HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
Halaman 1 dari 1 • Share
HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
apakah ini benar
http://www.madinaonline.id/wacana/perspektif/10-sesat-pikir-hizbut-tahrir/
Bagi sebagian umat Islam, retorika Hizbut Tahrir tentang mengembalikan kejayaan Islam melalui sistem kepemimpinan Khilafah mungkin terkesan menarik. Namun kalau dipelajari, sistem pemerintahan yang ditawarkan sebenarnya mengandung banyak persoalan serius.
Berikut sejumlah cacat pikir sistem Khilafah yang ditawarkan HT.
Pertama, HT memutlakkan konsep Khilafah sebagai satu-satunya model pemerintahan dalam Islam. Dalam konsep ini, HT tidak percaya bahwa Indonesia boleh berdiri independen sebagai sebuah negara bangsa. HT percaya bahwa kaum muslim Indonesia harus tunduk pada pemerintahan Khilafah dunia Islam di bawah seorang Khalifah yang mungkin saja berada di negara lain (misalnya di Arab Saudi atau di Iraq atau di tempat lain). Pemimpin pemerintahan di Indonesia harus tunduk pada Khalifah itu.
Kedua, sebagai konsekuensi dari pandangan pertama, HT tidak percaya pada konsep Negara Kesatuan RI yang berdaulat. Indonesia adalah bagian dari Khilafah Islam. Indonesia adalah semacam ‘negara bagian’ dari Khilafah. Bila Indonesia menolak keputusan Khalifah, pemimpin di Indonesia bisa diganti. Lebih buruk lagi, bila Indonesia tetap menolak setelah ada ancaman sanksi oleh Khalifah, Indonesia bisa diperangi.
Ketiga, HT tidak percaya pada Pancasila, pada UUD 45 dan segenap rujukan konstitusi negara Indonesia. HT tidak percaya pada demokrasi, tidak percaya pada pemilu. Bila saat ini HT menerimanya, itu hanya untuk sementara. Dalam bayangan HT, suatu saat nanti Indonesia harus diubah menjadi menjadi bagian dari Khilafah Islam.
Keempat, HT menomorduakan warga non-Islam. Dengan kata lain, HT diskriminatif. Dalam konsep Khilafah Islam yang dibayangkan HT, kaum, non-Islam adalah warga kelas dua. Melalui jargon izzul Islam wal muslimin (kejayaan Islam dan orang-orang Islam), HT menganakemaskan kelompok Muslim seraya menganaktirikan kelompok yang lain. Ini tidak berarti warga non-Islam tidak mendapat pelayanan pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Tapi kaum non-muslim tidak memiliki hak politik yang sama, misalnya dalam hal memilih pemimpin.
Kelima, dalam Khilafah yang dibayangkan HT, kalaulah ada partai politik, maka partai politik itu haruslah berupa partai politik Islam. Kalaulah ada pemilu, pemilu tersebut hanya boleh diikuti umat Islam.
Keenam, pemilu pada dasarnya hanyalah pilihan terakhir. Yang ideal dalam pola pemilihan pemimpin adalah pemilihan melalui keputusan organisasi semacam majelis alim-ulama yang mempersatukan para ulama dan cerdik pandai. Dalam hal ini setiap negara yang menjadi bagian dari Khilafah (misalnya saja Indonesia, Malaysia, Brunei, Iraq dan seterusnya) akan mengajukan nama para calonnya yang akan ditetapkan semacam Majelis Sentral Alim Ulama di pusat Khilafah.
Ketujuh, HT tidak percaya pada parlemen yang mengendalikan Khalifah dan pemerintah. Dalam konsep HT, begitu seorang pemimpin terpilih dan dibaiat (disumpah), seluruh rakyat dalam Khilafah harus tunduk dan percaya padanya. Si pemimpin kemudian harus menjalankan kepemimpinan dengan senantiasa merujuk pada Syariah. Ia lah yang menunjuk para pembantunya, termasuk menunjuk pemimpin di setiap daerah yang menjadi bagian dari Khilafah.
Kedelapan, dalam konsep ini seorang Khalifah tidak memiliki batas waktu kepemimpinan. Dia baru diganti kalau wafat, tidak lagi melandaskan kepemimpinannya pada Syariah atau memimpin dengan cara yang zalim. Bila ia melanggar Syariah, ia boleh ditumbangkan dengan kekerasan.
Kesembilan, selama ia masih memimpin berdasarkan Syariah, keputusan Khalifah tidak boleh tidak dituruti. Rakyat dan para alim ulama, kaum cerdik pandai, bisa saja memberi masukan, namun keputusan terakhir da di tangan Khalifah. Mereka yang berani tidak taat akan dianggap sebagai melakukan pembangkangan. Dan mereka yang membangkang bisa dihukum mati.
Kesepuluh, HT anti-keragaman hukum. HT menganggap tidak perlu ada UU yang dibuat oleh para wakil rakyat. HT percaya Syariah saja sudah cukup. Namun bila memang ada kebutuhan untuk mengeluarkan peraturan, Khalifah dan pembantu-pembantunya dapat saja membuat peraturan yang mengikat seluruh warga.
Itulah setidaknya sepuluh persoalan serius dalam tawaran konsep Khilafah menurut HT yang jelas-jelas bertentangan dengan gagasan NKRI dan demokrasi. Masih ada yang tertarik?
http://www.madinaonline.id/wacana/perspektif/10-sesat-pikir-hizbut-tahrir/
Bagi sebagian umat Islam, retorika Hizbut Tahrir tentang mengembalikan kejayaan Islam melalui sistem kepemimpinan Khilafah mungkin terkesan menarik. Namun kalau dipelajari, sistem pemerintahan yang ditawarkan sebenarnya mengandung banyak persoalan serius.
Berikut sejumlah cacat pikir sistem Khilafah yang ditawarkan HT.
Pertama, HT memutlakkan konsep Khilafah sebagai satu-satunya model pemerintahan dalam Islam. Dalam konsep ini, HT tidak percaya bahwa Indonesia boleh berdiri independen sebagai sebuah negara bangsa. HT percaya bahwa kaum muslim Indonesia harus tunduk pada pemerintahan Khilafah dunia Islam di bawah seorang Khalifah yang mungkin saja berada di negara lain (misalnya di Arab Saudi atau di Iraq atau di tempat lain). Pemimpin pemerintahan di Indonesia harus tunduk pada Khalifah itu.
Kedua, sebagai konsekuensi dari pandangan pertama, HT tidak percaya pada konsep Negara Kesatuan RI yang berdaulat. Indonesia adalah bagian dari Khilafah Islam. Indonesia adalah semacam ‘negara bagian’ dari Khilafah. Bila Indonesia menolak keputusan Khalifah, pemimpin di Indonesia bisa diganti. Lebih buruk lagi, bila Indonesia tetap menolak setelah ada ancaman sanksi oleh Khalifah, Indonesia bisa diperangi.
Ketiga, HT tidak percaya pada Pancasila, pada UUD 45 dan segenap rujukan konstitusi negara Indonesia. HT tidak percaya pada demokrasi, tidak percaya pada pemilu. Bila saat ini HT menerimanya, itu hanya untuk sementara. Dalam bayangan HT, suatu saat nanti Indonesia harus diubah menjadi menjadi bagian dari Khilafah Islam.
Keempat, HT menomorduakan warga non-Islam. Dengan kata lain, HT diskriminatif. Dalam konsep Khilafah Islam yang dibayangkan HT, kaum, non-Islam adalah warga kelas dua. Melalui jargon izzul Islam wal muslimin (kejayaan Islam dan orang-orang Islam), HT menganakemaskan kelompok Muslim seraya menganaktirikan kelompok yang lain. Ini tidak berarti warga non-Islam tidak mendapat pelayanan pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Tapi kaum non-muslim tidak memiliki hak politik yang sama, misalnya dalam hal memilih pemimpin.
Kelima, dalam Khilafah yang dibayangkan HT, kalaulah ada partai politik, maka partai politik itu haruslah berupa partai politik Islam. Kalaulah ada pemilu, pemilu tersebut hanya boleh diikuti umat Islam.
Keenam, pemilu pada dasarnya hanyalah pilihan terakhir. Yang ideal dalam pola pemilihan pemimpin adalah pemilihan melalui keputusan organisasi semacam majelis alim-ulama yang mempersatukan para ulama dan cerdik pandai. Dalam hal ini setiap negara yang menjadi bagian dari Khilafah (misalnya saja Indonesia, Malaysia, Brunei, Iraq dan seterusnya) akan mengajukan nama para calonnya yang akan ditetapkan semacam Majelis Sentral Alim Ulama di pusat Khilafah.
Ketujuh, HT tidak percaya pada parlemen yang mengendalikan Khalifah dan pemerintah. Dalam konsep HT, begitu seorang pemimpin terpilih dan dibaiat (disumpah), seluruh rakyat dalam Khilafah harus tunduk dan percaya padanya. Si pemimpin kemudian harus menjalankan kepemimpinan dengan senantiasa merujuk pada Syariah. Ia lah yang menunjuk para pembantunya, termasuk menunjuk pemimpin di setiap daerah yang menjadi bagian dari Khilafah.
Kedelapan, dalam konsep ini seorang Khalifah tidak memiliki batas waktu kepemimpinan. Dia baru diganti kalau wafat, tidak lagi melandaskan kepemimpinannya pada Syariah atau memimpin dengan cara yang zalim. Bila ia melanggar Syariah, ia boleh ditumbangkan dengan kekerasan.
Kesembilan, selama ia masih memimpin berdasarkan Syariah, keputusan Khalifah tidak boleh tidak dituruti. Rakyat dan para alim ulama, kaum cerdik pandai, bisa saja memberi masukan, namun keputusan terakhir da di tangan Khalifah. Mereka yang berani tidak taat akan dianggap sebagai melakukan pembangkangan. Dan mereka yang membangkang bisa dihukum mati.
Kesepuluh, HT anti-keragaman hukum. HT menganggap tidak perlu ada UU yang dibuat oleh para wakil rakyat. HT percaya Syariah saja sudah cukup. Namun bila memang ada kebutuhan untuk mengeluarkan peraturan, Khalifah dan pembantu-pembantunya dapat saja membuat peraturan yang mengikat seluruh warga.
Itulah setidaknya sepuluh persoalan serius dalam tawaran konsep Khilafah menurut HT yang jelas-jelas bertentangan dengan gagasan NKRI dan demokrasi. Masih ada yang tertarik?
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
apakah ini benar
https://buktidansaksi.com/blogs/1422/2014/03/Hizbut-Tahrir-adalah-Organisasi-Terlarang-OT-di-Negara-Asal-Berdirinya-
https://id-id.facebook.com/notes/warga-nahdliyin-dukung-pancasila-tolak-khilafah/mewaspadai-gerakan-politik-islam-radikal-hizbut-tahrir-indonesia/392999996271/?_fb_noscript=1
https://buktidansaksi.com/blogs/1422/2014/03/Hizbut-Tahrir-adalah-Organisasi-Terlarang-OT-di-Negara-Asal-Berdirinya-
https://id-id.facebook.com/notes/warga-nahdliyin-dukung-pancasila-tolak-khilafah/mewaspadai-gerakan-politik-islam-radikal-hizbut-tahrir-indonesia/392999996271/?_fb_noscript=1
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
Kalau disebut organisasi terlarang di negara tempat ia berdiri .. benar
tapi setau saya ... Hizbut Tahrir di Timteng sendiri juga mengalami perpecahan ... dan pecahan2 ini yang kemudian disebut Hizbut Tahrir yang dilarang itu
maksud saya ... (kalau ga salah ya) ... terdapat cabang2 ideologi dan pemikiran Hizbut Tahrir yang skarang ... yang "nilai" ideologi-nya sudah sangat beda (atau melenceng) dengan Hizbut Tahrir awal
tapi ... sekali lagi saya hanya baca random ... jadi ga serius2 amat nyari datanya ... hehehehehehe
jadi ... kalau ditanya tentang postingan #1 >>> untuk dicari benar atau salah-nya memang agak repot
misalnya tentang Pancasila dan NKRI >>> Hizbut Tahrir Timteng jelas ga mengenal Pancasila (dan 4 pilar-nya) ... jadi terlalu "dangkal" kalau ujug2 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ikut2 cara berpikir orang Timur Tengah masuk ke Indonesia ... wong dilihat dari sejarah-nya saja sudah beda antara Indonesia dengan Timteng
katakanlah Hizbut Tahrir menentang bentuk negara yang dibangun atas dasar nasionalisme >>> hal ini terjadi karena ada pertentangan atau bisa juga disebut "perang" antara Pan-Islamisme dan Pan-Arabisme
dimulai dari jatuhnya Khalifah Ottoman pada era PD I setelah Ottoman bersekutu dengan Hitler (Jerman)
lalu di Turki sendiri Ottoman digantikan dengan sistem nasionalisme ala Mustafa Kemal Atatürk ... yang (menurut saya) dilakukan dengan cara "kudeta"
Ataturk kemudian melakukan perubahan besar2an terkait semua sistem .... dia merubah semua sistem Ottoman ... dengan sistem demokrasi, parlemen, dsb .... dimana sistem ini sangat berbeda dengan sistem Ottoman
akhirnya ... terjadilah "konflik" terkait sistem pemerintahan dan ke tata negara-an yang seperti ini ... menjadi Pan Islamisme (sistem Ottoman) vs Pan Arabisme (sistem demokrasi yang disebut sebagai sistem ala nasionalis) ... kedua Pan ini akhirnya berkembang menjadi ideologi
yang menjadi perbedaan kuat antara kedua Pan ini adalah >>> bila Pan Islamisme banyak didukung oleh ulama (pemuka agama) di Timur Tengah ... Pan Arabisme didukung oleh kelompok2 non-agama
bayangkan persis sama seperti yang terjadi di Indonesia ... antara kelompok nasionalis (tokoh2 Budi Utomo) ... dengan kelompok agamis (tokoh2 Sarekat Islam)
nah ... BEDANYA dengan Timur Tengah ... di Indonesia ada tokoh2 ulama seperti Ahmad Dahlan, Agus Salim, atau Hasyim Al Asy'ari ... yang sanggup menyatukan ulama dengan non-ulama
Ahmad Dahlan selain merupakan tokoh Muhammadiyah ... dia juga anggota Budi Utomo .... Agus Salim selain tokoh Muhammadiyah ... dia juga pendukung Sukarno .... Hasyim Al Asy'ari bahkan menjelaskan bahwa berjiwa nasionalis (cinta tanah air) adalah bagian dari Islam
disamping itu ... tokoh2 nasionalisnya sendiri seperti Sukarno atau Hatta ... mereka juga bukan orang2 yang buta agama (Islam) ... mereka juga belajar tentang nilai2 islam dst >>> hingga akhirnya ... semua tokoh2 ini bisa merumuskan Pancasila (dan 4 pilar-nya) .... walaupun ... sebelumnya ada juga perdebatan tentang piagam jakarta
nah ... yang model2 hijau ini ga ada di Timur Tengah ... itulah saya sebut yang merah
lalu ... sesuai dengan perkembangan sejarah itu sendiri ... masalah dan konflik antara kedua Pan ini ... tambah "menjadi2" karena ada-nya intervensi perang dingin ... dimana nasionalisme dan demokrasi dsb kemudian dibentuk opini-nya (dibuat stereo type nya) oleh Amerika menjadi demokrasi liberal ala Barat ... dengan tujuan untuk melawan ideologi komunis
akhirnya muncul pemikiran di Timteng bahwa yang disebut demokrasi, nasionalisme, dsb sangat dekat dengan demokrasi Liberal ... (dekat dengan Eropa dan Barat)
ditambah lagi (khususnya di Indonesia) ... kita mengalami Orde Baru 32 tahun yang selalu bawa2 Pancasila atas nama nasionalisme ... tapi disatu pihak banyak kebijakan2 Suharto yang melenceng dari nilai2 Pancasila itu sendiri (misalnya pembungkaman pendapat - tidak demokratis, pelanggaran HAM, KKN, dsb)
bagi orang2 HTI (jadi dalam lingkup Indonesia) ... yang biru inilah yang kemudian di-identikan oleh mereka sebagai wujud Pancasila ... nyambung dengan sistem2 lainnya karena faktor yang ungu
>>> sehingga HTI berpendapat bahwa hanya sistem Khalifah Ottoman (yang lahir dari ideologi pan islamisme itu sendiri) lah yang paling benar .... disatu pihak ... sistem Khalifah juga sangat identik dengan "Islam"
tapi kemudian ... yang menjadi masalah (buat saya loh ya) ... tidak ada bukti bahwa sistem Khalifah yang disematkan oleh Ottoman .... adalah sistem yang sesuai dengan era Nabi Muhammad SAW ... karena sesuai dengan sejarah Ke-Khalifah-an itu sendiri ... (menurut saya) juga terdapat kebijakan2 Khalifah di setiap masa-nya (kecuali era Khulafaur Rasyidin) yang tidak sesuai dengan aturan2 yang diterapkan pada era Nabi Muhammad
karena kebijakan2 Khalifah di setiap masa-nya itu (kecuali era Khulafaur Rasyidin) lebih banyak ditetapkan tergantung dari ijma ulama ... jadi tergantung dari bagaimana masing2 ijma ulama pada masa itu memahami atau menafsirkan sistem yang dijalankan Rasulullah ... tergantung juga masing2 jaman-nya dan kondisi-nya
tapi sekali lagi ini menurut saya loh ya
jadi ... ya gitu2 lah ... tapi untuk HTI sendiri ... point-nya sih yang merah
dan kalau HTI menolak Pancasila (4 pilar) ... ya ngapain tinggal di Indonesia >>> saya sebut kalau loh ya
mereka makan, hidup, dan berorganisasi juga dibawah sistem Pancasila (4 pilar) ... status mereka adalah WNI (yang berdasar pada sistem 4 pilar) tapi mereka bertindak sebagai duri dalam daging terhadap sistem itu sendiri >>> buat apa coba ??
ada kisah tentang seorang pengemis buta yahudi yang selalu menjelek2an Rasulullah SAW. Sementara setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
trus ... apa bedanya HTI dengan si yahudi buta (sekali lagi kalau loh ya - baca yang ungu) ?? karena "kebutaan" mereka sendiri ... mereka menolak sistem yang sudah menjadi dasar negara .... sementara status mereka juga bergantung hidup dan dapat makan dari negara (yang berlandaskan sistem yang mereka tolak)
tapi setau saya ... Hizbut Tahrir di Timteng sendiri juga mengalami perpecahan ... dan pecahan2 ini yang kemudian disebut Hizbut Tahrir yang dilarang itu
maksud saya ... (kalau ga salah ya) ... terdapat cabang2 ideologi dan pemikiran Hizbut Tahrir yang skarang ... yang "nilai" ideologi-nya sudah sangat beda (atau melenceng) dengan Hizbut Tahrir awal
tapi ... sekali lagi saya hanya baca random ... jadi ga serius2 amat nyari datanya ... hehehehehehe
jadi ... kalau ditanya tentang postingan #1 >>> untuk dicari benar atau salah-nya memang agak repot
misalnya tentang Pancasila dan NKRI >>> Hizbut Tahrir Timteng jelas ga mengenal Pancasila (dan 4 pilar-nya) ... jadi terlalu "dangkal" kalau ujug2 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ikut2 cara berpikir orang Timur Tengah masuk ke Indonesia ... wong dilihat dari sejarah-nya saja sudah beda antara Indonesia dengan Timteng
katakanlah Hizbut Tahrir menentang bentuk negara yang dibangun atas dasar nasionalisme >>> hal ini terjadi karena ada pertentangan atau bisa juga disebut "perang" antara Pan-Islamisme dan Pan-Arabisme
dimulai dari jatuhnya Khalifah Ottoman pada era PD I setelah Ottoman bersekutu dengan Hitler (Jerman)
lalu di Turki sendiri Ottoman digantikan dengan sistem nasionalisme ala Mustafa Kemal Atatürk ... yang (menurut saya) dilakukan dengan cara "kudeta"
Ataturk kemudian melakukan perubahan besar2an terkait semua sistem .... dia merubah semua sistem Ottoman ... dengan sistem demokrasi, parlemen, dsb .... dimana sistem ini sangat berbeda dengan sistem Ottoman
akhirnya ... terjadilah "konflik" terkait sistem pemerintahan dan ke tata negara-an yang seperti ini ... menjadi Pan Islamisme (sistem Ottoman) vs Pan Arabisme (sistem demokrasi yang disebut sebagai sistem ala nasionalis) ... kedua Pan ini akhirnya berkembang menjadi ideologi
yang menjadi perbedaan kuat antara kedua Pan ini adalah >>> bila Pan Islamisme banyak didukung oleh ulama (pemuka agama) di Timur Tengah ... Pan Arabisme didukung oleh kelompok2 non-agama
bayangkan persis sama seperti yang terjadi di Indonesia ... antara kelompok nasionalis (tokoh2 Budi Utomo) ... dengan kelompok agamis (tokoh2 Sarekat Islam)
nah ... BEDANYA dengan Timur Tengah ... di Indonesia ada tokoh2 ulama seperti Ahmad Dahlan, Agus Salim, atau Hasyim Al Asy'ari ... yang sanggup menyatukan ulama dengan non-ulama
Ahmad Dahlan selain merupakan tokoh Muhammadiyah ... dia juga anggota Budi Utomo .... Agus Salim selain tokoh Muhammadiyah ... dia juga pendukung Sukarno .... Hasyim Al Asy'ari bahkan menjelaskan bahwa berjiwa nasionalis (cinta tanah air) adalah bagian dari Islam
disamping itu ... tokoh2 nasionalisnya sendiri seperti Sukarno atau Hatta ... mereka juga bukan orang2 yang buta agama (Islam) ... mereka juga belajar tentang nilai2 islam dst >>> hingga akhirnya ... semua tokoh2 ini bisa merumuskan Pancasila (dan 4 pilar-nya) .... walaupun ... sebelumnya ada juga perdebatan tentang piagam jakarta
nah ... yang model2 hijau ini ga ada di Timur Tengah ... itulah saya sebut yang merah
lalu ... sesuai dengan perkembangan sejarah itu sendiri ... masalah dan konflik antara kedua Pan ini ... tambah "menjadi2" karena ada-nya intervensi perang dingin ... dimana nasionalisme dan demokrasi dsb kemudian dibentuk opini-nya (dibuat stereo type nya) oleh Amerika menjadi demokrasi liberal ala Barat ... dengan tujuan untuk melawan ideologi komunis
akhirnya muncul pemikiran di Timteng bahwa yang disebut demokrasi, nasionalisme, dsb sangat dekat dengan demokrasi Liberal ... (dekat dengan Eropa dan Barat)
ditambah lagi (khususnya di Indonesia) ... kita mengalami Orde Baru 32 tahun yang selalu bawa2 Pancasila atas nama nasionalisme ... tapi disatu pihak banyak kebijakan2 Suharto yang melenceng dari nilai2 Pancasila itu sendiri (misalnya pembungkaman pendapat - tidak demokratis, pelanggaran HAM, KKN, dsb)
bagi orang2 HTI (jadi dalam lingkup Indonesia) ... yang biru inilah yang kemudian di-identikan oleh mereka sebagai wujud Pancasila ... nyambung dengan sistem2 lainnya karena faktor yang ungu
>>> sehingga HTI berpendapat bahwa hanya sistem Khalifah Ottoman (yang lahir dari ideologi pan islamisme itu sendiri) lah yang paling benar .... disatu pihak ... sistem Khalifah juga sangat identik dengan "Islam"
tapi kemudian ... yang menjadi masalah (buat saya loh ya) ... tidak ada bukti bahwa sistem Khalifah yang disematkan oleh Ottoman .... adalah sistem yang sesuai dengan era Nabi Muhammad SAW ... karena sesuai dengan sejarah Ke-Khalifah-an itu sendiri ... (menurut saya) juga terdapat kebijakan2 Khalifah di setiap masa-nya (kecuali era Khulafaur Rasyidin) yang tidak sesuai dengan aturan2 yang diterapkan pada era Nabi Muhammad
karena kebijakan2 Khalifah di setiap masa-nya itu (kecuali era Khulafaur Rasyidin) lebih banyak ditetapkan tergantung dari ijma ulama ... jadi tergantung dari bagaimana masing2 ijma ulama pada masa itu memahami atau menafsirkan sistem yang dijalankan Rasulullah ... tergantung juga masing2 jaman-nya dan kondisi-nya
tapi sekali lagi ini menurut saya loh ya
jadi ... ya gitu2 lah ... tapi untuk HTI sendiri ... point-nya sih yang merah
dan kalau HTI menolak Pancasila (4 pilar) ... ya ngapain tinggal di Indonesia >>> saya sebut kalau loh ya
mereka makan, hidup, dan berorganisasi juga dibawah sistem Pancasila (4 pilar) ... status mereka adalah WNI (yang berdasar pada sistem 4 pilar) tapi mereka bertindak sebagai duri dalam daging terhadap sistem itu sendiri >>> buat apa coba ??
ada kisah tentang seorang pengemis buta yahudi yang selalu menjelek2an Rasulullah SAW. Sementara setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
trus ... apa bedanya HTI dengan si yahudi buta (sekali lagi kalau loh ya - baca yang ungu) ?? karena "kebutaan" mereka sendiri ... mereka menolak sistem yang sudah menjadi dasar negara .... sementara status mereka juga bergantung hidup dan dapat makan dari negara (yang berlandaskan sistem yang mereka tolak)
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
apakah kalifah itu sama dengan kerajaan atau sama dengan kesultanan atau gimana
hizbut tahrir itu artinya apa
ijmak ulama itu apa, apa sama dengan fatwa ulama, apakah fatwa sama dengan hukum
hizbut tahrir itu artinya apa
ijmak ulama itu apa, apa sama dengan fatwa ulama, apakah fatwa sama dengan hukum
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
njlajahweb wrote:apakah kalifah itu sama dengan kerajaan atau sama dengan kesultanan atau gimana
hizbut tahrir itu artinya apa
ijmak ulama itu apa, apa sama dengan fatwa ulama, apakah fatwa sama dengan hukum
dari wiki semua deh ... biar cepet
wiki wrote:Khalifah (Arab:خليفة Khalīfah) adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570–632). Khalifah juga sering disebut sebagai Amīr al-Mu'minīn (أمير المؤمنين) atau "pemimpin orang yang beriman", atau "pemimpin orang-orang mukmin", yang kadang-kadang disingkat menjadi "amir".
Setelah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib), kekhalifahan yang dipegang berturut-turut oleh Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah, dan beberapa negara kecil dibawah kekhilafahan, berhasil meluaskan kekuasaannya sampai ke Spanyol, Afrika Utara, dan Mesir.
Khalifah berperan sebagai pemimpin ummat baik urusan negara maupun urusan agama. Mekanisme pemilihan khalifah dilakukan baik dengan wasiat ataupun dengan majelis Syura' yang merupakan majelis Ahlul Halli wal Aqdi yakni para ahli ilmu (khususnya keagamaan) dan mengerti permasalahan ummat. Sedangkan mekanisme pengangkatannya dilakukan dengan cara bai'at yang merupakan perjanjian setia antara Khalifah dengan ummat.
Khalifah memimpin sebuah Khilafah, yaitu sebuah sistem kepemimpinan umat, dengan menggunakan Islam sebagai Ideologi serta undang-undangnya mengacu kepada Al-Quran, Hadist, Ijma dan Qiyas.
Jabatan dan pemerintahan kekhalifahan terakhir, yaitu kekhalifahan Utsmani berakhir dan dibubarkan dengan pendirian Republik Turki pada tanggal 3 Maret 1924 ditandai dengan pengambilalihan kekuasaan dan wilayah kekhalifahan oleh Majelis Besar Nasional Turki, yang kemudian digantikan oleh Kepresidenan Masalah Keagamaan (The Presidency of Religious Affairs) atau sering disebut sebagai Diyainah.
HT wrote:Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Politik merupakan kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya. Hizbut Tahrir bergerak di tengah-tengah umat, dan bersama-sama mereka berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem Khilafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan. Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik, bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah (seperti lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga pendidikan (akademis), dan bukan pula lembaga sosial (yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan). Ide-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia kelangsungan kelompoknya.
wiki wrote:Ijmak atau Ijma' (Arab:إجماع) adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi.
Unsur-unsur Ijma'
1. Adanya kesepakatan seluruh mujtahid dari kalangan umat Islam (ulama).
2. Suatu kesepakatan yang dilakukan haruslah dinyatakan secara jelas.
3. Yang melakukan kesepakatan tersebut adalah mujtahid.
4. Kesepakatan tersebut terjadi setelah wafatnya Rasulullah.
5. Yang disepakati itu adalah hukum syara' mengenai suatu masalah/peristiwa hukum tertentu.
wiki wrote:Fatwa (Arab: فتوى, fatwā) adalah sebuah istilah mengenai pendapat atau tafsiran pada suatu masalah yang berkaitan dengan hukum Islam. Fatwa sendiri dalam bahasa Arab artinya adalah "nasihat", "petuah", "jawaban" atau "pendapat". Adapun yang dimaksud adalah sebuah keputusan atau nasihat resmi yang diambil oleh sebuah lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya, disampaikan oleh seorang mufti atau ulama, sebagai tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peminta fatwa (mustafti) yang tidak mempunyai keterikatan. Dengan demikian peminta fatwa tidak harus mengikuti isi atau hukum fatwa yang diberikan kepadanya.
Penggunaannya dalam kehidupan beragama di Indonesia, fatwa dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia sebagai suatu keputusan tentang persoalan ijtihadiyah yang terjadi di Indonesia guna dijadikan pegangan pelaksanaan ibadah umat Islam di Indonesia.
Kata fatwa ini masih berkerabat dengan kata petuah dalam bahasa Indonesia.
yang bold merah
wiki wrote:Ijtihad (Arab: iاجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
quote
Ijtihad (Arab: iاجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.
tanggapan
berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang
contoh-contohnya apa saja?
Ijtihad (Arab: iاجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.
tanggapan
berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang
contoh-contohnya apa saja?
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
njlajahweb wrote:quote
Ijtihad (Arab: iاجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.
tanggapan
berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang
contoh-contohnya apa saja?
contohnya kasus ini (walaupun tidak masuk ranah hukum ... tapi ada pendapat ulama yang menyertai issue ini)
http://www.laskarislam.com/t9391-video-pendapat-qori-internasional-kh-muammar-za-mengenai-bacaan-al-qur-an-dengan-langgam-jawa-dan-sunda
kalau masuk ranah hukum .... yang pasti keputusan itu tidak boleh melanggar hukum yang berlaku ... dilakukan dan dijalankan sesuai aturan hukum yang berlaku
ini menurut saya loh ya
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
HTI masih ok "kayanya", tidak ada yg sangat perlu untuk dibasmi dari HTI "kayanya".
Justru bahasan2 orang2 liberal, tuduhan2 yang diberikan kepada organisasi2 Islam patut diwaspadai.
Jika yang diinginkan HTI adalah khilafah, maka acuannya adalah khilafah Rasulullah. Jika acuannya adalah khilafah Rasulullah maka pondasinya adalah keadilan.
Justru bahasan2 orang2 liberal, tuduhan2 yang diberikan kepada organisasi2 Islam patut diwaspadai.
Jika yang diinginkan HTI adalah khilafah, maka acuannya adalah khilafah Rasulullah. Jika acuannya adalah khilafah Rasulullah maka pondasinya adalah keadilan.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
sekilas info...(percaya atau tidak, terserah masing-masing)
https://aslibumiayu.net/4796-apa-itu-gerakan-hizbut-tahrir-banyak-sekali-yang-tertipu-dengan-dalih-pendirian-khilafahnya-padahal.html
https://aslibumiayu.net/4796-apa-itu-gerakan-hizbut-tahrir-banyak-sekali-yang-tertipu-dengan-dalih-pendirian-khilafahnya-padahal.html
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
isaku wrote:HTI masih ok "kayanya", tidak ada yg sangat perlu untuk dibasmi dari HTI "kayanya".
Justru bahasan2 orang2 liberal, tuduhan2 yang diberikan kepada organisasi2 Islam patut diwaspadai.
Jika yang diinginkan HTI adalah khilafah, maka acuannya adalah khilafah Rasulullah. Jika acuannya adalah khilafah Rasulullah maka pondasinya adalah keadilan.
bold : maka dan jika yang seperti ini ga akan bedanya dengan kalimat >>> Jika yang diinginkan ulama2 Indonesia dahulu adalah negara madani dengan kesepakatan pancasila, maka acuannya adalah khilafah (negara) Madinah yang berdasarkan Piagam Madinah era Rasulullah. Jika acuannya adalah khilafah Rasulullah maka pondasinya adalah keadilan.
sama saja toh ??
balik ke jika dan maka >>> Jika yang diinginkan HTI adalah melanggar kesepakatan dalam pancasila, maka acuannya adalah seperti yang dilakukan Rasulullah pada bani yahudi yang melanggar kesepakatan Piagam Madinah
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
Saya tidak pernah mendengar HTI melanggar hukum, entah 1 atau 2 anggota nakal pun kalau ada tidak pernah jadi isu yang menghantam Islam secara umum di Indonesia.
HTI harus dinilai dengan dengan rasa "I"-nya dan tidak perlu membawa2 apapun yang pernah terjadi dengan HT di dunia lain, karena setahu saya tidak ada Baiat dalam keanggotaannya. Baiat hanya ada ketika ada khalifah.
HTI lebih kepada konsep, cita2, idealisme, cara pandang dan bukan pergerakan aktif dan agresif.
CMIIW
Seharusnya setiap orang tidak perlu alergi dengan segala hal, apalagi muslim terhadap sebuah organisasi muslim. Hati2 perlu tapi celaan??? Kalau ada indikasi penyimpangan serius ya silahkan mencela bahkan labrak. Tapi tudingan tidak perlu akan lebih baik daripada mendekatkan diri pada fitnah dan ghibah
HTI harus dinilai dengan dengan rasa "I"-nya dan tidak perlu membawa2 apapun yang pernah terjadi dengan HT di dunia lain, karena setahu saya tidak ada Baiat dalam keanggotaannya. Baiat hanya ada ketika ada khalifah.
HTI lebih kepada konsep, cita2, idealisme, cara pandang dan bukan pergerakan aktif dan agresif.
CMIIW
Seharusnya setiap orang tidak perlu alergi dengan segala hal, apalagi muslim terhadap sebuah organisasi muslim. Hati2 perlu tapi celaan??? Kalau ada indikasi penyimpangan serius ya silahkan mencela bahkan labrak. Tapi tudingan tidak perlu akan lebih baik daripada mendekatkan diri pada fitnah dan ghibah
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
isaku wrote:Saya tidak pernah mendengar HTI melanggar hukum, entah 1 atau 2 anggota nakal pun kalau ada tidak pernah jadi isu yang menghantam Islam secara umum di Indonesia.
HTI harus dinilai dengan dengan rasa "I"-nya dan tidak perlu membawa2 apapun yang pernah terjadi dengan HT di dunia lain, karena setahu saya tidak ada Baiat dalam keanggotaannya. Baiat hanya ada ketika ada khalifah.
HTI lebih kepada konsep, cita2, idealisme, cara pandang dan bukan pergerakan aktif dan agresif.
CMIIW
Seharusnya setiap orang tidak perlu alergi dengan segala hal, apalagi muslim terhadap sebuah organisasi muslim. Hati2 perlu tapi celaan??? Kalau ada indikasi penyimpangan serius ya silahkan mencela bahkan labrak. Tapi tudingan tidak perlu akan lebih baik daripada mendekatkan diri pada fitnah dan ghibah
merah : weits ... tergantung ormas Islam mana dulu dong ah ... terus terang saya pribadi ga ada masalah dengan HTI ... selama apa yang mereka yakini tidak merusak hukum dan aturan di negara ini ... tidak melanggar kesepakatan bersama ... dan dijalankan dengan cara2 yang konstitusional
jadi ... selama HTI tidak melanggar hukum (tulisan anda yang biru) ... ya memang fine2 aja >>> karena apapun yang mereka anggap benar adalah bagian dari demokrasi itu sendiri ... bagian dari HAM itu sendiri >>>> (tapi sekali lagi) semua itu diperbolehkan ... selama tidak ada tindakan yang melanggar hukum dan aturan (termasuk penghasutan, pelanggaran UU terorisme dan radikalisme, makar dsb)
>>> dan ini berlaku sama bagi agama atau golongan manapun yang ada di Indonesia
TAPIIII ... ini kalau kita bicara tentang HTI (balik ke bold hijau) ... dan yang hijau itu bukan untuk FPI
buat saya ... HTI "tingkah" nya memang ga sebodoh FPI >>> kenapa saya sebut FPI bodoh ... karena HTI tidak "meng-ganggu" orang lain atas nama Islam (berdasarkan tafsir whatever yang mereka yakini sebagai kebenaran)
buat saya ... HTI tidak sekurang ajar FPI yang bisa seenaknya menistakan sesama muslim sekalipun ... sambil berlindung dibalik kalimat "amar ma'ruf nahi munkar" versi mereka sendiri
buat saya ... mulut FPI juga sebetulnya ga beda jauh dengan mulut ahok (cuma beda kemasan aja ... yang satu stempel-nya "manusia suci" .. sementara yang satu stempel-nya "manusia kafir") >>> bahkan buat saya ... FPI bisa "lebih sakit" dari ahok karena mereka selalu bawa2 dalil agama untuk menistakan orang lain (bahkan sesama muslim sekalipun)
buat saya .... penista Islam yang sebenarnya adalah FPI itu sendiri >>> BUKAN karena ideologi mereka (yang mungkin sama dengan HTI) ... tapi karena kelakuan dan ucapan FPI yang memang lebih pantas disebut sebagai penista Islam
jadi balik ke merah : tergantung ormas Islam mana dulu yang mau dibahas disini ... dan karena isi TS tentang HTI ... ya memang OOT sih kalo nyambung ke FPI
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: HTI (Hizbut Tahrir indonesia) dan hal yang terkait
HABIB LUTHFI :Siapapun yang ngutik-ngutik NKRI, Ulama yang hadir disini siap dibelakang TNI & Polri)
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» membongkar selubung hizbut tahrir
» Siarkan Hizbut Tahrir, TVRI Dipanggil KPI
» Pemikiran Hizbut Tahrir: Pendirian Negara Islam Daulah Khilafah
» [info terkait peluang Indonesia yang bisa menjadi lumbung pangan] Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045
» [kumpulan terkait sepak bola Indonesia] Indonesia national football team - Topic
» Siarkan Hizbut Tahrir, TVRI Dipanggil KPI
» Pemikiran Hizbut Tahrir: Pendirian Negara Islam Daulah Khilafah
» [info terkait peluang Indonesia yang bisa menjadi lumbung pangan] Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045
» [kumpulan terkait sepak bola Indonesia] Indonesia national football team - Topic
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik