Budha gaotama dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah
Halaman 1 dari 1 • Share
Budha gaotama dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah
Gautama Buddha nama aslinya pangeran Siddhartha pendiri
Agama Buddha, salah satu dari agama terbesar di dunia. Putra
raja Kapilavastu, timur laut India. berbatasan dengan Nepal.
Siddhartha sendiri (marga Gautama dari suku Sakya) konon
lahir di Lumbini yang kini termasuk wilayah negara Nepal.
Kawin pada umur enam belas tahun dengan sepupunya yang
sebaya. Dibesarkan di dalam istana mewah, pangeran
Siddhartha tak betah dengan hidup enak berleha-leha, dan
dirundung rasa tidak puas yang amat. Dari jendela istana
yang gemerlapan dia menjenguk ke luar dan tampak olehnya
orang-orang miskin terkapar di jalan-jalan, makan pagi sore
tidak, atau tidak mampu makan sama sekali. Hari demi hari
mengejar kebutuhan hidup yang tak kunjung terjangkau bagai
seikat gandum di gantung di moncong keledai. Tarolah itu
yang gembel. Sedangkan yang berpunya pun sering kehinggapan
rasa tak puas, waswas gelisah, kecewa dan murung karena
dihantui serba penyakit yang setiap waktu menyeretnya ke
liang lahat. Siddhartha berpikir, keadaan ini mesti dirobah.
Mesti terwujud makna hidup dalam arti kata yang
sesungguhnya, dan bukan sekedar kesenangan yang bersifat
sementara yang senantiasa dibayangi dengan penderitaan dan
kematian.
Tatkala berumur dua puluh sembilan tahun, tak lama sesudah
putra pertamanya lahir, Gautama mengambil keputusan dia
mesti meninggalkan kehidupan istananya dan mengharnbakan
diri kepada upaya mencari kebenaran sejati yang bukan
sepuhan. Berpikir bukan sekedar berpikir, melainkan
bertindak. Dengan lenggang kangkung dia tinggalkan istana,
tanpa membawa serta anak-bini, tanpa membawa barang dan
harta apa pun, dan menjadi gelandangan dengan tidak sepeser
pun di kantong. Langkah pertama, untuk sementara waktu, dia
menuntut ilmu dari orang-orang bijak yang ada saat itu dan
sesudah merasa cukup mengantongi ilmu pengetahuan, dia
sampai pada tingkat kesimpulan pemecahan masalah
ketidakpuasan manusia.
Umum beranggapan, bertapa itu jalan menuju kearifan sejati.
Atas dasar anggapan itu Gautama mencoba menjadi seorang
pertapa, bertahun-tahun puasa serta menahan nafsu
sehebat-hebatnya. Akhirnya dia sadar laku menyiksa diri
ujung-ujungnya cuma mengaburkan pikiran, dan bukannya malah
menuntun lebih dekat kepada kebenaran sejati. Pikir punya
pikir, dia putuskan mendingan makan saja seperti layaknya
manusia normal dan stop bertapa segala macam karena
perbuatan itu bukan saja tidak ada gunanya melainkan bisa
bikin badan kerempeng, loyo, mata kunang-kunang, ngantuk,
linu, bahkan juga mendekati bego.
Dalam kesendirian yang tenang tenteram dia bergumul dengan
perikehidupan problem manusiawi. Akhirnya pada suatu malam,
ketika dia sedang duduk di bawah sebuah pohon berdaun lebar
dan berbuahkan semacarn bentuk buah pir yang sarat biji
segala macam, maka berdatanganlah teka-teki masalah hidup
seakan berjatuhan menimpanya. Semalam suntuk Siddhartha
merenung dalam-dalam dan ketika mentari merekah di ufuk
timur dia tersentak dan berbarengan yakin bahwa terpecahkan
sudah persoalan yang rumit dan dia pun mulai saat itu
menyebut dirinya Buddha "orang yang diberi penerangan."
Pada saat itu umurnya menginjak tiga puluh lima tahun. Sisa
umurnya yang empat puluh lima tahun dipergunakannya
berkelana sepanjang India bagian utara, menyebarkan filosofi
barunya di depan khalayak siapa saja yang sudi mendengarkan.
Saat dia wafat, tahun 483 sebelum Masehi, sudah ratusan ribu
pemeluk ajarannya. Meskipun ucapan-ucapannya masih belum
ditulis orang tapi petuah-petuahnya dihafal oleh banyak
pengikutnya di luar kepala, diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya lewat mulut semata.
Pokok ajaran Buddha dapat diringkas di dalam apa yang
menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan kebenaran:"
pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia;
kedua, sebab-musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan
kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu;
ketiga, pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat
ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat
ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana; keempat,
menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat
benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar,
meditasi benar. Dapat ditarnbahkan Agama Buddha itu terbuka
buat siapa saja, tak peduli dari ras apa pun dia, (ini yang
membedakannya dengan Agama Hindu).
Beberapa saat sesudah Gautama wafat agama baru ini merambat
pelan. Pada abad ke-3 sebelum Masehi, seorang kaisar India
yang besar kuasa bernama Asoka menjadi pemeluk Agama Buddha.
Berkat dukungannya, penyebaran Agama Buddha melesat deras,
bukan saja di India tapi juga di Birma. Dari sini agarna itu
menjalar ke seluruh Asia Tenggara, ke Malaysia dan
Indonesia.
Angin penyebaran pengaruh itu bukan cuma bertiup ke selatan
melainkan juga ke utara, menerobos masuk Tibet, ke
Afghanistan dan Asia Tengah. Tidak sampai situ. Dia
mengambah Cina dan merenggut pengaruh yang bukan buatan
besarnya dan dari sana menyeberang ke Jepang dan Korea.
Sedangkan di India sendiri agama baru itu mulai menurun
pengaruhnya sesudah sekitar tahun 500 Masehi malahan nyaris
punah di tahun 1200. Sebaliknya di Cina dan di Jepang, Agama
Buddha tetap bertahan sebagai agama pokok. Begitu pula di
Tibet dan Asia Tenggara agama itu mengalami masa jayanya
berabad-abad.
Ajaran-ajaran Buddha tidak tertulis hingga berabad-abad
sesudah wafatnya Gautama. Karena itu mudahlah dimaklumi
mengapa Agama itu terpecah-pecah ke dalam pelbagai sekte.
Dua cabang besar Agama Buddha adalah cabang
Theravada-pengaruhnya terutama di Asia Tenggara dan menurut
anggapan sebagian besar sarjana-sarjana Barat cabang inilah
yang paling mendekati ajaran-ajaran Buddha yang asli-.
Cabang lainnya adalah Mahayana, bobot pengaruhnya terletak
di Tibet, Cina dan juga di Asia Tenggara secara umum.
Buddha, selaku pendiri salah satu agama terbesar di dunia,
jelas layak menduduki urutan tingkat hampir teratas dalam
daftar buku ini. Karena jumlah pemeluk Agama Buddha tinggal
200 juta dibanding dengan pemeluk Agama Islam yang 500 juta
banyaknya dan satu milyar pemeluk Agama Nasrani, dengan
sendirinya pengaruh Buddha lebih kecil ketimbang Muhammad
atau Isa. Akan tetapi, beda jumlah penganut -jika dijadikan
ukuran yang keliwat ketat- bisa juga menyesatkan. Misalnya,
matinya atau merosotnya Agama Buddha di India bukan merosot
sembarang merosot melainkan karena Agama Hindu sudah
menyerap banyak ajaran dan prinsip-prinsip Buddha ke dalam
tubuhnya. Di Cina pun, sejumlah besar penduduk yang tidak
lagi terang-terangan menyebut dirinya penganut Buddha dalam
praktek kehidupan sehari-hari sebenarnya amat di pengaruhi
oleh filosofi agama.
Agama Buddha, jauh mengungguli baik Islam maupun Nasrani,
punya anasir pacifis yang amat menonjol. Pandangan yang
berpangkal pada tanpa kekerasan ini memainkan peranan
penting dalam sejarah politik negara-negara berpenganut
Buddha.
Banyak orang bilang bila suatu saat kelak Isa turun kembali
ke bumi dia akan melongo kaget melihat segala apa yang
dilakukan orang atas namanya, dan akan cemas atas
pertumpahan darah yang terjadi dalam pertentangan antar
sekte yang saling berbeda pendapat yang sama-sama mengaku
jadi pengikutnya. Begitu juga akan terjadi pada diri Buddha.
Dia tak bisa tidak akan ternganga-nganga menyaksikan begitu
banyaknya sekte-sekte Agama Buddha yang bertumbuhan di
mana-mana, saling berbeda satu sama lain walau semuanya
mengaku pemeluk Buddha. Narnun, bagaimanapun semrawutnya
sekte-sekte yang saling berbeda itu tidaklah sarnpai
menimbulkan perang agama berdarah seperti terjadi di dunia
Kristen Eropa. Dalam hubungan ini, paling sedikit berarti
ajaran Buddha tampak jauh mendalam dihayati oleh pemeluknya
ketimbang ajaran-ajaran Isa dalarn kaitan yang sama.
Buddha dan Kong Hu-Cu kira-kira punya pengaruh setaraf
terhadap dunia. Keduanya hidup di kurun waktu yang hampir
bersamaan, dan jumlah pengikutnya pun tak jauh beda. Pilihan
saya menempatkan nama Buddha lebih dulu daripada Kong Hu-Cu
dalam urutan disandarkan atas dua pertimbangan: pertama,
perkembangan Komunisme di Cina nyaris menyapu habis
pengaruh Kong Hu -Cu, sedangkan tampaknya masa depan Buddha
masih lebih banyak celah dan pengaruh ketimbang dalam Kong
Hu-Cu; kedua, kegagalan ajaran Kong Hu-Cu menyebar luas ke
luar batas Cina menunjukkan betapa erat taut bertautnya
ajaran Kong Hu-Cu dengan sikap dan tata cara jaman Cina
lama. Sebaliknya, ajaran Buddha tak ada mengandung
pernyataan ulangan atau mengunyah-ngunyah filosofi India
terdahulu, dan Agama Buddha menyebar melangkah batas
pekarangan negerinya -India- bersandarkan gagasan tulen
Gautama serta jangkauan luas filosofinya.
Agama Buddha, salah satu dari agama terbesar di dunia. Putra
raja Kapilavastu, timur laut India. berbatasan dengan Nepal.
Siddhartha sendiri (marga Gautama dari suku Sakya) konon
lahir di Lumbini yang kini termasuk wilayah negara Nepal.
Kawin pada umur enam belas tahun dengan sepupunya yang
sebaya. Dibesarkan di dalam istana mewah, pangeran
Siddhartha tak betah dengan hidup enak berleha-leha, dan
dirundung rasa tidak puas yang amat. Dari jendela istana
yang gemerlapan dia menjenguk ke luar dan tampak olehnya
orang-orang miskin terkapar di jalan-jalan, makan pagi sore
tidak, atau tidak mampu makan sama sekali. Hari demi hari
mengejar kebutuhan hidup yang tak kunjung terjangkau bagai
seikat gandum di gantung di moncong keledai. Tarolah itu
yang gembel. Sedangkan yang berpunya pun sering kehinggapan
rasa tak puas, waswas gelisah, kecewa dan murung karena
dihantui serba penyakit yang setiap waktu menyeretnya ke
liang lahat. Siddhartha berpikir, keadaan ini mesti dirobah.
Mesti terwujud makna hidup dalam arti kata yang
sesungguhnya, dan bukan sekedar kesenangan yang bersifat
sementara yang senantiasa dibayangi dengan penderitaan dan
kematian.
Tatkala berumur dua puluh sembilan tahun, tak lama sesudah
putra pertamanya lahir, Gautama mengambil keputusan dia
mesti meninggalkan kehidupan istananya dan mengharnbakan
diri kepada upaya mencari kebenaran sejati yang bukan
sepuhan. Berpikir bukan sekedar berpikir, melainkan
bertindak. Dengan lenggang kangkung dia tinggalkan istana,
tanpa membawa serta anak-bini, tanpa membawa barang dan
harta apa pun, dan menjadi gelandangan dengan tidak sepeser
pun di kantong. Langkah pertama, untuk sementara waktu, dia
menuntut ilmu dari orang-orang bijak yang ada saat itu dan
sesudah merasa cukup mengantongi ilmu pengetahuan, dia
sampai pada tingkat kesimpulan pemecahan masalah
ketidakpuasan manusia.
Umum beranggapan, bertapa itu jalan menuju kearifan sejati.
Atas dasar anggapan itu Gautama mencoba menjadi seorang
pertapa, bertahun-tahun puasa serta menahan nafsu
sehebat-hebatnya. Akhirnya dia sadar laku menyiksa diri
ujung-ujungnya cuma mengaburkan pikiran, dan bukannya malah
menuntun lebih dekat kepada kebenaran sejati. Pikir punya
pikir, dia putuskan mendingan makan saja seperti layaknya
manusia normal dan stop bertapa segala macam karena
perbuatan itu bukan saja tidak ada gunanya melainkan bisa
bikin badan kerempeng, loyo, mata kunang-kunang, ngantuk,
linu, bahkan juga mendekati bego.
Dalam kesendirian yang tenang tenteram dia bergumul dengan
perikehidupan problem manusiawi. Akhirnya pada suatu malam,
ketika dia sedang duduk di bawah sebuah pohon berdaun lebar
dan berbuahkan semacarn bentuk buah pir yang sarat biji
segala macam, maka berdatanganlah teka-teki masalah hidup
seakan berjatuhan menimpanya. Semalam suntuk Siddhartha
merenung dalam-dalam dan ketika mentari merekah di ufuk
timur dia tersentak dan berbarengan yakin bahwa terpecahkan
sudah persoalan yang rumit dan dia pun mulai saat itu
menyebut dirinya Buddha "orang yang diberi penerangan."
Pada saat itu umurnya menginjak tiga puluh lima tahun. Sisa
umurnya yang empat puluh lima tahun dipergunakannya
berkelana sepanjang India bagian utara, menyebarkan filosofi
barunya di depan khalayak siapa saja yang sudi mendengarkan.
Saat dia wafat, tahun 483 sebelum Masehi, sudah ratusan ribu
pemeluk ajarannya. Meskipun ucapan-ucapannya masih belum
ditulis orang tapi petuah-petuahnya dihafal oleh banyak
pengikutnya di luar kepala, diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya lewat mulut semata.
Pokok ajaran Buddha dapat diringkas di dalam apa yang
menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan kebenaran:"
pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia;
kedua, sebab-musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan
kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu;
ketiga, pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat
ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat
ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana; keempat,
menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat
benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar,
meditasi benar. Dapat ditarnbahkan Agama Buddha itu terbuka
buat siapa saja, tak peduli dari ras apa pun dia, (ini yang
membedakannya dengan Agama Hindu).
Beberapa saat sesudah Gautama wafat agama baru ini merambat
pelan. Pada abad ke-3 sebelum Masehi, seorang kaisar India
yang besar kuasa bernama Asoka menjadi pemeluk Agama Buddha.
Berkat dukungannya, penyebaran Agama Buddha melesat deras,
bukan saja di India tapi juga di Birma. Dari sini agarna itu
menjalar ke seluruh Asia Tenggara, ke Malaysia dan
Indonesia.
Angin penyebaran pengaruh itu bukan cuma bertiup ke selatan
melainkan juga ke utara, menerobos masuk Tibet, ke
Afghanistan dan Asia Tengah. Tidak sampai situ. Dia
mengambah Cina dan merenggut pengaruh yang bukan buatan
besarnya dan dari sana menyeberang ke Jepang dan Korea.
Sedangkan di India sendiri agama baru itu mulai menurun
pengaruhnya sesudah sekitar tahun 500 Masehi malahan nyaris
punah di tahun 1200. Sebaliknya di Cina dan di Jepang, Agama
Buddha tetap bertahan sebagai agama pokok. Begitu pula di
Tibet dan Asia Tenggara agama itu mengalami masa jayanya
berabad-abad.
Ajaran-ajaran Buddha tidak tertulis hingga berabad-abad
sesudah wafatnya Gautama. Karena itu mudahlah dimaklumi
mengapa Agama itu terpecah-pecah ke dalam pelbagai sekte.
Dua cabang besar Agama Buddha adalah cabang
Theravada-pengaruhnya terutama di Asia Tenggara dan menurut
anggapan sebagian besar sarjana-sarjana Barat cabang inilah
yang paling mendekati ajaran-ajaran Buddha yang asli-.
Cabang lainnya adalah Mahayana, bobot pengaruhnya terletak
di Tibet, Cina dan juga di Asia Tenggara secara umum.
Buddha, selaku pendiri salah satu agama terbesar di dunia,
jelas layak menduduki urutan tingkat hampir teratas dalam
daftar buku ini. Karena jumlah pemeluk Agama Buddha tinggal
200 juta dibanding dengan pemeluk Agama Islam yang 500 juta
banyaknya dan satu milyar pemeluk Agama Nasrani, dengan
sendirinya pengaruh Buddha lebih kecil ketimbang Muhammad
atau Isa. Akan tetapi, beda jumlah penganut -jika dijadikan
ukuran yang keliwat ketat- bisa juga menyesatkan. Misalnya,
matinya atau merosotnya Agama Buddha di India bukan merosot
sembarang merosot melainkan karena Agama Hindu sudah
menyerap banyak ajaran dan prinsip-prinsip Buddha ke dalam
tubuhnya. Di Cina pun, sejumlah besar penduduk yang tidak
lagi terang-terangan menyebut dirinya penganut Buddha dalam
praktek kehidupan sehari-hari sebenarnya amat di pengaruhi
oleh filosofi agama.
Agama Buddha, jauh mengungguli baik Islam maupun Nasrani,
punya anasir pacifis yang amat menonjol. Pandangan yang
berpangkal pada tanpa kekerasan ini memainkan peranan
penting dalam sejarah politik negara-negara berpenganut
Buddha.
Banyak orang bilang bila suatu saat kelak Isa turun kembali
ke bumi dia akan melongo kaget melihat segala apa yang
dilakukan orang atas namanya, dan akan cemas atas
pertumpahan darah yang terjadi dalam pertentangan antar
sekte yang saling berbeda pendapat yang sama-sama mengaku
jadi pengikutnya. Begitu juga akan terjadi pada diri Buddha.
Dia tak bisa tidak akan ternganga-nganga menyaksikan begitu
banyaknya sekte-sekte Agama Buddha yang bertumbuhan di
mana-mana, saling berbeda satu sama lain walau semuanya
mengaku pemeluk Buddha. Narnun, bagaimanapun semrawutnya
sekte-sekte yang saling berbeda itu tidaklah sarnpai
menimbulkan perang agama berdarah seperti terjadi di dunia
Kristen Eropa. Dalam hubungan ini, paling sedikit berarti
ajaran Buddha tampak jauh mendalam dihayati oleh pemeluknya
ketimbang ajaran-ajaran Isa dalarn kaitan yang sama.
Buddha dan Kong Hu-Cu kira-kira punya pengaruh setaraf
terhadap dunia. Keduanya hidup di kurun waktu yang hampir
bersamaan, dan jumlah pengikutnya pun tak jauh beda. Pilihan
saya menempatkan nama Buddha lebih dulu daripada Kong Hu-Cu
dalam urutan disandarkan atas dua pertimbangan: pertama,
perkembangan Komunisme di Cina nyaris menyapu habis
pengaruh Kong Hu -Cu, sedangkan tampaknya masa depan Buddha
masih lebih banyak celah dan pengaruh ketimbang dalam Kong
Hu-Cu; kedua, kegagalan ajaran Kong Hu-Cu menyebar luas ke
luar batas Cina menunjukkan betapa erat taut bertautnya
ajaran Kong Hu-Cu dengan sikap dan tata cara jaman Cina
lama. Sebaliknya, ajaran Buddha tak ada mengandung
pernyataan ulangan atau mengunyah-ngunyah filosofi India
terdahulu, dan Agama Buddha menyebar melangkah batas
pekarangan negerinya -India- bersandarkan gagasan tulen
Gautama serta jangkauan luas filosofinya.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Budha gaotama dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah
kurang ngeh aku alias bingung, ini dapet data darimana? data kapan tuh?
btw ini menjelaskan apa? mohon pencerahannya
semoga semua makhluk berbahagia
btw ini menjelaskan apa? mohon pencerahannya
semoga semua makhluk berbahagia
Gravelord- SERSAN DUA
-
Age : 40
Posts : 95
Location : Sungai Guntung
Join date : 24.12.11
Reputation : 6
Re: Budha gaotama dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah
dari buku ini lho : http://www.ceritadanwarta.com/2012/03/100-tokoh-paling-berpengaruh-di-dunia.htmlGravelord wrote:kurang ngeh aku alias bingung, ini dapet data darimana? data kapan tuh?
btw ini menjelaskan apa? mohon pencerahannya
semoga semua makhluk berbahagia
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Budha gaotama dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah
apa yang mau dibahas TS??
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: Budha gaotama dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah
TS sekadar memberikan apreasiasi...Utk itu sy haturkan terima kasih...karena sy kecipratan bangga selaku muridnya...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Similar topics
» 7 tokoh Agama Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah
» Misi Kristen Dalam Buku Sejarah SMP
» Kitab suci yang terpelihara sepanjang sejarah
» Tidak pernah terjadi dalam sejarah seorang syahid dimandikan dengan cara yang luarbiasa oleh para MALAIKAT
» Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
» Misi Kristen Dalam Buku Sejarah SMP
» Kitab suci yang terpelihara sepanjang sejarah
» Tidak pernah terjadi dalam sejarah seorang syahid dimandikan dengan cara yang luarbiasa oleh para MALAIKAT
» Pembunuhan Ummat Islam Oleh Ummat Budha Myanmar
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik