FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

pengelolaan baitul mal Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

pengelolaan baitul mal Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

pengelolaan baitul mal

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

pengelolaan baitul mal Empty pengelolaan baitul mal

Post by paman tat Tue Jan 27, 2015 7:44 pm

Allah SWT mewajibkan kepada setiap wali amri (pemimpin) untuk menjamin 4 hal kepada rakyatnya (orang yang dipimpin), yaitu tempat tinggal, makanan, minuman, dan pakaian. Tempat tinggal berfungsi sebagai tempat berteduh dan melindungi dirinya, makanan berfungsi menghilangkan rasa laparnya, minuman berfungsi menghilangkan rasa hausnya, dan pakaian berfungsi melindungi dan menutupi auratnya.
Dalam mewujudkan hal ini, Rasulullah sama sekali tidak melirik kepada teori yang ada di Barat maupun di Timur. Beliau tidak memakai teori sosialisme, kapistalisme, liberalisme, maupun isme-isme yang lain. Yang dipergunakan Rasulullah saw. adalah teori yang berdasar pada Alquran dan sunah.

Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang memiliki saudara yang berada dalam tanggungannya, hendaklah ia memberinya makan sebagaimana yang ia makan, memberi pakaian sebagaimana yang ia kenakan. Janganlah kalian memberikan beban yang memberatkan mereka. Bila kalian memberi beban yang memberatkan kepada mereka, tolonglah mereka."

Perhatikanlah bagaimana keadilan Islam dalam hal ini. Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang memiliki pekerja, dan ia tidak memiliki tempat tinggal, maka sediakanlah tempat tinggal untuknya." Maksudnya dengan mengambil dana dari baitul maal.

Suatu hari Rasulullah saw. melihat seorang sahabatnya, Sa'ad bin Mu'adz r.a. Saat itu, Sa'ad tengah melihat kedua tangannya terlihat kering akibat kerasnya pekerjaan yang ia lakukan. Maka, ia malu untuk memperlihatkan tangannya, yang karena kerja keras yang ia lakukan, kulitnya nampak mengering. Ia malu untuk meletakkan tangannya di telapak tangan Rasulullah saw., tetapi Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Ulurkanlah tanganmu wahai Sa'ad!" Sa'ad pun lalu mengulurkan tangannya. Tahukah kalian apa yang kemudian dilakuan Rasulullah saw. dengan tangan Sa'ad? Ia mencium tangan tersebut dengan mulutnya yang mulia dan berkata, "Sesungguhnya tangan ini tidak akan disentuh oleh api neraka." Maksudnya, tangan seseorang yang bekerja keras untuk memperoleh sesuap nasi dengan susah payah tetapi halal tidak disiksa dengan api neraka.

Inilah sahabat agung yang lain, Abdullah bin Mas'ud. Seorang muslim berjiwa qurani dan memiliki betis yang kecil. Suatu hari ia memanjat pohon dan para sahabat terperangah dengan betisnya yang kecil itu. Maka, berkatalah Rasulullah saw. kepada mereka, "Apakah kalian heran dengan betis Ibnu Mas'ud. Demi yang telah mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya betisnya itu lebih berat daripada Gunung Uhud dalam timbangan pada hari kiamat kelak. Seseorang tidaklah ditimbang dengan panjang atau pendek, gemuk atau kurus. Sesungguhnya seseorang itu ditimbang dengan amalnya.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dalam surah Al-A'raf: 96, Allah SWT berfirman yang artinya, "Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi ...."

Marilah kita menengok ke belakang, zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang memerintah selama 30 bulan, tetapi keberkahannya di sisi Allah paling besar daripada 30 abad. Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang telah mengumpulkan harta zakat dari tahun ke tahun, kemudian petugasnya menyeru ke seluruh penjuru umat Islam berada, dari perbatasan Cina di sebelah timur hingga pintu Persi di sebelah barat, dari perbatasan Siberia di sebelah utara hingga Lautan Hindia di sebalah selatan. seorang petugas yang menyerukan pernyataan dari khalifah, "Di mana saja ada orang miskin, hendaklah ia datang ke baitul maal muslimin.

Lihatlah wahai maasyiral muslimin, apakah ada antrian seperti barisan tentara yang tengah menunggu rangsum, apakah ada antrian panjang seperti manusian yang menunggu bantuan? Tidak, sama sekali tidak ada. Bahkan, demi Allah yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, tidak ada seorang miskin pun yang datang, subhanallah. Abdul Aziz tidaklah memiliki berjuta-juta barel minyak setiap hari. Di sana juga tidak ada ladang minyak. Di sana tidak ada ekspor ke Amerika dan Eropa. Ia juga tidak memiliki simpanan uang yang disimpan di bank-bank asing.

Pada masa Umar bin Abdul Aziz, sifat amanat, kejujuruan, menepati janji dan keadilan telah mendarah daging dalam jiwa umat, sehingga tak seorang miskin pun lahir pada masa itu. Harta adalah harta. Lantas apakah yang dilakukan khalifah dengan kemakmuran itu? Apakah ia akan menyimpannya ke bank-bank yang terdapat di Swis, London, atau Paris? Tidak! tetapi ia mengeluarkan ketetapan yang tajam, tegas, dan lugas. Seorang petugas kemudian menyerukan, "Barang siapa yang memiliki utang kepada lainnya, utangnya akan dilunasi dari baitul muslimin.

Maasyiral muslimin rakhimakumulah, bukankah Islam itu begitu agung? Islam begitu mulia? Islam begitu tinggi? Sesungguhnya Islam di atas tingkatan kemuliaan. Karena, sesuatu yang paling berat bagi seorang mayit setelah kematiannya adalah utang. Seorang mayit tergantung dengan utangnya sampai utangya tersebut dibayarkan. Adalah Rasulullah saw. sebelum menyolatkan jenazah seseorang, ia bertanya, apakah orang tersebut memiliki utang atau tidak? Bila ia memiliki utang, Rasulullah berkata kepada sahabatnya, "Salatlah kalian," sesungguhnya utang adalah hak-hak hamba. Namun, bila ia tidak memiliki utang, Rasulullah saw. menyolatkannya dan salatnya Rasululah saw. adalah syafaat bagi mayit di akhirat kelak.

Suatu hari seorang jenazah datang, Rasulullah saw. lalu bertanya kepada para sahabatnya, apakah ia memiliki utang? Abu Qatadah lalu berkata, "Ia memiliki utang dua dinar ya Rasulullah. Namun begitu, salatlah engkau ya Rasulullah untuknya, karena sayalah yang akan melunasi utangnya. Abu Qatadah mengatakan demikian dalam rangka agar mayat tersebut disalatkan Rasulullah saw., maka Rasulullah pun menyalatkan janazah tersebut. Beberapa hari setelah ia dimakamkan, Rasulullah saw. melewati makam tersebut, beliau kemudian bertanya kepada Abu Qatadah, "Apakah engkau telah melunasi utangnya? Termasuk kondisi Rasululah saw adalah mengikuti persoalan. Beliau tidak membiarkan berkas-berkas itu tidur dalam laci para pekerja, tidak membiarkan muamalah terlekat dalam laci selama 309 tahun. Sesungguhnya itu adalah kemaslahatan para hamba. Mengapa kalian melenyapkan kemaslahatan para hamba? "Apakah engkau telah membayarkan utangnya?" Berkatalah Abu Qatadah, "Sudah ya Rasulullah." Lantas apakah yang dikatakan Rasulullah saw.? Beliau berucap dengak kalimat yang mendalam, "Sekarang kulitnya menjadi sejuk." Utang itu seakan-akan menjadikan kulit seorang mayit menjadi gatal-gatal. Maka, tatkala utangnya dibayarkan kulit tersebut terasa sejuk.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Umar bin Abdul Aziz melunasi utang orang yang memiliki utang. Namun, harta yang ada di baitul maal seakan tidak berkurang satu dirham pun. Sesungguhnya itu adalah keberkahan. Sesungguhnya itu adalah amanah. Lantas apakah yang kemudian diperbuat Umar dengan harta tersebut? Apakah ia bermain judi? Apakah beliau pergi ke pinggir-pinggir pantai atau Eropa? Apa yang ia perbuat? Beliau kemudian mengeluarkan pernyataan yang lain, "Barang siapa yang memiliki budak dan ingin memerdekakannya, hendaklah 1/8 biaya untuk memerdekakannya diambilkan dari baitul maal. Dan hendaklah ia memerdekakannya karena Allah Tabaraka wa Taala." Sesungguhnya ini adalah kebaikan sosial. Ini adala keadilan sosial.

Para hamba pun sudah dimerdekakan dan mereka telah menjadi orang yang merdeka. Tetapi harta yang ada di baitul mal masih seperti yang sebelumnya, tidak berkurang. Lantas apakah yang diperbuat Umar? Barakah-barakah telah berdatangan, rasa amanat menjadi panglima, keadilan ditegakkan, dan keikhlasan adalah pohon yang akar teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Tiba-tiba Khalifah Umar mengeluarkan pernyataan yang lain, "Bila ada seorang bujang yang hendak menikah, maka pernikahannya dibiayai dari baitul mal." Dengan demikian, para pemuda ternikahkan, utang terbayarkan dan budak termerdekakan. Demikianlah yang diperbuat Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Sekarang apakah kalian melihat ada dari pemimpin kalian yang mengerjakan sebagaimana dikerjakan Khalifah Umar?

Wahai orang yang tidur malam dan bahagia dengan permulaannya. Sesungguhnya peristiwa-peristiwa telah dimulai di waktu sahur.

Berbuatlah sesuka kalian, namun yang jelas kematian pasti akan menghampiri kita. Kuburan akan menyimpan kita dan hari kiamat akan mengumpulkan kita. Kepada Allahlah tempat kembali kita. Dan ia akan memutuskan perkara-perkara kita dan Ia adalah sebaik-baik pemutus perkara. Maha Benar Allah yang telah berfirman, yang artinya, "Janganlah kamu (Muhammad) sekali-kali mengira bahwa Allah lalai terhadap apa yang diperbuat orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Wallahu a'lam bish-shawab.
paman tat
paman tat
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Posts : 369
Kepercayaan : Islam
Location : hongkong
Join date : 05.07.13
Reputation : 15

Kembali Ke Atas Go down

pengelolaan baitul mal Empty Re: pengelolaan baitul mal

Post by njlajahweb Wed Mar 21, 2018 8:11 am

tempat kembali-Nya itu ada dua, yaitu neraka-Nya atau surga-Nya,

maka ini tergantung manusianya bisa mempertanggungjawabkan akhlak dalam lahir batinya atau tidak.

karena iman tanpa banyaknya akhlak yangbaik dalam secara lahir batin(dalam seumur hidup manusia itu) adalah sia-sia.

(karena itu dalam melakukan perbuatan baik harus dengan sikap hati yang benar pula, sehingga Tuhan tidak memandangnya sebagai kesia-siaan).
njlajahweb
njlajahweb
BANNED
BANNED

Female
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik