mengapa harus beragama?

Sebenarnya agama yang diturunkan Allah ke muka bumi ini hanya satu saja. Permasalahannya ketika nabi yang membawa agama itu telah wafat, maka para pendusta agama mulai merubah ajaran itu sesuai dengan kentingannya. Bahkan hingga keasliannya 100 % hilang dan telah berganti menjadi paham-paham sesat yang terputus dengan apa yang pernah Tuhan turunkan.

Bila telah sampai pada kerusakan itu, maka Tuhan pun mengirim lagi rasul terbaru dengan membawa ajaran yang masih asli untuk membenahi dan memperbaiki apa yang telah dirusak manusia.

Sebagai contoh, ketika Nabi Musa as meninggal sebagai nabi dan rasul mengajarkan agama yang datang dari Allah, maka umatnya mulai membuat-buat penyimpangan dengan membuat berhala yang disembah, menghalalkan zina, pencurian, pembunuhan, riba dan seterusnya. Begitu juga ketika Nabi Isa diangkat oleh Allah, lalu umatnya membuat-buat sendiri penyimpangan sampai-sampai menjadikan Nabi Isa sebagai tuhan atau anak tuhan. Padahal ajaran itu tidak pernah disampaikan oleh para Nabi.

Apalagi dengan hilangnya kitab suci yang berisi ajaran asli agama itu dan sudah berganti dengan tulisan para pendeta dan rahib mereka. Sebagai bukti dari ketidak-aslian kitab suci itu adalah ada perbedaan besar dalam tulisan dan makna dari semua kitab suci agama-agama yang tersisa di dunia ini. Tidak ada lagi satu buah kitab suci pun yang masih tersisa dan terpelihara keasliannya di dunia ini kecuali hanya kitab suci terakhir yaitu Al-Quran.

Jadi agama lain adalah agama yang telah hilang kontak dengan Tuhannya karena firman-Nya saja sudah tidak ada lagi. Hal ini berpengaruh besar pada ajarannya yang sudah bisa dipastikan menyimpang jauh dari aslinya sesuai dengan selera para tokohnya dan kepentingan mereka sendiri. Karena itu wajar bila di dalam agama lain itu ada jutaan sekte dan aliran. Mengapa ? Ya jelas karena tidak ada lagi pedoman hidup dan sumber ajaran yang menyatukan mereka. Bisa dikatakan bahwa agama-agama itu bukanlah agama dalam pengertian yang sebenarnya.

Agama itu haruslah memiliki Tuhan, Nabi dan kitab suci yang jelas dan pasti. Tapi kalau kitab sucinya ditulis dan dikarang sendiri oleh tangan-tangan manusia, bukanlah kitab suci namanya dan otomatis agamanya pun bukan agama yang sebenarnya, tetapi agama buatan manusia. Agama seperti itu tidak lebih dari paham filsafat belaka yang lahir dari otak lemah manusia. Manusia merenung dan memutar otak untuk membuat agama lalu dianut oleh manusia yang lain ?!!.

Apakah anda rela beragama made in seorang pastor atau pendeta yang dia sendiri tidak pernah membaca firman Tuhan yang asli ?. Dengan demikian sebenarnya ketika menganut agama model itu anda tidak menyembah Tuhan tapi menyembah si pastor yang menjadi pabrik atau pengarang agama itu.

Fenomena inilah yang di dalam Al-Quran disebutkan bahwa para penganut agama lain itu telah menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai Tuhan selain Allah. Silahkan buka surat At-Taubah 31.

Mereka telah menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah dan juga mereka mempertuhankan Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Dia. Maha suci dia atas apa yang mereka persekutukan. QS. Al-Taubah : 31.

Jadi beragama bukan sekedar urusan manusia jadi baik belaka. Karena kalau Cuma itu tujuannya, kenapa tidak sekalian saja jadi komunis. Toh di negara komunis sana juga banyak orang baik. Dan sebaliknya di pusat-pusat agama di dunia banyak orang yang tidak baik. Lalu apakah sebaiknya agama-agama di dunia ini dihapus saja karena tidak menjamin melahirkan orang baik ???

Tentu saja tidak, karena seseorang menjadi baik atau tidak sama sekali tidak dijamin pada status agamanya secara formal. Karena menganut agama secara formal belaka tidak lain hanyalah sekedar sebuah identitas pada KTP seseorang. Justru kualitas pemahaman dan penerapan agama seseoranglah yang akan menentukan apakah dia seorang yang baik atau bukan. Wallahu A`lam Bish-Showab,