hikmah mengeluarkan zakat adalah membersihkan jiwa dan moral yang buruk, yaitu kekikiran serta dapat menutupi kebutuhan Islam dan umat Islam.
[4]. Puasa Ramadhan artinya menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkannya di siang hari di bulan Ramadhan. Salah satu hikmahnya ialah melatih jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang disukai karena mencari ridha Allah Azza wa Jalla.
[5]. Beribadah haji ke baitullah (rumah Allah), artinya menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menuju ke Al Baitul Haram (rumah suci) untuk mengerjakan syiar atau manasik haji.
Salah satu hikmahnya adalah melatih jiwa untuk mengerahkan segala kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu haji merupakan salah satu macam jihad fisabilillah.
Hikmah-hikmah rukun Islam, baik yang sudah kami sebutkan maupun yang belum kami sebutkan akan dapat menjadikan umat sebagai umat yang suci, bersih, beragama yang benar, dan memperlakukan manusia dengan penuh keadilan serta kejujuran. Kebaikan syariat-syariat Islam yang lain tergantung kepada kebaikan dasar-dasar ini. Kebaikan umatpun tergantung pada kebaikan agamanya, dan hilangnya kebaikan tingkah laku umatpun akan tergantung pada kadar hilangnya kebaikan agamanya.
Bagi yang ingin mengetahui penjelasan ini, silakan menyimak firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang artinya:
" Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah, kecuali
orang-orang yang merugi." [Al A'raf :96-99]
Untuk lebih jelasnya hendaklah Anda pelajari sejarah orang-orang terdahulu kita, karena dalam sejarah terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal dan bagi orang yang hatinya "bersih" (tidak ada hijab yang menutupi hatinya).
[Disalin dari kitab : Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Edisi Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum Assalamy. Penerbit: KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone, halaman:14-16]
" Artinya : Islam didirikan atas lima dasar, yakni: [1] Bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. [2] mendirikan shalat. [3] mengeluarkan zakat. [4] puasa ramadhan dan [5] beribadah haji." [Hadits Riwayat.Bukhari-Muslim]
[1]. Kesaksian tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan lisan. Dengan kemantapannya itu, seakan-akan dapat menyaksikan-Nya.
Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah mubaligh (penyampai) sesuatu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi, kesaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah merupakan kesempurnaan kesaksian: "Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah."
Atau, karena kesaksian (syahadatain) itu merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal tidak sah dan tidak akan diterima bila tidak dilakukan dengan keikhlasan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dengan tidak mengikuti manhaj rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ikhlas kepada Allah terealisasi pada kesaksian "tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah." Mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terealisasi pada kesaksian "bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Buah syahadah (kesaksian) yang terbesar ialah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk serta tidak mengikuti selain para rasul-Nya.
[2]. Mendirikan shalat artinya menyambut Allah dengan mengerjakan shalat secara istiqamah serta sempurna, baik waktu maupun caranya.
Salah satu buah atau hikmah shalat adalah mendapat kelapangan dada, ketenangan hati, dan menjauhi diri dari perbuatan keji dan mungkar.
[3]. Mengeluarkan zakat artinya, menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta yang harus dikeluarkan zakatnya.
Salah satu hikmah mengeluarkan zakat adalah membersihkan jiwa dan moral yang buruk, yaitu kekikiran serta dapat menutupi kebutuhan Islam dan umat Islam.
[4]. Puasa Ramadhan artinya menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkannya di siang hari di bulan Ramadhan. Salah satu hikmahnya ialah melatih jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang disukai karena mencari ridha Allah Azza wa Jalla.
[5]. Beribadah haji ke baitullah (rumah Allah), artinya menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menuju ke Al Baitul Haram (rumah suci) untuk mengerjakan syiar atau manasik haji.
Salah satu hikmahnya adalah melatih jiwa untuk mengerahkan segala kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu haji merupakan salah satu macam jihad fisabilillah.
Hikmah-hikmah rukun Islam, baik yang sudah kami sebutkan maupun yang belum kami sebutkan akan dapat menjadikan umat sebagai umat yang suci, bersih, beragama yang benar, dan memperlakukan manusia dengan penuh keadilan serta kejujuran. Kebaikan syariat-syariat Islam yang lain tergantung kepada kebaikan dasar-dasar ini. Kebaikan umatpun tergantung pada kebaikan agamanya, dan hilangnya kebaikan tingkah laku umatpun akan tergantung pada kadar hilangnya kebaikan agamanya.
Bagi yang ingin mengetahui penjelasan ini, silakan menyimak firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang artinya:
" Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah, kecuali
orang-orang yang merugi." [Al A'raf :96-99]
Untuk lebih jelasnya hendaklah Anda pelajari sejarah orang-orang terdahulu kita, karena dalam sejarah terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal dan bagi orang yang hatinya "bersih" (tidak ada hijab yang menutupi hatinya).
[Disalin dari kitab : Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Edisi Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum Assalamy. Penerbit: KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone, halaman:14-16]
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» definisi iman
» islam tak sekedar rukun islam
» RUKUN IMAN_PERINTAH ANEH DALAM ISLAM
» CACAT RUKUN ISLAM: Hukum Tuhan Yang Tidak Bisa Berdimensi Universal
» mengenal negara islam
» islam tak sekedar rukun islam
» RUKUN IMAN_PERINTAH ANEH DALAM ISLAM
» CACAT RUKUN ISLAM: Hukum Tuhan Yang Tidak Bisa Berdimensi Universal
» mengenal negara islam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik