FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by abu hanan Wed Aug 01, 2012 11:31 am

http://international.okezone.com/read/2012/07/31/411/671345/myanmar-kami-tak-akui-rohingya-sebagai-warga


NAYPYIDAW - Pemerintah Myanmar menegaskan, warga Muslim Rohingya yang merupakan etnis minoritas, takkan mendapatkan kewarganegaraan Myanmar. Meski demikian, ribuan warga Rohingya sudah ada di Arakan ratusan tahun yang lalu.

"Mereka bukanlah bagian dari 130 etnis kami," ujar Menteri Urusan Perbatasan Myanmar Thein Htay, seperti dikutip DPA, Selasa (31/7/2012).

Sebelumnya Presiden Myanmar Thein Sein juga belum bisa menerima warga Rohingya sebagai warga negaranya. Thein Sein sempat menganjurkan deportasi untuk warga tidak bernegara itu.

"Sangatlah tidak mungkin untuk menerima warga Rohingya yang merupakan imigran gelap," ujar Thein Sein.

Ketika insiden konflik komunal terjadi di Arakan dan menewaskan 80 orang, Myanmar menangkap tiga orang petugas Badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR). Ketiga petugas UNHCR itu diduga terlibat dalam insiden kerusuhan.

Selama ini, Thein Sein pun menyarankan UNHCR agar menempatkan warga Rohingya di luar Myanmar atau membentuk kamp penampungan untuk mereka. Dan tepat ketika utusan PBB datang ke Myanmar, Pemerintah Myanmar menampik keras peristiwa pembantaian itu.

Pemerintah Myanmar juga mengklaim, kekerasan yang terjadi di Negara Bagian Arakan sudah terpolitisasi. Insiden itu tidak berkaitan dengan adanya diskriminasi keagamaan.

Sejak 1982 silam, Pemerintah Myanmar mulai melakukan klasifikasi etnis dan memandang 750 ribu warga Rohingya di Arakan sebagai warga Muslim etnis Benggala. Mereka pun disika dan didiskriminasikan.

Nama Rohingya diambil dari bahasa Arab, Rahma, yang berarti pengampunan. Menurut estimasi, sekira 30 ribu warga Rohingya hidup di kamp penampungan UNHCR yang ada di Bangladesh. Mereka lari dari negaranya ketika konflik antar-agama berlangsung.(AUL)
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty 4.000 Muslim Rohingya Dibantai, 8.000 Dilaporkan Hilang

Post by abu hanan Wed Aug 01, 2012 11:33 am

http://international.okezone.com/read/2012/07/31/411/671285/4-000-muslim-rohingya-dibantai-8-000-dilaporkan-hilang

YANGON - Pembantaian terhadap Muslim Rohingya sudah berlangsung sejak lama, tetapi belum diketahui jumlah pasti korban pembantaian tersebut. Tetapi seorang jurnalis Muslim Rohingnya mengatakan, sekira 4.000 warga Muslim Rohingya dilaporkan tewas dibantai.

Direktur Kalaban Press Network Tin Soe mengatakan, kekerasan yang menimpa etnis Rohingya terjadi karena provokasi dari warga Budha dan disertai dari laporan yang diatur oleh media. Soe mengklaim, laporan palsu dari kasus pemerkosaan dan pembunuhan perempuan Budha oleh tiga warga Muslim bulan lalu, diketahui sebagai sebuah rekayasa.

Hal ini pun memicu pembantaian yang meluas terhadap Muslim Rohingya. Tetapi, Soe menilai berita mengenai pemerkosaan dari perempuan Muslim, penyiksaan dan pembantaian dari Muslim Rohingya, hingga kini tidak mendapatkan perhatian besar dari media.

Menurut Soe, sebelum kedatangan pemantau HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), beberapa skenario sudah diatur oleh pemerintah. Mereka mengatur agar warga Budha di Rakhine, berlindung di kuil-kuil dan sekolah agar para pemantau PBB melihat mereka sebagai korban kekerasan komunal. Sementara pemukiman pengungsi Rohingya disebar dalam jarak jauh, agar pemantau PBB yakin pemukiman itu kosong.
 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga W5mHNUEUBw
Sejak laporan mengenai pembantaian itu mulai menarik perhatian media internasional, warga budha mulai mengintensifkan serangan mereka terhadap warga Muslim dan membantai 10 Muslim Rohingya. "Sejak 29 Mei, hampir 4.000 Muslim Rohingya dibantai dan nasib dari 8.000 lainnya tidak diketahui. Mereka pun dianggap hilang," ujar Tin Soe, seperti dikutip Today Zamman, Selasa (31/7/2012).

Kini kekhawatiran tertuju pada Muslim Rohingya yang hilang. Ada kabar bahwa mereka ditahan di penjara atau dikubur dalam kuburan massal. Tetapi Pemerintah Myanmar menolak menanggapi laporan dari Tin Soe.

Soe mengatakan, wilayah yang bisa dilanda masalah umumnya berada di wilayah Sungai Naf yang membelah Myanmar dan Bangladesh. "Kota Maundaw dan Bulhidaumg adalah beberapa kota dimana pembantaian sistematik terjadi," tutur Soe.

Bagi Soe solusi dari masalah ini adalah negosiasi antara Muslim Rohingya, etnis Rakhine dan Pemerintah Myanmar. Hingga kini ada sekira tiga juta warga Muslim Rohingya bermukim di Myanmar. Sementara 500 ribu lainnya, mengungsi di Bangladesh dan satu juta lainnya tersebat di beberapa negara.(faj)
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Thu May 28, 2015 9:14 pm

Saya dapat link ini

http://sejarah.kompasiana.com/2015/05/23/rohingya-sebuah-tinjauan-sejarah-konflik-yang-berkepanjangan-719132.html

Rohingya: Sebuah Tinjauan Sejarah Atas Konflik yang Berkepanjangan

------------------------------

diluar bias atau tidaknya uraian di link tersebut ...
netralnya >>> semua konflik di dunia ini ujung2nya karena masalah kekuasaan terkait sebidang tanah
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Thu May 28, 2015 10:01 pm

lanjut ....

karena masih penasaran dengan sejarah konflik ini ... saya search terus ... dan sampai pada link (hehehehehe)

http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/04/21/24089/sejarah-islam-arakan-kejahatan-budha-burma-pada-muslim-rohingya/#sthash.AWmrwg08.dpbs

Mohon maaf .... saya melihat link ini super duper bias .... terlalu banyak bumbu2 narsis yang menurut saya cuma berakhir jadi pembentukan opini ...

akhirnya tidak ada satupun makanan yang bisa saya telan karena isinya cuma bumbu

misalnya :

Penjajahan Buddha terhadap Negri Muslim Arakan

Pada tahun 1784 M, Arakan dijajah oleh Raja Buddha Burma (Budabay). Ia memasukkan Arakan ke wilayah Burma karena takut penyebaran Islam. Ia pun melakukan pengrusakan di muka bumi, di mana ia menghancurkan peninggalan sejarah Islm berupa masjid dan madrasah, membunuh ulama danpara da’i.

Orang-orang Buddha pun terus melakukan tekanan terhadap muslimin dan menjarah harta mereka. Mereka pun menghasut Buddha Almag untuk menekan muslimin selama 40 tahun. Tidak sampai disitu penderitaan muslimin, pada tahun 1824 M Inggris menjajah dan memasukkan Burma dalam pemerintahan Kolonial Inggris Hindia.

yang bold : really ?? ... lalu bagaimana dengan rohingnya-nya sendiri ?? apa yang mereka lakukan dalam konflik tersebut

catatan : bukan saya membela A atau B disini ... tapi akan lebih bagus bila kita tidak bias dalam menilai sebuah konflik .... konflik is konflik ... berlaku sama bagi kedua pihak

atau ini

Burma memiliki beragam etnis yang mencapai 140 suku. Di antara yang paling menonjol adalah suku Shan, Kashen, Karen, Shane, Kaya, Rakhine (Buddha Mag) dan muslimin yang dikenal dengan nama Rohingya. Mereka kelompok kedua setelah orang-orang Burma dan jumlah mereka mencapai 5 juta jiwa.


bold : tidak sepenuhnya tepat .... karena muslim di Myanmar tidak hanya Rohingya .... ada etnis muslim lain termasuk Kamein yang faktanya diakui status mereka sebagai warga negara oleh Myanmar

Lalu apa yang membedakan antara Rohingya dan Kamein ?? >> apakah karena agama atau karena etnis ??

Sekali lagi ... bukan saya membela A atau B ... saya cuma berharap kita tidak mudah mengkait2kan semua konflik harus dengan agama atau teologi

ada teman2 yang mengerti sejarah konflik ini ??

thanks much
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Fri May 29, 2015 2:38 pm

LOL .... ga bisa diem kalau ga dapet info "clear" nya .... penasaran, fudul, wal kepo abis

piss

dimulai dari video ini saja dulu ... apa yang membedakan antara Rohingya dan Kamein (Kaman)



sudah mulai clear nih sumber konflik-nya dimana


Terakhir diubah oleh dee-nee tanggal Sat May 30, 2015 1:38 pm, total 1 kali diubah
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Fri May 29, 2015 4:38 pm

Jadi begini ....

Kita mulai dulu dari wilayah TKP ... yaitu di Rakhine State

wiki wrote:Negara Bagian Rakhine (sebelumnya Arakan) adalah negara bagian yang terletak di pantai barat Myanmar. Negara bagian ini berbatasan dengan Negara Bagian Chin di utara, Region Magway, Region Bago, dan Region Ayeyarwady di timur, Teluk Benggala di barat, dan Divisi Chittagong di barat laut.

yang merah adalah wilayah Myanmar .... yang biru wilayah Bangladesh

------------------------------

Tentang Rohingya (saya bawa link kompasiana diatas ... plus beberapa link wiki)

kompasiana wrote:komunitas Muslim telah mendiami wilayah Arakan (nama kuno Rakhine) sejak masa pemerintahan seorang raja Buddhis bernama Narameikhla atau Min Saw Mun (1430–1434) di kerajaan Mrauk U. Setelah diasingkan selama 24 tahun di kesultanan Bengal, Narameikhla mendapatkan tahta di Arakan dengan bantuan dari Sultan Bengal saat itu. Kemudian ia membawa serta orang-orang Bengali untuk tinggal di Arakan dan membantu administrasi pemerintahannya; demikianlah komunitas Muslim pertama terbentuk di wilayah itu.

Saat itu kerajaan Mrauk U berstatus sebagai kerajaan bawahan dari kesultanan Bengal sehingga Raja Narameikhla menggunakan gelar dalam bahasa Arab termasuk dalam nama-nama pejabat istananya dan memakai koin Bengal yang bertuliskan aksara Arab Persia pada satu sisinya dan aksara Burma pada sisi lainnya sebagai mata uangnya.

Jadi intinya .... thn 1430–1434 ada raja Budha bernama Narameikhla atau Min Saw Mun mendirikan  kerajaan Mrauk U di Arakan ... yang berada di bawah Kesultanan Bengali. Min Saw Mun membawa orang2 bengali (muslim) ke wilayah Arakan ... dan jadilah yang bold merah diatas  

sebelum lanjut ... saya mau bawa info tentang Kesultanan Bengali dulu

wiki wrote:
http://en.wikipedia.org/wiki/Bengal_Sultanate

The Bengal Sultanate refers to an independent medieval Indo-Islamic state established in Bengal in 1342. Its realm and influence extended across modern-day Bangladesh, East India and West Burma. The sultanate was dominated by numerous dynasties of Turkic, Arab, Afghan, indigenous/Bengali and Abyssinian origin. It disintegrated at the end of the 16th-century and was absorbed into the pan-South Asian Mughal Empire and the Arakanese Kingdom of Mrauk U.

Kesultanan Bengali mengacu pada negara Indo-Islam abad pertengahan yang berdiri di wilayah Bengali tahun 1342. Wilayah dan pengaruh-nya berlanjut hingga jaman modern di wilayah Bangladesh, India Timur, dan Burma (Myanmar Barat). Kesultanan ini didominasi oleh berbagai dinasti dari Turki, Arab, Afghanistan, pribumi Bengali dan bangsa Abyssinian. Kesultanan ini hancur pada akhir abad ke-16 dan masuk ke dalam wilayah pan-South Asian Mughal Empire dan Arakanese Kingdom of Mrauk U.

ada tiga warna yang menarik buat saya ... siapa orang2 Abyssinian Bengali (merah) dan apa itu Kerajaan Mughal (biru) .... untuk yang hijau sudah dijelaskan sebelumnya

yang bold merah dulu >>> wiki bilang : Bengalis are an Indo-Aryan ethnic group native to the region of Bengali

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga 74553010

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Indo_a10

Semua warna adalah orang2 Indo-Aryan ... tapi khusus untuk Bengali adalah warna kuning

yang bold biru di post pone dulu ....

kompasiana wrote:Setelah berhasil melepaskan diri dari kesultanan Bengal, para raja keturunan Narameikhla tetap menggunakan gelar Arab tersebut dan menganggap diri mereka sebagai sultan serta berpakaian meniru sultan Mughal. Mereka tetap mempekerjakan orang-orang Muslim di istana dan walaupun beragama Buddha, berbagai kebiasaan Muslim dari Bengal tetap dipakai.

info ini ga begitu lengkap (ada info yang missed) ... karena menurut wiki

wiki wrote:Arakan's vassalage to Bengal was brief. After Sultan Jalaluddin Muhammad Shah's death in 1433, Narameikhla's successors invaded Bengal and occupied Ramu in 1437 and Chittagong in 1459. Arakan would hold Chittagong until 1666. Even after gaining independence from the Sultans of Bengal, the Arakanese kings continued the custom of maintaining Muslim titles

Perkembangan wilayah Arakan ke Bengali berjalan singkat. Setelah kematian Sultan Jalaluddin Muhammad Shah thn 1433, penerus Narameikhla (Min Saw Mun) menyerbu Bengali dan menduduki wilayah Ramu thn 1437 dan Chittagong thn 1459. Arakan terus mempertahankan wilayah Chittagong sampai thn 1666. Bahkan setelah mendapatkan kemerdekaan dari Sultan Bengali, raja-raja Arakan tetap meneruskan kebiasaan Muslim

lanjut ....

kompasiana wrote:Pada abad ke-17 populasi Muslim meningkat karena mereka dipekerjakan dalam berbagai bidang kehidupan, tidak hanya dalam pemerintahan saja. Suku Kamein, salah satu etnis Muslim di Rakhine yang diakui pemerintah Myanmar saat ini, adalah keturunan orang-orang Muslim yang bermigrasi ke Arakan pada masa ini.

bold : Suku Kaman berkaitan dengan yang biru diatas ... tentang Kerajaan Mughal

wiki wrote:http://en.wikipedia.org/wiki/Mughal_Empire
The Mughal Empire (Urdu: مغلیہ سلطنت‎‎, Mug̱ẖliyah Salṭanat),[6] self-designated as Gurkani (Persian: گورکانیان‎, Gūrkāniyān),[7] was a Persianate[8][9] empire extending over large parts of the Indian subcontinent and ruled by a dynasty of Mongol and Chagatai-Turkic origin.

Kerajaan Mughal diakui sebagai Gurkani (Persia: گورکانیان, Gūrkāniyān), adalah kerajaan Islam Persia yang memperluas wilayahnya di sebagian besar benua India dan berada dibawah dinasti yang berasal dari Mongol dan Chagatai-Turki.

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Mughal10
http://www.paradoxplace.com/Insights/Civilizations/Mughals/Mughals.htm#Shah_Jahan

wiki wrote:http://en.wikipedia.org/wiki/Mughal_tribe
The Mughals (Persian: مغول‎; Urdu: مغل‎‎; Arabic: مغول‎‎, also spelled Moghul or Mogul) are a number of culturally related clans of India, Pakistan and Bangladesh.[citation needed] In theory, the Mughals are descended from the various Central Asian Turko-Mongol[1] armies that settled in the region. The term Mughal (or Mughul in Persian) literally means Mongolian

Mughal (Persia: مغول; Urdu: مغل; Arab: مغول, juga dieja Moghul atau Mogul) adalah sejumlah klan yang terkait budaya India, Pakistan dan Bangladesh Dalam teori, orang2 Mughal adalah keturunan tentara2 Turko-Mongol di Asia Tengah yang menetap di wilayah tersebut. Istilah Mughal (atau Mughul dalam bahasa Persia) secara harfiah berarti Mongolia

wiki wrote:The Turco-Mongol (or Turko-Mongol) tradition was a cultural synthesis that arose during the early 1300s among the ruling elites of Mongol Empire successor states such as the Chagatai Khanate and Golden Horde. These elites adopted Turkic languages and local religions such as Islam and Buddhism, while retaining Mongol political and legal institutions.[1] Many later Central Asian states drew heavily on this tradition, including the Timurid dynasty, the Khanate of Kazan, the Nogai Khanate, the Crimean Khanate, and the Mughal Empire.

Tradisi Turki-Mongol (atau Turko-Mongol) adalah sintesis budaya yang muncul pada awal 1300-an di antara para elit yang berkuasa (dan penerusnya) di Kekaisaran Mongol seperti Chagatai Khanate dan Golden Horde. Para elit ini mengadopsi bahasa Turki dan agama lokal seperti Islam dan Budha, sementara tetap mempertahankan lembaga-lembaga politik dan hukum Mongol. Hingga akhirnya banyak negara di Asia Tengah yang condong pada tradisi ini, termasuk dinasti Timurid, Khanate Kazan, Nogai Khanate, Krimea Khanate, dan Kekaisaran Mughal.

wiki wrote:Suku Kaman

http://en.wikipedia.org/wiki/Kamein

In 1660, a Mughal prince, Shah Shuja, escaped to Arakan (now Rakhine State), after unsuccessfully failing to succeed the Mughal throne.[7][8] The prince, along with his family and followers, relocated to Mrohaung, with the understanding that the king of Arakan would shelter him and provide ships for the prince to undergo pilgrimages to Mecca.[1] His escape was followed by a wave of Muslim immigrants from the Mughal Empire to Arakan.[7]

Pada tahun 1660, seorang pangeran Mughal, Shah Shuja, melarikan diri ke Arakan (sekarang negara bagian Rakhine), setelah gagal menjatuhkan tahta Kerajaan Mughal. Pangeran, bersama dengan keluarganya dan para pengikutnya, pindah ke Mrohaung, karena tau raja Arakan akan melindungi dia dan menyediakan kapal bagi pangeran untuk menjalani ziarah ke Mekah. Pelariannya diikuti oleh gelombang imigran Muslim dari Kekaisaran Mughal ke Arakan.

The king of Arakan, Sanda Thudhamma, first warmly received the prince, but relations soon deteriorated.[7] The prince, along with 200 followers and local Muslims, decided to overthrow the king of Arakan, who had reneged on his earlier promises.[9] In February 1661, Shah Shuja and some members of his entourage were killed by Arakanese soldiers.[7] In 1663, Shah Suja's children, including daughters who were taken into the Arakanese king's harem, were also killed.[7] Shah Shuja's surviving soldiers were inducted into the Arakanese special palace guard, in a special archer's unit called Kaman (کمان, Persian "bow").[7][10]

Raja Arakan, Sanda Thudhamma, awalnya menerima pangeran dengan hangat, tapi hubungan segera memburuk. Pangeran, bersama dengan 200 pengikut dan umat Islam setempat, memutuskan untuk menggulingkan raja Arakan, yang telah mengingkari janji sebelumnya. Pada bulan Februari 1661, Shah Shuja dan beberapa anggota rombongannya dibunuh oleh tentara Arakan. Pada tahun 1663, anak Shah Suja, termasuk anak-anak perempuan yang dibawa ke raja Arakan sebagai harem, juga tewas. Prajurit Shah Shuja yang masih hidup kemudian dilantik sebagai pengawal khusus istana, yang didalamnya terdapat unit pemanah khusus disebut Kaman (کمان, Persia "busur").

These Kaman units, alongside Afghan mercenaries from Northern India, became influential in the political machinations of the Arakan kingdom, until 1710, when King Sanda Wizaya I was able to suppress their power and exiled most of the Kaman to Ramree Island (Yanbye Island).[7] The descendants of these Kaman units still live in Ramree and in villages near Akyab.[7]
There were 2,686 Kamans in Arakan in 1931.

Unit-unit Kaman ini, bersama tentara Afghanistan dari India Utara, menjadi sangat berpengaruh dalam intrik politik kerajaan Arakan, sampai dengan tahun 1710, ketika Raja Sanda Wizaya I mampu menekan kekuatan mereka dan mengasingkan sebagian besar (orang) Kaman ke Pulau Ramree (dekat wilayah Arakan). Keturunan unit Kaman ini masih tinggal di Ramree dan di desa-desa dekat Akyab.

Ada 2.686 Kamans di Arakan pada tahun 1931

underline : supaya tidak ada salah paham tentang "telah mengingkari janji" >>> ceritanya

wiki wrote:http://en.wikipedia.org/wiki/Shah_Shuja_%28Mughal_prince%29

Conspiracy of Arakan King

The final day on sea route took Shuja to Arakan where he was received by an envoy of Arakan king Sanda Thudhamma and escorted to a separate quarter for the Mughal prince. Niccolai Manucci wrote: "The date of flight (of Shuja from Dacca) was June 5, 1660 and arrived in Arakan on August 26, 1660."[7] Harvey noted that Shuja came to Arakan as Sanda Thudhamma promised to provide him some of his famous ships to take him to Mecca for pilgrimage. but He broke the promise. When Shuja arrived in Arakan with half a dozen camel loads of gold and jewelry, the temptation was too great for the Arakan king.

Konspirasi Arakan Raja

Hari terakhir perjalanan laut yang diambil Shah Shuja ke Arakan, ia diterima oleh utusan raja Arakan Sanda Thudhamma dengan pengawalan lengkap. Niccolai Manucci menulis: "Tanggal perjalanan (Shuja dari Dacca) adalah 5 Juni 1660 dan tiba di Arakan pada 26 Agustus 1660." [7] Harvey mencatat bahwa Shuja datang ke Arakan dimana Sanda Thudhamma berjanji memberikan beberapa kapal untuk membawanya ke Mekkah untuk berziarah. tapi dia (Sanda Thudhamma) melanggar janji. Ketika Shuja tiba di Arakan dengan setengah lusin unta membawa emas dan perhiasan, godaan itu terlalu besar untuk raja Arakan.


They ran amok, nearly succeeded in firing the royal palace of Sanda Thudhamma in December 1660, while many Mughals were massacred.[8] After escaping from the capital, in the jungles near Mrohaung, Arakan, it is said that Shuja was killed by pursuers dispatched by King Sandathudamma, 7 February 1661.[3] Shuja's three sons were captured on same day, and they werre beheaded with a blunt axe at Mrohaung, ca 25 July 1663, following an abortive rescue by the Subadar of Bengal.[3]

Mereka (kelompok Shah Shuja) marah dan hampir berhasil menyerang istana kerajaan Sanda Thudhamma pada bulan Desember 1660, sementara banyak Mughal dibantai. Setelah melarikan diri dari ibukota, di hutan dekat Mrohaung, Arakan, dikatakan bahwa Shuja dibunuh oleh pengejar yang dikirim oleh Raja Sandathudamma, 7 Februari 1661. Tiga anak Shuja ini ditangkap pada hari yang sama, dan mereka dipenggal dengan kapak tumpul di Mrohaung, ca 25 Juli 1663, menyusul penyelamatan yang gagal oleh Subadar dari Bengali.

Jadi urutannya :

1. Raja Budha bernama Narameikhla atau Min Saw Mun mendirikan  kerajaan Mrauk U di Arakan

kalau check wiki ... dia adalah raja (dari Kerajaan Launggyet) di wilayah utara Rakhine/Arakan thn 1406 .... lalu terjadi perang ... lalu dia dibuang ke Bengali ... dan balik lagi thn 1430 mendirikan kerajaan Mrauk U

2. Dari bengali dia membawa orang2 bengali ... jadilah kelompok bengali di Arakan
3. Kerajaan Mrauk U menyebar hingga menguasai wilayah Bengali yaitu Chittagong
4. Thn 1660 datanglah orang2 Kaman ke Arakan (seperti cerita diatas) ... yang bila dilihat dari etnisnya ada campuran Mongol-nya
5. Muslim Bengali dan Kaman ini kemudian bercampur di wilayah Arakan (Rakhine) ... yang pada akhirnya kini disebut Rakhine people (atau disebut Rohingya)
6. Sehingga logikanya ... Rohingya memang bukan nama etnis ... etnis mereka seharusnya disebut Bengali dan Kaman

7. Selanjutnya (nanti dibahas lagi) ...... Akibat beberapa konflik yang terjadi setelah kedatangan kolonialisme, berlanjut hingga berakhirnya PD II, pemerintahan Myanmar menolak etnis Bengali (yang mayoritas muslim) sebagai WNM (warga negara myanmar), tapi mereka mengakui Kaman sebagai WNM.
8. Dalam pembelaannya, orang2 dari etnis Bengali mengatakan bahwa "kami adalah Rakhine people, kami adalah rohingya" ... hingga kini mereka dikenal sebagai orang2 Rohingya  
9. Jadi ... bila disebut "pemerintah Myanmar tidak mengakui rohingya sebagai WNM" >>> dalam hal ini Myanmar pun bahkan tidak mengakui mereka sebagai Rohingya (Rakhine people) ....

Ibaratnya : pemerintah Indonesia bahkan tidak mengakui saya sebagai orang Jakarta ... jangankan WNI ... sebagai orang Jakarta pun tidak diakui (dan jakarta jelas bukan nama etnis)

10. Artinya bila rohingya (Rakhine people) yang dimaksud adalah etnis Kaman >>>  myanmar mengakui mereka sebagai warga negara .... tapi bila rohingya yang dimaksud adalah etnis Bengali >>> myanmar tidak mengakui mereka sebagai warga negara

Memang untuk jaman sekarang sudah terlalu sulit untuk membedakan muslim Kaman vs muslim Bengali di Arakan .... tapi tulisan diatas cuma sebagai background (behind the scene) masuknya populasi muslim di Myanmar ... dan penjelasan tentang term "rohingya"

sampai disini dulu ... cape


Terakhir diubah oleh dee-nee tanggal Sun May 31, 2015 11:59 am, total 3 kali diubah (Reason for editing : banyak yang diedit)
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Sun May 31, 2015 2:10 pm

lanjut ....

kompasiana wrote:Namun kerukunan dan keharmonisan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1785 kerajaan Burma dari selatan menyerang dan menguasai Arakan; mereka menerapkan politik diskriminasi dengan mengusir dan mengeksekusi orang-orang Muslim Arakan.

Pada tahun 1799 sebanyak 35.000 orang Arakan mengungsi ke wilayah Chittagong di Bengal yang saat itu dikuasai Inggris untuk mencari perlindungan. Orang-orang Arakan tersebut menyebut diri mereka sebagai Rooinga (penduduk asli Arakan), yang kemudian dieja menjadi Rohingya saat ini. Selain itu, pemerintah kerajaan Burma saat itu juga memindahkan sejumlah besar penduduk Arakan ke daerah Burma tengah sehingga membuat populasi wilayah Arakan sangat sedikit ketika Inggris menguasainya.

wiki wrote:Following the Konbaung Dynasty's conquest of Arakan in 1785, as many as 35,000 Rakhine people fled to the neighbouring Chittagong region of British Bengal in 1799 to escape persecution by the Bamar and to seek protection from the British Raj. The Bamar executed thousands of Rakhine men and deported a considerable portion of the Rakhine population to central Burma, leaving Arakan as a scarcely populated area by the time the British occupied it.

Setelah penaklukan Dinasti Konbaung ke Arakan pada tahun 1785, tahun 1799 sebanyak 35.000 orang Rakhine mengungsi ke wilayah tetangga Chittagong yang dikuasai oleh pemerintahan Bengali Inggris untuk menghindari penganiayaan oleh Bamar dan mencari perlindungan dari British Raj. The Bamar mengeksekusi ribuan laki-laki Rakhine dan mendeportasi sebagian besar dari penduduk Rakhine ke Burma Tengah, meninggalkan Arakan menjadi daerah hampir tanpa penghuni pada saat Inggris menduduki wilayah tersebut.

sedikit tentang Konbaung Dynasty

wiki wrote:The Konbaung Dynasty, was the last dynasty that ruled Burma (Myanmar), from 1752 to 1885. It created the second-largest empire in Burmese history and continued the administrative reforms begun by the Toungoo dynasty, laying the foundations of the modern state of Burma. The reforms, however, proved insufficient to stem the advance of the British, who defeated the Burmese in all three Anglo-Burmese wars over a six-decade span (1824–1885) and ended the millennium-old Burmese monarchy in 1885.

Dinasti Konbaung adalah dinasti terakhir yang memerintah Burma (Myanmar), dari 1752 ke 1885. Merupakan kerajaan terbesar kedua dalam sejarah Burma dan merupakan kelanjutan reformasi administrasi yang dilakukan oleh dinasti Toungoo, dengan meletakkan dasar-dasar negara modern Burma. Reformasi, bagaimanapun juga, terbukti tidak cukup untuk membendung kedatangan Inggris, yang berhasil mengalahkan Burma di seluruh tiga perang Anglo-Burma selama rentang waktu enam dekade (1824-1885) dan mengakhiri monarki berabad2 di Burma pada 1885.

An expansionist dynasty, the Konbaung kings waged campaigns against Manipur, Arakan, Assam, the Mon kingdom of Pegu and the Siamese kingdom of Ayutthaya, thus establishing the Third Burmese Empire. Subject to later wars and treaties with the British, the modern state of Burma can trace its current borders to these events.

Dalam ekspansi-nya, dinasti raja-raja Konbaung melancarkan kampanye melawan (kerajaan2) di Manipur, Arakan, Assam, kerajaan Pegu Mon, dan kerajaan Siam Ayutthaya, sehingga membentuk Kekaisaran Burma Ketiga. Mereka kalah pada perang selanjutnya dan tunduk pada perjanjian dengan Inggris. Garis perbatasan negara modern Burma sekarang bisa dilacak melalui peristiwa ini.

Throughout Konbaung Dynasty, the capital was relocated several times for religious, political, and strategic reasons

Sepanjang pemerintahan Dinasti Konbaung, ibukota dipindahkan beberapa kali untuk alasan agama, politik, dan alasan strategis lainnya

Dinasti Konbaung dikuasai oleh etnis pribumi Burma (Bamar people) yang menurut wiki adalah mereka2 yang sudah bercampur dengan orang2 Tibet dan Yunan. Orang2 Bamar adalah etnis mayoritas di Myanmar hingga sekarang. Orang2 Rakhine yang meskipun secara budaya berbeda dengan Bamar, tetapi secara etnis berkaitan dengan Bamar dan berbicara dengan dialek Burma

wiki wrote:The Bamar are of Southeast Asian descent and speak a Sino-Tibetan language (related to Tibetan and more distantly to Chinese). They migrated from the present day Yunnan in China into the Irrawaddy River valley in Upper Burma about 1200–1500 years ago.[citation needed] Over the last millennium, they have largely replaced/absorbed the Austroasiatic-speaking Mon and the Sino-Tibetan-speaking people of the Pyu city-states, ethnic groups that formerly dominated the region

Orang Bamar adalah keturunan orang2 di Asia Tenggara dan berbicara dengan bahasa Sino-Tibet (terkait dengan Tibet dan yang lebih jauh lagi ke Cina). Mereka bermigrasi dari wilayah yang sekarang disebut Yunnan di China ke lembah Sungai Irrawaddy di Burma sekitar 1200-1500 tahun yang lalu. Selama milenium terakhir, mereka dipengaruhi bahasa Mon Austroasiatik dan orang-orang berbahasa Sino-Tibetan dari negara-kota Pyu, kelompok etnis yang sebelumnya mendominasi daerah tersebut

Info tentang Dinasti Konbaung ini sebagai info tambahan sejarah.

Kenapa saya merasa perlu membawa ini. Supaya tidak ada lagi pendapat bias bahwa penyerangan Dinasti Konbaung seolah2 HANYA fokus pada pembantaian Budha kepada Islam (berlanjut pada sentimen2 agama) seperti yang ditulis link voa-islam atau link2 "bumbu" sejenisnya.

Karena faktanya ... dinasti inipun menyerang wilayah2 non penduduk muslim, bahkan termasuk perang melawan Kerajaan Siam (Thailand) yang kita juga tau apa agama mayoritas di Thailand

misalnya saya bawa lagi link voa-islam

voa-islam wrote:Penjajahan Buddha terhadap Negri Muslim Arakan

Pada tahun 1784 M, Arakan dijajah oleh Raja Buddha Burma (Budabay). Ia memasukkan Arakan ke wilayah Burma karena takut penyebaran Islam. Ia pun melakukan pengrusakan di muka bumi, di mana ia menghancurkan peninggalan sejarah Islm berupa masjid dan madrasah, membunuh ulama danpara da’i.

merah : Pada masa itu adalah jaman Imperialisme ... ga ada urusannya dengan ketakutan penyebaran Islam ... karena di sekitar wilayah itupun sudah ada kerajaan2 Islam yang sangat kuat (Mughal dan Bengali misalnya) sebelum ada populasi muslim di wilayah Arakan itu sendiri.

Lagipula, Arakan TIDAK dikuasai oleh kerajaan Islam tetapi oleh kerajaan Budha (kerajaan Mrauk U). Penduduk-nya yang (mungkin) mayoritas Islam BUKAN BERARTI wilayah itu dikuasai oleh Kerajaan Islam, karena faktanya semua raja di Arakan beragama Budha - hanya saja banyak raja2 Arakan ini yang mengadopsi sistem budaya, kehidupan, dan kebiasaan Muslim. Jadi terlalu mengada2 bila disebut Raja Buddha Burma memasukkan Arakan ke wilayah Burma.

Maksud saya disini .... kita harus fair ketika melihat sejarah ... perang is perang ... jelas ada pengrusakan yang terjadi .... apalagi bila terjadi di jaman Imperialisme dimana masing2 kerajaan terus berusaha  memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruh mereka dibidang pol-sos-bud (termasuk agama).

Di wilayah Nusantara pun juga terjadi pengrusakan candi2 dan patung Budha atau Hindu ketika terjadi perang antara Kerajaan Islam dan Kerajaan non-Islam >>> apakah ini juga bukan melakukan pengrusakan di muka bumi ?? (kan balik2nya tergantung teologi dari masing2 pemenang perang)

Bahwa terjadi perbudakan kepada muslim dibawah Dinasti Konbaung (yang Budha) ... ya hal tersebut memang terjadi ... tapi dibawah kerajaan Mrauk U .... toh nyatanya raja Budha di kerajaan itu tidak melakukan diskriminasi apapun pada muslim.

Jadi tertalu bias kalau hanya meng-highlight Raja Budha membantai muslim (tanpa melihat sudut pandang yang lebih luas) ... lalu berlanjut dengan kalimat2 seperti "Orang-orang Buddha pun terus melakukan tekanan terhadap muslimin dan menjarah harta mereka"  

>>> maaf ... saya melihat kalimat2 seperti ini ga ada bedanya dengan cara2 Islam-haters ketika mengkritisi perang Islam (sama2 bias, berat sebelah, dan hanya meng-highlight peristiwa2 tertentu sesuai keinginan mereka untuk membentuk opini)  

---------------------------------

back to Rohingya ....

kompasiana wrote:Pada tahun 1826 wilayah Arakan diduduki oleh pemerintah kolonial Inggris setelah perang Inggris-Burma I (1824-1826). Pemerintah Inggris menerapkan kebijakan memindahkan para petani dari wilayah yang berdekatan ke Arakan yang saat itu sudah ditinggalkan, termasuk orang-orang Rohingya yang sebelumnya mengungsi dan orang-orang Bengali asli dari Chittagong. Saat itu wilayah Arakan dimasukkan dalam daerah administrasi Bengal sehingga tidak ada batas internasional antara keduanya dan migrasi penduduk di kedua wilayah itu terjadi dengan mudah

Jadi setelah penaklukan Dinasti Konbaung ke Arakan, lebih dari 35.000 orang Rakhine mengungsi ke wilayah Chittagong yang dikuasai oleh pemerintahan Bengali Inggris. Dimana wilayah Chittagong adalah wilayah mayoritas etnis bengali

Saya hanya membayangkan ... di wilayah Arakan pada masa itu bisa dikatakan at least terdapat 3 etnis yang bercampur, yaitu etnis Bamar (Tibet dan Yunan - seperti penduduk Asia Tenggara), etnis Bengali (Indo Aryan - seperti penduduk Asia Selatan), etnis Kaman (Persia-Mongol - seperti penduduk Asia Tengah) >>> etnis Bengali dan Kaman adalah muslim, sementara etnis Bamar adalah budha.

maaf salah info ... hehehehehehe

Saya hanya membayangkan .... di wilayah Arakan pada masa itu bisa dikatakan at least terdapat 3 etnis yang bercampur, yaitu etnis Marma (Indo Aryan - seperti penduduk Asia Selatan), etnis Bengali (Indo Aryan - seperti penduduk Asia Selatan), etnis Kaman (Persia-Mongol - seperti penduduk Asia Tengah) >>> etnis Bengali dan Kaman adalah muslim, sementara etnis Marma adalah budha.

tentang yang bold ... etnis Marma:

wiki wrote:
http://en.wikipedia.org/wiki/Marma_people

Marma is the second largest ethnic community in Chittagong Hill Tracts (CHT). They live in the three hill districts of Bandarban, Khagrachari and Rangamati. Some are live in the coastal districts of Cox's Bazar and Patuakhali. They are sometimes referred as Mogh/Magh and were known by that term for centuries until the late 1940s. Marma Peoples are over 210,000 Population just within Bangladesh. In the 16th century the Kingdom of Bohmong and Mong was established by themselves in the Bengal. Since then, Chittagong Hill Tracts (CHT) is their home.

Marma adalah komunitas etnis terbesar kedua di Bukit Chittagong (CHT). Mereka tinggal di tiga kabupaten wilayah bukit (pegunungan) di Bandarban, Khagrachari dan Rangamati. Beberapa hidup di kabupaten wilayah pesisir (pantai/pelabuhan) Cox Bazar dan Patuakhali. Mereka kadang-kadang disebut sebagai Mogh / Magh dan dikenal dengan istilah ini selama berabad-abad sampai akhir 1940-an. Masyarakat Marma berjumlah lebih 210.000 penduduk hanya di wilayah Bangladesh. Pada abad ke-16 Kerajaan Bohmong dan Mong berdiri di Bengal. Sejak itu, Chittagong Hill Tracts (CHT) adalah rumah mereka.

wiki wrote:There are two opinions holding on the lineage of Marma. Historically Marma is descendants of Arakanese while Bohmang family claimed the linage of Mon of Burmese. However the records of East India Company and others provide that Marmas migrated from Arakan kingdom of Burma to the Chittagong of Bangladesh in two phases of migrations during 14th to 17th centuries in the golden period of Mrauk U. In the first phase during the Mrauk U period Arakanese kingdom was expanded to even some parts of Chittagong and Dhaka. Secondly, they fled to Chittagong and settled down as the Arakanese kingdom was conquered and tortured by the Burmese king Bodawpaya. The Bohmang family might be descendant of Mon of Pegu but not the Marma or Magh.

Ada dua pendapat terkait garis keturunan Marma. Secara historis Marma adalah keturunan dari Arakan sementara keluarga Bohmang mengklaim Marma berasal dari garis Mon dari Burma. Namun menurut catatan East India Company dan lain-lain, disebutkan bahwa etnis marma bermigrasi dari Kerajaan Arakan Burma ke Chittagong Bangladesh dalam dua tahap migrasi dari abad 14 sampai abad ke-17 pada periode keemasan Mrauk U. Pada tahap pertama selama periode Mrauk U kerajaan Arakan diperluas bahkan ke beberapa bagian dari Chittagong dan Dhaka. Kedua, mereka melarikan diri ke Chittagong dan menetap disana karena kerajaan Arakan ditaklukkan dan dihancurkan oleh raja Burma Bodawpaya. Keluarga Bohmang mungkin keturunan Mon dari Pegu tapi tidak Marma atau Magh.

Jadi dapat disimpulkan. Pada masa kerajaan Mrauk U :
1. karena baiknya hubungan antara kerajaan ini dengan kesultanan Bengali,
2. juga dengan adanya percampuran budaya, kehidupan, dsb antara Islam dan budha
3. ditambah tidak adanya batasan antara wilayah Arakan dan Chittagong di Bangladesh
4. juga karena wilayah Chittagong Bangladesh masuk dalam wilayah kerajaan Arakan

Penduduk yang hidup di wilayah Bengali dan Arakan (Rakhine) pada dasarnya berasal dari etnis yang sama, bahkan sebelum kerajaan Mrauk U berdiri. Penduduk asli yang beragama Budha di Arakan pun pada dasarnya berasal dari wilayah yang sama dengan orang2 bengali (muslim) yang dibawa raja Mrauk U ke Arakan. Tentu saja penduduk di Arakan dan Chittagong di Bangladesh juga bercampur2 dengan etnis lain seperti yunnan, tibet, mongol, dsb. Tapi secara etnis, orang2 Raknine pada dasarnya ber-etnis mayoritas bengali "campuran" (Budha maupun Islam) ... dan khusus untuk populasi muslim, wilayah itu ditambah etnis minoritas Kaman (dari keturunan kerajaan Mughal - Mongol Persia).  

lanjut ....

Diskriminasi yang dilakukan Dinasti Konbaung sepertinya juga berkaitan dengan urusan pribumi vs pendatang. Karena ketika muslim bengali masuk ke wilayah Arakan, tentu wilayah itu bukan tanah kosong dilihat dari sejarah raja Narameikhla atau Min Saw Mun yang sebelumnya sudah tinggal di wilayah itu (sebelum dia pindah dari Kesultanan Bengali) ... simplenya Narameikhla mungkin termasuk dalam etnis Bamar (atau etnis pribumi lainya) yang memang sudah ada di wilayah Arakan sebelumnya.

Diskriminasi yang dilakukan Dinasti Konbaung sepertinya juga berkaitan dengan masalah etnis (anggap saja seperti Kerajaan Majapahit (jawa timur) yang menyerang atau menaklukkan kerajaan non-jawa lainnya - walaupun tidak/belum ditemukan bukti sejarah majapahit tidak melakukan diskriminasi).

Karena ketika muslim bengali masuk ke wilayah Arakan, tentu wilayah itu bukan tanah kosong dilihat dari sejarah raja Narameikhla atau Min Saw Mun yang sebelumnya sudah tinggal di wilayah itu (sebelum dia pindah dari Kesultanan Bengali). Simplenya Narameikhla mungkin termasuk dalam etnis Marma yang memang sudah ada di wilayah Arakan sebelumnya, dan Marma juga merupakan turunan etnis bengali yang sudah bercampur dengan etnis lainnya (dari tibet, mongol, dsb)

Dibawah kerajaan Mrauk U, walaupun populasi muslim (bengali dan kaman) meningkat, masih ada hubungan yang baik antara pribumi dan "pendatang" (saya sebut "pendatang" hanya untuk membedakan siapa yang lebih dulu ada di wilayah itu). Tapi di bawah Dinasti Konbaung, hubungan seperti ini tidak terjadi, sehingga etnis bengali dan kaman pun mengungsi ke Chittagong

Dibawah kerajaan Mrauk U, populasi etnis bengali (muslim) meningkat karena memang mempunyai etnis yang sama dengan bengali (budha). Begitu juga puplasi etnis Kaman (muslim), karena hubungan yang baik antara dua agama dan dua kerajaan (Arakan dan Bengali). Tapi di bawah Dinasti Konbaung, hubungan seperti ini tidak terjadi, sehingga masyarakat Rakhine banyak mengungsi ke Chittagong (atau sebagian kecil ke wilayah Burma Tengah)

Kenapa Chittagong ?? >>> ya menurut saya (satu) karena wilayah itu dikuasai Inggris - artinya baik bengali dan kaman bisa minta perlindungan, (dua) karena wilayah itu adalah wilayah terdekat (bahkan sangat dekat) dengan wilayah Arakan.

Kenapa Chittagong ?? >>> ya menurut saya (satu) karena wilayah itu dikuasai Inggris - artinya penduduk Rakhine bisa minta perlindungan, (dua) karena wilayah itu adalah wilayah terdekat (bahkan sangat dekat) dengan wilayah Arakan, (tiga) karena wilayah Chittagong pada dasarnya masih termasuk wilayah kerajaan Arakan (jadi kasarnya mereka cuma pindah kota yang lebih aman - bukan pindah negara atau kerajaan)

lanjut ....


Terakhir diubah oleh dee-nee tanggal Mon Jun 01, 2015 1:29 pm, total 3 kali diubah (Reason for editing : ada yang saya strike)
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Fri Aug 26, 2016 7:07 pm

wah ... yang ini saya lupa nerusin

wakakakakakakaka

sudah keburu cape ... dan ga yakin juga apa ada yang tertarik bacanya

piss piss
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by abu hanan Thu Dec 01, 2016 3:42 pm

sumber daya alam di rohingya itu apa aja?anybody home?
abu hanan
abu hanan
GLOBAL MODERATOR
GLOBAL MODERATOR

Male
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Fri Dec 02, 2016 2:07 am

abu hanan wrote:sumber daya alam di rohingya itu apa aja?anybody home?

sda-nya banyak di kayu, batu giok, dan sumber mineral mbah
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by dee-nee Thu Dec 08, 2016 1:50 pm

Saya libur satu hari untuk bahas panggung lokal .... mari kita bahas rohingya sebentar ....

1. tentang latar belakang konflik .... simple-nya ada di thread ini Inilah Kronologis Lengkap Pemicu Tragedi Rohingya

2. mungkin tidak 100% benar seperti itu ... karena konflik sepertinya semakin "rumit" bercampur aduk dengan politik global itu sendiri .... silahkan baca beberapa refrensi lain tentang konflik ini

a. Rohingya: Siapa mereka?

b. Rohingya, Sebenarnya Bukan Konflik Agama

tapi .... diluar dari sejarah konflik ini .... yang sedang "booming" sekarang adalah orasi Najib Razak (PM Malaysia) tentang rohingya



ada yang ingin berspekulasi tentang orasi ini ??

kritik pada Najib datang dari pihak Myanmar dan dalam negri Malaysia itu sendiri .... misalnya : Ikut demonstrasi Rohingya, PM Malaysia Najib Razak dikecam

monggo ... saya tunggu spekulasinya .... kalau bingung contoh nya gimana ... misalnya seperti yang ditulis denny siregar

sepenggal tulisan denny wrote:Ini tentu mengingatkan saya akan situasi di Suriah waktu awal peperangan. Pada masa itu kelompok radikal menyerang pos-pos militer Suriah di perbatasan. Ketika militer membalas dengan melakukan operasi dan para penyerang itu akhirnya tewas, mereka melakukan propaganda dengan memajang foto-foto bahwa terjadi pembantaian oleh militer Suriah. Playing victim, istilah popularnya. Dan ini bisa juga terjadi pada negeri kita.

ini hanya contoh loh ya ....  


piss
dee-nee
dee-nee
LETNAN KOLONEL
LETNAN KOLONEL

Female
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182

Kembali Ke Atas Go down

 Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga Empty Re: Myanmar: Kami Tak Akui Rohingya sebagai Warga

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik