tafsir ayat jilbab

by **keroncong** Sun Feb 19, 2012 11:42 am

يقول الله تعالى آمرا رسوله صلى الله عليه وسلم تسليما أن يأمر النساء المؤمنات خاصة أزواجه وبناته لشرفهن بأن يدنين عليهن من جلابيبهن ----ليتميزن عن سمات نساء الجاهلية وسمات الإماء والجلباب هو الرداء فوق الخمار
Artinya: Jilbab adalah untuk membedakan antara yang disebut wanita jahiliyah dan yang disebut hamba perempuan dan jilbab adalah baju luar/mantel selain khimar.

قاله ابن مسعود وعبيدة وقتادة والحسن البصري وسعيد بن جبير وإبراهيم النخعي وعطاء الخراساني وغير واحد وهو بمنزلة الإزاراليوم --- قال الجوهري الجلباب الملحفة ) تفسير ابن كثير\ج 3\ ص 520-519)
Artinya: Ibn Mas’ud, Ubadah, Hasan Al-Bashri, Sa’id Ibn Jabir, Ibrahim An-Nakha’i, Atho’ Al-Khurasan dan selain mereka menyatakan bahwa jilbab adalah pakaian yang seperti pakaian luar yang luas seperti hari ini (pada masanya Ibn Mas’ud dkk yaitu semacam pakaian terusan–pent). Al-Jawahir menyatakan bahwa jilbab adalah milfahah (baju luar yang panjang menyapu sampai ketanah seperti gamis –pent) (Tafsir Ibn Katsier jilid 3\hal. 519-520).

Dalam Kamus Al-Munjid dikatakan bahwa makna Al-Jilbab dan Al-Jilibab adalah gamis (pakaian kurung luar yang luas) atau pakaian yang luas (Tsaub Al-Wasi’) (Lihat Qomus Al-Munjid hal. 93)

59 يأيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن--- جمع جلباب وهي الملاءة التي تشتمل بها (تفسير الجلالين\ج 1\ ص 560)
Artinya: Jalabibihinna adalah jama’ dari Jilbab dan jilbab adalah pakaian luar (Mala’ah) yang yang digunakan untuk menutupi dengannya (aurat para wanita -pent) (Tafsir Jalalain jilid 1\hal. 560).

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah menyatakan bahwa Jilbab adalah Mala’ah. Sedang Ibn Mas’ud dan ulama yang lain menyebutnya dengan rida’. Masyarakat secara umum menyebutnya dengan Izzar yaitu semacam baju kurung besar yang menutup kepala dan seluruh badan wanita.
Ubaidah dan ulama lain menyebutkan bahwa jilbab adalah pakaian yang menutup anggota tubuh mulai bagian atas kepala, sehingga hanya kedua matanya saja yang nampak. Ia sejenis niqob yaitu cadar ( Lihat kitab Hijab Al-Mar’ah wa Libasuha fi Ash-Sholah -- Bab Al-Libas fi Ash-Sholah -- pentahqiq Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani).

Imam Bukhori meriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata :
لقد كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي الفجر فيشهد معه نساء من المؤمنات متلفعات في بمروطهن ثم يرجعن إلى بيوتهن ما يعرفهن أحد
Artinya: “Sungguh Nabi SAW pernah melakukan sholat fajar, kemudian para wanita mukminat sholat bersamanya dengan berselimut dengan baju-baju mereka yang berbulu. Lalu mereka kembali ke rumah-rumah mereka, sedang tidak ada seorangpun yang mengetahui (identitas –pent) mereka” (HR. Imam Bukhori -- Bab fi Kam Tusholi Al-Mar’ah fi Ats-Tsiyab\No. 372).
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil pendapat Ibn Mundzir setelah menghikayatkan bahwa Jumhur ulama memandang wajibnya bagi kaum wanita untuk sholat dengan memakai dara’ dan Khimar, yang dimaksudkan agar badan dan wajahnya tertutup. Seandainya pakaian (yang mereka gunakan –pent) luas sehingga dapat menutupi kepalanya, maka kelebihannya (dari kain penutup –pent) adalah boleh. Dan apa yang kami riwayatkan dari Atho’, bahwa ia berkata :’Para wanita sholat dengan memakai dara’, khimar dan Izar. Dan dari Ibn Sirrin, ia menambahkan lafadznya dengan kata “dan Milfahah” ( Lihat Kitab Fath Al-Bari jilid I\Hal. 635 – Penerbit Dar Al-Kitab Al-Ilmiyah\Beirut—Libanon\Cetakan Pertama – 1989 M).

Dalam Kamus Al-Munjid disebutkan bahwa dara’a –- bagi wanita : memakaikan pakaian kepadanya (para wanita –pent) berupa dara’ (Albasuha Dara’) yaitu Gamis (baju luar yang panjang menyapu tanah –pent) ( (Lihat Al-Munjid Bab Dara’a\Hal. 209).

حدثني علي بن سهل قال ثنا الوليد بن مسلم قال ثنا أبو عمرو عن عطاء في قول الله ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها قال الكفان والوجه
حدثني ابن عبد الرحيم البرقي قال ثنا عمر بن أبي سلمة قال سئل الأوزاعي عن ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها قال الكفين والوجه (تفسير الطبري\ج 18\ ص 117- 125)
Artinya: Atho’ dan Al-Auza’i menjelaskan maksud dari perhiasan yang biasa nampak adalah wajah dan dua telapak tangan (yang tidak termasuk aurat wanita -pent) (Tafsir Thobari jilid 18\hal. 117-125).

Posisi Khimar :
قال تعالى يا أيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدنى أن يعرفن فلا يؤذين وقال في هذه الآية الكريمة وليضربن بخمرهن على جيوبهن والخمر جمع خمار وهو ما يخمر به أي يغطى به الرأس وهي التي يسميها الناس المقانع
Artinya: khimar adalah yang digunakan untuk menutupi kepala (wanita –pent) yang disebut oleh orang-orang sebagai Al-Muqona’ .

Batasan Khimar :
قال سعيد بن جبير وليضربن وليشددن بخمرهن على جيوبهن يعني على النحر والصدر فلا يرى منه شيء (تفسير ابن كثير\ج 3\ ص 520-519)
Artinya: Sa’id Ibn Jabir ra. agar mereka menurunkan khimarnya atas juyub mereka yaitu dibawah leher bagian bawah dan dada sehingga tidak terlihat sesuatu darinya (yaitu khimar dijulurkan sehingga menutupi sampai dibawah dada –pent) (Tafsir Ibn Katsier jilid 3\hal. 519-520).

Sehingga tidak ada satu dalilpun menurut penjelasan para Ulama diatas bahwa jilbab itu adalah sebatas kerudung yang menutupi kepala, sehingga mereka (para wanita) diperbolehkan memakai celana, dimana perintah Allah SWT untuk para wanita adalah para wanita yang sudah baligh wajib untuk memakai jilbab (baju kurung / pakaian terusan panjang menyentuh tanah) dan khimar (kerudung yang menutupi kepala dan dijulurkan sampai dibawah dada). Wallahu A’lam bi Showab