FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Arab Saudi - Era Baru di Tengah Badai Ekonom Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Arab Saudi - Era Baru di Tengah Badai Ekonom Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Arab Saudi - Era Baru di Tengah Badai Ekonom

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Muslim-Zone Arab Saudi - Era Baru di Tengah Badai Ekonom

Post by dee-nee Sun Feb 21, 2016 4:26 pm

Kompas, Minggu 21 Februari 2016 halaman 4

Arab Saudi
Era Baru di Tengah Badai Ekonomi


Bagi Arab Saudi, anjloknya harga minyak hingga sekitar 30 dollar AS per barrel ibarat badai besar yang cukup mengusik sendi-sendi sosial dan ekonomi negara itu. Badai besar itu bisa saja mengancam masa depan kekuasaan keluarga Al-Suud yang membangun negara itu tahun 1932 jika tidak segela dilampaui dengan cara mulus dan hati-hati

Arab Saudi sebagai negara Arab Teluk terbesar dengan penduduk 31,5 juta jiwa merupakan barometer stabilitas di negara Arab Teluk lain. Perekonomian Arab Saudi selama ini sangat bergantung pada minyak. Sebanyak 75 persen sumber APBN negara itu berasal dari minyak dan 90 persen ekspor berupa komoditas minyak.

Anjloknya harga minyak telah memengaruhi berbagai sektor kehidupan di Arab Saudi saat ini. Defisit APBN Arab Saudi tahun 2016 mencapai 87 milliar dollar AS. Penjualan properti, misalnya, mengalami penurunan hingga 50 persen atau sekitar 1,8 miliar dollar AS memasuki bulan Februari ini.

Pemerintah Arab Saudi, yang dikomandani keluarga besar Al-Suud, kini mencari pola solusi yang tidak membawa guncangan terhadap tatanan sosial, ekonomi, dan politik di negara itu. Keluarga Al Suud berusaha keras melakukan reformasi ekonomi, tanpa mengganggu taraf hidup rakyat negara itu.

Bagi keluarga Al Suud, berapapun harga akan dibayar asalkan tidak terjadi gejolak sosial atau revolusi di Arab Saudi.

Karena itu, Arab Saudi saat ini tampak lebih memberi prioritas berkerja keras menggali sumber devisa non-minyak tanpa harus mengganggu kehidupan warga setempat. Hal itu juga dibarengi membangun opini untuk mengubah mindset rakyat negara itu agar bersedia mengubah pola hidup yang berbasis etos kerja dan profesional.

Berbagai wacana dilontarkan Pemerintah Arab Saudi sebagai bagian dari reformasi ekonomi.

Deputi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad Bin Salman, dalam wawancara dengan majalah "The Economist", Januari lalu, melontarkan wacana penjualan sebagian saham perusahaan minyak terbesar di negara itu, Aramco, ke publik.

Arab Saudi juga memprogramkan peningkatan jemaah umrah dari mancanegara ke Mekkah. Pada 2015, Arab Saudi menerima 5.5 juta jemaah umrah dari mancanegara, yakni sekitar 450.000 jemaah umarah per bulan. Belanja jemaah umrah 5.6 miliar dollar AS atau 1.000 dollar AS per jemaah.

Menteri Urusan Haji Bandar al-Hajjar mengungkapkan, Arab Saudi berniat meningkatkan pemberian visa umrah tiga kali lipat jumlah saat ini, yakni 1,25 juta visa per bulan atau sekitar 15 juta jemaah umrah per tahun. Belanja jemaah umrah juga diharapkan naik menjadi 16 milliar dollar AS.

Arab Saudi ingin meningkatkan jumlah jemaah haji umrah untuk menggerakkan perhotelan dan penginapan serta pusat berbelanjaan di Jeddah, Mekkah, dan Madinah sehingga manfaatnya langsung dirasakan rakyat.

Arab saudi mulai mewacanakan pula mengenakan pajak pengiriman uang pekerja asing di negara itu ke negara mereka masing-masing. Nilai dana yang ditransfer pekerja asing di Arab Saudi tahun 2014 mencapai 40.8 miliar dollar AS, tanpa ada pungutan pajak sama sekali.

Jika Arab Saudi mengenakan pajak pengiriman terhadap dana yang ditransfer tersebut, minimal bisa masuk ke kas negara sekitar 2.7 miliar dollar AS.

Badan Investigasi Negara mulai mengkaji kemungkinan diizinkannya investor asing masuk langsung ke pasar Arab Saudi tanpa harus bermitra dengan Investor lokal. Tantangan ke depan, apakah semua program itu mampu menggantikan sektor minyak yang beberapa dekade bisa menyejahterakan rakyat negara itu.

(Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir)


so ... gimana pendapatnya ??

catatan : thread ini MUSLIM AREA

---------------------------------

saya pribadi ga tau apa berita ini "bagus" atau "jelek"

- tentang bagaimana keluarga Al Suud yang mati2an mempertahankan kekuasaan mereka dsb

>>>>> ya sudah lah ... dari awal saya juga sudah tidak setuju dengan sistem kerajaan seperti ini karena seperti "me-nihil-kan" aspirasi rakyat >> dan menurut saya yang seperti ini bukan Islam

- tentang tenaga asing yang dibebani pajak pun ... artinya kepada TKI yang bekerja di sana (selain Indonesia harus berhadapan dengan kedaulatan hukum negara itu yang kadang2 "terasa" tidak adil terkait perkosaan TKW dsb) ... sekarang Indonesia pun harus membayar pajak pada Arab Saudi

>>>> saya berharap Indonesia juga punya bargain position dalam hal ini ... misalnya "Indonesia bayar pajak, tapi pemerintah Arab harus bisa 100% menjamin keadilan terhadap TKW - apalagi mereka2 yang kena KDRT"

- TAPI ... yang paling jadi perhatian buat saya adalah wacana untuk meningkatkan jumlah jemaah haji dan umroh ini ....

>>>> diluar dari kalimat "semakin banyak jemaah yang datang semakin banyak uang yang masuk" ... tapi apa iya yang seperti ini yang dimaksud dengan "haji" ??

saya ga tau apakah artikel ini fair atau bias (berat sebelah) .... tapi kalau memang ada wacana menaikkan jumlah jemaah yang beribadah supaya pusat2 perbelanjaan jadi ramai ... wacana meningkatkan jumlah jemaah supaya ekonomi Arab Saudi membaik

>>> apa yang seperti ini sesuai dengan nilai Islam ??

maksud saya ... dilihat dari moral Islam saja .... pergi ke Mekkah itu ibadah ... justru harusnya ga boleh bayar >>> sejak kapan Islam mengajarkan ibadah harus bayar (satu)

(dua) kalaupun Arab Saudi (sebagai tuan rumah) butuh uang untuk menampung sekian banyak jemaah .... memang tidak ada masalah bila para jemaah itu harus membayar .... tapi bukan artinya kemudian para "tamu yang sedang beribadah" ini jadi dikomersilkan

nanti kalau Allah "marah" >>> terjadi bencana lagi seperti kasus crane atau Mina kemarin ... Arab Saudi juga cuma bisa bilang "semua itu kecelakaan ... para korban pun meninggal secara Husnul Khotimah"

nyerah  

intinya bukan apakah Allah beneran "marah" atau tidak ... tapi cara Arab Saudi memahami apa yang disebut "IBADAH" haji ini sudah benar atau belum sih ??

saya minta pendapat ya ...

syukron

2 good
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik