FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??) Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??) Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??)

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??) Empty Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??)

Post by cain Fri Dec 20, 2013 3:20 pm

Perang Abadi Sunni-Syiah bermula dari Kisah Cinta Aisyah dengan Rasulullah SAW
Posted on Juli 28, 2013 by Kaum Mukmin Bicara

Banyak kalangan muslim yang tidak tahu bahwa Kisah Cinta antara Rasulullah SAW Hadist Shahih Bukhari thumbnaildengan Aisyah, ummul atau ibu mukminin kaum Sunni (kaum Syiah mengganggap Aisyah kafir sehingga Sunni pun dianggap kafir oleh Syiah – red), adalah cikal bakal yang berujung pada perang abadi antara Sunni dan Syiah. Cerita ini secara detil telah digambarkan oleh sejarah kalifah Islam. Kisah ini bermula dari kisah dipertemukannya Aisyah dengan Rasulullah SAW. (Untuk kisah selengkapnya dapat mendownload langsung dari koleksi yang telah kami susun dalam pdf “Aisyah, dinikahi-digauli-dipuaskan Rasulullah SAW hingga meninggalnya Rasulullah SAW di dada Aisyah“).

aisyah-500x500

Di dalam Hadis Shahih, baik Hadis Shahih Muslim maupun Hadis Shahih Bukhari, Aisyah diserahkan oleh Ummu Ruman kepada Rasulullah ketika Aisyah sedang bermain-main dengan temannya (kisah ini tertulis di dalam Hadis Shahih Muslim no.2547), walaupun sempat Aisyah yang masih kecil diambil kembali oleh ibunya (Hadis Shahih Bukhari no.4763) . Dengan demikian Ummu Ruman bukanlah orang tua dari Aisyah. Hadist Shahih Muslim thumbnailAyah dari Aisyah bernama Abu Bakar, sebagaimana tercatat di dalam Hadis Shahih Bukhari no. 4691. Di dalam Hadis tersebut, bahkan Abu Bakar sempat mempertanyakan Nabi SAW, mengapa Nabi SAW mau mengawini Aisyah:

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid dari Irak dari Urwah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhithbah (meminang) Aisyah kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar pun berkata pada beliau, “Sesungguhnya saya adalah saudara Anda.” Beliau bersabda: “Yang kumaksudkan kamu adalah saudaraku di dalam Dinullah dan Kitab-Nya, maka Aisyah adalah halal bagiku.”

Hadis Shahih Bukhari no. 4691, sumber: Lidwa Pusaka

Bagaimana mungkin Rasulullah dapat menikah dengan Aisyah padahal Abu Bakar dan Rasulullah SAW adalah bersaudara? Dikatakan dalam ayat tersebut bahwa Rasulullah menyebutkan karena mereka sebetulnya bersaudara dalam Dinullah, dalam agama Allah, bukan saudara sungguhan, sehingga Aisyah halal bagi Nabi SAW. Mengapa Nabi mengatakan bahwa Aisyah halal? Mari kita perhatikan ayat Quran berikut ini, yang terambil dari QS 65 Ath Thalaaq 4:

Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Aisyah adalah halal bagi Nabi SAW karena sesuai dengan ayat di atas, bahwa perempuan-perempuan yang tidak haid adalah halal untuk dinikahi. Aisyah baru berumur 6 tahun ketika dinikahi, dan digauli Nabi ketika berusia 9 tahun (Hadis Shahih Muslim no.2548, no.2549, no.2550, dan Hadis Shahih Bukhari no.4738, no.4761), sehingga Aisyah adalah halal bagi Nabi SAW (Hadis Shahih Bukhari no. 4691). Aisyah yang dinikahi Nabi SAW pada usia belum menstruasi tersebut pun mengajarkan hal yang serupa sebagaimanaHadist Sunan Tirmidzi tumbnail tercatat di dalam Hadis Sunan Tirmidzi no.1027. Di dalam Hadis tersebut secara tegas diperuntukkah untuk anak yatim yang berusia di bawah 9 tahun boleh dinikahkan. Lain halnya dengan Aisyah, Aisyah masih memiliki orang tua ketika dinikahkan.

Dari sejak belum haid – dari semenjak tubuhnya masih rata hingga tumbuh dewasa dengan tentunya payudara yang menawan – sering disebut bahwa Aisyah memiliki kecantikan yang membuat Nabi SAW mabuk kepayang, sehingga kisah saat Nabi menggauli Aisyah pun direkam di dalam Hadis Shahih Bukhari no.4835:

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali dari Isa dari Al Auza’i dari Az Zuhri dari Urwah dari Aisyah radliallahu ‘anha, ia berkata; “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menutupiku dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang suka bercanda.”

Hadis Shahih Bukhari no.4835, sumber: Lidwa Pusaka

Begitulah, Aisyah diceritakan ketika masih kecil dalam hadis di atas, ketika pun sedang disenggama Nabi sedang menonton anak-anak yang sedang main di luar. Tetapi walaupun Aisyah masih kecil, hadis tersebut membuktikan Aisyah dapat dipuaskan (orgasme) oleh Nabi. Bahkan ketika shalat pun, Nabi SAW memilih untuk menaruh Aisyah di arah qiblatnya, agar ketika sujud menyembah Allah SWT posisi beliau persis di wilayah bawah pusar Aisyah, seperti tertulis di dalam Hadis Shahih Bukhari no.369:

Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Abu An Nadlr mantan budak ‘Umar bin ‘Ubaidullah, dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman dari ‘Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata, “Aku pernah tidur di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sementara kedua kakiku di arah Qiblat (shalatnya). Jika sujud beliau menyentuh kakiku, maka aku tarik kedua kakiku. Dan jika berdiri aku kembali meluruskan kakiku.” ‘Aisyah berkata, “Pada saat itu di rumah-rumah belum ada lampu penerang.”

Ketika sudah mulai beranjak dewasa, ada kisah bahwa Aisyah dipergoki Nabi SAW sedang menyusui orang dewasa (Hadis Shahih Bukhari no.4712). Aisyah gemar menyusui laki-laki dewasa (Hadis Shahih Bukhari no.2543) karena ingin memiliki banyak saudara sesusuan (ikuti kisah seorang sahabat Nabi SAW yang bernama Sahlah, putri Shuhail, istri dari Abu Hudzaifah yang menyusui Salim, seorang budak bebas yang sudah dewasa dalam Hadis Shahih Muslim no.2636, no.2637, no.2639, no.2640). Mungkin juga karena Nabi sudah mulai renta sehingga tidak sanggup melayani nafsu birahi Aisyah, maka Aisyah pun di dera berita selingkuh dengan Shafwan, seorang pemuda prajurit perang, yang tercatat di dalam Hadis Shahih Bukhari no.3136.

Di akhir hidupnya banyak yang beranggapan bahwa Nabi SAW diracun oleh wanita Yahudi, sebagaimana tercatat di dalam Hadis Shahih Muslim no.4060. Akan tetapi tidak disebutkan dalam Hadis tersebut bahwa kemudian Nabi meninggal karena diracun. Bahkan kemungkinan Nabi SAW memiliki kesaktian karena walaupun racun tersebut masih tersisa di lidahnya, Nabi belum dikatakan meninggal dalam hadis tersebut. Baru kemudian di dalam Hadis Shahih Bukhari no.4094, no.4095, no.4096, no.4816, ditemukan bahwa Nabi meninggal dalam dekapan Aisyah, tergolek di antara dada dan leher Aisyah, dengan air liur Aisyah bercampur dengan air liur Nabi SAW. Dimungkinkan bahwa yang membunuh Nabi SAW bukanlah racun dari wanita Yahudi itu, tetapi Nabi SAW dibuat tidak bernafas (suffocated) oleh Aisyah dengan dibantu oleh ayah Aisyah, yaitu Abu Bakar. Tidak ada saksi lain yang tertulis kecuali keterangan dari Aisyah dan Abu Bakar, ayah dari Aisyah.

Selanjutnya kisah kalifah Islam menyebutkan perpecahan Sunni-Syiah menjadi perang abadi, dimana ada rivalry dari Abu Bakar, yang adalah ayah dari Aisyah, dengan Ali yang merupakan menantu dari Rasulullah SAW, dan satu lagi Omar yang akhirnya memberikan kesempatannya kepada Abu Bakar. Seperti diceritakan oleh banyak ahli sejarah, perebutan kekuasaan itu tidak lah sesuatu yang mudah, sebagaimana sebuah kekuasaan yang dibangun atas dasar Islam, keduanya terpecah menjadi Sunni dan Syiah.

Kiranya cerita di atas dapat menjadi pencerahan bagi kita semua yang ada di jalan Allah SWT.

Keseluruhan Hadis di atas terambilkan dari Lidwa Pusaka, sebuah Lembaga Ilmu Dakwah dan Penerbit Sarana Keagamaan.

http://kaummukminbicara.wordpress.com/2013/07/28/perang-abadi-sunni-syiah-bermula-dari-kisah-cinta-aisyah-dengan-rasulullah-saw/

Jujur gue rada-rada ngakak sih baca ceritanya.

Yang pengen gue tanyakan sebenarnya...apakah memang benar demikian??  piss 
cain
cain
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Male
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10

Kembali Ke Atas Go down

Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??) Empty Re: Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??)

Post by cain Fri Dec 20, 2013 3:31 pm

Note : di link itu banyak HADIS2 SHAHIH loh dari LIDWA.

(Syiah kagak percaya hadis sunni di jamin)
cain
cain
LETNAN DUA
LETNAN DUA

Male
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik