FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Tafsir ayat Kursi Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Tafsir ayat Kursi Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Tafsir ayat Kursi

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Tafsir ayat Kursi Empty Tafsir ayat Kursi

Post by keroncong Tue Dec 20, 2011 7:15 pm

Ayat al-Kursi adalah ayat yang paling agung dalam al-Qur'an. Sekian banyak riwayat yang bersumber dari Rasul dan sahabat-sahabat beliau yang menginformasikan hakekat ini. Antara lain dari seorang sahabat Nabi yang bernama Ubaiy bin Ka'ab yang menceritakan bahwa Nabi saw pernah bertanya kepadanya: "Ayat apakah dalam Al-Qur'an yang paling agung?""Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu" (ini diulang-ulang oleh Ubaiy), kemudian ia berkata ayat al-Kursi. Rasul saw, membenarkan Ubaiy(Diriwayatkan oleh Muslim) Ubaiy juga menguraikan dalam kesempatan lain, bahwa ia pernah bertemudengan jin dan bertanya kepadanya, apakah bacaan yang dapat menjauhkanmanusia dari gangguan jin, sang jin menjawab, "Ayat al-Kursi". Ketika informasi ini dismapaikan Ubaiy kepada Rasul, beliau menjawab, "benar (informasi) si jahat itu". (Diriwayatkan oleh al-Hakim) Kasus yang mirip dialamai oleh sahabat Nabi yang lain yaitu Abu Hurairah, ketika diperintahkan Nabi saw. menjaga kurma sedekah. Ayat al-Kursi dinamai juga ayatul hifz (ayat pemelihara), karena pembaca yang menghayati maknanya dapat memperoleh perlindungan Allah swt......Dalam konteks ini paling tidak ada dua hal yang dapat dikemukakan. Pertama, ayat ini berbicara tentang Allah swt. dan sifat-sifat-Nya. Kandungan uraiannya saja sudah cukup menjadikan ayat ini ayat yang agung. Apalagi ayat al-Kursi merupakan satu-satunya ayat yang dalam redaksinya ditemukan tujuh belas kali kata yang menunjuk kepada Allah swt. Enam belas diantaranya terbaca dengan jelas dan satu tersirat. Perhatikanlah terjemahan di bawah ini: "Allah (1) Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia (2) Yang Maha Hidup (3) Kekal, (Tuhan) Tuhan yang terus menerus mengurus (4) (makhluk-Nya). Dia (5) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya (6) apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah (7) tanpa izin-Nya (8). Allah (9) mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu Allah (10), melainkan apa yang dikehendaki-nya (11). Kursi (pengetahuan/kekuasaan)-Nya (12) meliputi langit dan bumi. Allah (13) tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah (14) Maha Tinggi (15) lagi Maha Besar (16) Yang menunjuk kepada Allah tetapi tersirat adalah kalimat "hifzuhumaa, karena patron kata semacam ini menyiratkan kalimat "laa yauuduhu an yahfazahumaa huwa" (tidak lelah Dia memelihara keduanya), sehingga kata "Dia" yang nampak dalam terjemahan di atas, pada hakekatnya tersirat dalam redaksi "Hifzuhumaa". Ayat al-Kursi--demikian pula al-Mu'awwizatain dipilih untuk dibaca-- baik dalam konteks tahlil, maupun bukan, karena ayat-ayat tersebut mengandung makna perlindungan, serta kewajaran Allah untuk dimohonkan kepada-Nya perlindungan, baik bagi yang masih hidup maupun yang telahberpulang. Hal kedua yang dapat dikemukakan dalam konteks pemahaman rasional adalah hal yang berkaitan dengan kandungan pesan ayat ini. Apabila yang membaca ayat al-Kursi menghayati maknanya dan hadir dalam jiwa dan benaknya kebesaran Allah yang dilukiskan oleh kandungan ayat ini, maka pastilah jiwanya akan dipenuhi pula oleh ketenangan.... "Allahu laa ilaaha illa huwa (Allah tiada Tuhan selain Dia). Allah adalah Tuhan yang menguasai hidup mati makhluk, yang hanya kepada-Nyasaja tertuju segala pengabdian..... Boleh jadi ketika itu, terlintas di dalam benak si pembaca, bisikan Iblis yang berkata bahwa yang dimohonkan pertolongan dan perlindungannya itu, dahulu pernah ada, tetapi kini telah "mati", maka penggalan ayat berikutnya, meyakinkannya tentang kekeliruan dugaan tersebut, yakni dengan sifat "al-Hayyu" (yang Maha Hidup dengan kehidupan yang kekal). Boleh jadi Iblis datang lagi dengan membawa keraguan dengan berkata:"Memang Dia hidup kekal, tetapi Dia tidak pusing dengan urusan manusia, apalagi si "pemohon".Kali ini penggalan ayat berikut menampik kebohongan ini dengan firman-Nya "al-Qayyum" (yang terus menerus mengurus mahkluk-Nya), dan untuk lebih meyakinkan dilanjutkannya uraian sifat Allah itu denganmenyatakan: "laa ta'khuzuhu sinatun wa laa nauwm" (Dia tidak disentuh oleh kantuk atau tidur) sehingga Dia terus menerus dalam keadaan jaga dan siaga. Dengan penjelasan ini hilang keraguan yang dilemparkan iblis itu. Setelah itu boleh jadi iblis datang lagi dengan membisikkan bahwa: "Dia tidak kuasa menjangkau tempat di mana si pemohon berada, atau kalaupun Dia sanggup, jangan sampai Dia "disogok" oleh yang bermaksud membinasakan si pemohon, maka untuk menampik bisikan jahat ini, penggalan ayat berikut tampil dengan gamblang menyatakan "lahuu maa fis-samawati wa maa fil ardhi (Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi serta keduanya berada dibawah kekuasaan-Nya). Tidak hanya itu, tetapi ini berlanjut dengan firman-Nya: "man zallazi yasyfa'u 'indahu illa biiznihii" (Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah kecuali seizin-Nya) dalam arti tidak ada lagi yang dapat melakukan sesuatu tanpa izin-Nya. Dia demikian perkasa sehingga berbicara dihadapan-Nya pun harus setelah memperoleh restu-Nya, bahkan apa yang disampaikan harus sesuatu yang hak danbenar. Karena itu jangan menduga akan ada permintaan yang bertentangan dengan keadilan dan kebenaran. Kini boleh jadi iblis belum putus asa meragukan pembaca ayat ini. Ia berkata lagi: "Musuh anda mempunyai rencana yang demikian rinci sehingga tidak diketahui Tuhan." Lanjutan ayat al-Kursi menampik bisikan ini : "Ya'lamu maa baina aidiihim wa maaa khalfahum" (Dia mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan di belakang mereka). Yakni Allah mengetahui apa yang mereka lakukan dan rencanakan baik yang berkaitan dengan masa kini dan datang maupun masa lampau, dan juga "wa laa yuhbithuuna bisya'i-in min 'ilmihi illa bimaasyaa-a". (Mereka tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu Tuhan melainkan apa yang dikehendakiTuhan untuk mereka ketahui) Ini berarti bahwa apa yang direncanakan Tuhan tidak dapat merekaketahui kecuali apa yang disampaikan Tuhan kepada mereka....Untuk lebih menyakinkan lagi dinyatakan-Nya: "wasi'a kursiyuhus samawati wal ardhi (kekuasaan dan ilmu-Nya mencakup langit danbumi) bahkan alam raya seluruhnya. Kini sekali lagi, boleh jadi iblis datang dengan godaan barunya."Kalau demikian terlalu luas kekuasaan Tuhan dan terlalu banyak jangkauan urusan-Nya, Dia pasti letih dan bosan mengurus semua itu".Penggalan ayat berikut sekaligus penutupnya menampik keraguan ini, dengan firman-Nya "Laa yauuduhuu hifzuhuma wa huwal 'aliyyul 'azhim" (Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung). Demikian ayat al-Kursi menanamkan dalam jiwa pembacanya kebesarandan kekuasaan, serta kemampuan Allah swt. memelihara dan melindungi siapa yang tulus bermohon kepada-Nya. (Disarikan oleh Nadirsyah Hosen dari M. Quraish Shihab, "Hidangan Ilahi:Ayat-ayat Tahlil", Lentera Hati, Jakarta, 1996, h. 110-118)
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Tafsir ayat Kursi Empty Re: Tafsir ayat Kursi

Post by keroncong Thu Apr 12, 2012 12:41 am

قال تعالى:
اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَنَوْمُُ لَّهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

"Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.s.,al-Baqarah:255)

Keutamaannya

Rasulullah SAW., menginformasikan kepada kita bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam al-Qur'an karena memuat makna-makna tauhid, pengagungan serta keluasan sifat-sifat Allah Ta'ala. (Taysir:91)

Dalil-Dalil Tentang Keutamaannya

1. Hadits dari Ubay bin Ka'b bahwasanya Nabi SAW., berkata kepadanya, "Ayat apa yang paling agung di dalam Kitabullah?." Dia berkata, "Aku menjawab, Allah dan Rasul-Nya-lah Yang Maha Mengetahui." Hingga beliau mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, kemudian aku berkata, "Allâhu Lâ ilâha illa huwal Hayyul Qayyûm." Dia berkata, "Lalu beliau menepuk dadanya sembari berkata, "Semoga ilmumu menjadi ringan (cepat faham), wahai Abul Mundzir!." (HR.Muslim)

2. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah SAW., mengangkatku sebagai wakil untuk menjaga (mengutip) zakat Ramadlan, lalu seseorang datang kepadaku seraya membuang makanan yang ada di tangannya, lantas aku memungutnya sembari berkata, 'Akan aku laporkan hal ini kepada Rasulullah SAW. Lalu Abu Hurairah menceritakan tentang hadits tersebut, diantara isinya adalah, 'Beliau bersabda, 'Bila engkau akan beranjak ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi karena sesungguhnya ia (dapat menjadikanmu) senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah dan syaithan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.' Lalu Nabi SAW., bersabda kepadanya, "Dia telah berkata jujur padamu padahal seorang pembohong, itulah syaithan." (HR.al-Bukhari)
Demikian sebagian hadits yang shahih terkait dengan keutamaannya. Sebenarnya banyak sekali dalil-dalil yang terkait dengan keutamaan ayat yang agung ini bahkan beragam karya tulis dikarang mengenai keutamaan dan penafsirannya.

Temanya

Yaitu, mengagungkan Allah, menyinggung perihal bertauhid kepada-Nya dan Qudrat-Nya.

Kapan Dibaca

Dianjurkan membaca ayat Kursi seusai setiap shalat fardlu, ketika akan tidur dan dibaca di dalam rumah untuk mengusir syaithan (sebagaiman telah disinggung di atas).

Makna Kosa Kata

Kata الله : Yang di-Tuhankan, Disembah, Yang berhak untuk diibadahi sendiri (tanpa selain-Nya).
Kata الْحَيُّ : (Yang hidup) kekal/abadi, Yang bagi-Nya seluruh makna kehidupan yang sempurna, mulai dari mendengar, melihat, berkuasa, berkehendak dan sifat-sifat Dzatiyyah lainnya.
Kata اْلقَيُّوْمُ : Yang terus menerus mengurusi segala sesuatu. Masuk dalam kategori sifat ini adalah seluruh sifat-sifat Fi'liyyah (yang menunjukkan perbuatan) karena Dia-lah Yang Maha Selalu mengurusi, Yang berdiri sendiri, tidak membutuhkan para makhluk selain-Nya, Dia-lah yang mengurusi semua (benda) yang ada sehingga menjadi ada, membiarkannya tetap ada (kekal) serta memberikan semua yang diperlukannya.
Kata سِنَةٌ : Kantuk. Jadi, سِنَةٌ dan نَوْمٌ (tidur) sama-sama sifat yang melekat pada makhluk dan dibutuhkan karena ketakberdayaan dan kelemahannya.
Kalimat مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ : Makna "asy-Syafâ'ah" adalah bergabung kepada orang lain (dengan menjadi) sebagai penolongnya dan peminta untuknya. Penggunaan yang paling banyak adalah dalam arti bergabungnya orang yang paling tinggi kehormatan dan martabatnya kepada orang yang lebih rendah. Dalam hal ini, adalah berkat keagungan dan kemuliaan-Nya bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memberikan syafa'at kepada orang lain di sisinya melainkan atas idzin-Nya.
Kalimat وَسِعَ كُرْسِيُّهُ : makna kata الكرسي adalah letak dua mata kaki. Sedangkan 'Arasy itu tidak dapat diukur dengan ukuran apapun, inilah pendapat yang paling rajih (kuat) dari sekian banyak pendapat mengenai hal ini.
Kalimat وَلاَ يَئُوْدُهُ : Yakni, tidak memberatkan, membebankan dan menyusahkan-Nyya dalam menjaga/memelihara lelangit dan bumi karena kesempurnaan keagungan-Nya, kekuasaan-Nya dan keluasan hikmah-Nya di dalam semua hukum-hukum-Nya.

Kata اْلعَلِيُّ : (Yang Maha Tinggi) dengan Dzat-Nya atas seluruh makhluk-Nya, Yang Maha Tinggi dengan keagungan sifat-sifat-Nya dan Yang Maha Tinggi Yang Menguasai para makhluk dan tunduk kepada-Nya seluruh benda yang ada.
Kata اْلعَظِيْمُ : (Yang Maha Besar/Agung) Yang mengoleksi semua sifat-sifat keagungan dan kebesaran.

Ayat agung yang memuat makna-makna paling agung yang mengisi hati dengan rasa takut kepada Allah, terhadap kemuliaan dan kesempurnaan-Nya ini memang berhak untuk menjadi ayat al-Qur'an yang paling agung dan berhak pula mengisi hati pembacanya dengan keyakinan dan keimanan serta mendapatkan pemeliharaan Allah dari syaithan manakala diiringi dengan tadabbur dan pemahaman terhadap maknanya.

Kandungan Ayat

Semua ayat ini mengandung faedah, bahkan tiap katanya mengandung banyak sekali faedah. Diantara yang paling penting dan besar adalah:

a. Bahwa ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam Kitabullah secara umum karena ia memuat banyak sekali asma-asma Allah dan sifat-sifat-Nya.

b. Kesempurnaan Qayyûm-Nya, Qudrat-Nya, keluasan kekuasaan dan keagungan-Nya sehingga hal ini mengajak kita untuk mentadabburi dan merenungkannya.

c. Bahwa tidak terselubung dan luput satupun yang tersembunyi di muka bumi ataupun di langit oleh Allah Ta'ala "Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka." Hal ini mengandung konsekuensi keharusan seorang Muslim untuk menghayatinya di dalam seluruh kehidupannya.

d. Menetapkan adanya syafa'at dan bahwa ia tidak akan dapa diraih kecuali dengan beberapa persyaratan, diantaranya idzin dan ridla-Nya terhadap hal yang disyafa'ati, "Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya."

(SUMBER: Silsilah Manâhij Dawrât al-'Ulûm asy-Syar'iyyah - Fi`ah an-Nâsyi`ah- karya Dr.Ibrahim bin Sulaiman al-Huwaimil, h. 36-40)
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik