Kisah Uang Seribu dan Seratus ribu
Halaman 1 dari 1 • Share
Kisah Uang Seribu dan Seratus ribu
Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang
sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama
dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama
kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama
bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan
setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu
kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya,
Ampyyyuunnnn......... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga
bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor,
lecet dan..... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari
PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada dapa denganmu?"
Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan
perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang
seribu berkata : "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar
dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih
dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang
sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke
kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan
darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik
seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci
tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong
tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu
makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat,
digulung-gulung, diremas-remas. ......"
Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih
sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan
pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku
disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku
pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya
harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah,
kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran
mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu
pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat
yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu.
Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "
Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :
"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat
yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya
senang dan bangga daripada kamu!" "Apa itu?" uang seratus ribu
penasaran.
"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di
mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu
aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat
kamu atau teman-teman kamu disana....."
Sebuah perenungan, semoga bermanfaat ... !
sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama
dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama
kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama
bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan
setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu
kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya,
Ampyyyuunnnn......... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga
bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor,
lecet dan..... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari
PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada dapa denganmu?"
Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan
perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang
seribu berkata : "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar
dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih
dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang
sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke
kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan
darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik
seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci
tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong
tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu
makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat,
digulung-gulung, diremas-remas. ......"
Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih
sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan
pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku
disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku
pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya
harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah,
kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran
mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu
pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat
yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu.
Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "
Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :
"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat
yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya
senang dan bangga daripada kamu!" "Apa itu?" uang seratus ribu
penasaran.
"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di
mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu
aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat
kamu atau teman-teman kamu disana....."
Sebuah perenungan, semoga bermanfaat ... !
islam pasti jaya- SERSAN MAYOR
-
Posts : 354
Kepercayaan : Islam
Join date : 16.01.12
Reputation : 16
Similar topics
» Kisah mistis jenazah Uje sangat mirip kisah syahidnya jenasah Amrozi cs.
» Kisah Keajaiban Wanita Soleha Bertemu Pria Pemerkosa - Kisah Inspiratif
» On The Spot - Kisah Kisah Sukses Setelah Putus Sekolah
» [VIDEO] 04 Oktober 2017 (Sai Bumi): POL PP BAGIKAN SERIBU E-KTP
» [info terkait kisah sukses] Kisah Sukses Budidaya Pepaya Calina Asal Rancabungur, Bogor
» Kisah Keajaiban Wanita Soleha Bertemu Pria Pemerkosa - Kisah Inspiratif
» On The Spot - Kisah Kisah Sukses Setelah Putus Sekolah
» [VIDEO] 04 Oktober 2017 (Sai Bumi): POL PP BAGIKAN SERIBU E-KTP
» [info terkait kisah sukses] Kisah Sukses Budidaya Pepaya Calina Asal Rancabungur, Bogor
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik