FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Sholawat kepada Rasulullah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Sholawat kepada Rasulullah Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Sholawat kepada Rasulullah

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Sholawat kepada Rasulullah Empty Sholawat kepada Rasulullah

Post by keroncong Sun Dec 18, 2011 3:59 pm

Oleh KH. Rahmat Abdullah



Apa yang Tuan pikirkan tentang seorang
laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah
kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim
sejarah, ketika tak ada seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain
kepribadiannya sendiri. Ia produk ta'dib Rabbani (didikan Tuhan) yang
menantang mentari dalam panasnya dan menggetarkan jutaan bibir dengan
sebutan namanya, saat muaddzin mengumandangkan adzan.



Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia
makan di lantai seperti budak, padahal raja-raja dunia iri terhadap
kekokohan struktrur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Tak seorang
pembantunya pun mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya
terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih bertandang ke
rumah puteri dan menantu tercintanya, Fathimah Az-Zahra dan Ali bin Abi
Thalib.



Fathimah merasakan kasih sayangnya tanpa
membuatnya menjadi manja dan hilang kemandirian. Saat bani Makhzum
memintanya membatalkan eksekusi atas jenayah seorang perempuan bangsawan, ia
menegaskan: "Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu
ialah, apabila seorang bangsawan mencuri kamu biarkan dia dan apabila yang
mencuri itu rakyat jelata mereka tegakkan hukum atas-nya. Demi Allah,
seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, maka Muhammad tetap akan memotong
tangannya."



Hari-harinya penuh kerja dan intaian bahaya.
Tapi tak menghalanginya untuk -- lebih dari satu dua kali -- berlomba
jalan dengan Humaira, sebutan kesayangan yang ia berikan untuk Aisyah binti
Abu Bakar Ash-Shiddiq. Lambang kecintaan, paduan kecerdasan dan pesona diri
dijalin dengan hormat dan kasih kepada Ash-Shiddiq, sesuai dengan namanya "si
Benar". Suatu kewajaran yang menakjubkan ketika dalam sibuknya ia masih
menyempatkan memerah susu domba atau menambal pakaian yang koyak. Setiap kali
para shahabat atau keluarganya memanggil ia menjawab: "Labbaik". Dialah yang
terbaik dengan prestasi besar di luar rumah, namun tetap prima dalam status
dan kualitasnya sebagai "orang rumah".



Di bawah pimpinannya, laki-laki menemukan jati
dirinya sebagai laki-laki dan pada saat yang sama perempuan mendapatkan
kedudukan amat mulia."Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik terhadap
keluarganya dan akulah orang yang terbaik diantara kamu terhadap
keluargaku." "Tak akan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan
tak akan menghina perempuan kecuali seorang hina," demikian pesannya.




Di sela 27 kali pertempuran yang digelutinya
langsung (ghazwah) atau di panglimai shahabatnya (sariyah) sebanyak 35
kali, ia masih sempat mengajar Al-Qur'an, sunnah, hukum, peradilan,
kepemimpinan, menerima delegasi asing, mendidik kerumahtanggaan bahkan
hubungan yang paling khusus dalam keluarga tanpa kehilangan adab dan wibawa.
Padahal, masa antara dua pertempuran itu tak lebih dari 1,7 bulan.



Setiap kisah yang dicatat dalam hari-harinya
selalu bernilai sejarah. Suatu hari datanglah ke masjid seorang Arab gunung
yang belum mengerti adab di masjid. Tiba-tiba ia kencing di lantai masjid
yang berbahan pasir. Para shahabat sangat murka dan hampir saja memukulnya.
Sabdanya kepada mereka: "Jangan. Biarkan ia menyelesaikan hajatnya." Sang
Badui terkagum. Ia mengangkat tangannya, "Ya Allah, kasihilah aku dan
Muhammad. Jangan kasihi seorangpun bersama kami." Dengan senyum
ditegurnya Badui tadi agar jangan mempersempit rahmat Allah.



Ia kerap bercengkerama dengan para shahabatnya,
bergaul dekat, bermain dengan anak-anak, bahkan memangku balita mereka di
pangkuannya. Ia terima undangan mereka; yang merdeka, budak laki-laki
atau budak perempuan, serta kamu miskin. Ia jenguk rakyat yang sakit di
ujung Madinah. Ia terima permohonan ma'af orang.



Ia selalu lebih dulu memulai salam dan menjabat
tangan siapa yang menjumpainya dan tak pernah menarik tangan itu sebelum
shahabat tersebut yang menariknya. Tak pernah menjulurkan kaki di tengah
shahabatnya hingga menyempitkan ruang bagi mereka. Ia muliakan siapa yang
datang, kadang dengan membentangkan bajunya. Bahkan ia berikan alas duduknya dan
dengan sungguh-sungguh. Ia panggil mereka dengan nama yang paling mereka sukai.
Ia beri mereka kuniyah (sebutan bapak atau ibu si Fulan). Tak pernah ia
memotong pembicaraan orang, kecuali sudah berlebihan. Apabila seseorang
mendekatinya saat ia sholat, ia cepat selesaikan sholatnya dan segera bertanya
apa yang diinginkan orang itu.



Pada suatu hari dalam perkemahan tempur ia
berkata: "Seandainya ada seorang shalih mau mengawalku malam ini." Dengan
kesadaran dan cinta, beberapa shahabat mengawal kemahnya. Di tengah malam
terdengar suara gaduh yang mencurigakan. Para shahabat bergegas ke arah
sumber suara. Ternyata Ia telah ada di sana mendahului mereka, tagak di
atas kuda tanpa pelana. "Tenang, hanya angin gurun," hiburnya. Nyatalah
bahwa keinginan ada pengawal itu bukan karena ketakutan atau pemanjaan diri,
tetapi pendidikan disiplin dan loyalitas.



Ummul Mukminin Aisyah Ra. Berkata : "Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam wafat tanpa meninggalkan makanan apapun yang
dimakan makhluk hidup, selain setengah ikat gandum di penyimpananku. Saat
ruhnya dijemput, baju besinya masih digadaikan kepada seorang Yahudi untuk
harga 30 gantang gandum."



Sungguh ia berangkat haji dengan kendaraan
yang sangat seerhana dan pakaian tak lebih dari 4 dirham, seraya
berkata,"Ya Allah, jadikanlah ini haji yang tak mengandung riya dan sum'ah."
Pada kemenangan besar saat Makkah ditaklukkan, dengan sejumlah besar
pasukan muslimin, ia menundukkan kepala, nyaris menyentuh punggung untanya
sambil selalu mengulang-ulang tasbih, tahmid dan istighfar. Ia tidak mabuk
kemenangan.



Betapapun sulitnya mencari batas bentangan
samudera kemuliaan ini, namun beberapa kalimat ini membuat kita pantas
menyesal tidak mencintainya atau tak menggerakkan bibir mengucapkan shalawat
atasnya: "Semua nabi mendapatkan hak untuk mengangkat do'a yang takkan
ditolak dan aku menyimpannya untuk ummatku kelak di padang Mahsyar nanti."




Ketika masyarakat Thaif menolak dan
menghinakannya, malaikat penjaga bukit menawarkan untuk menghimpit mereka
dengan bukit. Ia menolak, "Kalau tidak mereka, aku berharap keturunan dari
sulbi mereka kelak akan menerima da'wah ini, mengabdi kepada Allah saja dan
tidak menyekutukan-Nya dengan apapun."



Mungkin dua kata kunci ini menjadi gambaran
kebesaran juwanya. Pertama, Allah, Sumber kekuatan yang Maha dahsyat,
kepada-Nya ia begitu refleks menumpahkan semua keluhannya. Ini membuatnya amat
tabah menerima segala resiko perjuangan; kerabat yang menjauh, shahabat yang
membenci, dan khalayak yang mengusirnya dari negeri tercinta. Kedua, Ummati,
hamparan akal, nafsu dan perilaku yang menantang untuk dibongkar,
dipasang, diperbaiki, ditingkatkan dan diukirnya.



Ya, Ummati, tak cukupkah semua keutamaan ini
menggetarkan hatimu dengan cinta, menggerakkan tubuhmu dengan sunnah dan uswah
serta mulutmu dengan ucapan shalawat? Allah tidak mencukupkan pernyataan-Nya
bahwa Ia dan para malaikat bershalawat atasnya (QS 33:56 ), justru Ia nyatakan
dengan begitu "vulgar" perintah tersebut, "Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah atasnya dan bersalamlah dengan sebenar-benar salam."



Allahumma shalli 'alaihi wa'ala aalih !
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Sholawat kepada Rasulullah Empty Re: Sholawat kepada Rasulullah

Post by mutiiiara Tue Mar 18, 2014 1:30 am

Nice Info

QS 33. Al Ahzab
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230].


[1229]. Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.

[1230]. Dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi.
mutiiiara
mutiiiara
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Female
Posts : 1083
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 10.03.14
Reputation : 11

http://www.IslamtrulyISLAM.blogspot.com

Kembali Ke Atas Go down

Sholawat kepada Rasulullah Empty Re: Sholawat kepada Rasulullah

Post by mutiiiara Tue Mar 18, 2014 9:53 pm

ada tuh kesaksian tentang manfaat sholawat oleh banyak orang, bisa ditambahkan ke sini mungkin, atau dibuat saj atrit khususnya.
mutiiiara
mutiiiara
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Female
Posts : 1083
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 10.03.14
Reputation : 11

http://www.IslamtrulyISLAM.blogspot.com

Kembali Ke Atas Go down

Sholawat kepada Rasulullah Empty Re: Sholawat kepada Rasulullah

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik