Ibu kita Kartini Bahagia dipoligami

Poligami sudah menjadi kebiasaan di kalangan para pejabat zaman dulu. Mereka tidak hanya memiliki isteri satu, namun juga sampai empat. Bahkan mereka juga memiliki gundik atau budak lebih dari sepuluh.

Dinikahi secara resmi baik itu menjadi isteri, kesatu atau keempat menjadi kehormatan bagi seorang perempuan. Sebab menjadi istri seorang bupati dan pejabat merupakan sebuah kebanggaan. Tidak terkecuali dengan Kartini.

Hal itu disampaikan oleh Tiar Anwar Bachtiar, Kandidat Doktor Sejarah UI seusai mengisi acara Feminisme dan Realitas Sosial: Dulu, Kini, dan Nanti di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (20/04).

“Oleh karenanya, ayahnya memilih menikahkan Kartini dengan bupati Rembang sekalipun menjadi istri keempat,” katanya kepada Eramuslim.com.

Hal inilah yang jarang diungkap para feminis. Padahal selama ini mereka begitu membesar-besarkan nama Kartini. Tidak jarang nama Kartini direkayasa demi kepentingan faham yang lahir dari problematika hubungan Gereja dengan wanita di Barat tersebut.

Oleh karenanya, langkah yang diambil Kartini ini, kata Tiar, sempat membuat kecewa Nyonya Abendanon, wanita Belanda yang memiliki misi feminis sekaligus tempat Kartini bertukar cerita.

“Ya orang Kristen kan begitu. Jangankan menikah lebih dari sekali, perceraian juga tidak diperbolehkan,” tambah Tiar.

Kartini sendiri sempat ditanya oleh Nyonya Abendanon apakah ia merasa bahagia dengan perkawninannya. Kartini pun menjawab baik-baik saja. Tidak ada persoalan berarti dibalik langkahnya menjadi isteri keempat Bupati Rembang. “Satu-dua persoalan pasti ada saja, tapi tidak signifikan,” lanjutnya yang juga menjabat Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

Ada yang menafsirkan ucapan Kartini kepada Nyonya Abendanon tersebut sekedar kamuflase. Namun hal itu ditampik oleh Tiar.

“Karena kalau kita melihat teks amat mungkin Kartini memang baik-baik saja. Kita kan tidak tahu apakah Kartini berkamuflase atau tidak. Tapi jika kita melihat struktur sosial saat itu, dinikahi bangsawan memang suatu kebahagiaan.” Pungkasnya.

Kartini menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri.

Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Sekarang bangunan itu kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

jaman sekarang yang mau dipoligami 4 oleh pejabat
hanya cewek matre, rendahan, tak berkarakter dan tak berpendidikan

wong jelas kartini bilang ada persoalan...
dia berkorespondensi dengan sahabatnya kan untuk curhat
dan sharing atas tekanan yang beliau alami dan rasakan

manusia yang berkualitas, pasti yang mau lebih dari satu! hanya pencari kualitas lah yang mencari (manusia yang ber) kualitas!

wanita berkualitas gimana, fron
bolehkah > 1?





* si dini ngkunya berkualitas lho!

- manusia yang berkualitas = laki2 yang berkualitas
- pencari kualitas = wanita yang mencari laki2 yang berkualitas

http://www.laskarislam.com/t5467-mark-henkel-anti-poligami-anti-wanita

Pada akhirnya, Mark Henkel menunjukkan bahwa apa yang disebut teori matematika poligami berusaha untuk melindungi jenis pria berstatus rendah, dengan menyangkal kebebasan wanita untuk memilih pria yang lebih baik.

banyak wanita  berkualitas
banyak pria tak berkualitas

gimana tu fron??

siapa yang ngomongin wanita berkualitas, perasaan gw nulis, pencari kualitas!

katamu pria berkualitas harus poligami..
maka saya tanya: wanita berkualitas gimana?
apa harus poliandri juga..

halah diplintir2/diedit2! hobi kok ngedit!

SEGOROWEDI wrote:jaman sekarang yang mau dipoligami 4 oleh pejabat
hanya cewek matre, rendahan, tak berkarakter dan tak berpendidikan

wong jelas kartini bilang ada persoalan...
dia berkorespondensi dengan sahabatnya kan untuk curhat
dan sharing atas tekanan yang beliau alami dan rasakan

emang kartini curhat-nya gimana sih ?? sok tau banget
justru suami-nya yang ngasih ijin and dukung kartini bikin sekolah untuk perempuan pribumi

repot memang ngomong sama manusia makar .... sejarah indonesia pun diplintir2

bikin sekolah karena ia gak boleh lanjut sekolah
ia gak ingin generasi selanjutnya mengalami seperti dia
tapi ia nurut tradisi n ortunya, namun itu perlu didobrak

mau kamu dipoligami 4?
kata si fron kamu harus mau kalau kualitasmu rendah

SEGOROWEDI wrote:bikin sekolah karena ia gak boleh lanjut sekolah
ia gak ingin generasi selanjutnya mengalami seperti dia
tapi ia nurut tradisi n ortunya, namun itu perlu didobrak

mau kamu dipoligami 4?
kata si fron kamu harus mau kalau kualitasmu rendah

merah : so ... Kartini ga boleh lanjut sekolah bukan karena dia di poligami toh ...
justru suami-nya mendukung Kartini untuk merubah tradisi tersebut ...
so ... mana buktinya Kartini tertekan karena di poligami ??

baca dong plintiran manusia makar sebelumnya

SEGOROWEDI wrote:jaman sekarang yang mau dipoligami 4 oleh pejabat
hanya cewek matre, rendahan, tak berkarakter dan tak berpendidikan

wong jelas kartini bilang ada persoalan...
dia berkorespondensi dengan sahabatnya kan untuk curhat
dan sharing atas tekanan yang beliau alami dan rasakan

bold : OOT
liat dong apa yang saya bahas .... wong situ yang bikin plintiran TS kok
bahkan semua-pun diplintir2 ....

Kartini sendiri sempat ditanya oleh Nyonya Abendanon apakah ia merasa bahagia dengan perkawninannya. Kartini pun menjawab baik-baik saja. Tidak ada persoalan berarti dibalik langkahnya menjadi isteri keempat Bupati Rembang. “Satu-dua persoalan pasti ada saja, tapi tidak signifikan,” lanjutnya yang juga menjabat Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

ada persoalan tu..
itu yang juga ingin beliau dobrak lewat pendidikan

ini gimana kok malah mlengos:
mau kamu dipoligami 4?
kata si gufron kamu harus mau kalau kualitasmu rendah

SEGOROWEDI wrote:Kartini sendiri sempat ditanya oleh Nyonya Abendanon apakah ia merasa bahagia dengan perkawninannya. Kartini pun menjawab baik-baik saja. Tidak ada persoalan berarti dibalik langkahnya menjadi isteri keempat Bupati Rembang. “Satu-dua persoalan pasti ada saja, tapi tidak signifikan,” lanjutnya yang juga menjabat Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

ada persoalan tu..
itu yang juga ingin beliau dobrak lewat pendidikan

size 18 : tapi tidak signifikan
cuma orang kurang kerjaan ... baca kalimat merah aja pake diplintir2

ulang

so ... mana buktinya Kartini tertekan karena di poligami ??

baca dong plintiran manusia makar sebelumnya

SEGOROWEDI wrote:jaman sekarang yang mau dipoligami 4 oleh pejabat
hanya cewek matre, rendahan, tak berkarakter dan tak berpendidikan

wong jelas kartini bilang ada persoalan...
dia berkorespondensi dengan sahabatnya kan untuk curhat
dan sharing atas tekanan yang beliau alami dan rasakan

-------------------------------

SEGOROWEDI wrote:ini gimana kok malah mlengos:
mau kamu dipoligami 4?
kata si gufron kamu harus mau kalau kualitasmu rendah

ngobrol sendiri aja sama bung FD ...
itu kan obrolan kalian ...

tuh terakhir udah dijawab kan

frontline defender wrote:halah diplintir2/diedit2! hobi kok ngedit!

apapun diplintir ...

tidak signifikan itu menurut penulis..
tapi persoalan ada menurut kartini

SEGOROWEDI wrote:tidak signifikan itu menurut penulis..
tapi persoalan ada menurut kartini

gimana sih ... kok kacau balau gitu argumennya

Kartini sendiri sempat ditanya oleh Nyonya Abendanon apakah ia merasa bahagia dengan perkawninannya. Kartini pun menjawab baik-baik saja. Tidak ada persoalan berarti dibalik langkahnya menjadi isteri keempat Bupati Rembang. “Satu-dua persoalan pasti ada saja, tapi tidak signifikan,” lanjutnya yang juga menjabat Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

yang biru itu dari huruf besar sampai titik >>> jadi mas wedi maunya kalimat biru ini menurut siapa ??

menurut Kartini atau menurut penulis ??

argumen ala manusia mencla mencle .... sudah satu kalimat utuh pun masih di potong2 tergantung plintiran dia

coba netral aja..
- kamu pilih dipoligami 4, atau..
- dimonogami, satu2nya wanita yang dicintai suamimu?

SEGOROWEDI wrote:coba netral aja..
- kamu pilih dipoligami 4, atau..
- dimonogami, satu2nya wanita yang dicintai suamimu?

netral ?? .... manusia makar model warung tegal bicara soal netral ??



kalau netral itu ya netral ... bukan mengeneralkan semua hal pake isi kepala kalian

biru : apa hubungannya dengan saya ?? ... wong TS bahas soal kartini kok
saya ga mau dipoligami karena saya memang tidak mau

tapi kalau Kartini mau dan dia bahagia2 aja ... trus emang kenapa ??
wong ayah-nya Kartini juga poligami kok ....

sama seperti kamu..
kalau ada pilihan, tentu kartini milih bersekolah tinggi
dan tidak jadi obyek poligami, itu yang mo didobraknya lewat edukasi

SEGOROWEDI wrote:sama seperti kamu..
kalau ada pilihan, tentu kartini milih bersekolah tinggi
dan tidak jadi obyek poligami, itu yang mo didobraknya lewat edukasi

biru : buktikan kartini ga bisa sekolah tinggi karena dipoligami .... bawa sini contoh perempuan jawa era kartini yang bisa sekolah tinggi dan tanpa poligami (sesuai teori manusia ga netral)

merah : mendobrak edukasi terkait poligami ... lewat dukungan dari suami yang poligami ??

memangnya kartini munafik seperti kalian ??

yang merah mah memang typical plintirannya manusia penghianat >>> persis seperti yang bilang NKRI is harga mati tapi mendukung edukasi untuk makar

kultur itu ditaatinya..
tetapi sekaligus hendak didobraknya
bahwa perempuan harus menuju ke kesetaraan gender
baikbsalam bidang pendidikan, sosial, dll
termasuk jadi obyek dipoligami tanpa daya

SEGOROWEDI wrote:kultur itu ditaatinya..
tetapi sekaligus hendak didobraknya
bahwa perempuan harus menuju ke kesetaraan gender
baikbsalam bidang pendidikan, sosial, dll
termasuk jadi obyek dipoligami tanpa daya

underline : ya makanya jadilah seperti kartini yang hidup berdaya (bukan tanpa daya)
kan nyatanya dalam keluarga-nya yang poligami ... kartini bahkan sangat berdaya karena suami-nya mendukung dia

so ... mana buktinya Kartini tertekan karena di poligami ??
justru kartini malah sangat berdaya gitu loh

tanpa dayanya..
ia harus ikuti kemauan ortunya: stop sekolah, dipingit dan dikawinkan secara poligami demi 'harkat dan martabat'