FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Cara Menentukan Awal Ramadhan

Halaman 4 dari 4 Previous  1, 2, 3, 4

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Empty Cara Menentukan Awal Ramadhan

Post by dade Fri Jul 13, 2012 8:49 am

First topic message reminder :

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Cara_Menentu_22671

Yang dimaksud pada Ayat 2/185 bukanlah melihat Bulan atau Hilalnya di ufuk barat waktu maghrib, tetapi mengetahui bulan penanggalan Ramadhan dan dapat membuktikan dengan perhitungannya, langsung menyatakan kepada masyarakat melalui berbagai media, lalu memulai ibadah puasa Ramadhan pada hari tanggal pertama dari bulan itu.

Hilal yaitu bulan baru atau Bulan sabit yang waktunya ditentukan ALLAH 12 kali dalam satu tahun, dinyatakan dalam Ayat 10/5 dan 9/36. Itulah yang harus dijadikan dasar penanggalan.

Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh 331˚ 15’, selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari sejauh 11˚ 12’. Jadi keliling 360˚ - 331˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12 bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.

Ramadhan adalah bulan kesembilan setiap tahun Qamariah. Selama siang hari pada bulan itu, lelaki dan perempuan diwajibkan berpuasa yaitu menekan kehendak perut dan kehendak syahwat disamping melakukan ketentuan hukum lainnya dalam Islam. Gunanya tidak lain agar manusia beroleh keinsyafan sejalan dengan tuntunan hidup dalam Alquran yang diturunkan dulunya juga pada bulan itu. Hal demikian menjadi salah satu unsur kenapa orang dianjurkan memakai penanggalan Lunar Year, termuat pada Ayat 9/36 dan 9/37, dan dilarang memakai penanggalan Solar Year yaitu pergantian musim yang dari abad ke abad selalu berkurang waktunya.

Secara umum, penanggalan Qamariah dapat diketahui berlangsung permanen di seluruh zaman atas perhitungan orbit Bulan keliling Bumi dengan kecepatan tanpa perubahan, dimulai dari waktu berlakunya sesuatu gerhana Surya total ataupun separuhnya. Untuk itu telah kita susun suatu kalender dimulai dari Tahun 1351 sampai dengan Tahun 1450. Itulah yang dimaksud ALLAH pada Ayat 2/185 “siapa yang membuktikan dari kamu bulan itu, hendaklak mempuasakannya,” dan sebelumnya hendaklah menyampaikan kepada masyarakat tentang ibadah itu. Jadi, bukanlah orang yang mengetahui awal bulan itu harus berpuasa sendiri sambil membiarkan orang lain saling bertanya atau menunggu terbitnya Hilal bulan Ramadhan secara nyata di angkasa. Sikap begini tidak tepat bagi orang-orang beriman yang hidup dalam masyarakat Islam termuat pada awal Ayat 2/185 itu sendiri.

Tetapi semenjak lama sudah menjadi tradisi pada sementara masyarakat Islam bahwa mereka memahami maksud Ayat Suci tadi dengan melihat Hilal Ramadhan di ufuk barat sewaktu Surya hendak atau sudah terbenam, bahkan ada yang membentuk badan dan jawatan resmi untuk keperluan itu dengan ongkos besar dan usaha susah payah. Mungkin mereka tidak memiliki bahan perhitungan cukup untuk suatu susunan kalender Qamariah jangka panjang, maka dalam hal ini wajarlah mereka memakai Rukyah atau melihat Hilal Bulan di ufuk barat. Dan memang pada Ayat 2/184 dinyatakan puasa itu pada hari-hari berbilang yaitu bukan selama jumlah hari yang tegas ditentukan. Semenjak zaman Nabi Muhammad pernah kejadian bahwa Ramadhan ada kalanya 30 hari dan ada kalanya 29 hari, sedangkan 11 bulan lainnya mempunyai jumlah hari yang tetap dari tahun ke tahun.

Sebaliknya mungkin pula mereka salah tanggap tentang beberapa istilah hingga juga menimbulkan salah terjemah dan salah pasang. Kalimat asli pada Ayat 2/185 diantaranya berbunyi “FAMAN SYAHIDA MINKUMUSY SYAHRA FAL YASHUMHU”, hingga mengandung ketentuan ilmiah tentang perhitungan penanggalan Qamariah, tetapi ada terjemahan Alquran di akhir abad 14 Hijriah memberikan arti lain, di bawah ini kita kutipkan dan membandingkan dengan terjemahan wajar:

Terjemahan keliru:

2/185. ………………………………………………
Barang siapa di antara kamu menjalani bulan itu hendaklah berpuasa selama itu…..

2/185. ……………………………………………
Barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
hendaklah dia berpuasa pada bulan itu.

Terjemahan wajar:

2/185. ... ................
Siapa yang membuktikan dari kamu bulan itu, hendaklah mempuasakannya.


Walaupun pada ketiga terjemahan itu terdapat perbedaan yang banyak, namun yang diperbincangkan di sini hanyalah mengenai terjemahan istilah SYAHIDA dan SYAHRA. Kedua macam istilah itu banyak ditemui dalam Alquran, SYAHIDA tercantum pada Ayat 2/185, 3/18, 3/86, 4/15, 6/19, 6/130, 6/150, 7/37, 12/26, 12/81, 21/61, 24/2, 24/8, 24/24, 27/32, 41/20, 43/19, 43/86, 46/10, 59/11, dan 65/2. Semuanya berarti “membuktikan” dan tidak satu juga yang diartikan dengan “menjalani” atau “hadir”. Bagaimana pula cara menterjemahkan dua kalimat syahadah jika SYAHIDA diartikan dengan itu hingga berupa “Aku menjalani (hadir) bahwa tiada Tuhan selain ALLAH.” Jadi SYAHIDA haruslah diartikan dengan MEMBUKTIKAN yaitu pengakuan ilmiah bahwa Tuhan hanya ALLAH dan Muhammad Rasul-NYA sekali pun tidak pernah melihatnya.

Sejauh ini kita belum sampai pada sasaran tentang sebab-musabab adanya masyarakat yang melihat Hilal Ramadhan agar besoknya mulai berpuasa wajib. Mungkin ada orang yang memahami Ayat 2/185 tadi dengan “Siapa yang melihat dari kamu Bulan itu hendaklah mempuasakannya.” Hal ini pun bersalahan dengan maksud Ayat Suci sebenarnya, karena yang dapat dilihat ialah MOON atau BULAN yang mengorbit di angkasa, dalam Alquran disebut dengan QAMAR, sedangkan yang tercantum pada Ayat 2/185 ialah istilah SYAHRA berarti “bulan” penanggalan yang tidak dapat dilihat dengan mata karena dia hanyalah nama dari sejumlah hari berkelompok jadi satu bagian dari duabelas bagian lainnya dalam setahun. Istilah SYAHRU dapat dibaca pada Ayat 2/185, 4/92, 9/36, 34/12, dan 46/15.

Jadi, yang dimaksud pada Ayat 2/185 bukanlah melihat Bulan atau Hilalnya di ufuk barat waktu maghrib, tetapi mengetahui bulan penanggalan Ramadhan dan dapat membuktikan dengan perhitungannya, langsung menyatakan kepada masyarakat melalui berbagai media, lalu memulai ibadah puasa Ramadhan pada hari tanggal pertama dari bulan itu.


Dalam tradisi ada disebut Nisfu Sya’ban, separuh Sya’ban” atau juga pertengahannya yaitu hari kelima belas Sya’ban bulan kedelapan, yang sesudah 15 hari kemudiannya pasti berlaku tanggal satu Ramadhan. Dalam susunan kalender yang berdasarkan orbit Bulan senantiasa Sya’ban memiliki 30 hari. Penanggalan Ramadhan saja yang mempunyai jumlah hari berbeda, 29 pada tahun biasa dan 30 pada tahun kabisat.

Dengan pengetahuan tradisional demikian, mungkin juga sudah berlaku semenjak zaman Nabi Muhammad, maka setengah orang ada yang sengaja keluar rumah sewaktu maghrib pada tanggal 15 Sya’ban untuk memperhatikan status Bulan yang tampak terbit di ufuk timur. Sekiranya Bulan terbit sebelum Surya terbenam di ufuk barat maka malam itu dan siang besoknya adalah tanggal 14 bulan itu. Tetapi ingatlah bahwa kejadian ini hanya wajar dan pernah jadi tradisi bagi penduduk daerah Torrid Zone atau di daerah panas sekitar Ekuator. Tetapi ketika terbukti bahwa Bulan tampak terbit di ufuk timur sesudah Surya selesai terbenam di barat, maka malam itu dan siang besoknya adalah tanggal 15 Sya’ban dan 16 malam kemudian tentulah malam tanggal 1 Ramadhan. Itulah Rukyah wajar dan logis jika orang tidak memiliki kalender Qamariah jangka panjang. Melihat atau Rukyah Bulan pada tanggal 15 Sya’ban wajar sekali dilaksanakan di semua tempat kediaman pada daerah Ekuator keliling Bumi untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan 16 hari berikutnya, dan dapat dilakukan masyarakat Islam setiap tahun pada Nisfu Sya’ban, mereka tidak memerlukan biaya juga pejabat resmi, dan tidak pula usaha susah payah seperti yang dibutuhkan bagi Rukyah Hilal Bulan pada awal bulan Ramadhan. Walaupun Rukyah Nisfu Sya’ban tidak sesungguhnya tepat seluruhnya menurut perhitungan kalender tetapi halnya lebih benar dibanding dengan Rukyah Hilal.

Kelemahan bagi pelaksana Rukyah Hilal antara lain ialah sebagai berikut:

1. Berbagai catatan memberikan data bahwa pada waktu permulaan bulan Qamariah atau setiap
tanggal pertamanya, posisi bulan Qamariah atau setiap tanggal pertamanya, posisi Bulan
selalu berdekatan dengan Surya. Jika waktu itu berlaku gerhana Surya, maka gerhana itu
berlangsung selama 6 jam, sementara Ijtimak atau gerhana penuh hanyalah selama 7 menit, dan
Bulan bergerak terus tampak di angkasa dalam 1 hari atau 24 jam sejauh 11º 12’ dari orbitnya
keliling Bumi.
Sekiranya ijtimak Bulan dan Surya berlaku hari Rabu pada jam antara 18.00 sampai 06.00
besoknya atau selama 12 jam malam itu menurut Standard Tme di Jawa, maka sesudah ijtimak
tersebut harus dicatat tanggal 1 bulan baru. Dan semisalnya hari itu awal Ramadhan, tentulah
wajib puasa harus terlaksana, tetapi Rukyah Hilal tidak kelihatan hingga penduduk-penduduk
Jawa tidak berpuasa pada hari Kamis tanggal 1 Ramadhan itu.

2. Sesuai dengan hukum alam yang berlaku bahwa daerah yang tepat ditantang Surya berudara panas
dan mungkin berdebu, karenanya angkasa barat sewaktu maghrib tampak berkabut yang
menghalangi pandangan untuk membuktikan adanya Hilal Bulan bagi penanggalan bulan baru.
Demikian pula untuk menentukan hari pertama bulan Ramadhan berdasarkan Rukyah Hilal yang
tentunya sangat tipis halus, setipis kertas kuning. Sia-sialah mereka yang benar-benar
hendak melihat Hilal tersebut untuk ibadah puasa Ramadhan besoknya.

3. Angkasa yang dekat sekali pada keliling bulatan Surya dinamakan orang dengan Corona yang
dalam Alquran disebut Zamharir pada Ayat 76/13, keduanya, baik bulatan Surya maupun Corona
itu menyilaukan mata kalau kebetulan dapat dilihat sewaktu cuaca baik. Jadi Hilal pada awal
malam tanggal pertama Ramadhan begitu pun bulan lainnya tentu saja tidak mungkin dilihat
karena wujudnya baru berupa garis melingkar setipis kertas, karena jauhnya, dan dia berada
dalam daerah Corona yang menyilaukan. Sekiranya orang masih dapat melihat Hilal itu, atau
mengatakan telah melihatnya, tentulah yang dilihat orang itu Hilal malam kedua dari Ramadhan
sejauh 12 derajat lebih dari Surya.

Dengan kelemahan atau tepatnya usaha yang tidak wajar itu, maka benarlah Alquran dengan ketentuan tercantum pada Ayat 2/185 bahwa siapa yang dengan perhitungannya mengenai penanggalan Qamariah dapat menentukan suatu hari adalah tanggal pertama bulan Ramadhan, lalu dia harus menyatakannya kepada masyarakat ramai dan berpuasa siang hari bersama-sama selama 29 atau 30 hari. Tentang ini berlakulah apa yang dimaksud ALLAH pada Ayat:


إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ
أُولَـئِكَ يَلعَنُهُمُ اللّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ

2/159. Bahwa orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang KAMI turunkan dari keterangan-keterangan
dan petunjuk sesudah apa-apa yang KAMI terangkan untuk manusia dalam kitab. Itulah yang
ALLAH kutuki mereka dan dikutuki oleh orang-orang yang mengutuk.



Buka juga Artikel di bawah (mengenai Kalender Qamariah Jangka Panjang ):

https://laskarislam.indonesianforum.net/t2858-kalender-islam-lebih-benar-dari-kalender-masehi
dade
dade
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 46
Posts : 207
Location : bEkAsi
Join date : 04.03.12
Reputation : 11

http://myquran.org

Kembali Ke Atas Go down


Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Empty Re: Cara Menentukan Awal Ramadhan

Post by SEGOROWEDI Tue Jul 07, 2015 1:58 pm

metode penentuannya aja beda
mestinya itu yang dibahas/disepakati metode mana yang dipilih
jadi tidak perlu setiap tahun sidang isbat
avatar
SEGOROWEDI
BRIGADIR JENDERAL
BRIGADIR JENDERAL

Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124

Kembali Ke Atas Go down

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Empty Re: Cara Menentukan Awal Ramadhan

Post by dade Fri May 27, 2016 4:21 pm

Menentukan 1 Ramadhan 1437H tahun ini,

Pada kotak 5 di atas tarik angka 37 (1437) kebawah, tarik kekiri Ramadhan di sebelah kanan, ketemu huruf C.
Pada kotak C di dapat tanggal 1 hari Selasa, artinya 1 Ramadhan 1437 jatuh hari Selasa 06 Juni 2016

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Hilal
dade
dade
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 46
Posts : 207
Location : bEkAsi
Join date : 04.03.12
Reputation : 11

http://myquran.org

Kembali Ke Atas Go down

Cara Menentukan Awal Ramadhan - Page 4 Empty Re: Cara Menentukan Awal Ramadhan

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Halaman 4 dari 4 Previous  1, 2, 3, 4

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik