Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Halaman 1 dari 2 • Share
Halaman 1 dari 2 • 1, 2
Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Berbagai kalangan “terkejut” atau “heran” melihat Syiah menghalalkan nikah mut’ah. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak tahu banyak tentang sejarah agama ini.
Memang sebenarnya lucu. Seandainya tidak ada Syiah, semua orang mana mungkin “terhentak” untuk mempertanyakan keyakinan yang selama ini dianutnya? Semua orang memeluk Islam hanya karena kebanyakan orang di sekitarnya memeluk Islam; tanpa tahu apa itu Islam sebenarnya.
Dalam kartu identitas kebanyakan orang tertera agama Islam. Namun shalat asal-asalan, kadang puasa kadang tidak, dan menjadikan Islam sebagai label begitu saja tanpa memiliki pengetahuan apa itu Islam.
Terkait mut’ah, salah jika dikatakan Syiah menghalalkan nikah mut’ah. Kata itu mewujudkan image seakan nikah mut’ah itu Syiah yang menciptakannya. Wah, padahal nyatanya jauh dari yang dipikirkan.
Perlu anda ketahui, bahwa nikah mut’ah sudah ada di jaman Rasulullah saw. Di jaman nabi, pernikahan ada dua macam: nikah permanen, dan nikah temporer. Lalu lambat laun, khalifah kedua, Umar bin Khattab mengharamkan nikah mut’ah.
Nah di sinilah permasalahannya. Karena Syiah sama sekali tidak menerima Umar bin Khattab sebagai khalifah dan pemimpinnya, jelas dengan sendirinya Syiah juga tidak mau mendengarkan perkataan Umar dan keputusannya untuk mengharamkan mut’ah. Lalu dengan demikian Syiah tidak mengharamkan nikah mut’ah.
Halal dan haram yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, adalah halal dan haram hingga hari kiamat nanti.
Saudara-saudara sekalian, memangnya siapa Umar bin Khattab yang mencoba mengharamkan apa yang dihalalkan nabi?
Coba anda bayangkan, poligami yang merupakan hal yang jelas-jelas telah diterima dalam Islam dan tak satupun menyebutnya haram, padahal poligami mengndang berbagai kritikan khususnya “dari istri-istri anda”, jika seandainya MUI mengharamkan poligami disebabkan banyaknya kritikan terhadapnya, apakah anda terima? Meskipun naluri anda sendiri tidak sejalan dengan poligami, anda pasti mengkritik MUI, menyebut mereka tidak punya hak untuk mengharamkan poligami. Seperti itulah Syiah, Syiah dengan jengkelnya menuding Umar bin Khattab dan bertanya kepadanya: “Punya hak apakah kamu untuk menghalalkan apa yang dihalalkan nabi?”
Jangankan MUI, jangankan Umar bin Khattab, nabi sendiri dilarang Allah untuk mengharamkan apa yang dihalalkan Allah swt. Silahkan anda baca ayat-ayat pertama surah At-Tahrim. Di situ ada ayat yang mengatakan: “Janganlah engkau haramkan apa yang dihalalkan Allah.” Nabi saja tidak berhak, apa lagi Umar bin Khattab, apa lagi MUI, apa lagi anda, apa lagi istri-istri anda.
Ya, memang ada hukum-hukum dalam Islam yang kurang sejalan dengan batin. Namun bukan berarti segala yang tak berjalan dengan batin harus kita haramkan. Siapa kita? Tuhan yang lebih berhak atas diri kita.
Para pembaca, semua orang yang mendengar “nikah mut’ah” untuk pertama kalinya, saya yakin, pasti terkejut bagaimana mungkin hal seperti itu dihalalkan dalam agama. Saya pun tidak heran mengapa anda terkejut, karena saya tahu anda baru mendengar “nikah mut’ah” untuk pertama kalinya seumur hidup anda. Jika anda sejak dahulu tahu bahwa di jaman nabi sudah ada nikah mut’ah, anda pasti sudah terbiasa dengan mendengar kata-kata itu dan tidak heran lagi.
Anggap saja anda belum pernah mendengar apa yang disebut poligami, yang mana hal itu diterima oleh semua umat Islam tanpa ikhtilaf. Anggap saja anda sama sekali tidak tahu ada hukum poligami. Tiba-tiba anda mendengar “lelaki bisa beristri lebih dari satu.” Anda pasti terkejut kenapa ada hukum seperti itu. Seandainya, Umar bin Khattab juga mengharamkan poligami, dan hukum itu tidak dijalankan lagi hingga sekarang sebagaimana mut’ah, lalu anda mendengar bahwa orang Syiah beristri lebih dari satu, pasti anda akan heran dan mungkin menyebut Syiah sesat karena menghalalkan menikah lebih dari satu istri. Padahal sejak jaman nabi poligami memang sudah halal.
Yang menjadi masalah inti adalah “Umar mengharamkan mut’ah.” Jadi, anda yang menentang nikah mut’ah, salah jika anda mempermasalahkan mut’ah itu sendiri dan juga kriteria-kriteria nikah mut’ah. Yang benar adalah, silahkan anda permasalahkan mengapa Umar bin Khattab menghalalkannya.
Saudara-saudara sekalian, saya sebagai Muslim pun secara naluriah juga heran mengapa Islam membolehkan poligami. Anda pun secara naluriah mungkin seperti itu, apa lagi istri-istri anda. Tapi nyatanya memang Islam membolehkannya. Lalu apakah karena poligami bertentangan dengan naluri lalu anda menyebut umat Islam sesat?
Mut’ah pun juga begitu, tak jauh beda dengan poligami. Lalu apakah karena nalar dan pikiran anda tidak sejalan dengan mut’ah, lalu anda menyebut umat Syiah sesat karena menghalalkan mut’ah? Ya, untuk masalah mut’ah anda pasti bersikeras menyebut Syiah sesat karena menghalalkan mut’ah; karena ana baru mendengar istilah nikah mut’ah saat ini dan baru-baru ini saja. Seandainya mut’ah tidak diharamkan Umar bin Khattab, dan nikah mut’ah itu dilakukan sama seperti halnya poligami hingga sekarang, dan umat Islam semua membenarkan halalnya nikah mut’ah, maka mut’ah pun seperti poligami, yang sama-sama bertentangan dengan naluri anda tapi nyatanya hal itu halal dalam Islam.
Apa salah Syiah? Kesalahann Syiah adalah: Syiah tidak menerima Umar bin Khattab. Itu saja! Kenapa? Anda bisa tanyakan itu kepada semua orang Syiah dan mereka bakal menjawabnya.
Biarkan orang-orang Syiah bertanya: Mengapa anda menerima Umar bin Khattab? Wah, anda pasti kebingungan kan untuk menjawabnya? Karena anda dan kebanyakan semua umat Islam ini hanya menerima apa yang sudah diterima masyarakat umum tentang Islam dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Anda menerima Umar bin Khattab karena semua orang di sekitar anda melakukan hal itu. Adapun apa alasannya, apakah anda pernah melakukan kajian dan membahas siapakah Umar bin Khattab dan khaifah-khalifah lainnya? Saya berani berkata “anda tidak pernah.”
Para pembaca, saya berfikiran, jika seandainya tidak ada Syiah yang mempertanyakan keyakinan mayoritas umat Islam ini (terkait dengan para sahabat dan khalifah, misalnya), anda sekalian pasti sampai kapanpun tidak terdorong untuk menengok ke belakang dan bertanya siapakah para sahabat itu, dan anda terus menerima apa yang telah diterima oleh masyarakat umum tanpa mengkajinya.
Berterimakasihlah kepada Syiah karena dengan adanya Syiah semua orang jadi bertanya pada dirinya sendiri: “Mengapa Syiah mempertanyakan keyakinan yang selama ini aku miliki? Memangnya apa yang salah dengan semua ini?” Dengan demikian, semua orang pasti terdorong untuk mengkaji keyakinannya.
Islam bukan untuk diyakini dengan menutup mata, namun untuk diyakini dengan logika, kajian, diskusi dan secara ilmiah. Jika kita memeluk Islam karena ayah kita, dan ayah kita memeluk agama ini karena kakeknya, karena tetangga, dan lain sebagainya, maka apa arti Islam? Apa arti akal yang dikaruniakan Tuhan untuk berfikir jika tak kita gunakan dalam memeluk agama?
Memang sebenarnya lucu. Seandainya tidak ada Syiah, semua orang mana mungkin “terhentak” untuk mempertanyakan keyakinan yang selama ini dianutnya? Semua orang memeluk Islam hanya karena kebanyakan orang di sekitarnya memeluk Islam; tanpa tahu apa itu Islam sebenarnya.
Dalam kartu identitas kebanyakan orang tertera agama Islam. Namun shalat asal-asalan, kadang puasa kadang tidak, dan menjadikan Islam sebagai label begitu saja tanpa memiliki pengetahuan apa itu Islam.
Terkait mut’ah, salah jika dikatakan Syiah menghalalkan nikah mut’ah. Kata itu mewujudkan image seakan nikah mut’ah itu Syiah yang menciptakannya. Wah, padahal nyatanya jauh dari yang dipikirkan.
Perlu anda ketahui, bahwa nikah mut’ah sudah ada di jaman Rasulullah saw. Di jaman nabi, pernikahan ada dua macam: nikah permanen, dan nikah temporer. Lalu lambat laun, khalifah kedua, Umar bin Khattab mengharamkan nikah mut’ah.
Nah di sinilah permasalahannya. Karena Syiah sama sekali tidak menerima Umar bin Khattab sebagai khalifah dan pemimpinnya, jelas dengan sendirinya Syiah juga tidak mau mendengarkan perkataan Umar dan keputusannya untuk mengharamkan mut’ah. Lalu dengan demikian Syiah tidak mengharamkan nikah mut’ah.
Halal dan haram yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, adalah halal dan haram hingga hari kiamat nanti.
Saudara-saudara sekalian, memangnya siapa Umar bin Khattab yang mencoba mengharamkan apa yang dihalalkan nabi?
Coba anda bayangkan, poligami yang merupakan hal yang jelas-jelas telah diterima dalam Islam dan tak satupun menyebutnya haram, padahal poligami mengndang berbagai kritikan khususnya “dari istri-istri anda”, jika seandainya MUI mengharamkan poligami disebabkan banyaknya kritikan terhadapnya, apakah anda terima? Meskipun naluri anda sendiri tidak sejalan dengan poligami, anda pasti mengkritik MUI, menyebut mereka tidak punya hak untuk mengharamkan poligami. Seperti itulah Syiah, Syiah dengan jengkelnya menuding Umar bin Khattab dan bertanya kepadanya: “Punya hak apakah kamu untuk menghalalkan apa yang dihalalkan nabi?”
Jangankan MUI, jangankan Umar bin Khattab, nabi sendiri dilarang Allah untuk mengharamkan apa yang dihalalkan Allah swt. Silahkan anda baca ayat-ayat pertama surah At-Tahrim. Di situ ada ayat yang mengatakan: “Janganlah engkau haramkan apa yang dihalalkan Allah.” Nabi saja tidak berhak, apa lagi Umar bin Khattab, apa lagi MUI, apa lagi anda, apa lagi istri-istri anda.
Ya, memang ada hukum-hukum dalam Islam yang kurang sejalan dengan batin. Namun bukan berarti segala yang tak berjalan dengan batin harus kita haramkan. Siapa kita? Tuhan yang lebih berhak atas diri kita.
Para pembaca, semua orang yang mendengar “nikah mut’ah” untuk pertama kalinya, saya yakin, pasti terkejut bagaimana mungkin hal seperti itu dihalalkan dalam agama. Saya pun tidak heran mengapa anda terkejut, karena saya tahu anda baru mendengar “nikah mut’ah” untuk pertama kalinya seumur hidup anda. Jika anda sejak dahulu tahu bahwa di jaman nabi sudah ada nikah mut’ah, anda pasti sudah terbiasa dengan mendengar kata-kata itu dan tidak heran lagi.
Anggap saja anda belum pernah mendengar apa yang disebut poligami, yang mana hal itu diterima oleh semua umat Islam tanpa ikhtilaf. Anggap saja anda sama sekali tidak tahu ada hukum poligami. Tiba-tiba anda mendengar “lelaki bisa beristri lebih dari satu.” Anda pasti terkejut kenapa ada hukum seperti itu. Seandainya, Umar bin Khattab juga mengharamkan poligami, dan hukum itu tidak dijalankan lagi hingga sekarang sebagaimana mut’ah, lalu anda mendengar bahwa orang Syiah beristri lebih dari satu, pasti anda akan heran dan mungkin menyebut Syiah sesat karena menghalalkan menikah lebih dari satu istri. Padahal sejak jaman nabi poligami memang sudah halal.
Yang menjadi masalah inti adalah “Umar mengharamkan mut’ah.” Jadi, anda yang menentang nikah mut’ah, salah jika anda mempermasalahkan mut’ah itu sendiri dan juga kriteria-kriteria nikah mut’ah. Yang benar adalah, silahkan anda permasalahkan mengapa Umar bin Khattab menghalalkannya.
Saudara-saudara sekalian, saya sebagai Muslim pun secara naluriah juga heran mengapa Islam membolehkan poligami. Anda pun secara naluriah mungkin seperti itu, apa lagi istri-istri anda. Tapi nyatanya memang Islam membolehkannya. Lalu apakah karena poligami bertentangan dengan naluri lalu anda menyebut umat Islam sesat?
Mut’ah pun juga begitu, tak jauh beda dengan poligami. Lalu apakah karena nalar dan pikiran anda tidak sejalan dengan mut’ah, lalu anda menyebut umat Syiah sesat karena menghalalkan mut’ah? Ya, untuk masalah mut’ah anda pasti bersikeras menyebut Syiah sesat karena menghalalkan mut’ah; karena ana baru mendengar istilah nikah mut’ah saat ini dan baru-baru ini saja. Seandainya mut’ah tidak diharamkan Umar bin Khattab, dan nikah mut’ah itu dilakukan sama seperti halnya poligami hingga sekarang, dan umat Islam semua membenarkan halalnya nikah mut’ah, maka mut’ah pun seperti poligami, yang sama-sama bertentangan dengan naluri anda tapi nyatanya hal itu halal dalam Islam.
Apa salah Syiah? Kesalahann Syiah adalah: Syiah tidak menerima Umar bin Khattab. Itu saja! Kenapa? Anda bisa tanyakan itu kepada semua orang Syiah dan mereka bakal menjawabnya.
Biarkan orang-orang Syiah bertanya: Mengapa anda menerima Umar bin Khattab? Wah, anda pasti kebingungan kan untuk menjawabnya? Karena anda dan kebanyakan semua umat Islam ini hanya menerima apa yang sudah diterima masyarakat umum tentang Islam dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Anda menerima Umar bin Khattab karena semua orang di sekitar anda melakukan hal itu. Adapun apa alasannya, apakah anda pernah melakukan kajian dan membahas siapakah Umar bin Khattab dan khaifah-khalifah lainnya? Saya berani berkata “anda tidak pernah.”
Para pembaca, saya berfikiran, jika seandainya tidak ada Syiah yang mempertanyakan keyakinan mayoritas umat Islam ini (terkait dengan para sahabat dan khalifah, misalnya), anda sekalian pasti sampai kapanpun tidak terdorong untuk menengok ke belakang dan bertanya siapakah para sahabat itu, dan anda terus menerima apa yang telah diterima oleh masyarakat umum tanpa mengkajinya.
Berterimakasihlah kepada Syiah karena dengan adanya Syiah semua orang jadi bertanya pada dirinya sendiri: “Mengapa Syiah mempertanyakan keyakinan yang selama ini aku miliki? Memangnya apa yang salah dengan semua ini?” Dengan demikian, semua orang pasti terdorong untuk mengkaji keyakinannya.
Islam bukan untuk diyakini dengan menutup mata, namun untuk diyakini dengan logika, kajian, diskusi dan secara ilmiah. Jika kita memeluk Islam karena ayah kita, dan ayah kita memeluk agama ini karena kakeknya, karena tetangga, dan lain sebagainya, maka apa arti Islam? Apa arti akal yang dikaruniakan Tuhan untuk berfikir jika tak kita gunakan dalam memeluk agama?
Revolt- LETNAN DUA
-
Posts : 946
Kepercayaan : Protestan
Location : Di depan komputer
Join date : 31.01.13
Reputation : 4
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
ini salah satu jawabannya
http://www.laskarislam.com/t3037-nikah-mut-ah-lebih-jauh#27774
dan tidak ada yang terkejut, karena sudah pernah di bahas.
http://www.laskarislam.com/t3037-nikah-mut-ah-lebih-jauh#27774
dan tidak ada yang terkejut, karena sudah pernah di bahas.
EHAN- LETNAN DUA
-
Posts : 1393
Kepercayaan : Islam
Location : kalimantan
Join date : 16.07.12
Reputation : 39
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Baguslah kalau tidak terkejut, yang di bold itu bagaimana??
Kenapa SUNNI berani melawan/mengharamkan apa yang di HALALKAN oleh nabi dan alloh swt??
*****************************************************************************
Selanjutnya silakan yang SYIAH mau bertanya kepada SUNNI.
Kenapa SUNNI berani melawan/mengharamkan apa yang di HALALKAN oleh nabi dan alloh swt??
*****************************************************************************
Selanjutnya silakan yang SYIAH mau bertanya kepada SUNNI.
Revolt- LETNAN DUA
-
Posts : 946
Kepercayaan : Protestan
Location : Di depan komputer
Join date : 31.01.13
Reputation : 4
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Melawan atau mengharamkan apanya?Revolt wrote:Baguslah kalau tidak terkejut, yang di bold itu bagaimana??
Kenapa SUNNI berani melawan/mengharamkan apa yang di HALALKAN oleh nabi dan alloh swt??
*****************************************************************************
Selanjutnya silakan yang SYIAH mau bertanya kepada SUNNI.
Baca ini baik2:
EHAN wrote:ini salah satu jawabannya
http://www.laskarislam.com/t3037-nikah-mut-ah-lebih-jauh#27774
dan tidak ada yang terkejut, karena sudah pernah di bahas.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Revolt- LETNAN DUA
-
Posts : 946
Kepercayaan : Protestan
Location : Di depan komputer
Join date : 31.01.13
Reputation : 4
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Lucu sekali,ichreza wrote:
Dari Binu Majah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Wahi manusia, dahulu aku mengizinkan kamu nikah mut’ah. Ketahuilah bahwa Allah SWT telah mengharamkannya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
muhammad menghalalkan, alloh mengharamkan >>> muhammad dan alloh GAK KLOP ... koq bisaaa ???
hadist tsb bukti bahwa muhammad dan alloh tidak sejalan, perintah muhammad tidak selalu perintah alloh, alloh hanyalah bonekanya muhammad.
gimana kita tau mana aja perintah muhammad yg memang berasal dari muhammad dan mana perintah yg memang dari alloh?
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Kok nggak nyambung tuh gimana?Majesty wrote:Lucu sekali,ichreza wrote:
Dari Binu Majah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Wahi manusia, dahulu aku mengizinkan kamu nikah mut’ah. Ketahuilah bahwa Allah SWT telah mengharamkannya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
muhammad menghalalkan, alloh mengharamkan >>> muhammad dan alloh GAK KLOP ... koq bisaaa ???
......
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
@Revolt
Tidak sama sekali mendasar kalau disebut Hanya Umar yg melarang. Saya ngga tau, itu tulisannya Revolt itu copas dari mana, atau dapat Ilham hasil bertapa dimana..
Sahih Muslim Book 008, Hadith Number 3261.
'Urwa b. Zabair reported that 'Abdullah b. Zubair (Allah be pleased with him) stood up (and delivered an address) in Mecca saying: Allah has made blind the hearts of some people as He has deprived them of eyesight that they give religious verdict in favour of temporary marriage, while he was alluding to a person (Ibn 'Abbas). Ibn Abbas called him and said: You are an uncouth person, devoid of sense. By my life, Mut'a was practised during the lifetime of the leader of the pious (he meant Allah's Messenger, May peace be upon him), and Ibn Zubair said to him: just do it yourselves, and by Allah, if you do that I will stone you with your stones. Ibn Shihab said, Khalid b. Muhajir b. Saifullah informed me: While I was sitting in the company of a person, a person came to him and he asked for a religious verdict about Mut'a and he permitted him to do it. Ibn Abu 'Amrah al-Ansari (Allah be pleased with him) said to him: Be gentle. It was permitted in the early days of Islam, (for one) who was driven to it under the stress of necessity just as (the eating of) carrion and the blood and flesh of swine and then Allah intensified (the commands of) His religion and prohibited it (altogether). Ibn Shihab reported: Rabi' b. Sabra told me that his father (Sabra) said: I contracted temporary marriage with a woman of Banu 'Amir for two cloaks during the lifetime of Allah's Messenger (May peace be upon him); then he forbade us to do Mut'a.Ibn Shihab said: I heard Rabi' b. Sabra narrating it to Umar b. 'Abd al-'Aziz and I was sitting there.
Sahih Muslim Book 008, Hadith Number 3262.
Sabra al-Juhanni reported on the authority of his father: Allah's Messenger (May peace be upon him) prohibited the contracting of temporary marriage and said: Behold, it is forbidden from this very day of yours to the Day of Resurrection, and he who has given something (as a dower) should not take it back.
Perhatikan..
Rasulullah memang tidak langsung melarang pernikahan Mut'ah pada awal2 dakwah beliau seperti halnya tidak langsung melarang haramnya Miras, judi, dsb.
Seiring berjalannya waktu, Mu'tah akhirnya dilarang beliau.
Yang berkata Mut'ah hanya dilarang Umar cuman Membual dan khayalan tingkat bawah
Perlu anda ketahui, bahwa nikah mut’ah sudah ada di jaman Rasulullah saw. Di jaman nabi, pernikahan ada dua macam: nikah permanen, dan nikah temporer. Lalu lambat laun, khalifah kedua, Umar bin Khattab mengharamkan nikah mut’ah.
Tidak sama sekali mendasar kalau disebut Hanya Umar yg melarang. Saya ngga tau, itu tulisannya Revolt itu copas dari mana, atau dapat Ilham hasil bertapa dimana..
Sahih Muslim Book 008, Hadith Number 3261.
'Urwa b. Zabair reported that 'Abdullah b. Zubair (Allah be pleased with him) stood up (and delivered an address) in Mecca saying: Allah has made blind the hearts of some people as He has deprived them of eyesight that they give religious verdict in favour of temporary marriage, while he was alluding to a person (Ibn 'Abbas). Ibn Abbas called him and said: You are an uncouth person, devoid of sense. By my life, Mut'a was practised during the lifetime of the leader of the pious (he meant Allah's Messenger, May peace be upon him), and Ibn Zubair said to him: just do it yourselves, and by Allah, if you do that I will stone you with your stones. Ibn Shihab said, Khalid b. Muhajir b. Saifullah informed me: While I was sitting in the company of a person, a person came to him and he asked for a religious verdict about Mut'a and he permitted him to do it. Ibn Abu 'Amrah al-Ansari (Allah be pleased with him) said to him: Be gentle. It was permitted in the early days of Islam, (for one) who was driven to it under the stress of necessity just as (the eating of) carrion and the blood and flesh of swine and then Allah intensified (the commands of) His religion and prohibited it (altogether). Ibn Shihab reported: Rabi' b. Sabra told me that his father (Sabra) said: I contracted temporary marriage with a woman of Banu 'Amir for two cloaks during the lifetime of Allah's Messenger (May peace be upon him); then he forbade us to do Mut'a.Ibn Shihab said: I heard Rabi' b. Sabra narrating it to Umar b. 'Abd al-'Aziz and I was sitting there.
Sahih Muslim Book 008, Hadith Number 3262.
Sabra al-Juhanni reported on the authority of his father: Allah's Messenger (May peace be upon him) prohibited the contracting of temporary marriage and said: Behold, it is forbidden from this very day of yours to the Day of Resurrection, and he who has given something (as a dower) should not take it back.
Perhatikan..
Rasulullah memang tidak langsung melarang pernikahan Mut'ah pada awal2 dakwah beliau seperti halnya tidak langsung melarang haramnya Miras, judi, dsb.
Seiring berjalannya waktu, Mu'tah akhirnya dilarang beliau.
Yang berkata Mut'ah hanya dilarang Umar cuman Membual dan khayalan tingkat bawah
musicman- LETNAN SATU
-
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
EbisuSensei,
mengenai kawin mutah,
muhammad menghalalkan, alloh mengharamkan >>> jelas gak klop (kalo istilah sampeyan "gak nyambung"
koq bisa yaa katanya "kekasih alloh" dan "nabi terakhir" tapi bisa gak klop dgn alloh yaaaa ???
atau mungkin hadist ini sebagai cara muhammad memuaskan keinginan syahwat dari tentaranya (sementara menghalalkan kawin mutah) agar mau ikut perang menyerang warga yg jauh dari rumah mereka (jauh dari bini + hareem + budak sex), krn gak mungkin perang pake bawa "tadahan sperma" alias va.gina berjalan (bisa menambah beban perjalanan tuh haa haaaa)
halal kemudian haram tentang kawin mutah ini adalah bukti bahwa perintah muhammad gak selalu berasal dari alloh (bisa berasal dari muhammad sendiri), bagaimana kita mengetahui kalo emang perintah yg keluar dari mulut muhammad itu beneran dari alloh dan bukan dari muhammad?; ... secara, semua "firman" alloh kan diakui muhammad semuanya keluar dari mulut muhammad
TOLONG DIJAWAB YG DIMERAHIN TUH
mengenai kawin mutah,
muhammad menghalalkan, alloh mengharamkan >>> jelas gak klop (kalo istilah sampeyan "gak nyambung"
koq bisa yaa katanya "kekasih alloh" dan "nabi terakhir" tapi bisa gak klop dgn alloh yaaaa ???
atau mungkin hadist ini sebagai cara muhammad memuaskan keinginan syahwat dari tentaranya (sementara menghalalkan kawin mutah) agar mau ikut perang menyerang warga yg jauh dari rumah mereka (jauh dari bini + hareem + budak sex), krn gak mungkin perang pake bawa "tadahan sperma" alias va.gina berjalan (bisa menambah beban perjalanan tuh haa haaaa)
halal kemudian haram tentang kawin mutah ini adalah bukti bahwa perintah muhammad gak selalu berasal dari alloh (bisa berasal dari muhammad sendiri), bagaimana kita mengetahui kalo emang perintah yg keluar dari mulut muhammad itu beneran dari alloh dan bukan dari muhammad?; ... secara, semua "firman" alloh kan diakui muhammad semuanya keluar dari mulut muhammad
TOLONG DIJAWAB YG DIMERAHIN TUH
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Sebelum saya jawab, kenapa anda bertanya seperti itu?bagaimana kita mengetahui kalo emang perintah yg keluar dari mulut muhammad itu beneran dari alloh dan bukan dari muhammad?
Menurutmu apakah Nabi Muhammad SAW hanya menuruti kemauannya sendiri?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
kan aisyah sendiri pernah bersabda: "kalo urusan 'begituan' cepat sekali alloh-mu menjawab dan merespon keinginanmu"EbisuSensei wrote:Sebelum saya jawab, kenapa anda bertanya seperti itu?[mention][/mention] wrote:bagaimana kita mengetahui kalo emang perintah yg keluar dari mulut muhammad itu beneran dari alloh dan bukan dari muhammad?
Menurutmu apakah Nabi Muhammad SAW hanya menuruti kemauannya sendiri?
pengakuan jujur dari aisyah menunjukkan bahwa "kata2 alloh" cenderung untuk memuaskan keinginan muhammad (khususnya soal nafsu syahwat dan nafsu perang)
terbukti dari "di-nasakh-kannya" aturan kawin mutah (dari halal menjadi haram) adalah bukti ke-gak klop-an muhammad dgn alloh. apa betul aturan kawin mutah ini udah dinasakhkan atau emang akal2an muhammad?
penasakhan aturan yg katanya dari alloh kan udah diakui di quran (ada ayatnya loh) >>> ini buktinya alloh plin plan, gak tau masa depan, gak tegas .... atau mungkin ini akal2an muhammad ketika salah ngomong atau kalo mau ganti perintah
TANYA KENAPA?
kenapa saya bertanya begitu?[mention][/mention] wrote:"kenapa anda bertanya seperti itu?"
karena Tuhan dan nabi harus sejalan,
lagipula kasus halal kemudian haram kawin mutah adalah bukti bahwa muhammad terlalu gampang bikin aturan (dalam kasus ini : menghalalkan kawin mutah) sebelum alloh menetapkan, apakah muhammad tidak bertanya kepada alloh sebelum menghalalkan kawin mutah? ataukah penghalalan kawin mutah saat itu juga berasal dari alloh atau cuma dari muhammad?
1. ketika muhammad menghalalkan kawin mutah, apakah ini beneran dari alloh atau murni dari muhammad?
2. ketika muhammad mengharamkan kawin mutah (katanya perintah dari alloh), apakah ini beneran dari alloh atau (sekali lagi) dari muhammad?
muhammad suka gonta ganti perintah >>> apakah orang semacam ini bisa dipercaya congor-nya?
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
kalopun ada perintah yg menguntungkan pihak lain, itupun ujung2nya untuk kepentingan muhammad,
contoh : dalam kasus ini kawin mutah, untuk memuaskan nafsu syahwat dari tentaranya bahkan dijadikan pemancing agar mau berperang melawan negeri yg jauh, bahkan dijanjikan akan dapet jarahan salah satunya berupa wanita bahenol baik yg udah beristri, perawan, atau budak s.e.x misalnya ketika penyerangan ke persia, dijanjikan akan mendapat jarahan wanita persia yg bahenol molek
contoh : dalam kasus ini kawin mutah, untuk memuaskan nafsu syahwat dari tentaranya bahkan dijadikan pemancing agar mau berperang melawan negeri yg jauh, bahkan dijanjikan akan dapet jarahan salah satunya berupa wanita bahenol baik yg udah beristri, perawan, atau budak s.e.x misalnya ketika penyerangan ke persia, dijanjikan akan mendapat jarahan wanita persia yg bahenol molek
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Baca ini nggak?Majesty wrote:
kan aisyah sendiri pernah bersabda: "kalo urusan 'begituan' cepat sekali alloh-mu menjawab dan merespon keinginanmu"
pengakuan jujur dari aisyah menunjukkan bahwa "kata2 alloh" cenderung untuk memuaskan keinginan muhammad (khususnya soal nafsu syahwat dan nafsu perang)
terbukti dari "di-nasakh-kannya" aturan kawin mutah (dari halal menjadi haram) adalah bukti ke-gak klop-an muhammad dgn alloh. apa betul aturan kawin mutah ini udah dinasakhkan atau emang akal2an muhammad?
penasakhan aturan yg katanya dari alloh kan udah diakui di quran (ada ayatnya loh) >>> ini buktinya alloh plin plan, gak tau masa depan, gak tegas .... atau mungkin ini akal2an muhammad ketika salah ngomong atau kalo mau ganti perintah
TANYA KENAPA?kenapa saya bertanya begitu?[mention][/mention] wrote:"kenapa anda bertanya seperti itu?"
karena Tuhan dan nabi harus sejalan,
lagipula kasus halal kemudian haram kawin mutah adalah bukti bahwa muhammad terlalu gampang bikin aturan (dalam kasus ini : menghalalkan kawin mutah) sebelum alloh menetapkan, apakah muhammad tidak bertanya kepada alloh sebelum menghalalkan kawin mutah? ataukah penghalalan kawin mutah saat itu juga berasal dari alloh atau cuma dari muhammad?
1. ketika muhammad menghalalkan kawin mutah, apakah ini beneran dari alloh atau murni dari muhammad?
2. ketika muhammad mengharamkan kawin mutah (katanya perintah dari alloh), apakah ini beneran dari alloh atau (sekali lagi) dari muhammad?
muhammad suka gonta ganti perintah >>> apakah orang semacam ini bisa dipercaya congor-nya?
Perhatikan..
Rasulullah memang tidak langsung melarang pernikahan Mut'ah pada awal2 dakwah beliau seperti halnya tidak langsung melarang haramnya Miras, judi, dsb.
Seiring berjalannya waktu, Mu'tah akhirnya dilarang beliau.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
iya gw tau, kasus miras dan kawin mutah adalah bukti muhammad (ataukah alloh?) gak tegas alias plin plan
atau bisa juga dipahami bahwa perubahan halal menjadi haram (untuk sementara dihalalkan) adalah demi memuaskan nafsu pengikut2nya muhammad agar gak membelot, karena ketika waktu itu pengikut muhammad cuma sedikit.
Pertanyaan nih :
adakah nabi2 (sebelum muhammad tentunya) yg menghalalkan sesuatu yg dosa kemudian mengharamkan (mungkin dengan tambahan "label" alloh agar lebih terlihat legal) ???
atau bisa juga dipahami bahwa perubahan halal menjadi haram (untuk sementara dihalalkan) adalah demi memuaskan nafsu pengikut2nya muhammad agar gak membelot, karena ketika waktu itu pengikut muhammad cuma sedikit.
Pertanyaan nih :
adakah nabi2 (sebelum muhammad tentunya) yg menghalalkan sesuatu yg dosa kemudian mengharamkan (mungkin dengan tambahan "label" alloh agar lebih terlihat legal) ???
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
@atas
Bukan Nabi lain yang kita bahas kan?
Bukan Nabi lain yang kita bahas kan?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
sejak awal universe diciptakan, atau bahkan sebelum itu, apakah muhammad (atau alloh) gak tau keburukan miras dan kawin mutah? koq bisa2nya miras dan kawin mutah dihalalkan walau untuk sementara?
jelas sekali terlihat bahwa penghalalan miras dan kawin mutah (walau untuk sementara) adalah untuk "membujuk" pengikut2 muhammad yg masih sedikit itu agar gak membelot >>> terlihat sekali liciknya akal bulus si muhammad.
jelas sekali terlihat bahwa penghalalan miras dan kawin mutah (walau untuk sementara) adalah untuk "membujuk" pengikut2 muhammad yg masih sedikit itu agar gak membelot >>> terlihat sekali liciknya akal bulus si muhammad.
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Sejak awal orang tua sudah tahu kalau mencuri itu buruk.Majesty wrote:sejak awal universe diciptakan, atau bahkan sebelum itu, apakah muhammad (atau alloh) gak tau keburukan miras dan kawin mutah? koq bisa2nya miras dan kawin mutah dihalalkan walau untuk sementara?
jelas sekali terlihat bahwa penghalalan miras dan kawin mutah (walau untuk sementara) adalah untuk "membujuk" pengikut2 muhammad yg masih sedikit itu agar gak membelot >>> terlihat sekali liciknya akal bulus si muhammad.
Tapi seandanya ada anak balita mencuri, apakah langsung dipenjara?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
@Bukan Nabi lain yang kita bahas kan?
hanya untuk crosscheck, apa bener ajaran dan kelakuan muhammad dan menyimpang dari apa yg sudah diajarkan oleh nabi2 atau muhammad cuma bawa ajaran yg suka2nya dia aja dgn sedikit2 "colek2" ajaran dari nabi2 dgn modifikasi seperlunya (agar terlihat nyambung) tapi plus ajaran suka2nya dia
hanya untuk crosscheck, apa bener ajaran dan kelakuan muhammad dan menyimpang dari apa yg sudah diajarkan oleh nabi2 atau muhammad cuma bawa ajaran yg suka2nya dia aja dgn sedikit2 "colek2" ajaran dari nabi2 dgn modifikasi seperlunya (agar terlihat nyambung) tapi plus ajaran suka2nya dia
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
sejak diberikannya perintah larangan mencuri, kan juga diberikan ajaran bahwa anak2 tidak bertanggungjawab atas dirinya sendiri, melainkan orangtuanya .. jadi, gak perlu perintah susulanEbisuSensei wrote:Sejak awal orang tua sudah tahu kalau mencuri itu buruk.Majesty wrote:sejak awal universe diciptakan, atau bahkan sebelum itu, apakah muhammad (atau alloh) gak tau keburukan miras dan kawin mutah? koq bisa2nya miras dan kawin mutah dihalalkan walau untuk sementara?
jelas sekali terlihat bahwa penghalalan miras dan kawin mutah (walau untuk sementara) adalah untuk "membujuk" pengikut2 muhammad yg masih sedikit itu agar gak membelot >>> terlihat sekali liciknya akal bulus si muhammad.
Tapi seandanya ada anak balita mencuri, apakah langsung dipenjara?
kalo muhammad ini aneh : udah jelas nabi2 melarang berzinah, koq tiba muhammad bikin perintah susulan yg menghalalkan kawin mutah walau akhrnya diharamkan kembali
ibaratnya penghalalan miras dan kawin mutah adalah pemutihan sementara agar pengikut muhammad yg baru secuil itu gak membelot gitu yaa?
lihatlah para nabi, walaupun belom ada pengikutnya, para nabi udah diperintahkan TUHAN untuk memberikan perintah dan larangan dgn jelas, gak ada yg namanya "perintah susulan" sbg revisi
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Masalahnya sumber keterangan cerita para Nabi memang kurang lengkap.Majesty wrote:@Bukan Nabi lain yang kita bahas kan?
hanya untuk crosscheck, apa bener ajaran dan kelakuan muhammad dan menyimpang dari apa yg sudah diajarkan oleh nabi2 atau muhammad cuma bawa ajaran yg suka2nya dia aja dgn sedikit2 "colek2" ajaran dari nabi2 dgn modifikasi seperlunya (agar terlihat nyambung) tapi plus ajaran suka2nya dia
Kecuali bagi umat Islam, yang dari Hadis.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
sejak diberikannya perintah larangan mencuri, kan juga diberikan ajaran bahwa anak2 tidak bertanggungjawab atas dirinya sendiri, melainkan orangtuanya .. jadi, gak perlu perintah susulan
Paham nggak sih, maksud pengajaran bertahap.
Kalau diajarkan semuanya sekaligus juga bisa, tapi sekali lagi terserah yang mengajarkan dong, mau bertahap atau sekaligus.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
contohnya nabi Musa, dari awal sudah diperintahkan TUHAN : katakan kepada orang2 Israel, BUANG SEMUA BERHALA, JANGAN LAGI MENYEMBAH BERHALA DAN JANGAN KAWIN CAMPUR DENGAN BANGSA PENYEMBAH BERHALA, MELAINKAN DATANGLAH KEPADA-KU. KUDUSLAH KAMU SEBAB AKU KUDUS.
keadaannya waktu itu banyak orang2 Israel (ketika masih berada di bawah penjajahan mesir) menyembah berhala2.
Menurut logikanya muhammad, agar Musa bisa diterima dan orang2 Israel mau mengikutinya, seharusnya Musa membolehkan mereka menyembah berhala untuk sementara atau kawin campur dengan bangsa penyembah berhala.
Tapi logika muhammad ini gak dijalankan Musa, walaupun awalnya Musa mendapat penolakan dari bangsa Israel, tapi Musa lebih mentaati perintah dari TUHAN daripada memuaskan keinginan manusia agar mudah mendapatkan pengikut.
Perintah TUHAN selalu tegas, gak ada excuse (walau untuk sementara) untuk melakukan apa yg dilarang TUHAN.
Sejak awal TUHAN udah melarang miras dan kawin mutah (zinah), bener gak? koq berani2nya muhammad bikin excuse (penghalalan untuk sementara) ???
keadaannya waktu itu banyak orang2 Israel (ketika masih berada di bawah penjajahan mesir) menyembah berhala2.
Menurut logikanya muhammad, agar Musa bisa diterima dan orang2 Israel mau mengikutinya, seharusnya Musa membolehkan mereka menyembah berhala untuk sementara atau kawin campur dengan bangsa penyembah berhala.
Tapi logika muhammad ini gak dijalankan Musa, walaupun awalnya Musa mendapat penolakan dari bangsa Israel, tapi Musa lebih mentaati perintah dari TUHAN daripada memuaskan keinginan manusia agar mudah mendapatkan pengikut.
Perintah TUHAN selalu tegas, gak ada excuse (walau untuk sementara) untuk melakukan apa yg dilarang TUHAN.
Sejak awal TUHAN udah melarang miras dan kawin mutah (zinah), bener gak? koq berani2nya muhammad bikin excuse (penghalalan untuk sementara) ???
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
@Paham nggak sih, maksud pengajaran bertahap
lembek amat si muhammad ini (plintat plintut)
KATAKAN JANGAN JIKA MEMANG JANGAN ... KATAKAN BOLEH JIKA MEMANG BOLEH
koq pake "bertahap" ketahuan sekali AJARAN MANUSIA
ajaran manusia emang perlu revisi
lembek amat si muhammad ini (plintat plintut)
KATAKAN JANGAN JIKA MEMANG JANGAN ... KATAKAN BOLEH JIKA MEMANG BOLEH
koq pake "bertahap" ketahuan sekali AJARAN MANUSIA
ajaran manusia emang perlu revisi
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
maksudmu : alloh memberikan perintah mengharamkan miras dan kawin mutah kepada muhammad tapi "suka2" muhammad untuk menghalalkan miras dan kawin mutah untuk sementara?EbisuSensei wrote:tapi sekali lagi terserah yang mengajarkan dong, mau bertahap atau sekaligus.
apakah perintah (atau larangan) dari alloh boleh di delay (ditunda) untuk sementara?
alloh : hey muhammad perintahkan umatmu untuk sholat
karena umumnya pengikut muhammad dari awal belom pernah sholat (maklum aja baru direkrut muhammad), maka muhammad menunda perintah sholat dari alloh agar umatnya gak shock (alasannya untuk adaptasi, secara bertahap dan sementara boleh gak sholat)
kalo perintah sholat bisa juga ditunda (delay) alias "bertahap" ?
Majesty- SERSAN MAYOR
-
Posts : 202
Location : Dwelling in the Loving Arms of my LORD
Join date : 30.11.12
Reputation : 3
Re: Syiah tidak menghalalkan Mut'ah, tapi MEMANG SEJAK AWAL HALAL
Silahkan tunjukkan bukti, kapan Nabi Muhammad SAW menghalalkan nikah mut'ah.Majesty wrote:
KATAKAN JANGAN JIKA MEMANG JANGAN ... KATAKAN BOLEH JIKA MEMANG BOLEH
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Halaman 1 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» memang seharusnya polisi tidak hanya tilang masyarakat yang tidak sesuai aturan tapi polisi juga harus berani tilang polisi yang tak sesuai aturan
» Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??)
» Syiah itu 'Islam' Gadungan, Halal untuk Disiksa dan Dibubarkan Majelisnya
» Tentang Bid’ah.... Sungguh tidak aneh, tidak lucu, tapi nyata!
» TUHAN Takkan Lagi Mengutuk Bumi karena Manusia (yang Sudah Jahat Sejak Kecil), setelah Disyarati Makanan Halal
» Awal mula perang abadi Sunni Syiah (??)
» Syiah itu 'Islam' Gadungan, Halal untuk Disiksa dan Dibubarkan Majelisnya
» Tentang Bid’ah.... Sungguh tidak aneh, tidak lucu, tapi nyata!
» TUHAN Takkan Lagi Mengutuk Bumi karena Manusia (yang Sudah Jahat Sejak Kecil), setelah Disyarati Makanan Halal
Halaman 1 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik