FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

membina lebih penting ketimbang membinasakan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

membina lebih penting ketimbang membinasakan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

membina lebih penting ketimbang membinasakan

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

membina lebih penting ketimbang membinasakan Empty membina lebih penting ketimbang membinasakan

Post by keroncong Tue Apr 03, 2012 1:00 pm

MENGAPA pembinaan lebih diberi prioritas daripada peperangan?

Dalam memberikan jawaban bagi pertanyaan di atas dapat kami
jelaskan beberapa hal berikut ini:

Pertama, sesungguhnya peperangan dalam Islam bukan sembarang
perang. Ia adalah peperangan dengan niat dan tujuan yang
sangat khusus. Ia adalah peperangan dalam membela agama Allah
SWT. Nabi saw pernah ditanya tentang seorang lelaki yang
berperang karena perasaan fanatik terhadap kaumnya, dan
seorang yang berperang agar dia dikatakan sebagai pemberani,
serta orang yang berperang untuk memperoleh barang pampasan,
manakah di antara mereka yang termasuk berperang di jalan
Allah? Nabi saw menjawab, "Barangsiapa berperang untuk
menegakkan kalimat Allah, maka dialah yang berada di jalan
Allah." 4

Sikap melepaskan diri dari berbagai dorongan duniawi tidak
dapat muncul dengan tiba-tiba, tetapi harus melalui pembinaan
yang cukup panjang, sehingga dia melakukan ajaran agamanya
hanya untuk Allah.

Kedua, sesungguhnya hasil perjuangan yang ingin dinikmati oleh
orang-orang Islam yang ikut berperang ialah kemenangan mereka
atas kekafiran. Kemenangan dan kekuasaan ini tidak akan
diberikan kecuali kepada orang-orang yang beriman dan
melaksanakan tugas serta kewajibannya. Mereka adalah
orang-orang yang disebutkan dalam firman Allah:

"...sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Yaitu) orang-orang yang
jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar..." (al-Hajj: 40-41)

"Dan Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang salih bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku..."
(an-Nur: 55)

Sesungguhnya orang-orang yang diberi kedudukan dan kemenangan
oleh Allah sebelum pembinaan mereka 'matang,' seringkali malah
melakukan berbagai kerusakan di muka bumi daripada melakukan
perbaikan.

Ketiga, menurut sunnatullah, kedudukan itu tidak akan dapat
terwujudkan, kecuali setelah orang yang berhak memperolehnya
lulus dari berbagai ujian Allah terhadap hati mereka, sehingga
dapat dibedakan antara orang yang buruk hatinya dan orang yang
baik hatinya. Itulah salah satu bentuk pendidikan praktis yang
dialami oleh para nabi dan orang-orang yang menganjurkan orang
lain untuk berpegang kepada ajaran Allah pada setiap zaman.
Imam Syafi'i pernah ditanya, "Manakah yang lebih utama bagi
orang mu'min, mendapatkan ujian atau mendapatkan kedudukan di
muka bumi ini?" Dia menjawab, "Apakah ada pemberian kedudukkan
sebelum terjadinya ujian? Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
memberikan kedudukan kepada Yusuf setelah dia mengalami ujian
dari Allah, sebagaimana yang difirmankan-Nya:

"Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di
negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana
saja dia kehendaki di bumi Mesir itu..." (Yusuf: 56)

Sesungguhnya kedudukan yang diperoleh dengan cara yang mudah
dan gampang dikhawatirkan akan mudah dihilangkan oleh orang
yang mendudukinya dan menyia-nyiakan hasilnya. Berbeda dengan
orang-orang yang berjuang dengan jiwa dan harta benda mereka
sendiri, sehingga mereka merasakan suka-duka, dan ujian yang
sangat berat hingga dia diberi kemenangan oleh Allah SWT.

Catatan kaki:

4 Diriwayatkan oleh Jama'ah (Ahmad dan penyusun al-Kutub
al-Sittah), dari Abu Musa, Shahih Jami' as-Shaghir (6417)
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik