FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Prahara Pilkada Langsung! Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Prahara Pilkada Langsung! Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Prahara Pilkada Langsung!

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Prahara Pilkada Langsung!

Post by dee-nee Wed Sep 10, 2014 11:18 pm

dapet artikel di blog detik

article wrote:http://endibiaro.blogdetik.com/index.php/2014/09/09/pilkad/?query-string

Berapa panjang waktu persiapan untuk memenangkan Pilkada langsung? Jika Anda incumben (petahana), maka mungkin butuh satu setengah tahun. Tempo agak panjang itu terisi sejumlah agenda padat dan penting. Di periode paling dini, mengurus para birokrat yang tak setia untuk di kirim ke pos yang kering atau kalau perlu dinonaktifkan. Lalu berikutnya, merekayasa para penyelengara (KPU, Panwas) agar jinak dan lunak.

Nah, langkah-langkah ini butuh waktu panjang bukan? Belum lagi untuk urusan berikut, yakni mengakali APBD agar banyak bagian bisa dirampok, guna membiaya Pilkada langsung. Plus “mempermainkan” program-program pemerintah (dari pusat atau dari Provinsi, atau bahkan dari APBD Kabupaten/ Kota), agar hanya bermanfaat untuk membuat Anda populer.

Tahapan-tahapan awal ini sungguh standar dalam persiapan Pilkada langsung. Di fase berikutnya pertarungan kian berat. Mengongkosi media massa dan jurnalis lokal (yang memang sangat tidak profesional dan bermental preman), memelihara preman, LSM, aktivis mahasiswa, dan preman bersorban. Langkah kian berat, manakala butuh tiket rekomendasi partai, untuk mengusung Anda sebagai calon peserta.

Dari babak awal ini, di mana suara rakyat ditaruh? Dan pada titik apa kepentingan rakyat diperhatikan? Tidak ada. Satu setengah tahun jelang Pilkada adalah justru saat paling menentukan untuk membodohi dan menghancurkan kepentingan rakyat.

Hancurnya Social Trust (modal sosial)

Siapapun, baik incumbent (yang sedang menjabat), mau pun non incumbent, sama-sama terlibat dan bergerak melakukan penghancuran moralitas masyarakat madani (civil society). Mereka menyebarkan sampah visual: baliho, spanduk, banner, sticker di mana-mana, termasuk di dekat masjid, mushola, sekolah, atau area publik. Menggerojoki memori publik lewat sampah virtual: via internet; media sosial, atau hingar bingar radio lokal dan TV lokal.

Mengapa semua itu disebut penghancuran? Tepatnya adalah memutus potensi saling percaya, solidaritas dan kebersamaan sesama kalangan masyarakat madani (civil society). Dengan, sekali lagi, rentang waktu yang panjang nan membosankan. Penghancuran memori kolektif rakyat juga dilakukan dengan operasi komunikasi politik yang “anti sosial”.

Bentuknya: memanas-manasi isu SARA, mengipasi sentimen sektarian, dan pemunculan klaim-klaim primordial lainnya.

Efek perampasan memori publik juga terasa karena diskursus atau ruang-ruang percakapan publik, baik di rumah atau di luar rumah, tersedot oleh isu Pilkada. Sudah bagus kalau poin diskusi adalah seputar nilai-nilai demokrasi. Tetapi bisa dipastikan tidak. Karena diskusi dengan poin demokrasi politik adalah “menu mahal”, terlalu serius, butuh referensi, dan tidak asyik —bahkan kalangan akademisi sekali pun belum tentu sanggup.

Maka yang ramai adalah diskursus (percakapan) banal, alias mentah, cetek, tak ada nilai.
Dibaluri dengan gosip, fitnah, prasangka, olok-olok, dan gaya khas obrolan kelas Pos Ronda. Bisa jadi malah tema obrolan bukan soal ide dan gagasan, melainkan kandidat mana yang bisa memberi uang terbesar?

Ingat, diskursus atau percakapan politik seputar Pilkada hanya bisa bernilai jika rakyat umum memiliki atau terasah dalam budaya diskusi yang tekun, rasional, dan koheren (ada rujukan, percaya pada refernsi, dan konsisten pada nilai kebenaran).

Sungguh naif kalau kita percaya publik terasah dalam agenda diskurus (percakapan) publik yang rasional. Indonesia adalah negeri yang rakyatnya keliru dalam melewati sejarah intelektual, tak ada budaya baca, tak ada budaya intelektual, yang ada adalah pragmatisme dan mistis. Era internet malah memperparah sikap ini, hanya bisa berpikir pendek, tak betah dengan abstraksi (gagasan-gagasan berbentuk konsep), seraya membuang jauh-jauh analisis detil dan argumentasi ilmiah.

Pilkada langsung, sejatinya, hanya memanjakan rakyat dengan menu-menu mentah itu. Melulu gosip, prasangka, olok-olok, dan diskusi pragmatis (soal uang dan uang).

Merampas Agenda Publik

Penyakit-penyakit ini yang kemudian dibela atas nama suara rakyat suara Tuhan. Padahal semua sepakat bahwa jaminan hak-hak politik tak hilang secuil pun jika mereka tak ikut Pilkada. Hak politik untuk berorganisasi, menyatakan pendapat, dan mengawal kebijakan publik, tetap tersedia. Lagipula, hak politik masih bisa diregulasi, sesuai dengan kebutuhan. Dan mereka masih bisa ikut Pemilu.

Artikel ini bahkan sengaja tak menghitung gurita kejahatan Pilkada langsung dari sisi politik uang, kecurangan sistematis, konflik horisontal, terbelahnya mesin birokrasi, menguatnya sektarianisme, pelanggengan politik dinasti, dan itu berlangsung begitu panjang, bertahun-tahun. Tentu saja, hal-hal buruk ini tak ada dalam Pilkada oleh DPRD.

Para intelektual dan akademisi pro Pilkada langsung juga menyepelekan betapa kuatnya momen Pilkada langsung merebut Agenda Publik. Urusan-urusan lain yang lebih penting, yang lebih butuh kerjasama dan solidaritas, jadi terpental jauh gara-gara Pilkada. Semua tersedot ke soal politik kepemimpinan lokal. Padahal rakyat mungkin butuh kerjasama solid dan panjang dalam membangkitkan ekonomi lokal, memajukan pendidikan, memelihara keamanan, dan lain-lain, dan itu bisa dilakukan oleh hati nurani dan prakarsa publik, tanpa embel-embel politik dan janji palsu para pemenang.

Catatan akhir, Pilkada langsunga atau Pilkada oleh DPRD sama-sama rusak karena proses demokrasi hanya sekedar instrumen, dan sangat bisa dipermainkan oleh siapapun. Demokrasi di negeri ini belum jadi ruh. Jadi lebih baik perkecil dan lokalisir dampak buruk Pilkada, cukup hanya di DPRD saja.

Gimana pendapat teman2 ?? khususnya yang saya bold >>> statement bold ini yang paling mengganggu buat saya
Sementara ini saya pasang foto ko ahok dulu deh .... supaya jelas dimana posisi saya terkait thread ini

(sudah baca berita ahok vs gerindra kan ??)

Prahara Pilkada Langsung! Wpid-a10

piss piss


Terakhir diubah oleh dee-nee tanggal Thu Sep 11, 2014 3:42 pm, total 1 kali diubah
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Re: Prahara Pilkada Langsung!

Post by abu hanan Thu Sep 11, 2014 1:01 am

pilkada melalui dprd tidak akan pernah melahirkan jokowi-ahok,tiada risma..yang ada hanya kucing dalam karung yang selingkuh dengan nurul arifin cs..

pembodohan terhadap rakyat pun bisa dilakukan melalui dprd bahkan lebih merusak..karena suara nurani akan tumbang oleh kepentingan partai..ketika jiwa patriot itu lahir maka dia tak akan setia pada partai..
bila ada orang di balik wacana langsung/tak langsung tentu dan sayah yakin bahwa dia ini adalah munafik terbejat yang pernah lahir di bumi nusantara dan mungkin ibunyah akan menyesal mengafa melahirkan anak seperti itu??

..sayah justru khawatirkan martabat prabowo..sebagai orang yang akan dituduh sebagai pecundang padahal si pengusul bukanlah prabowo atow mungkin lawan politik prabowo..

biaya di dprd pun juga sama besar dengan biaya langsung..bahkan mungkin biaya langsung nih tak pernah besar..
yang perlu diperbaiki adalah kedewasaan..bila emang dewasa itu susah dicapai..sayah tawarkan : kita alirkan darah sebagai tumbal menuju dewasa..

gimana pendapatmu hai orang2?
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Re: Prahara Pilkada Langsung!

Post by musicman Thu Sep 11, 2014 6:19 pm

Hal kamuflase begini sebetulnya adalah hal yg biasa dalam dunia politik, tinggal bagaimana suatu tujuan yg ingin dicapai itu perlu dengan polesan yg kelewat menor sehingga ditertawakan atau memang cantik sehingga mempesona siapapun yg memandangnya walaupun dibalik itu adalah si Buruk Rupa.

Tampaknya memang sakit hati itu luar biasa perih dan terkuak lebar menjadi pembelajaran bagi siapapun bahwa sakit hati adalah bentuk nyata dari perjuangan yg tidak Lillahi ta'ala dalam niat yg katanya demi rakyat.

Barangkali (ini hanya tebak-tebakan saya) mereka yg jungkir balik menggolkan UU pilkada via DPRD ini merindukan jaman "keemasan" ORBA yg terstruktur, sistematis dan masif .. dimana sudah membuat Korupsi menggurita hebat, juga ingin agar struktur sosiokultural yg terpeliharan seja era kolonial ini terus bisa mereka nikmati dimana kebiasaan birokrat untuk melakukan menyuap demi lancarnya hemegoni kekuasaan.

Praktik korup sebetulnya inheren dengan kultur korup yg terpelihara dan tidak ingin mereka (dewan) hapuskan. Tidak ada yg gratis dalam menuju gedung dewan, tinggal mereka menganggap itu adalah resiko atau memang otak yg tidak mau rugi dan lebih gilanya lagi memang berniat mencari untung melenggang ke Dewan.

Sakit hati dicampur perasaan rugi financial memang memiliki implikasi menyeramkan ..bahkan menembus batas2 status siapapun. Mulai dari cendikiawan, ulama yg jidatnya hitam sampai proffesor..hmm..tidak pandang bulu.

Pilkada langsung banyak menghasilkan pemimpin korup itu benar, tapi bukankah survey tersebut ada saat pilkada langsung tsb sudah berjalan dan tidak pernah disurvey saat pilkada via Dewan masih berjalan (kurun waktu sebelum reformasi)?

Seandainya saja waktu itu KPK sudah ada, cuma alien yg ngga yakin KPK waktu itu malah babak belur.
:b:
musicman
musicman
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Re: Prahara Pilkada Langsung!

Post by dee-nee Fri Sep 12, 2014 12:29 am

Hihihihi ... mbah abu menyebut mbak Nurul Arifin ... bung MM (saya panggil bung bagus aja ya sekarang ... ikut2 coach sagi) menyebut tentang survey

ada statement aneh bin ga nalar sempat keluar dari mbak Nurul ... dia bilang "justru bagus dengan adanya pilkada DPRD ... jadi kita tidak perlu lagi terpaku oleh quick count"

hehehehehehe .... masih belum selesai rupanya urusan quick count ini

----------------------

Mengenai thread ini ...

Hari ini baca di kompas ARB bilang bahwa pilkada langsung adalah bentuk dari liberalisme ... oleh karena itu mereka (ARB cs) ingin mengembalikan sistem politik di Indonesia sesuai dengan Pancasila yang berlandasan sila 4 (musyawarah mufakat)

Politik memang gila ... sebelum pilpres semua setuju pilkada langsung ... tapi kemudian berubah setelah "terjadi" pilpres

Bicara liberalisme yang disebut ARB .. memang tidak salah karena pemilihan langsung (tanpa melalui wakil) memang awalnya terjadi di Eropa .... tapi kita perlu lihat juga kenapa pil langsung ini terjadi ....

pemilihan langsung terjadi karena adanya penolakan rakyat kepada kelompok elite (bangsawan) berkaitan dengan feodalisme ...

Jadi kalau baca statement bung bagus

Barangkali (ini hanya tebak-tebakan saya) mereka yg jungkir balik menggolkan UU pilkada via DPRD ini merindukan jaman "keemasan" ORBA yg terstruktur, sistematis dan masif .. dimana sudah membuat Korupsi menggurita hebat, juga ingin agar struktur sosiokultural yg terpeliharan seja era kolonial ini terus bisa mereka nikmati dimana kebiasaan birokrat untuk melakukan menyuap demi lancarnya hemegoni kekuasaan.

Diluar urusan apakah kelompok elite (DPRD) akan korupsi atau tidak ... tapi memang terlihat sekali bagaimana DPRD sekarang sedang jungkir balik memikirkan nasib mereka yang tidak bisa "sementereng" dulu lagi

Statement ARB seperti ... rakyat kita masih banyak yang bodoh dan mudah dibeli, mereka masih butuh diarahkan, diwakili, belum bisa dilepas begitu saja, dsb .... semua itu persis bagaimana seorang feodal bicara tentang rakyat.  

jadi mungkin seperti kata mbah abu ... saya tidak pernah percaya orang seperti ARB bicara tentang kepentingan rakyat ... jelas yang begini2 ini disebut munafik.

tapi ... menarik terkait kalimat mbah abu

..sayah justru khawatirkan martabat prabowo..sebagai orang yang akan dituduh sebagai pecundang padahal si pengusul bukanlah prabowo atow mungkin lawan politik prabowo..

satu hal yang saya percaya dari prabowo adalah : dia tetap adalah hamster baik dan lugu yang terpaksa harus bergaul dengan para tikus demi suatu ambisi.

Kemarin ini saya juga baca berita lain tentang ARB

(sepertinya sekarang ini ARB yang paling kalang kabut bila dia tidak berada pada tampuk kekuasaan ... walaupun ada tokoh lain ... tapi ARB yang paling "seru" untuk selalu ingin eksis)

ARB bilang "deklarasi koalisi Merah Putih sejak awal tidak pernah bertujuan untuk memenangkan Prabowo sebagai presiden, tapi untuk mengembalikan Indonesia kepada nilai2 Pancasila dan UUD 45, lepas dari pengaruh asing dan bla bla bla"

underline : blah ... silat lidah macam apa lagi ini ??

wajar kalau kita semua harus kasian pada Prabowo

Tapi gini ... spekulasi aja ya ... bagaimana seandainya Ahok bicara ke Hasyim ... ngobrol dan beruneg2 ria tentang cabutnya Ahok dari Gerindra ...

Dan pada akhirnya Hasyim bilang ke Prabowo ... "Sudah lah wo ... kita lupakan masalah pilpres ... dan fokus untuk mendukung Ahok"

kasarnya gitu ....

Deep in my heart saya masih percaya ... bila Prabowo sudah move on ... sudah berdamai dengan hasil pilpres ... dia akan kembali menjadi hamster

Tapi memang susah ... sebelum dia bisa move on ... dia akan tetap berada di lingkaran tikus2 itu ...
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Re: Prahara Pilkada Langsung!

Post by SEGOROWEDI Fri Sep 12, 2014 8:48 am


yang berhak mlih pemimpinnya adalah rakyat
tinggal dibuat sistem yang rapi dan murah
avatar
SEGOROWEDI
BRIGADIR JENDERAL
BRIGADIR JENDERAL

Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Re: Prahara Pilkada Langsung!

Post by dee-nee Sun Sep 28, 2014 6:45 pm

masih ada yang tertarik bahas sidang peripurna kemarin ???

piss
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

Prahara Pilkada Langsung! Empty Re: Prahara Pilkada Langsung!

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik