problematika umat
Halaman 1 dari 1 • Share
problematika umat
I. PERJALANAN UMMAT
Ummat Islam telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang dan masih akan menempuh perjalanan yang sangat panjang. Dari sebuah hadist Rosulullah SAW, kita dapat mengetahui bahwa ummat Islam akan mengalami empat masa :
a. Masa Nubuwah
Inilah masa terbaik ummat, di mana Rosulullah SAW masih hidup membersamai ummat.
b. Masa Khulafaurrasyidin
Ini adalah masa ketika ummat masih dipimpin oleh para kholifah yang lurus. Masa ini berlangsung selama empat masa kekhalifahan, dari masa Abu Bakar r.a sampai dengan Ali r.a.
c. Masa Mulkan ‘Adhan
Ditandai dengan era kedinastian di mana kekhilafahan dikelola dengan sistem kerajaan. Al Qur’an dan Sunnah masih diakui secara formal konstitusional sebagai sumber hukum tertinggi. Ummat masih punya imamah tunggal. Namun pada prakteknya, para khalifah memerintah dengan gaya raja-raja.
d. Masa Mulkan Jabbariyah
Ini adalah masa para penguasa diktator, pimpinan sudah bukan orang Islam lagi dan ummat dalam kondisi terjajah dalam banyak aspek. Ini dikatakan sebagai masa terburuk. Masa ini diawali sejak diruntuhkannya kekhilafahan Utsmani di Turki tahun 1924, hingga saat ini - dan Allah SWT lebih tahu – sampai suatu masa nanti.
e. Masa khilafah yang tegak di atas minhaj Nubuwwah ( sistem yang telah digariskan oleh Rasulullah SAW )
Ini adalah masa yang akan datang, di mana ummat akan berjaya kembali. Sebuah masa yang ditunggu-tunggu ummat dan harus diperjuangkan keterwujudannya.
Demikianlah sejarah perjalanan ummat. Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang masa setelah masa khilafah di atas minhaj nubuwwah, beliau diam tidak menjawab.
II. PERMASALAHAN UMMAT HARI INI
Sebagaimana telah diungkap di atas, kita sedang berada dalam masa yang paling buruk. Realita yang ada memang menunjukkan, ummat ini hidup dengan segunung permasalahan yang benar-benar menyesakkan dada. Sekian banyak permasalahan dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, permasalahan internal dan permasalahan eksternal.
A. PERMASALAHAN INTERNAL
Sangat mudah bagi kita untuk menyusun sebuah daftar panjang permasalahan internal ummat. Dari sisi intelektual, kita telah tertinggal jauh dari ummat-ummat yang lain. Tingkat penguasaan dan penerapan teknologi dan pengetahuan di dunia umat Islam sangat memprihatinkan. Apalagi kalau akan berbicara tentang kontribusi teknologi. Paling banter kita hanya dapat bernostalgia bahwa dulu ummat ini pernah menjadi pusat dan rujukan pengetahuan dan teknologi di dunia. Padahal semua sudah berlalu.
Dari sisi ekonomi tidak kalah memprihatinkan. Rata-rata ummat ini ada di negara dunia ketiga yang nota bene termasuk negara-negara yang banyak hutang. Padahal rata-rata kondisi alamnya sangat kaya.Hanya saja kalau tidak mampu mendayagunakan maka orang-orang asinglah yang kemudian datang mengeruk kekayaan alam kita itu. Kita pun kemudian puas dengan pembagian hasil eksploitasi yang jauh dari kata adil. Cukuplah negeri-negeri minyak di Timur Tengah dan kasus Freeport sebagai contoh. Di masyarakat kita pun, untuk membangun sebuah masjid atau ketika akan menyelenggarakan suatu kegiatan keagamaan, masih juga kita harus pontang-panting mengumpulkan dana dari mana-mana.
Dari sisi politik dan eksistensi, tidak kalah parah. Kita tidak mampu mengusung idealisme Islam untuk diposisikan sebagai yang terbaik, meski pun di negeri sendiri, apalagi di tingkat Internasional. Kita selalu menjadi bulan-bulanan dan bahan permainan musuh-musuh Islam. Ketika posisi jumlah tidak menguntungkan, umat lain seenaknya menginjak-injak hak-hak ummat Islam. Dan kita hanya bisa berkata kasihan untuk saudara-saudara kita di Ambon, Ternate, Palestina, Moro, Patani, Kashmir dan sebagainya. Kita tidak mampu membuat sebuah tekanan kepada Internasional agar peduli kepada hak asasi manusia yang mereka dengungkan itu. Bahkan tidak mampu pula membuat PBB sekedar mengutuk Israel atas insiden di Palestina. Suara ummat ini tenggelam oleh riuhnya tawa dan tepuk tangan musuh-musuhnya.
Dari sisi budaya, nyaris habis ummat ini terbaratkan. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari budaya Islam karena hampir tidak ada lagi yang mengusungnya. Ummat Islam sendiri bahkan melihat budaya Islam dengan pandangan asing dan aneh.
Apa lagi yang bisa kita banggakan ?
Barangkali sebagian orang akan mengatakan, toh ummat ini masih punya iman dan Islam, permata yang tidak ternilai harganya. Justru kita perlu bertanya, benarkah begitu ? Kita saksikan masjid- masjid kosong dari jamaah dan aktivitas. Banyak orang yang sudah tidak peduli lagi dengan sholat. Berapa banyak pula yang tidak dapat membaca Al quran. Yang dapat membaca pun boleh jadi menyentuh Al Qur’an hanya di Ramadhan. Lalu tentang akhlaq ummat ini, bagaimana mereka bergaul, bagaimana mereka berpakaian, sejauh mana nilai-nilai luhur Islam melambari tindak tanduk mereka. Tak seorang pun berani menjamin bahwa ummat ini sangat Islami. Bahkan yang terjadi, ummat ini tidak cukup percaya diri dengan identitas keislaman mereka. Seperti inikah iman yang coba dibanggakan itu ?
Bila akan ditinjau lebih jauh, mengapa ummat bisa seperti ini, inti permasalahannya adalah karena ummat telah meninggalkan Islam. Lebih detailnya adalah sebagai berikut.
a. Jauh dari Al Qur’an dan Sunnah
Dua sumber utama nilai Islam tersebut saat ini hanya mendapat pengakuan formal saja, sementara tidak ada pengamalan kongkritnya. Kembali kepada Qur’an dan sunnah hanyalah sebatas slogan yang sepi realisasi.
b. Tidak ada tsiqah / kepercayaan kepada Islam dan diri mereka sendiri.
Karena tidak paham dengan Islam akibatnya adalah memandang Islam dengan apriori. Ini didukung oleh isyu musuh-musuh Islam bahwa Islam itu sempit, mengekang, tidak modern dsb. Hilanglah kepercayaan ummat kepada Islam. Kemudian realitas ummat seperti diungkap sebelumnya telah menghilangkan rasa kepercayaan diri, bahwa sesungguhnya ummat ini mampu berbuat banyak dalam memperjuangkan eksistensinya.
c. Taqlid
Dalam memahami Islam, ummat ini lebih menggantungkan kepada bagaimana orang-orang tua mereka berislam atau bagaimana sikap tokoh-tokoh yang mereka anut, tanpa landasan ilmu yang jelas. Ini berakibat semakin kaburnya Islam di mata ummat. Mereka berislam dengan mengikut/taqlid saja. Yang lebih parah lagi adalah gelombang taqlid kepada Barat. Apa saja yang dari Barat diikuti begitu saja, sehingga semakin jauhlah ummat dari Islam.
d. Perpecahan
Sejak kekhilafahan Turki Utsmani runtuh, ummat Islam tak memiliki lagi simbol persatuan ummat. Semua berjalan sendiri-sendiri. Sebagiannya membentuk kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi untuk melaksanakan misi-misi Islam. Akan tetapi kadang kala tidak ada kearifan dalam mensikapi perbedaan antar kelompok, sehingga yang seharusnya saling membantu dan berfastabiqul khairat, justru saling mencela dan memusuhi.
B. PERMASALAHAN EKSTERNAL
Allah SWT telah mengisyaratkan tentang permusuhan orang-orang kafir kepada umat Islam, alangkah inginnya orang-orang kafir memadamkan Cahaya Allah ( Islam ) dengan seluruh upaya ( QS. Ash Shaff : 8 ).
Upaya orang-orang kafir ini merupakan faktor pendukung semakin parahnya kondisi ummat. Rekayasa mereka untuk menghancurkan ummat Islam dilakukan dengan demikian sistematis, sebagai berikut :
1. Memecah belah Ummat Islam
Ketika Kekhilafahan Turki Utsmani masih ada, walaupun ummat sudah mulai terkotak-kotak negeri-negeri, namun tetap menjadikan kekhilafahan tersebut sebagai poros dan simbol persatuan. Melalui rekayasa dalam Perang Dunia I & II , Turki Utsmani diruntuhkan dan wilayahnya dibagi-bagi.menjadi jajahan –jajahan Barat. Hilang sudah lambang persatuan ummat.
2. Menanamkan nasionalisme sempit
Bila kemudian negara-negara Islam itu merdeka, ditanamkan kepada mereka nasionalisme sempit, bahwa mereka hanya terikat dan berpikir tentang negaranya sendiri atas dasar suku atau kesamaan geografis. Antar negeri muslim hidup sendiri-sendiri dengan simbol dan urusannya masing-masing. Mereka tidak peduli lagi dengan sesama muslim yang tinggal di negara lain yang masih tertindas, dengan alasan itu urusan internal negeri mereka. Hilanglah ukhuwah Islamiyah Internasional.
3. Merekayasa agar hukum Barat diberlakukan di negara-negara muslim
Untuk mengekalkan hegemoni dan semakin menjauhkan ummat Islam dari agamanya, direkayasa agar hukum Barat lah yang dipakai sebagai konstitusi di negeri-negeri muslim yang sudah berpaham nasionalisme sempit tadi, bukan lagi Qur’an dan Sunnah.
4. Merusak wanita muslimat
Wanita adalah pilar kebaikan suatu negara. Ini disadari betul oleh banyak orang. Karena itulah para muslimah dirusak akhlaqnya, dibaratkan cara berfikirnya. Penampilannya tidak berbeda dengan mode Barat dan kehormatan mereka yang mulia ditanggalkan. Perilaku wanita-wanita Islam yang sudah tidak ada bedanya dengan wanita-wanita non Islam membuat semakin parahnya kemerosotan akhlaq ummat
5. Menguras harta kaum muslim
Ummat Islam rata-rata tinggal di negeri-negeri yang kaya sumber daya alamnya. Namun justru orang-orang non Islam lah yang datang menyerbu dan menguras kekayaan tersebut, sehingga negeri-negeri muslim termiskinkan.
6. Terakhir, untuk mengekalkan hegemoninya, ditanamkan kepada ummat Islam, bahwa bila mereka ingin maju, mereka harus mengikuti langkah-langkah Barat, yaitu dengan meninggalkan agama yang mereka katakan candu itu. Dan sebagian ummat pun telah teracuni pemikiran ini.
Inilah peperangan pemikiran yang telah mereka canangkan dengan target agar ummat Islam termurtadkan, atau minimal meskipun tidak keluar dari Islam secara formal, tetapi gaya berfikir dan tingkah lakunya tidak Islam lagi.
Untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut, musuh-musuh Islam telah menciptakan dan menumbuhsuburkan berbagai isme dan gerakan-gerakan :
a. Kristenisasi, dengan gerakan missionaris dan zending
b. Komunisme
c. Orientalisme
Sebagian mereka belajar Islam untuk mencari bagian ajaran Islam yang dapat dipelintir dan diputarbalikkan, kemudian disebarkan ke tengah ummat Islam sehingga ummat Islam memiliki pemahaman yang salah tentang Islam, kemudian minder dengan identitas keislaman mereka. Para orientalis pun mengundang putra-putri Islam untuk belajar kepada mereka dan turut menyebarluaskan misi mereka. Pelunturan pemahaman Islam di tengah ummat menjadi semakin parah.
d. Zionisme
Merupakan gerakan Yahudi yang sangat berbahaya, bertujuan mendirikan Negara Israel Raya dengan menjadikan Yerussalem sebagai ibu kotanya. Termasuk keinginan mereka melumat Masjid Al Aqsha, tempat suci ketiga ummat Islam dan di atasnya ingin mereka bangun Haikal Sulaiman untuk peribadatan mereka. Untuk mencapai cita-cita tersebut, mereka membentuk organisasi-organisasi pendukung, seperti Freemasonry, Rotary Club, dan Lions Club yang bergerak dalam bidang sosial dengan tujuan mengumpulkan dana untuk cita-cita mereka, bahkan dari uang –uang ummat Islam.
Faham-faham lain yang turut memperburuk keadaan, adalah nasionalisme sempit, feminisme, sekularisme, dsb.
Andai ummat Islam sadar betapa terhinakannya mereka…..
Lalu adakah jalan untuk kembali ?
III. JALAN PANJANG UNTUK KEMBALI KEPADA ISLAM
Segelintir bagian ummat Islam menyadari keterpurukan ummat ini. Mereka kemudian mempelopori gerakan kebangkitan Islam. Gerakan Islam ( Harakah Islamiyah ) ini kemudian menyusun agenda untuk mengentaskan ummat dari keterpurukan dengan urutan sbb. :
1. Mengembalikan kepercayaan ummat Islam kepada diri sendiri dan kepada Islam
2. Menyatukan Ummat Islam dengan pemahaman Islam yang benar, sempurna dan gamblang, agar terhimpun kekuatan ummat dan tak ada lagi perselisihan internal yang telah sekian lama menghabiskan energi.
3. Membebaskan negara-negara Islam dari cengkeraman musuh-musuhnya, baik cengkeraman politik, penindasan fisik, kekuasaan, ekonomi dan budaya. Dengan demikian akan lahir negara-negara Islam yang benar-benar merdeka
4. Dari negara-negara Islam yang merdeka dari pengaruh asing inilah, kekhilafahan akan diusung bersama dan ummat Islam pun akan kembali memerankan tugas sebagai ustadz bagi dunia.
IV. DARI MANA MEMULAI
Sebagian orang – karena ketidakfahamannya atau karena lemahnya iman- menganggap cita-cita di atas sebagai utopia, impian di siang bolong. Namun bagi mereka yang memiliki kekuatan iman dan meyakini janji Allah SWT ditambah semangat membara di dada, melihat cita-cita di atas sebagi kenyataan yang akan terwujud esok hari. Tinggal kemudian adalah bagaimana ummat ini memperjuangkan.
Remaja dan pemuda adalah kuntum-kuntum harapan ummat. Merekalah darah baru yang akan membangunkan ummat ini dari tidur panjangnya. Mereka dilahirkan bukan untuk mewarisi kelesuan dan kelemahan ummat. Untuk itu mereka memerlukan modal, yaitu
- tekad yang membaja
- kesetiaan yang kokoh kepada Allah dan Rasul-Nya
- pengorbanan yang tinggi untuk Islam
- pengetahuan, keyakinan serta penghormatan terhadap apa yang mereka perjuangkan
Tidak ada jalan lain untuk mengumpulkan modal di atas kecuali dengan tarbiyah Islamiyah, pembinaan pribadi-pribadi muslim secara serius penuh kesungguhan, terus-menerus, seimbang, dan bertahap.
Siapkah kita untuk itu ? Kesungguhan kita adalah kerinduan ummat.
Wallaahua’lam
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» kembali kepada agama solusi problematika umat
» Umat Kristen Jarang Baca Bibel, Pendeta Bodohi Umat
» Awas! Kartika Djoemadi, Umat Katolik Yang Menyusup Ke Muhammadiyah Untuk Mengadu Domba Umat Islam
» >Umat Kristen Bukan Umat Penyembah Tuhan..!!!
» perpecahan umat
» Umat Kristen Jarang Baca Bibel, Pendeta Bodohi Umat
» Awas! Kartika Djoemadi, Umat Katolik Yang Menyusup Ke Muhammadiyah Untuk Mengadu Domba Umat Islam
» >Umat Kristen Bukan Umat Penyembah Tuhan..!!!
» perpecahan umat
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik