FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

wasiat sebelum tidur Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

wasiat sebelum tidur Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

wasiat sebelum tidur

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

wasiat sebelum tidur Empty wasiat sebelum tidur

Post by keroncong Sun Dec 18, 2011 3:41 pm

"Ali berkata, Fathimah mengeluhkan
bekas alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan
yang mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Fathimah
bertolak, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia
mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tiba,
Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi
kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun
beliau berkata. 'Tetaplah di tempatmu'. Lalu beliau duduk di tengah kami,
sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku.
Beliau berkata. 'Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik
daripada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka
bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan
bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang
pembantu". (Hadits Shahih, ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45, Abu
Dawud hadits nomor 5062, At-Tirmidzi hadits nomor 3469, Ahmad 1/96, Al-Baihaqy
7/293
)


Wahai
Ukhti Muslimah !
Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi
putrinya yang suci, Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka
marilah kita mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat
kita dari wasiat ini.


Fathimah merasa capai
karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya, berupa pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga, terutama pengaruh alat penggiling. Maka dia pun pergi menemui
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta seorang pembantu,
yakni seorang wanita yang bisa membantunya.


Tatkala Fathimah memasuki
rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia tidak mendapatkan beliau.
Dia hanya mendapatkan Aisyah, Ummul Mukminin. Lalu Fathimah menyebutkan
keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba, Aisyah mengabarkan urusan
Fathimah.


Beliau mempertimbangkan
permintaan Fathimah. Dan, memang beliau mempunyai beberapa orang tawanan perang,
ada pula dari kaum wanitanya. Tetapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan
hasilnya akan disalurkan kepada orang-orang Muslim yang fakir, yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan makanan kecuali dari apa yang diberikan Rasulullah.
Lalu beliau pergi ke rumah Ali, suami Fathimah, yang saat itu keduanya siap
hendak tidur. Beliau masuk rumah Ali dan Fathimah setelah meminta ijin dari
keduanya. Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud hendak berdiri, namun beliau
berkata. "Tetaplah engkau di tempatmu". "Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkau
datang untuk meminta. Lalu apakah keperluanmu?".


Fathimah menjawab. "Ada
kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu telah datang kepada engkau. Maka aku
ingin agar engkau memberiku seorang pembantu untuk membantuku membuat roti dan
adonannya. Karena hal ini sangat berat bagiku".


Beliau berkata. "Mengapa
engkau tidak datang meminta yang lebih engkau sukai atau lebih baik dari hal itu
?". Kemudian beliau memberi isyarat kepada keduanya, bahwa jika keduanya hendak
tidur, hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir dan bertahmid dengan bilangan
tertentu yang disebutkan kepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata. "Itu
lebih baik bagimu daripada seorang pembantu".


Ali tidak melupakan
wasiat ini, hingga setelah istrinya meninggal. Hal ini dikatakan Ibnu Abi Laila.
"Ali berkata, 'Semenjak aku mendengar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam
, aku tidak pernah meninggalkan wasiat itu".


Ada yang bertanya. "Tidak
pula pada malam perang Shiffin ?".


Ali menjawab. "Tidak pula
pada malam perang Shiffin".
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang
Shiffin di sini adalah perang antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu
daerah antara Irak dan Syam. Kedua belah pihak berada di sana beberapa
bulan
)


Boleh jadi engkau
bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta Fathimah dan dzikir ?


Hubungan keduanya sangat
jelas bagi orang yang memiliki hati atau pikiran yang benar-benar sadar. Sebab
dzikir bisa memberikan kekuatan kepada orang yang melakukannya. Bahkan
kadang-kadang dia bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan. Di
antara manfaat dzikir adalah :



  1. Menghilangkan duka dan
    kekhawatiran dari hati.

  2. Mendatangkan
    kegembiraan dan keceriaan bagi hati.

  3. Memberikan
    rasa nyaman dan kehormatan.

  4. Membersihkan
    hati dari karat, yaitu berupa lalai dan hawa nafsu.


Boleh
jadi engkau juga bertanya-tanya, ada dzikir-dzikir lain yang bisa dibaca sebelum
tidur selain ini. Lalu mana yang lebih utama ? Pertanyaan ini dijawab oleh
Al-Qady Iyadh : "Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam
beberapa dzikir sebelum berangkat tidur, yang bisa dipilih menurut
kondisi, situasi dan orang yang mengucapkannya. Dalam semua dzikir itu terdapat
keutamaan".


Secara umum wasiat ini
mempunyai faidah yang agung dan banyak manfaat serta kebaikannya. Inilah yang
disebutkan oleh sebagian ulama :


Pertama
Menurut Ibnu Baththal, di
dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan kemiskinan daripada kekayaan.
Andaikata kekayaan lebih utama daripada kemiskinan, tentu beliau akan memberikan
pembantu kepada Ali dan Fathimah. Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak
memberikan pembantu kepada keduanya, bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang
lebih utama di sisi Allah bagi keduanya.


Pendapat ini disanggah
oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar. Menurutnya, hal ini bisa berlaku jika beliau
mempunyai lebihan pembantu. Sementara sudah disebutkan dalam pengabaran di atas
bahwa beliau merasa perlu untuk menjual para tawanan itu untuk menafkahi
orang-orang miskin. Maka menurut Iyadh, tidak ada sisi pembuktian dengan hadits
ini bahwa orang miskin lebih utama daripada orang kaya.


Ada perbedaan pendapat
mengenai makna kebaikan dalam pengabaran ini. Iyadh berkata. "Menurut zhahirnya,
beliau hendak mengajarkan bahwa amal akhirat lebih utama daripada urusan dunia,
seperti apapun keadaannya. Beliau membatasi pada hal itu, karena tidak
memungkinkan bagi beliau untuk memberikan pembantu. Kemudian beliau mengajarkan
dzikir itu, yang bisa mendatangkan pahala yang lebih utama daripada apa yang
diminta keduanya".


Menurut Al-Qurthuby,
beliau mengajarkan dzikir kepada keduanya, agar ia menjadi pengganti dari do'a
tatkala keduanya dikejar kebutuhan, atau karena itulah yang lebih beliau sukai
bagi putrinya, sebagaimana hal itu lebih beliau sukai bagi dirinya, sehingga
kesulitannya bisa tertanggulangi dengan kesabaran, dan yang lebih penting lagi,
karena berharap mendapat pahala.


Kedua
Disini dapat disimpulkan
tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada yang lain terhadap hak
seperlima harta rampasan perang.


Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung
sendiri beban keluarganya dan lebih mementingkan akhirat daripada dunia kalau
memang dia memiliki kemampuan untuk itu.


Keempat
Di dalam hadits ini terkandung
pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.


Kelima
Seperti itu pula gambaran
kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas para nabi dan walinya.


Keenam
Disini terkandung pelajaran
sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan menantu, tanpa harus merepotkan
keduanya dan membiarkan keduanya pada posisi berbaring seperti semula. Bahkan
beliau menyusupkan kakinya yang mulia di antara keduanya, lalu beliau
mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu yang diminta.


Ketujuh
Orang yang banyak dzikir
sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluh letih
karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir itu. Begitulah yang disimpulkan
Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata. "Pendapat ini perlu diteliti lagi.
Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini bisa ditakwil bahwa orang yang
banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat madharat karena kerjanya yang
banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa letih itu tetap ada".


Begitulah wahai Ukhti
Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang disampaikan
kepada salah seorang pemimpin penghuni sorga, Fathimah, yaitu berupa kesabaran
yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan istri seorang shahabat
yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti dan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau tidak menirunya ?
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik