Perbedaan Agama dan Keyakinan menurut Islam oleh Grand Syaikh DR. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib
Halaman 1 dari 1 • Share
Perbedaan Agama dan Keyakinan menurut Islam oleh Grand Syaikh DR. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib
Mas Wawan cara :yang mulia syaikh, kenapa ada kelompok orang yang bersiekeras bahwa semua manusia di dunia harus berada di bawah satu panji dan menganut ideologi yang sama. Ini diperintahkan Al-Quran jika memang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman bahwa semua manusia di dunia sama sekali tidak akan pernah sama?
Syaikh : Mereka itu jahil (tidak mengetahui dengan baik) tentang Islam atau mereka memperalat Islam untuk kepentingan-kepentingan politik yang tidak berkaitan dengan Islam dari dekat maupun dari jauh. Dan mereka juga tidak mengenal Islam, tidak dari dekat tidak juga dari jauh. Ijinkan saya untuk membacakan beberapa ayat. Saya harap pemirsa memperhatikan, karena saya akan membacakan ayat yang jelas sejelas matahari.
- Ayat pertama : “Jika Allah berkehendak, niscaya Dia akan mengumpulkan mereka di atas petunjuk.” (Q.S. Al-An’am : 35). Lihat disini Allah berbicara kepada Nabi Salallahu ‘alayhi Wasallam dalam bentuk peringatan, apakah mungkin manusia dapat hidup di atas satu agama yang sama atau tidak? Tidak. Karena jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki itu, niscaya Dia akan mengumpulkan (menyamakan) mereka di atas petunjuk, maka jangan sekali-kali kamu tergolong jahil. Peringatannya keras, bukan?!
- Ayat kedua : “Jika Tuhanmu berkehendak, niscaya beriman orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu (mau) memaksa semua manusia supaya mereka menjadi orang-orang beriman?” (Q.S. Yunus : 99)
Firman ini jelas sekali.
“Jika Allah berkehendak, niscaya Dia menjadikan kalian satu umat.” (Q.S. An-Nahl : 93)
“Jika Allah berkehendak, niscaya Dia member petunjuk kepada manusia semuanya” (Q.S. ar-Ra’d : 31)
“Dia (Allah) yang telah menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan diantara kalian ada yang beriman” (Q.S. At-Taghabun:2)
Demikianlah penciptaan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan manusia, lalu ada manusia yang kafir dan manusia yang mukmin.
Dengan sifat keberagaman : “Untuk setiap dari kalian Kami jadikan aturan dan jalan.” (Q.S.Al-Maidah :48)
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan menciptakan keberagaman bahasa dan warna kulit kalian”. (Q.S Ar-Rum : 22)
Menurut saya, setelah adanya aturan Ilahi yang telah ditetapkan di dalam Al-Quran ini, maka siapapun, baik dia muslim atau non muslim, misalnya jika seorang muslim mengatakan, “Demi Allah, aku bertekad untuk mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia agar semua manusia menjadi muslim.” Ini pemikiran yang dangkal?
Pertama, itu pemikiran yang dangkal. Kedua, itu juga bertentangan dengan Islam. Karena Islam mengajarkan bahwa manusia berhak untuk berbeda, sementara anda mengatakan, “Tidak, saya ingin semua manusia harus beragama sama.”
Mas Wawan cara : Apa hikmah dari adanya perbedaan ini, Syaikh?
Syaikh : Tentu saja hikmah perbedaan itu adalah ujian, yaitu agar terbedakan antara orang baik dan orang jahat. Jika semua manusia berada dalam agama yang sama, semua akan menjadi sia-sia. Taklif (perintah dan larangan) akan menjadi sia-sia. Begitu pula pahala dan siksa akan sia-sia. Bahkan tidak ada artinya surga dan neraka. Begitu juga konsep “kebaikan dan keburukan”. Ya itu akan hilang padahal itu realitas yang ada pada manusia. Kebaikan dan keburukan ini tidak akan tampak kecuali dalam perbedaan penisbatan, perbedaan kecenderungan, dan perbedaan usaha yang menyebabkannya. Ada yang mampu melawan setan dan ada juga yang tidak mampu
Mas Wawan cara : Jika manusia melakukan amal baik secara terus-menerus maka dia akan mendapatkan pahala dari Allah subhanahu Wa ta’ala?
Syaikh : Ya, maka sudah menjadi kaidah bahwa pada alam iini akan selalu ada perbedaan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga mengilhamkan perbedaan agama, bahkan perbedaan antara kafir dan mukmin : “Dia (Allah) yang telah menciptakan kalian, maka diantara kalian ada yang kafir…” Perhatikan disini Allah mendahulukan kata kafir dari kata mukmin.
“Dia (Allah) yang telah menciptakan kalian, maka diantara kalian ada yang kafir dan diantara kalian ada yang beriman.” (Q.S. At-Taghabun : 2). Inilah hakikat pertama,
Jadi seorang muslim sejati yang berpedoman kepada Al-Quran, bahkan tidak seorang pun dapat berpikiran bahwa umat manusia harus menganut agama yang sama. Bahkan manusia tidak mungkin diikat oleh satu peradaban seperti yang dikatakan di dalam teori “Benturan Peradaban” saat ini. Yaitu bahwa semua peradaban pasti berbenturan hingga kita memiliki satu peradaban, satu kebudayaan, dan satu pasar yang mengikat seluruh manusia. Semua ini bagi seorang muslim sadar merupakan mimpi dalam keterjagaan atau mimpi yang dangkal sekali. Inilah hakikat yang pertama.
Kemudian setelahnya adalah hakikat kedua, yaitu kebebasan berkeyakinan.
Mas Wawan cara : Yang pertama tadi keberagaman?
Syaikh : Yang pertama tadi adalah hakikat (realitas) dan kemestian keberagaman yang bukan hanya pada umat manusia, melainkan seluruh alam semesta. Manusia, hewan, benda-benda mati, semuanya seperti ini (beragam). Dan Al Quran juga telah berbicara tentang perbedaan benda-benda dan lain sebagainya. Juga tentang buah-buahan yang beragama warnanya. Kita telah selesai membahas tentang kemestian kaidah keberagaman. Sehingga tidak mungkin seseorang dapat membayangkan dapat menentang perbedaan yang merupakan kehendak dan ketetapan Tuhan hingga hari kiamat ini. Karena perbedaan ini harus pasti terjadi atas kehendak Ilahi. Ini pertama.
Hakikat kedua yang merupakan konsekuensi dari hakikat pertama adalah bahwa anda (diciptakan) bebas untuk berkeyakinan. Ada dua ayat yang jelas tentang ini :
- “Dan katakanalah : “Kebenaran dari Tuhanmu. Maka sesiapa yang ingin, hendaklah ia beriman, dan sesiapa yang ingin, biarlah ia kafir (menolak)” (Al-Kahfi : 29). Inilah yang ditetapkan Al Quran Al Karim.
- Al Quran juga menyatakan : “Tidak ada paksaan dalam agama.” (Al Baqarah : 256)
Cukup. Ini ada di dalam Al Quran.
Mas Wawan cara : Telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.
Syaikh : Saya juga ingin menyampaikan riwayat ketika Nabi Salallahu Alayhi Wasallam mengutus Mu’adz ke Yaman. Nabi memberinya aturan yang harus ia jalankan. Beliau berkata kepadanya : “Siapa pun dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang membenci Islam, maka tidak boleh dipaksa keluar dari agamanya.” Ya, tidak boleh dipaksa. Pemaksaan itu bisa dengan ancaman atau dengan pedang (kekerasan) dan sejenisnya, atau bahkan pemaksaan dengan bujukan materi. Seperti yang dilakukan oleh beberapa lembaga, yaitu membeli nurani kaum fakir. Misalnya, seseorang memberikan sesuatu kepada orang miskin, kemudian dia berkata kepadanya, “Masuklah ke dalam agama anu, atau mazhab anu, atau kelompok anu.” Islam tidak mengajarkan untuk membeli nurani…sesuatu yang diambil dengan pedang malu, maka ia haram. Ya maknanya sama, arti apa yang diambil dengan pedang malu yaitu apa yang anda ambil dengan cara memanfaatkan kefakiran dan kebutuhan orang lain.
Mas Wawan cara : Meskipun tidak ada bujukan dan ancaman?
Syaikh : Tidak, disini ada bujukan dan ancaman, meskipun tetap ada pilihan. Karena pada dasarnya tawaran untuk menerima uang bukan hanya bujukan melainkan ini pun adalah sebentuk tekanan. Tekanan mental. Islam menentang keyakinan yang dihasilkan dari tekanan, baik berupa tekanan fisik maupun tekanan mental. Atas dasar ini Islam menyatakan, ““Tidak ada paksaan dalam agama” dan “sesiapa yang ingin, hendaklah ia beriman, dan sesiapa yang ingin, biarlah ia kafir (menolak)”.
Pernah juga datang seorang wanita kepada Sayyidina Umar dan dia bukan seorang muslimah. Dia meminta dari beliau suatu kebutuhan, ketika itu Sayyidina Umar sangat berharap wanita itu masuk Islam. Berkata beliau kepadanya : “Masuklah Islam” , tapi dia menolak. Seketika beliau ingat ayat : “Tidak ada paksaan dalam agama.” Maka beliau langsung berkata : “Ya Allah, saksikan bahwa aku tidak memaksanya.” Lihat kekhawatiran beliau akan masuknya wanita itu ke dalam Islam karena terpaksa, itu karena beliau tahu bagaimana Islam dan hakikat Islam. Jika ada orang yang masuk Islam terpaksa, apakah dia bisa memperolah pahala? Tidak, karena orang masuk Islam dengan terpaksa, dia bukan Muslim. Begitu saja..
Karena Islam atau iman kepada Allah yang mana itu adalah Islam ( bisa juga kita menggunakan istilah Islam, meskipun ada perbedaan antara Islam dan iman). Iman ini adalah persoalan keyakinan yang tidak mungkin dipaksakan. Kenapa Islam mengatakan “tidak ada paksaan dalam beragama?”, karena keyakinan adalah urusan hati, harus dari lubuk hati! Ya, karena itu perbuatan hati secara murni, bukan perbuatan lisan
Terakhir diubah oleh mystery tanggal Wed Jan 11, 2017 12:37 pm, total 1 kali diubah
mystery- LETNAN DUA
-
Posts : 1484
Kepercayaan : Islam
Location : yogyakarta
Join date : 22.02.12
Reputation : 28
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Perbedaan Agama dan Keyakinan menurut Islam oleh Grand Syaikh DR. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib
perbedaan agama memang sudah digariskan oleh DIA, untuk memancing kebijaksanaan kita yang didasarUtamakan oleh Kitabsuci juga dengan hati yang bersih, dalam menghadapi perbedaan itu.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Perbedaan Agama dan Keyakinan menurut Islam oleh Grand Syaikh DR. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib
maksudnya Al-Maidah ayat 48 ya?Dengan sifat keberagaman : “Untuk setiap dari kalian Kami jadikan aturan dan jalan.” (Q.S.Al-Maidah :8)
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Perbedaan Agama dan Keyakinan menurut Islam oleh Grand Syaikh DR. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib
frontline defender wrote:maksudnya Al-Maidah ayat 48 ya?Dengan sifat keberagaman : “Untuk setiap dari kalian Kami jadikan aturan dan jalan.” (Q.S.Al-Maidah :8)
Oiya..makasih mas atas koreksinya..
mystery- LETNAN DUA
-
Posts : 1484
Kepercayaan : Islam
Location : yogyakarta
Join date : 22.02.12
Reputation : 28
Similar topics
» Apa yg disempurnakan oleh agama Islam?
» Bentuk bumi menurut Islam vs kristen dan agama kafir lainnya
» kebaikan di agama islam yang belum diketahui oleh non muslim
» Tragedi Charlie Hebdo, pembunuhan terhadap sastrawan anti-islam ternyata memang sudah pernah disunnahkan oleh muhammad
» menguatkan keyakinan islam
» Bentuk bumi menurut Islam vs kristen dan agama kafir lainnya
» kebaikan di agama islam yang belum diketahui oleh non muslim
» Tragedi Charlie Hebdo, pembunuhan terhadap sastrawan anti-islam ternyata memang sudah pernah disunnahkan oleh muhammad
» menguatkan keyakinan islam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik