FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Profile Nazwar Syamsu Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Profile Nazwar Syamsu Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Profile Nazwar Syamsu

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Profile Nazwar Syamsu Empty Profile Nazwar Syamsu

Post by isaku Wed Nov 13, 2013 11:58 am

Karena LI punya perwakilan untuk pemikiran Nazwar Syamsu, salah satunya disini:
http://www.laskarislam.com/t7807-pandangan-jagona-ttg-adam-surga-dan-planet


Saya merasa perlu mencarikan sekilas profil Beliau
http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/06/10/profile-nazwar-syamsu/

silahkan ditambahkan jika ada biografi versi lain

=============================================

Posted on 10/06/2008 by Armansyah S.Kom


Profile Nazwar Syamsu
Oleh : Armansyah


Nama Nazwar Syamsu pernah menghebohkan Indonesia diawal tahun 80-an melalui tulisan-tulisannya dalam seri buku Tauhid dan Logika serta berbagai kaset ceramahnya yang bagi segelintir orang dimasa itu terlalu ilmiah dan sulit diterima oleh pemikiran awam yang standar.


Dia sosok orang yang enggan -jika tidak mau disebut sebagai anti- terhadap penggunaan hadis-hadis Nabi, semua pemikiran dan hujjahnya menggunakan ayat-ayat al-Qur’an dan ilmu pengetahuan modern. Bagi saya pribadi, itu tidak menjadi hal yang penting dalam proses mengkaji nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam pemikirannya.


Saya ingat pesan dari Imam Ali bin Abu Thalib r.a :

Janganlah kamu mengenal dan mengikuti kebenaran karena ketokohannya, tetapi kenalilah kebenaran itu sendiri, niscaya kamu akan mengetahui siapa tokohnya.


Sejak awal saya tidak menanamkan rasa fanatisme kepada siapapun apalagi pada seorang A. Hassan dan Nazwar Syamsu termasukpun terhadap para perawi hadis sekelas Bukhari dan Muslim karena itu pula saya tidak banyak menemukan kendala dalam menentukan sikap dan cara memahami ajaran Islam secara universal. Adalah benar dalam berpikir dan berpendapat mengenai agama saya banyak merujuk pada ijtihad A. Hassan dan Nazwar Syamsu tetapi sayapun memiliki banyak perbedaan pemahaman dengan keduanya untuk hal-hal yang memang tidak bisa saya terima secara sehat.


Misalnya saya ambil satu contoh dimana A. Hassan menganggap Isa al-Masih masih hidup dilangit sementara Nazwar Syamsu menganggap Isa al-Masih sudah wafat tetapi itu setelah Isa diberangkatkan keplanet Venus, jadi Nabi Isa menurut Nazwar tidak meninggal dibumi ini. Saya pribadi menolak kedua pendapat tersebut, bagi saya Isa al-Masih sudah wafat dibumi ini jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw dan dalam hal ini mungkin saya lebih condong dengan pemahaman Ahmad Deedat serta jemaah Ahmadiyah (tetapi tidak untuk paham Mesianisme serta ketokohan Mirza Ghulam Ahmadnya).


Demikian sedikit pengantar dari saya, adapun profil mengenai Nazwar Syamsu dalam tulisan saya ini banyak diambil dari Majalah Tempo 24 Maret 1984.

selamat membaca …


Nama Nazwar Syamsu sempat menimbulkan alergi terhadap sejumlah kalangan dari umat Islam Indonesia antara awal tahun 80 hingga medio 84-an yang lalu, betapa tidak, dialah orang yang dengan beraninya menyebarkan pemahaman rasionalisme al-Qur’an ditengah masyarakat yang waktu itu masih bisa dikatakan sangat tabu untuk membahas ajaran agama secara bebas apalagi sampai pada tingkat ilmiah.


Tidak kurang mulai dari Majelis Ulama DKI Jakarta, Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga ke Jaksa Agung dan Menko Polkam mengeluarkan kecaman dan larangan keras atas penyebaran kaset dakwah karya Nazwar Syamsu yang diproduksi oleh penerbit Ghalia Indonesia. Jaksa Agung dalam keputusan pelarangan peredaran kaset tersebut menyebutkan bahwa kaset-kaset itu mengandung ajaran Ingkarsunnah yang pernah dilarang pemerintah sedangkan MUI DKI Jakarta menyebutkannya sebagai pengingkaran hadis.


Siapa sebenarnya Nazwar Syamsu ?

Dirinya tidak dikenal dikalangan ulama bahkan dia tidak pernah berkhotbah didepan mimbar masjid. Kadang ia terlihat dipinggir jalan dengan sandal kulitnya, masuk pasar sambil menenteng sesuatu atau makan ketupat dan mengobrol dengan siapa saja. Setamat Sekolah Desa, ia masuk HIS selama 3 tahun, pada tahun 1945 ia belajar ilmu falak pada Syaikh Muhammad Jamil Jambek di Bukit Tinggi dan tahun 1956 sempat belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah selama 4 bulan. Ia seorang penggemar ilmu pengetahuan ruang angkasa. Ia meninggal dalam usia 65 tahun pada tanggal 20 November 1983.


Nazwar Syamsu pernah menjadi polisi sampai masa pensiunnya ditahun 1967, istrinya ada 3 orang tetapi setelah ia menikahi seorang janda beranak satu bernama Syafinah yang ahirnya memberikan kepadanya 4 orang anak, Nazwar Syamsu menceraikan ke-3 istrinya yang lain itu.


Sebelum memulai debut dakwah Tauhid dan logikanya, dijaman perang gerilya PRRI Nazwar Syamsu bermimpi bahwa ia hendak mandi disebuah sungai yang penuh najis, berulang-ulang dengan susah payah ia menyisihkan kotoran dan barulah diperolehnya air yang bersih. Ia pun bangun dan tidur lagi, katanya ia bermimpi lagi dan kali ini ia bertemu dengan sejumlah besar penghulu adat dengan segala pakaian kebesaran, terbangun lagi dan ia tidur lagi dan kini ia bermimpi melihat ribuan bintang berkilauan, alam jadi terang sekali tapi tiba-tiba kembali gelap.


“Agaknya Tuhan menuntut sesuatu dari hidup saya” katanya, tidak lama setelah itu lahirlah 2 brosurnya yang diterbitkan pustaka Sa’diah Padang Panjang. Untuk semua karyanya, konon ia tidak pernah meneken kontrak, “Diterbitkan saja sudah puas” katanya.


Adalah atas keinginan dari PT. Ghalia Indonesia Jakarta yang memberikan Nazwar Syamsu uang sejumlah Rp. 12 juta dan diberikan melalui anaknya tertua Fachruddin (anak Nazwar Syamsu total berjumlah 8 orang). Uang Rp. 6 juta diberikannya kepada anaknya itu dan sisanya dibelikan sebuah rumah tua ditanah seluas 9 m x 14 m tempat dimana Nazwar dan istri mudanya Syafinah plus anak-anak mereka hidup.


PT. Ghalia Indonesia menerbitkan buku-bukunya sejak tahun 1969, Direktur PT itu Lukmanulhakim mengaku tertarik dengan karya Nazwar Syamsu yang dianggapnya tepat untuk menghadapi kemajuan jaman. Lukmanul Hakim akhirnya menanggung biaya hidup semua keluarga Nazwar Syamsu dan dia jugalah yang memberangkatkan Nazwar Syamsu ketanah suci untuk berhaji.


Menurut Ketua Majelis Ulama Sumatera Barat ketika itu, Datuk Palimo Kayo, Nazwar Syamsu orang yang baik, suka menerima tamu meskipun sudah lewat tengah malam dan sangat suka menolong, bahkan Nazwar pernah menyumbang 1/2 juta kepada sebuah Madrasah ditempat itu yang bernama Thawalib. Ia tidak suka dipotret, alasannya ia takut jika sampai ada orang yang menjadikannya pujaan atau pergunjingan, “biasanya orang lebih menilai wajah daripada pikirannya”, begitu katanya suatu hari.


Diantara sejumlah pemikiran kontroversialnya misalnya ia menyebutkan bahwa Adam terbuat dari meteor yang diciptakan Allah disebuah planet bernama Muntaha yang lalu bersama istrinya dikirimkan kebumi dengan Barkah yang menyelamatkannya dari friksi dengan molekul udara atau yang mengapung diudara untuk pernapasannya sewaktu melayang diangkasa luas.


Tetapi terlepas dari semua itu, benarkah Nazwar Syamsu seorang yang Ingkarsunnah ?

Saya memiliki koleksi lengkap buku-buku seri Tauhid dan Logika karya beliau, dan memang tidak ada satupun hadis bisa dijumpai dalam buku-buku tersebut, semuanya penuh dengan al-Qur’an dan analisa ilmu pengetahuan alam, akan tetapi saat membaca bukunya berjudul : Islam tentang Puasa, Sholat dan Waktu, disana Nazwar Syamsu mengatakan bahwa sholat yang ia lakukan sama dengan yang dilakukan oleh umat Islam kebanyakan, sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Syiah, orang-orang Sunni dan sebagainya, baginya itu adalah sunnah yang terpelihara secara turun temurun.


Dengan demikian Nazwar Syamsu tidak sepenuhnya bisa dikategorikan sebagai kaum Ingkarsunnah, hal ini ditegaskan lagi oleh Lukmanulhakim Direktur PT. Ghalia Indonesia waktu itu bahwa ia dan Nazwar Syamsu hanya mengingkari hadis bukan sunnah.


Hadis betapapun berarti ucapan, perbuatan atau sikap Nabi yang kemudian dituliskan dan praktis mempunyai daya ikat. Sedangkan sunnah adalah tradisi yang tentu saja lebih abstrak, ia bisa lebih merupakan sesuatu yang tidak selalu harus di-ikuti secara pas betul, yang diambil terutama adalah semangatnya.


Kembali kepada saya pribadi, fenomena Nazwar Syamsu adalah sesuatu yang wajar dalam pencarian jati diri kebenaran, mungkin banyak tulisannya atas keilmiahan al-Qur’an secara rasio dan logika bisa saya terima akan tetapi sikapnya yang menolak hadis justru bagi saya adalah hal yang sama sekali tidak bisa diterima dengan menggunakan standar rasio dan logika yang sama. Nazwar Syamsu ibarat menghunus pedang sampai tajam dan dengan garangnya dia menebas semua yang merintangi jalannya namun akhirnya pedang itu dia tujukan kedirinya sendiri atau disisi lain ibarat orang Kristen yang percaya 1 + 1 + 1 = 3 tetapi dia sendiri menyatakan 1 + 1 + 1 = 1, sungguh logika yang justru tidak logika.


Adanya beragam hadis yang saling berbeda dalam hal isi dan cerita tidak tepat menjadi alasan penolakan total terhadapnya, hidup ini masing-masing punya 2 sisi yang saling seimbang satu dengan yang lainnya, hadis adalah sebuah catatan sejarah yang panjang dan melewati berbagai konflik politik sejak masa awal keberadaannya sebagai pegangan umat Islam kedua setelah al-Qur’an, karena itu sangat wajar bila ada pencampuran berbagai hal yang membuatnya saling bertentangan antara hadis yang satu dengan hadis yang lainnya dan bahkan memiliki banyak konfrontasi terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan sains modern, para perawi hadis bukan manusia yang maksum, terbebas dari salah dan dosa, betapapun salehnya kehidupan mereka, tetap saja mereka adalah manusia biasa, hanya orang-orang bodoh saja yang mengangkat mereka pada posisi suci tak tersentuh oleh noda dan dosa.


Kita hormati usaha yang dilakukan oleh para perawi hadis tersebut, karena jasa mereka maka banyak catatan sejarah mengenai jaman kenabian dan para sahabatnya bisa sampai ketangan kita pada hari ini namun ini belum langkah yang final sebab tugas kita masih berlanjut untuk terus menguji validitas hadis-hadis itu menggunakan metodologi modern, lepas dari hal-hal yang berbau sektarian, fanatisme madzhab atau taklid buta, dengan demikian maka setidaknya kita sudah lebih meminimalisir jumlah hadis-hadis lemah dan palsu untuk diwariskan pada generasi mendatang.


Rasulullah Saw bersabda :

Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiam diri atas kebodohannya. Dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya. – Riwayat Thabrani


Rasulullah Saw bersabda :

Wahai manusia, pakailah akal untuk mengenal Tuhanmu. Nasehat menasehatilah dengan menggunakan akal, niscaya kamu mengetahui apa yang diperintahkan kepadamu dan apa yang dilarang. Ketahuilah, bahwa akal itu menolong kamu disisi Tuhanmu. Ketahuilah bahwa orang yang berakal adalah orang yang mentaati Allah. Meskipun mukanya cantik, dia orang besar, kedudukannya mulia, bentuknya bagus, lancar dan pandai bicaranya tetapi kera dan khinzir lebih berakal disisi Allah daripada orang yang mendurhakai-Nya. Engkau jangan tertipu dengan penghormatan penduduk dunia kepadamu, sebab mereka itu termasuk orang yang merugi. – Riwayat Daud bin al-Majar dari Abu Hurairah


Saat Allah menjadikan akal, Allah berkata kepada akal : ‘datanglah mendekat’ ; maka menghadaplah akal itu, kemudian Allah berkata kepadanya : ‘berangkatlah !’ ; maka akalpun pergi. Allah berfirman : Tidak ada makhluk yang Aku jadikan yang lebih Aku cintai melebihi engkau. Dengan engkau Aku mengambil dan dengan engkau pula Aku memberi !’ – Riwayat Abdullah bin Ahmad dari Hasan dan Thabrani dari Abu Hurairah


Rasulullah Saw bersabda :

Bertanya para malaikat kepada Allah : ‘Wahai Allah, adakah Engkau menjadikan sesuatu yang lebih besar dari ‘Arsy ? ; maka menjawab Allah : ‘Ada, yaitu akal ! ‘ ; bertanya malaikat lagi : ‘Sampai dimana batas kebesarannya ?’ ; menjawab Allah : ‘Tidak dapat dihinggakan dengan ilmu pengetahuan. Adakah bagimu pengetahuan tentang berapa jumlahnya pasir ? ‘ ; menjawab malaikat : ‘Tidak ! ‘ ; maka Allah berfirman : ‘Sesungguhnya Aku menjadikan akal itu bermacam-macam, seperti bilangan pasir. Sebagian manusia ada yang diberikan sebutir, sebagian ada yang diberikan dua butir, ada yang tiga dan empat butir. Diantara mereka ada yang diberi secupak dan adapula yang diberikan segantang dan adapula diantara mereka yang diberikan lebih banyak dari itu. – Riwayat Tirmidzi


Demikian saja kiranya sedikit kupasan mengenai ketokohan Nazwar Syamsu, semoga bisa bermanfaat dan menambah keluasan wawasan bersama,
avatar
isaku
KAPTEN
KAPTEN

Male
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik