>>SEJARAH Yahudi<<
Halaman 1 dari 1 • Share
>>SEJARAH Yahudi<<
Seperti telah ditunjukkan di awal, semua tanah Palestina, khususnya Yerusalem, adalah suci untuk orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim. Alasannya adalah karena sebagian besar nabi-nabi Allah yang diutus untuk memperingatkan manusia menghabiskan sebagian atau seluruh kehidupannya di tanah ini...
Menurut studi sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim, putranya, dan sejumlah kecil manusia yang mengikutinya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai Kanaan, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot)...
Al-Qur'an menyebutkan perpindahan ini sebagai berikut:
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Qur'an, 21:69-71)
Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan Al-Qur'an yang mengacu kepada tanah Palestina.
Sebelum Ibrahim AS, bangsa Kanaan (Palestina)tadinya adalah penyembah berhala. Ibrahim meyakinkan mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk istrinya Hajar dan putranya Isma’il (Ishmael) di Mekah dan sekitarnya, sementara istrinya yang lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq (Isaac) tetap di Kanaan. Seperti itu pulalah, Al-Qur'an menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim mendirikan rumah untuk beberapa putranya di sekitar Baitul Haram, yang menurut penjelasan Al-Qur'an bertempat di lembah Mekah...
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (Qur'an, 14:37)
Akan tetapi, putra Ishaq Ya’kub (Jacob) pindah ke Mesir selama putranya Yusuf (Joseph) diberi tugas kenegaraan. (Putra-putra Ya’kub juga dikenang sebagai “Bani Israil.”) Setelah dibebaskannya Yusuf dari penjara dan penunjukan dirinya sebagai kepala bendahara Mesir, Bani Israel hidup dengan damai dan aman di Mesir.
Suatu kali, keadaan mereka berubah setelah berlalunya waktu, dan Firaun memperlakukan mereka dengan kekejaman yang dahsyat. Allah menjadikan Musa (Moses) nabi-Nya selama masa itu, dan
memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Ia pergi ke Firaun, memintanya untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah, dan membebaskan Bani Israil yang disebut juga orang-orang Israel. Namun Firaun seorang tiran yang kejam dan bengis. Ia memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati, dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak-anak lelaki. Meneruskan kekejamannya, ia memberi tanggapan penuh kebencian kepada Musa. Untuk mencegah pengikut-pengikutnya, yang sebenarnya adalah tukang-tukang sihirnya dari mempercayai Musa, ia mengancam memenggal tangan dan kakinya secara bersilangan.
Menyusul wafatnya Nabi Yusuf (Joseph), Bani Israel mengalami kekejaman tak terperikan di tangan Firaun.
Meskipun Firaun menolak permintaannya, Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur
Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan:
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Qur'an, 5:21)
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan
putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, dan bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat
itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa (Jesus) AS datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an, mereka itu yang: ": telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur'an, 5:78) Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.
Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar. Pokok permasalahan ini akan dibahas secara lebih rinci dalam bab tentang Zionisme.
Zionisme menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaandan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang rasnya.
Al-Qur'an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Qur'an, 3:68)
Menurut studi sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim, putranya, dan sejumlah kecil manusia yang mengikutinya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai Kanaan, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot)...
Al-Qur'an menyebutkan perpindahan ini sebagai berikut:
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Qur'an, 21:69-71)
Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan Al-Qur'an yang mengacu kepada tanah Palestina.
Sebelum Ibrahim AS, bangsa Kanaan (Palestina)tadinya adalah penyembah berhala. Ibrahim meyakinkan mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk istrinya Hajar dan putranya Isma’il (Ishmael) di Mekah dan sekitarnya, sementara istrinya yang lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq (Isaac) tetap di Kanaan. Seperti itu pulalah, Al-Qur'an menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim mendirikan rumah untuk beberapa putranya di sekitar Baitul Haram, yang menurut penjelasan Al-Qur'an bertempat di lembah Mekah...
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (Qur'an, 14:37)
Akan tetapi, putra Ishaq Ya’kub (Jacob) pindah ke Mesir selama putranya Yusuf (Joseph) diberi tugas kenegaraan. (Putra-putra Ya’kub juga dikenang sebagai “Bani Israil.”) Setelah dibebaskannya Yusuf dari penjara dan penunjukan dirinya sebagai kepala bendahara Mesir, Bani Israel hidup dengan damai dan aman di Mesir.
Suatu kali, keadaan mereka berubah setelah berlalunya waktu, dan Firaun memperlakukan mereka dengan kekejaman yang dahsyat. Allah menjadikan Musa (Moses) nabi-Nya selama masa itu, dan
memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Ia pergi ke Firaun, memintanya untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah, dan membebaskan Bani Israil yang disebut juga orang-orang Israel. Namun Firaun seorang tiran yang kejam dan bengis. Ia memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati, dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak-anak lelaki. Meneruskan kekejamannya, ia memberi tanggapan penuh kebencian kepada Musa. Untuk mencegah pengikut-pengikutnya, yang sebenarnya adalah tukang-tukang sihirnya dari mempercayai Musa, ia mengancam memenggal tangan dan kakinya secara bersilangan.
Menyusul wafatnya Nabi Yusuf (Joseph), Bani Israel mengalami kekejaman tak terperikan di tangan Firaun.
Meskipun Firaun menolak permintaannya, Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur
Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan:
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Qur'an, 5:21)
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan
putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qur'an, 48:26) |
Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, dan bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat
itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa (Jesus) AS datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an, mereka itu yang: ": telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur'an, 5:78) Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.
Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar. Pokok permasalahan ini akan dibahas secara lebih rinci dalam bab tentang Zionisme.
Zionisme menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaandan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang rasnya.
Al-Qur'an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Qur'an, 3:68)
THE MUSLIM OBSERVER, September 2001
W. REPORT, Juli 96
Sementara umat Yahudi
yang menentang Zionisme secara terbuka menentang pemerintah Israel,
Yahudi fanatik berpandangan: “Tanah Terjanji adalah untuk Orang
Terpilih. Selamanya. Kekal. Abadi.” Di sampul luar Washington Report on
Middle East Affairs, Yahudi fanatik digambarkan membawa spanduk dengan
semboyan ini. Karena pandangan keliru seperti ini, mereka bertindak
kejam atas tahanan penduduk Palestina Kristen maupun Islam.
W. REPORT, Juli 96
Sementara umat Yahudi
yang menentang Zionisme secara terbuka menentang pemerintah Israel,
Yahudi fanatik berpandangan: “Tanah Terjanji adalah untuk Orang
Terpilih. Selamanya. Kekal. Abadi.” Di sampul luar Washington Report on
Middle East Affairs, Yahudi fanatik digambarkan membawa spanduk dengan
semboyan ini. Karena pandangan keliru seperti ini, mereka bertindak
kejam atas tahanan penduduk Palestina Kristen maupun Islam.
Re: >>SEJARAH Yahudi<<
Kerajaan Bani Israel bagian Selatan bernama Yuda atau Yehuda
dan penghuninya dinamakan kaum Yahudi. (Kaum Yahudi inilah
yang dibolehkan kembali ke negeri asalnya dengan firman
Rajadiraja Persia Cyrus II, putera Cambyses, pada tahun 538
S.M.). Nama Yahudi kemudian tetap diperuntukkan kepada
mereka yang MENOLAK kenabian dari Isa Al-Masih Ibnu Maryam
dan Injil serta MENUDUH Siti Maryam sebagai perempuan
pelacur dan Al-Masih sebagai anak zina dan akhirnya BERMAKAR
untuk menyalibnya. Kaum Yahudi inilah (International Jewry)
yang dikutuk baik dalam Injil maupun di dalam Al-Qur'an.
Mereka yang percaya menamakan dirinya NASARA, yakni KRISTEN;
sedangkan mereka yang kemudian menyaksikan akan kebenaran
Al-Qur'an dan Nabi Muhammad disebut Muslimin.
Dalam Perjanjian Lama, Ibrani (Hebrew) disebut "lisan
Kanaan" atau Yehudit (Jewish). Istilah "Ibrit" dibuat oleh
para Rabbani Palestina, dan ini adalah transliterasi dari
kata Aramiya: "Ibray," yang kemudian menjadi "IBRANI"
(Hebrew).4
Antara tahun 132 135 M. timbul pemberontakan terhadap
kekuasaan Romawi di bawah pimpinan Bar Kozibah. Namun
pemberontakan kaum Yahudi ini dapat dipatahkan oleh tentara
Romawi. Sebagai hukuman, maka Kaisar Hadrianus melarang kaum
Yahudi memasuki kota Yerusalem (Colonia Aelia Capitolina).
Mulai saat itu maka kaum Yahudi mulai meninggalkan
Palestina, bertebaran dan terpencar ke seluruh pelosok
dunia. Namun karena fitnah dan khianat orang-orang Yahudi
ini diusir dari Hejaz pada tahun 627 M., dari Suria pada
tahun 890 M.; dari Portugal pada tahun 920 M., dari Spanyol
pada tahun 1110 M., dari Inggris pada tahun 1290 M., dari
Perancis pada tahun 1306 M., dari Belgia pada tahun 1370 M.,
dari Czechoslovakia pada tahun 1380 M., dari Belanda pada
tahun 1444 M., dari Rusia pada tahun 1510 M., dari Italia
pada tahun 1540 M., dan dari Jerman pada tahun 1551 M.
Dari sana mereka kemudian memilih Turki sebagai donme (atau
thinmah = menjadi warganegara Osmania-Turki yang menerima
perlindungan) dan membayar jizyah sebagai imbalan. Setelah
itu lalu mereka memasuki aneka negara sebagai pedagang dan
ahli fikir. Antara tahun 1898 dan 1905 mereka
menyelenggarakan beberapa Konperensi secara rahasia.
Keputusan yang dikeluarkan oleh Konperensi pada tahun 1905
hingga kini masih tersimpan di Perpustakaan British Museum.
Sementara itu selama abad ke XIX mereka menyusun suatu
bahasa yang mereka namakan bahasa "IBRANI" tetapi pada
hakekatnya tidak lain dari pada bahasa "ARAMIYA MODERN."
dan penghuninya dinamakan kaum Yahudi. (Kaum Yahudi inilah
yang dibolehkan kembali ke negeri asalnya dengan firman
Rajadiraja Persia Cyrus II, putera Cambyses, pada tahun 538
S.M.). Nama Yahudi kemudian tetap diperuntukkan kepada
mereka yang MENOLAK kenabian dari Isa Al-Masih Ibnu Maryam
dan Injil serta MENUDUH Siti Maryam sebagai perempuan
pelacur dan Al-Masih sebagai anak zina dan akhirnya BERMAKAR
untuk menyalibnya. Kaum Yahudi inilah (International Jewry)
yang dikutuk baik dalam Injil maupun di dalam Al-Qur'an.
Mereka yang percaya menamakan dirinya NASARA, yakni KRISTEN;
sedangkan mereka yang kemudian menyaksikan akan kebenaran
Al-Qur'an dan Nabi Muhammad disebut Muslimin.
Dalam Perjanjian Lama, Ibrani (Hebrew) disebut "lisan
Kanaan" atau Yehudit (Jewish). Istilah "Ibrit" dibuat oleh
para Rabbani Palestina, dan ini adalah transliterasi dari
kata Aramiya: "Ibray," yang kemudian menjadi "IBRANI"
(Hebrew).4
Antara tahun 132 135 M. timbul pemberontakan terhadap
kekuasaan Romawi di bawah pimpinan Bar Kozibah. Namun
pemberontakan kaum Yahudi ini dapat dipatahkan oleh tentara
Romawi. Sebagai hukuman, maka Kaisar Hadrianus melarang kaum
Yahudi memasuki kota Yerusalem (Colonia Aelia Capitolina).
Mulai saat itu maka kaum Yahudi mulai meninggalkan
Palestina, bertebaran dan terpencar ke seluruh pelosok
dunia. Namun karena fitnah dan khianat orang-orang Yahudi
ini diusir dari Hejaz pada tahun 627 M., dari Suria pada
tahun 890 M.; dari Portugal pada tahun 920 M., dari Spanyol
pada tahun 1110 M., dari Inggris pada tahun 1290 M., dari
Perancis pada tahun 1306 M., dari Belgia pada tahun 1370 M.,
dari Czechoslovakia pada tahun 1380 M., dari Belanda pada
tahun 1444 M., dari Rusia pada tahun 1510 M., dari Italia
pada tahun 1540 M., dan dari Jerman pada tahun 1551 M.
Dari sana mereka kemudian memilih Turki sebagai donme (atau
thinmah = menjadi warganegara Osmania-Turki yang menerima
perlindungan) dan membayar jizyah sebagai imbalan. Setelah
itu lalu mereka memasuki aneka negara sebagai pedagang dan
ahli fikir. Antara tahun 1898 dan 1905 mereka
menyelenggarakan beberapa Konperensi secara rahasia.
Keputusan yang dikeluarkan oleh Konperensi pada tahun 1905
hingga kini masih tersimpan di Perpustakaan British Museum.
Sementara itu selama abad ke XIX mereka menyusun suatu
bahasa yang mereka namakan bahasa "IBRANI" tetapi pada
hakekatnya tidak lain dari pada bahasa "ARAMIYA MODERN."
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» sejarah Yahudi Amerika
» Ingin tahu bagaimana caranya orang yahudi bisa "lenyap" dari tanah arab ???
» Kongres Yahudi Dunia 2013 Didemo Anti-Yahudi
» Yesus Keturunan Yahudi atau Bangsa Yahudi ??
» Sejarah Qur'an
» Ingin tahu bagaimana caranya orang yahudi bisa "lenyap" dari tanah arab ???
» Kongres Yahudi Dunia 2013 Didemo Anti-Yahudi
» Yesus Keturunan Yahudi atau Bangsa Yahudi ??
» Sejarah Qur'an
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik