ANALISA AR-RUM AYAT 30
Halaman 1 dari 1 • Share
ANALISA AR-RUM AYAT 30
Ayat 30/30 :
Fa’aqim wajhaka liddiini hanifaa, fitratallaahil latii fataran naasa ‘alaihaa, laa tabdilila likhalqillaah(i), zaalikaal diinul qayyim(u), walaakinna aktsaran naasi laa ya’lamuun(a).
Alih bahasa :
Kukuhkanlah perhatian pada diin yang hanif (sempurna), ciptaan ALLAH yang menyusun manusia atasnya, tidak ada perubahan pada ciptaan ALLAH. Itulah diin yang kukuh, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.
Surat Ar-rum ayat 30 ini merupakan landasan beragama bagi manusia menurut perintah ALLAH. Diin ciptaan ALLAH yang harus digunakan oleh manusia agar selamat sampai ke tempat pengulangan di Akhirat. Manusia yang tidak menggunakan diin ini meskipun menyatakan diri sebagai “muslim” tidak akan selamat dan tidak akan menjadi manusia kembali, melainkan menjadi besi atau batu sebagai bahan bakar di Neraka.
ALLAH menciptakan/menyusun diin ini karena DIA berkehendak untuk menunjuki manusia, dan manusia diperintahkan untuk islam, menyerah pada diin yang ada di dalam Alquran.
1. Oleh karena itu kukuhkanlah perhatian engkau.
Mengapa manusia diperintahkan untuk mengukuhkan perhatian ?.
Karena ayat sebelumnya yaitu ayat 30/29 menyebutkan bahwa :
Ayat 30/29 : bahkan orang-orang yang menggelapkan (Alquran) telah mengikuti kejatuhan mereka, dengan delain pengetahuan. Lalu siapakah yang akan menunjuki ‘siapa yang telah ALLAH sesatkan’. Begitu pula pakah ada bagi mereka itu suatu penolong ?.
-Di dunia ini terdapat penggelap-penggelap ayat-ayat Alquran.
-Para penggelap itu telah DIA sesatkan.
-Para penggelap itu telah mengikuti ‘hawa’ (kejatuhan atau millah (doktrin) selain ilmu (dari) Alquran.
-Siapakah yang aklan menolong dia ?.
2. Ad-diin itu selaku yang sempurna.
Ad-diin yang hanif (sempurna) adalah Ad-diin yang hanya terdapat di dalam Alquran, yang dizahirkan hanya oleh para utusan sebagai hasil analisa. Dan bukannya Ad-diin ciptaan manusia selaku hasil penafsiran hawa, tanpa ilmu kandungan Alquran.
Yang banyak dari manusia itu sejak dahulu-kini-mendatang, beragama susunan manusia (bukan susunan DIA). Mereka tidak memantulkan ayat-ayat Alquran hasil analisa, sehingga tidak keluar ‘NUUR’ yang menerangi. Dan mereka hidup beragama dalam kegelapan, apatis, ikut-ikutan, dan taqlid (buta).
Ad-diin itu kepunyaan (susunan dan ciptaan) ALLAH, sedangkan manusia fardu untuk islam (menyerah) kepada As-diin. Ad-diin itu diturunkan, sedangkan manusia itu fardu untuk ibadah (hanya) kepada ALLAH, yang ada-NYA di di dalam Alquran. Tanpa adanya islam maka tidak akan ada diin di sisi ALLAH. Baru akan ada diin di sisi ALLAH setelah manusia islam (hanya) kepada Alquran. Mereka yang islam, yang telah membuka dada (percaya), baru berada di dalam Nuur atau atas petunjuk.
Mereka yang berdiin (ciptaan/susunan) ALLAH itu ‘satu kehendak’ sehingga tidak akan terjadi firqoh-firqoh, mazhab, golongan, aliran, dan perpecahan. Sedangkan mereka yang beragama Islam sejak dahulu-kini-mendatang selalu akan berada di dalam firqoh-firqoh, mazhab-mazhab fiqih, setiapnya merasa senang dan aman di dalamnya. Mereka yang berada dalam jalur ini berjumlah sangat banyak karena mengikuti hadits dan sunnah selaku hukum (sekunder) bagi agama (yang bernama) Islam, mereka ditutup, dihalangi, dan dipersulit oleh hadits dan sunnah itu serta fiqih-fiqih sehingga tidak akan pernah berjumpa/bertemu dengan ALLAH, yang DIA ada dalam Alquran.
3.Fitrata ALLAH.
Ad-diin yang hanif, yang terdapat di dalam Alquran itu adalah susunan (fithrah) ALLAH. Alquran adalah susunan (ayat 30/30) dan ciptaan (ayat 31/11) ALLAH. Maka Alquran ini bukan yang ‘mati’ selaku huruf arab, melainkan yang ‘hidup’ yang mengandung ketetapan dan hikmah. Ketetapan dan hikmah ini baru akan keluar apabila ayat-ayat Alquran dianalisa (bukan ditafsirkan).
ALLAH menyipta dan menyusun Ad-diin karena berkehendak menunjuki manusia agar sampai pada tempat pengulangan dan menjadi manusia di Akhirat.
4.Fatharan naas aalaiha
Allati, yang dia (Ad-diin) itu ; DIA telah menyusun manusia atas dia (Ad-diin).
ALLAH menyusun dan menyipta manusia. Adanya manusia itu khususnya, dan makhluk konkrit lainnya pada umumnya karena DIA bentuk, dan DIA wujudkan. Untuk kerja yang demikian itu DIA mengutus rasul (jenis) Ruh dan Malaikat (ayat 16/2, 97/4, 35/1, 22/75). Kerja Malaikat yang DIA pilih dengan Ruh (perintah) itulah menyusun setiap kehendak.
Sebelum bayi dilahirkan, setiap bayi itu dibentuk dan diwujudkan.
-Manusia diwujudkan berasal dari ‘sel telur’ (nafsin wahidah)
-Manusia dibentuk di dalam rahim (kasih sayang) ibu.
Ayat 4/1 ; Wahai manakah dia yang manusia itu, insyafilah oleh kamu ALLAH, yang DIA mencipta kamu dari diri yang satu (nafsin wahidah) ………..
Ayat 6/98 ; Sedangkan DIA (ALLAH) yang telah mewujudkan kamu dari nafsin wahidah, famustaqar (di dalam ovarium, tempat tertentu) dan mustauda’u (turun telur, selaku yang meninggalkan).
ALLAH yang menyipta manusia dari bahan baku sel telur, diri yang satu. Sel telur itu berada di mustaqar (tempat tertentu) yang disebut ovarium, sedangkan ia (sel telur) setiap bulan turun telur (mustauda’u) untuk mewujudkan diri manusia apabila dibuahi, dan tanpa dibuahi (parthenogenesa).
Ayat 7/189 : DIA (ALLAH) yang DIA telah cipta kamu dari nafsin wahidah (sel telur, perempuan), dan telah dijadikan dari ia (sel telus) pasangan ia (sel telur, yaitu laki-laki) agar dia (laki-laki, sel nuthfah) tinggal/tenteram/sakinah kepada ia …………..
Ayat 39/6 : yang DIA telah cipta kamu dari nafsin wahidah (sel telur) kemudia DIA telah jadikan dari dia pasangan ia (lelaki).
Sel telur selaku bahan baku telah melahirkan lelaki (sel nuthfah) saetalah adanya lelaki (sel nuthfah), maka dia (lelaki) akan tinggal atau membuahi perempuan (sel telur). Setelah pembuahan, sel telur membelah sedemikian rupa untuk mewujudkan bakal manusia dengan membentuk jaringan tubuh.
5.ALLAH, DIA yang telah susun/cipta Ad-diin dan DIA pula yang susun/cipta manusia. Sedangkan susunan Ad-diin yang dia ada di dalam Alquran itu telah disesuaikan, diselaraskan dengan susunan manusia. Manusia dan Alquran sesuai, seraasi, selaras, bahkan seimbang.
Dari sebab itu, manusia (hanya) diperintahkan mengabdi kepada DIA, caranya : Ini (Alquran) tuntunan (alat) minta kukuh (ayat 3/51). Dengan demikian Alquran dan manusia tidak dapat dipisahkan. Alquran tidak berguna tanpa adanya manusia, demikian pula sebaliknya manusia tanpa Alquran tidak akan menjadi manusia di Akhirat.
6.Tidak akan ada perubahan/penggantian pada ciptaan ALLAH.
Ciptaan ALLAH dan/atau susunan ALLAH itu tidak akan DIA ubah-ubah lagi. Demikian pula manusia diharamkan mengubah-ubah ciptaan dan susunan manusia (diri sendiri) dan susunan Ad-diin, demikian pula sebaliknya mengubah susuna Ad-diin akan mengubah susunan manusia.
7.Apabila kedua susunan itu tidak berubah ; Itulah Diin kukuh, dan kita telah kukuhkan perhatian untuk diin dengan sempurna.
Ayat 3/19 : Sesungguhnya agama (Ad-diin) di sisi ALLAH Al-Islam (satu penyerahan)..
Ayat 3/85 ; Sedangkan siapa yang akan mencari selain Al-Islam (satu) penyerahan itu selaku diin (agama), maka sekali-kali tidak akan diterima apa-apa dari dia (Ad-diin itu) ……........................
Ayat 5/3 : Satu ketetapan, telah AKU sempurnakan untuk kamu Ad-diin (agama) kamu, serta telah AKU cukupkan atas kamu nikmat-KU, serta AKU telah ridho untuk kamu Al-Islam (suatu penyerahan) selaku diin (agama)
Ayat 6/125 : Maka siapa yang ALLAH inginkan bahwa DIA akan menunjuki pada dia, niscaya DIA lapangkan dada untuk islam (lil-islam; berserah diri dalam hati) ……….
Ayat 39/22 : Lala apakah siapa yang telah ALLAH lapangkan dada pada dia untuk islam, maka dia atas nuur dari Rabb dia …………..
8.Sayang; yang berjumlah banyak itu mereka tidak berpengetahuan. Ad-diin susunan ALLAH sejak dulu-kini-mendatang telah berubah menjadi ‘DIENUL ISLAM’ (agama Islam), padahal sebenarnya islamlah selaku Ad-diin.
Sungguh, dan sesungguhnya banyak manusia yang tidak tahu bahwa Agama Islam yang kini dianut adalah diin yang telah diubah. Yang mengubah adalah mereka ‘PARA PENGGELAP AYAT-AYAT'
Ayat 2/59 : Lalu telah mengganti (fabaddal) orang-orang yang mereka telah menggelapkan para qaulan (qaul rasul, ayat-ayat) selain yang dikatakan untuk mereka……………..
Ayat 61/7 : Dan siapakah yang lebih menggelapkan dari siapa yang mengada-ada kedustaan terhadap ALLAH, sedangkan dia telah diseru untuk Al-islam.
Kesimpulan :
1. Untuk menunjuki manusia agar sampai pada tempat pengulangan dan selamat menjadi manusia yang sempurna, ALLAH menyusun Ad-diin dalam Alquran. Dan manusia fardu untuk islam kepada Ad-diin.
2. Ad-diin susunan dan ciptaan ALLAH, haram untuk diubah-ubah. Namun para penggelap ayat-ayat sejak dulu telah mengubah Ad-diin itu menjadi Agama Islam dengan berpedoman pada hadits-hadits riwayat. Dengan sendirinya Agama Islam tidak akan dapat mengantarkan umatnya ke tempat pengulangan dengan selamat, sehingga tidak akan berhasil menjadi manusia kembali melainkan menjadi batu atau bersi berjiwa.
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: ANALISA AR-RUM AYAT 30
mungkin bisa dikatakan bahwa diin itu adalah manifestasi akhlak dalam lahir dan batin yang didasari oleh hati yang bersih(bukan oleh kelicikan/kebulusan hati, bukan pula oleh kebencian hati apalagi dendam)
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» Ayat-ayat Bantahan terhadap Trinitas,berdasarkan Al qur'an, Tanakh, dan Injil
» Ayat-Ayat Dalil Aqli Sebelum Dalil Naqli
» Ayat-ayat yang hilang dalam alkitab
» Ayat Perpuluhan VS Ayat untuk Mendukung Israel
» membedah ayat-ayat hitam talmud
» Ayat-Ayat Dalil Aqli Sebelum Dalil Naqli
» Ayat-ayat yang hilang dalam alkitab
» Ayat Perpuluhan VS Ayat untuk Mendukung Israel
» membedah ayat-ayat hitam talmud
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik