FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

meraih keberhasilan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

meraih keberhasilan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

meraih keberhasilan

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

meraih keberhasilan Empty meraih keberhasilan

Post by keroncong Sat Feb 04, 2012 11:56 pm

Apa syarat yang paling penting dalam mencapai keberhasilan? Pertanyaan ini acap ada pada diri kita. Apalagi jika kita sering mengalami kegagalan. Hanya saja banyak orang sering salah mengartikan tentang arti keberhasilan itu sendiri. Keberhasilan selalu dikaitkan dengan keberhasilan-keberhasilan yang besar. Padahal kita tahu bahwa dalam mencapai keberhasilan besar, harus dimulai dari keberhasilan kecil.

Ketidakmengertian ini sering membuat kita frustasi. Seakan-akan kita ini hidup selalu dalam kegagalan. Tidak ada sikap optimis dalam diri kita. Sikap tidak optimis ini akan mengakibatkan kita pada keadaan yang menganggap bahwa keberhasilan itu bukan milik kita. Padahal kita harus yakin bahwa keberhasilan adalah hak setiap orang, termasuk diri kita. Kuncinya adalah bahwa keberhasilan itu harus diraih, bukan dinanti. Ia tidak akan datang dengan sendirinya. Ia akan datang pada orang yang telah siap untuk mendapatkan keberhasilan.

Kembali kepada keberhasilan kecil. Keberhasilan kecil yang dimaksud adalah keberhasilan-keberhasilan yang sering kita tidak sadar, bahwa sebenarnya kita telah melakukan sebuah keberhasilan. Sebagai contoh, jika kita berjanji pada seseorang untuk tepat waktu, dan kita dapat memenuhi janji itu. Maka kita sudah mendapatkan keberhasilan. Atau, jika kita hari ini berjanji untuk mengerjakan sebuah pekerjaan kantor hingga selesai. Maka kita sebenarnya sudah menjadi orang yang berhasil jika dapat melakukan itu.

Jadi, kita dapat mengukur keberhasilan yang kita capai setiap hari. Caranya adalah dengan membuat catatan tentang apa saja yang kita akan kerjakan dalam satu hari itu. Lalu kita bertekad untuk melaksanakan komitmen itu dan menyelesaikannya dengan baik. Maka kita dapat membayangkan hasilnya jika ini kita lakukan terus setiap hari, kita akan menjadi orang yang tepat waktu dan dapat mengerjakan sebuah pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Ini sebenarnya adalah sebuah keberhasilan besar, karena untuk mempertahankan sikap seperti ini memerlukan pengorbanan dan disiplin yang tinggi.

Dari keberhasilan kecil inilah nantinya akan lahir sebuah keberhasilan besar. Seperti halnya untuk menulis sebuah buku mulailah dari bab pertama. Untuk menulis bab pertama mulailah dengan alinia pertama. Untuk memulai alinia pertama mulai dengan kata pertama. Jadi, segala kerja besar pasti diawali dengan kerja yang lebih kecil. Dari kerja kecil inilah akan lahir sebuah kerja besar.

Hanya saja, masalahnya adalah tidak setiap orang mempunyai kemauan untuk mengerjakan pekerjaan yang kecil itu secara terus-menerus dan disiplin. Untuk mencapai keberhasilan itu ada beberapa syarat. Pertama, adanya niat yang kuat. Niat merupakan tekad mencapai sesuatu disertai dengan perbuatan. Di dalam mencapai sesuatu, niat merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan sesuatu yang sedang dikerjakan, karena manusia tanpa tekad dan sifat optimisme yang tinggi maka segala sesuatu yang ia capai tidak akan mempunyai manfaat apa-apa bahkan gagal, karena yang ada pada dirinya adalah rasa tidak yakin atau pesimis akan keberhasilan sesuatu yang ia kerjakan.

Sikap pesimis ini amat bertentangan dengan kaidah Islam. Karena manusia yang tidak mempunyai keyakinan untuk berhasil atas sesuatu yang dikerjakan, padahal Allah selalu mengkabulkan sesuatu sesuai dengan yang ia niatkan, maka ia sudah berburuk sangka terhadap Allah. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman, “Aku tergantung pada prasangka hambaku.” (Niat-sugesti) terhadap diriku dan Aku selalu bersamanya apabila ia selalu mengingatku”. Dalam hadis lain Nabi bersabda, Bahwa segala sesuatu perbuatan harus dilandaskan dengan niat dan perbuatan itu sesuai dengan apa yang diniatkan (HR.Bukhari Muslim). “Perbuatan seorang muslim yang dilandasi dengan niat lebih baik daripada perbuatan yang tanpa niat”.

Niat inilah yang menumbuhkan kekuatan dari diri manusia. Dalam Islam, niat itu selalu dihubungkan kepada Allah. Allah adalah sumber pemberi kekuatan manusia. Dengan demikian, karena Allah adalah sumber kekuatan, maka manusia yang lemah, itu selalu berdoa kepada-Nya. Jadi, syarat kedua untuk berhasil adalah dengan berdoa kepada-Nya.

Doa ini menjadikan manusia tidak sombong atas keberhasilannya, dan doa ini juga menumbuhkan sikap optimis. Karena dalam doa ini terkandung sebuah makna bahwa Allah selalu bersamanya. Allah Maha Kuasa sedangkan manusia makhluk yang sangat lemah yang selalu tergantung kepada-Nya.Sebagai makhluk Allah yang lemah, manusia sangatlah sombong jika tidak mau berdoa.

Allah sangatlah murka terhadap orang-orang yang sombong. Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaku pasti Aku perkenankan. Dan orang-orang yang sombong (tidak mau berdoa) kelak mereka akan masuk ke neraka Jahanam secara hina (QS.Al-mukmin:60). Dan apabila hamba-hambaku menanyakan kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan (Doa) seseorang bila ia memohon kepada-Ku. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahku dan beriman kepada-Ku semoga ia selalu dalam kebenaran. (QS.Al-Baqarah:186)

Tentu saja niat dan doa tidak cukup untuk mencapai keberhasilan. Di samping dua hal tadi, syarat yang ketiga untuk berhasil adalah dengan ikhtiar (berusaha). Berusaha merupakan syarat untuk tercapainya sesuatu, tanpa usaha tidak mungkin akan tercapai sesuatu karena qudrat (kehendak) Allah, yang baik atau yang buruk, yang telah ditentukan kepada manusia tergantung usaha manusia itu sendiri mau yang baik atau yang buruk dan kesungguhan mereka dalam berusaha. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya. (QS. Ar-ra’d:11) Tidaklah sama antara orang-orang mukmin yang tidak turut berperang yang tidak ada halangan dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa satu tingkat. (QS.An-nisa:95) Berdoa saja tanpa berusaha adalah berkhayal yang tidak ada ujung pangkalnya dan dilarang oleh ajaran Islam.

Tentu saja, dalam berusaha kita tidak dapat sekedar berusaha saja. Usaha adalah sebuah kerja untuk mencapai sesuatu hasil. Dalam kerja juga dibutuhkan keahlian dan pendidikan. Di sinilah dibutuhkan sebuah langkah awal bagaimana kita dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian kita. Jadi belajar adalah tugas pertama kita sebelum melakukan pekerjaan.

Tentu saja, dalam belajar kita bisa berhasil dan tidak. Tapi yang jelas kita telah berusaha semaksimal mungkin. Kunci dalam berikhtiar ini adalah keikhlasan, yang merupakan syarat keempat keberhasilan. Ikhlas secara bahasa artinya jernih atau murni, dan secara istilah adalah beramal tanpa dicampuri oleh sesuatu yang lain semata karena mendekatkan diri kepada Allah. Ingatlah, bahwa ibadah yang setulus-tulusnya itu, harus ditujukan kepada Allah. Karena itu beribadahlah kepada Allah Swt dengan Ikhlas beragama untuk Dia semata. (QS.Az-zumar:2 dan 3). Dan tidaklah mereka diperintahkan sesuatu, melainkan untuk beribadah kepada Allah Swt dengan Ikhlas, patuh mengerjakan agama dan mendirikan shalat, mengeluarkan zakat. Itulah agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah:5)

Tak mudah memang untuk beramal dengan ikhlas. Karena dalam hati manusia ada setan yang selalu menggoda manusia yang lengah ketika sedang berbuat baik dan mengotori hatinya dengan riya (beramal tidak karena Allah atau karena sesuatu yang lain) atau kemewahan dunia. Sehingga untuk mencapai ikhlas ini, kita memohon kepada Allah dijauhkan dari sifat riya dan menjauhkan hati kita dari unsur-unsur yang selain Allah. Iblis berkata: Ya Tuhanku karena engkau telah mentakdirkan aku makhluk sesat, maka aku akan menggoda (anak-cucu Adam ) dengan keindahan dunia dan akan aku bawa mereka ke jalan yang sesat semuanya .Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas di antara mereka (QS. al-Hijr:39-40)

Ikhlas inilah senjata manusia dalam meniti sukses melawan godaan Iblis. Di dalam hati manusia inilah terletak pertarungan antara keikhlasan dan keriyaan, sehingga sulit dideteksi dari luar. Oleh karena itu, tak seorangpun yang tahu apakah ibadah seseorang itu ikhlas. Apakah sumbangan yang diberikan orang itu ikhlas atau tidak. Apakah ucapan-ucapan yang baik ketika berbicara dengan orang lain, itu ikhlas atau tidak. Semua itu hanya Allah dan orang itu saja yang dapat mengetahui, apakah ia ikhlas atau tidak. Dalam hal ini, Allah tidak menerima amal hambanya yang tidak ikhlas.

Dengan demikian, setidaknya ada empat hal untuk kita mencapai keberhasilan. Yakni; niat yang kuat, berdoa, berusaha dan keikhlasan. Jika kita dapat melakukan empat hal ini dengan benar, maka cahaya keberhasilan itu akan bersinar. Maka manusia yang demikian, akan menapaki hidupnya dengan sejuta harapan.


________________________________________
*Rudhy Suharto adalah kontributor Buletin Mingguan Motivasi Islami.
________________________________________
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik